Dilema dan retorika dilanda wabah corona " bagian - I "
Penulis : Robiantinus Hermanto ( Editor Borneotribun )
" Kebijakan dan perjuangan tenaga medis "
Pemerintah pun terus memutar otak jeniusnya untuk menangkal penyebaran dengan membuat begitu banyak kebijakan sosial demi kesehatan penduduk diwilayahnya masing-masing seperti menyediakan Rumah sakit darurat, apd, sembako bagi masyarakat yang terdampak, tenaga medis, relawan, disinfektan dan masih banyak lagi upaya lainnya, terutama wilayah perbatasan luar negeri.
Para tenaga medis pun harus bekerja ekstra dengan mengemban tugas sebagai garda terdepan yang harus mempertaruhkan nyawanya sendiri dan kontak langsung dengan pasien yang diduga terinfeksi dan bahkan yang sudah didiagnosa positif pun masih ditangani hingga pasien bisa tersenyum dapat berkumpul kembali bersama keluarganya.
Dibalik perjuangan para pahlawan kesehatan tersebut masih saja dinilai salah dan diplintirkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab sebagai upaya memperkaya diri dan menguntungkan para pejabat.
Padahal, dalam kebijakan yang telah dibuat tersebut sudah cukup memperhatikan semua kalangan termasuk membagikan sembako kepada masyarakat tanpa tebang pilih.
Bukan hanya itu, ada juga segelintir orang yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan berlomba-lomba mencari simpatik dari masyarakat dengan dalih dermawan yang baik hati.
Parahnya, semua aksi sosial tersebut dimoderatori oleh oknum yang berkepentingan dan apalagi datangnya wabah mematikan yang menggemparkan masyarakat secara global di seluruh dunia ditengah gejolak akan bergulirnya rudal politik di_indonesia.
Hingga ditetapkannya status siaga darurat di_indonesia membuat presiden harus membuat berbagai kebijakan sosial berskala besar seperti dispensasi untuk pelanggan PLN yang bersubsidi serta memberi kebijakan dispensasi penundaan pembayaran angsuran kredit bagi masyarakat terdampak wabah covid-19.
" Dan semua itu belumlah cukup ".
Bersambung ke bagian II........