Berita Borneotribun.com: Stunting Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Stunting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stunting. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Agustus 2024

Prestasi Gemilang Kabupaten Sekadau dalam Menurunkan Angka Stunting: Raih Penghargaan Trophy Tribun Pontianak Awards 2024

Prestasi Gemilang Kabupaten Sekadau dalam Menurunkan Angka Stunting: Raih Penghargaan Trophy Tribun Pontianak Awards 2024
Prestasi Gemilang Kabupaten Sekadau dalam Menurunkan Angka Stunting: Raih Penghargaan Trophy Tribun Pontianak Awards 2024.
SEKADAU - Pemerintah Kabupaten Sekadau meraih prestasi gemilang dalam upaya menurunkan angka stunting. Berdasarkan data terbaru, Kabupaten Sekadau berhasil menekan angka stunting hingga 23,2 persen, menjadikannya daerah dengan penurunan angka stunting terbesar se-Indonesia. Pada tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Sekadau tercatat sebesar 35,5 persen. Namun, pada tahun 2023, angka tersebut turun drastis menjadi 12,2 persen.

Atas pencapaian luar biasa ini, Pemerintah Kabupaten Sekadau dianugerahi Trophy Tribun Pontianak Awards 2024. Penghargaan ini diterima oleh Pelaksana Tugas (Plt) Asisten 3 Pemda Sekadau, Drs. Sapto Utomo, M.Si, yang mewakili Pemerintah Kabupaten Sekadau. Trophy diserahkan langsung oleh General Manager (GM) Business Tribun Pontianak, Julia Lorrains, dalam acara Tribun Pontianak Awards 2024: Sinergi Majukan Kalbar yang berlangsung di The Q Hall Convention Center, Qubu Resort, Kamis (22/8/24).

Dalam sambutannya, Sapto Utomo menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Tribun Pontianak atas penghargaan yang diberikan. “Terima kasih kepada Tribun Pontianak. Semoga ini menjadi langkah awal bagi kemajuan Kabupaten Sekadau,” ujar Sapto Utomo dengan penuh harap.

Prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras Pemerintah Kabupaten Sekadau dalam mengatasi masalah stunting yang selama ini menjadi tantangan besar di Indonesia. Upaya yang dilakukan tidak hanya berdampak pada kesehatan anak-anak di Kabupaten Sekadau, tetapi juga menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia.

Dengan kerja keras dan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan angka stunting di Kabupaten Sekadau dapat terus ditekan, bahkan mendekati nol. Semoga prestasi ini memotivasi daerah-daerah lain untuk terus berinovasi dalam menangani masalah stunting di wilayah masing-masing.

Bagi kamu yang belum tahu, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Masalah ini sering terjadi akibat kurangnya asupan gizi yang cukup dan berbagai faktor lainnya. Upaya menekan angka stunting sangat penting untuk masa depan generasi muda yang lebih sehat dan cerdas.

Rabu, 07 Agustus 2024

Wakil Bupati Sekadau Hadiri Pelatihan Teknis Penurunan Stunting di Kabupaten Sekadau

Wakil Bupati Sekadau Hadiri Pelatihan Teknis Penurunan Stunting di Kabupaten Sekadau
 Bupati Sekadau, Subandrio, S.H., M.H., menghadiri pembukaan kegiatan Pelatihan Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan se-Kabupaten Sekadau.
SEKADAU - Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, S.H., M.H., menghadiri pembukaan kegiatan Pelatihan Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan se-Kabupaten Sekadau. 

Acara ini berlangsung Rabu (5/8/2024) kemarin di Ruang Rapat Wakil Bupati Sekadau dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting serta pemangku kepentingan.

Wakil Bupati Sekadau Hadiri Pelatihan Teknis Penurunan Stunting di Kabupaten Sekadau
 Bupati Sekadau, Subandrio, S.H., M.H., menghadiri pembukaan kegiatan Pelatihan Teknis Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan se-Kabupaten Sekadau.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Subandrio menekankan pentingnya kegiatan pelatihan ini untuk memperkuat kemampuan teknis dan koordinasi TPPS dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Sekadau. 

"Melalui pelatihan ini, saya berharap para peserta dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam penanganan stunting, sehingga program-program yang dilaksanakan dapat lebih efektif dan tepat sasaran," ujarnya.

Pelatihan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB, perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat, serta Kepala Bidang Dalduk dan KB. Beberapa camat dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sekadau turut hadir, di antaranya Camat Sekadau Hilir, Camat Sekadau Hulu, Camat Nanga Mahap, Camat Belitang Hilir, dan Camat Belitang. 

Tidak hanya itu, Sekretaris Camat Belitang Hulu, Kasi APD Kantor Camat Nanga Taman, Kasi Kesra Kecamatan Nanga Mahap, serta staf pelaksana Kantor Camat Belitang Hulu juga ikut serta. Tenaga gizi Belitang Hilir, Technical Assistant Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sekadau, Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana se-Kabupaten Sekadau, dan perwakilan dari Wahana Visi Indonesia Kabupaten Sekadau turut hadir dalam kegiatan ini.

Penurunan stunting menjadi fokus utama pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan generasi mendatang. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan setiap peserta dapat berkontribusi lebih dalam program penurunan stunting di wilayah masing-masing.

Subandrio berharap bahwa dengan adanya peningkatan kapasitas dan koordinasi antar tim, Kabupaten Sekadau dapat mencapai target penurunan stunting yang telah ditetapkan. "Bersama-sama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih sehat dan sejahtera untuk anak-anak kita," tambahnya.

Pelatihan ini menjadi langkah penting dalam upaya pemerintah Kabupaten Sekadau untuk mengatasi permasalahan stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Sabtu, 03 Agustus 2024

Sekadau Hilir Berkomitmen Turunkan Angka Stunting di Desa Ensalang

Sekadau Hilir Berkomitmen Turunkan Angka Stunting di Desa Ensalang
Sekadau Hilir Berkomitmen Turunkan Angka Stunting di Desa Ensalang.
SEKADAU – Sekretaris Camat Sekadau Hilir, Yustinus, mengajak jajaran Pemerintah Desa Ensalang serta seluruh warga untuk bersama-sama dengan pemerintah dalam menekan dan mencegah peningkatan angka stunting, terutama di desa-desa lokus stunting. 

Hal ini disampaikan Yustinus saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang) di Desa Ensalang, Senin (29/7/2024).

"Pada kesempatan ini mewakili Camat, saya mengajak seluruh jajaran Pemerintah Desa Ensalang tetap komitmen dan kita bersama-sama membantu upaya pemerintah lewat sejumlah program untuk menurunkan dan mencegah stunting," kata Yustinus.

Menurutnya, penanganan stunting di desa harus dilakukan bersama semua pihak. Peran pemerintah desa melalui Kader Posyandu serta PKK sangat penting sebagai garda terdepan dalam menumpas penghambat pertumbuhan anak yang berdampak pada generasi bangsa sebagai estafet kepemimpinan yang merupakan program pemerintah.

"Penanganan dan pencegahan stunting merupakan upaya pemerintah mempersiapkan generasi muda yang nantinya siap menyongsong Gerbang Indonesia Emas Tahun 2045," ujar Yustinus di hadapan peserta Musrenbang Desa Ensalang.

Yustinus menegaskan bahwa penanganan stunting di Desa Ensalang tidak boleh kendor. 

Pemerintah dengan sejumlah program penurunan stunting sudah menyentuh desa, oleh karena itu pemerintah desa harus mendukung penuh dan menggerakkan penurunan stunting.

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Sekadau telah sukses menurunkan angka stunting dari 36% dan saat ini sudah berada di kisaran 12% pada tahun 2024. 

Atas capaian ini, pemerintah pusat menobatkan Sekadau sebagai yang terbaik dalam penurunan angka stunting.

Jumat, 02 Agustus 2024

Aksi Nyata TP-PKK Bersama GOTA Upaya Turunkan Angka Stunting di Kalbar

Aksi Nyata TP-PKK Bersama GOTA Upaya Turunkan Angka Stunting di Kalbar
Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Kalbar, Windy Prihastari, S.STP., M.Si. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
PONTIANAK – Untuk mengurangi prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Barat, Penjabat (Pj) Ketua TP-PKK Kalbar, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., terus berkomitmen dalam aksi sosial. Tujuannya jelas: mencapai zero stunting dan mendukung Indonesia Emas 2045. Pada Kamis, 1 Agustus 2024, Windy bersama Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) melaksanakan aksi nyata di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar.

Aksi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Kominfo Kalbar, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar, Dinas Perhubungan Kalbar, BKAD Prov. Kalbar, serta Yayasan Mamba'ul Hikmaj Al Ma'mur (Mahir). Bersama GOTA, mereka berkomitmen untuk mengasuh 40 anak stunting dan memantau perkembangan mereka hingga mereka terbebas dari masalah stunting.

“Kita harus bersama-sama berupaya menurunkan angka stunting. Tim Penggerak PKK akan membantu Pemerintah Provinsi Kalbar dengan melakukan aksi terstruktur, sistematis, dan masif dari hulu ke hilir,” ujar Windy Prihastari.

Pj. Ketua TP-PKK juga mengajak seluruh stakeholder untuk turut serta dalam program orang tua asuh. “Ini termasuk mengajak Anggota KORPRI dan stakeholder untuk langsung mendampingi anak-anak stunting melalui Kader-Kader PKK dan tenaga kesehatan. Kami fokus pada pola asuh yang memberikan makanan bergizi agar anak-anak bisa keluar dari stunting,” tambah Windy.

Menurut Windy, Kalimantan Barat menjadi contoh nasional dalam upaya menurunkan angka stunting. Bahkan, bantuan dari Kakak Asuh Stunting dari Purna Praja STPDN se-Indonesia juga turut menyokong program ini, menunjukkan bahwa Kalbar mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat atas usaha dan keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting.

Dengan langkah-langkah konkret ini, TP-PKK Kalbar dan mitranya berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengurangi stunting dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Kalimantan Barat. 

_Wnd/irm_

Sabtu, 20 Juli 2024

Kick Off Program PASTI di Sekadau: Bersama Turunkan Angka Stunting

Kick Off Program PASTI di Sekadau: Bersama Turunkan Angka Stunting
Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, secara resmi membuka Kegiatan Kick Off Program PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) atau Kemitraan untuk Mempercepat Penurunan Stunting di Indonesia
SEKADAU - Pada Jumat (19/07/24), Wakil Bupati Sekadau, Subandrio, secara resmi membuka Kegiatan Kick Off Program PASTI (Partnership To Accelerate Stunting Reduction In Indonesia) atau Kemitraan untuk Mempercepat Penurunan Stunting di Indonesia. Acara ini merupakan hasil kerja sama dengan Wahana Visi Indonesia dan dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Sekadau.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Subandrio menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Beliau menyebutkan bahwa Visi Indonesia tahun 2045 adalah menciptakan SDM yang unggul dan maju. “Rentang waktu tahun 2020 sampai 2045 usia produktif Indonesia akan meningkat antara 15 sampai 64 tahun,” jelasnya. 

Beliau menambahkan, “Jika kualitas hidup kita baik dalam rentang waktu tersebut maka pada 2045 nanti SDM kita maju. Nah, bagaimana agar usia di waktu tersebut bisa berkualitas dengan baik, maka Indonesia ini harus bertumbuh dengan sehat, salah satunya kita harus bebas dari stunting.”

Target Nasional dan Pencapaian Sekadau

Wakil Bupati Subandrio juga menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat menargetkan angka stunting nasional mencapai 14 persen pada tahun 2024. “Kita bersyukur Kabupaten Sekadau pada tahun 2023 sudah berada pada angka 12,20 persen dan itu sudah di bawah target nasional,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan bahwa Sekadau telah melampaui target nasional dalam upaya penurunan stunting. “Itu bukan semata-mata hasil kerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) semata, tapi adalah hasil kerja keras kita bersama,” tambah beliau.

Komitmen dan Harapan ke Depan

Wabup Subandrio berharap Kabupaten Sekadau semakin sukses dalam menangani stunting. “Sejak 2021, kita sudah membuktikan keseriusan kita dalam menangani stunting. Ke depan, bagaimana caranya kita pertahankan angka 12 persen ini atau bahkan lebih rendah lagi,” tutupnya dengan optimis.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Kesehatan PP KB Henry Alpinus, Ketua TP. PKK Kabupaten Sekadau Magdalena Susilawati Aron, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Sabas, Manajer WVI Area Sekadau, perwakilan BKKBN Kalbar, serta perwakilan mitra pendanaan. Partisipasi berbagai pihak ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dalam menghadapi masalah stunting di Indonesia.

Melalui program ini, diharapkan Sekadau bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penurunan stunting. Kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencapai visi Indonesia 2045 yang bebas dari stunting dan memiliki SDM yang unggul.

Jumat, 12 Juli 2024

Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau

Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau
Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau.
SEKADAU - Puskesmas Nanga Mahap menyelenggarakan pelatihan Pengolahan Pangan Bergizi Seimbang dan Aman di gedung pertemuan umum Desa Tembesuk, Kecamatan Nanga Mahap, Sekadau, Kalimantan Barat, pada Jumat (12/7/2024). 

Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan tujuan memberdayakan kader posyandu dalam memahami pentingnya pangan bergizi dan seimbang guna menurunkan angka stunting di masyarakat.

Kepala Puskesmas Nanga Mahap, Arifuddin Anshory, langsung memimpin pelatihan tersebut. 

Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau
Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau.
Para kader posyandu tidak hanya menerima materi tentang pentingnya gizi seimbang, tetapi juga terlibat dalam praktik langsung pengolahan bahan pangan bergizi.

Selain itu, mereka juga diberikan tugas untuk menyediakan makanan tambahan bagi anak-anak yang terkategori stunting.

Pelatihan ini mendapatkan dukungan penuh dari Kapolsek Nanga Mahap, IPDA Eric Ibrahim Pattimura. 

Kehadirannya menunjukkan pentingnya sinergi antara kepolisian dan Puskesmas serta masyarakat dalam upaya menanggulangi stunting. 

“Kami dari Polsek Nanga Mahap sangat mendukung program ini karena ini tidak hanya tentang kesehatan, tetapi juga tentang masa depan generasi muda kita,” ujar IPDA Eric dalam sambutannya.

Menurut IPDA Eric, kegiatan ini sejalan dengan program Polri Presisi Peduli Stunting, yang bertujuan untuk membantu pemerintah menurunkan angka stunting.

Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau
Pelatihan Pangan Bergizi untuk Tekan Stunting di Sekadau.
Ia berharap, dengan adanya pelatihan ini, angka stunting di wilayah Nanga Mahap dapat ditekan, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.

“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat menekan angka stunting, khususnya di wilayah Nanga Mahap, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam masyarakat,” harapnya.

Program pelatihan ini menjadi salah satu upaya konkret untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Sekadau, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk kader posyandu, kepolisian, dan masyarakat luas.

Rabu, 29 Mei 2024

Windy Galakkan Aksi Nyata Ika SMANSA Pontianak Kepada Alumni, Sekolah dan Anak Stunting

Windy Galakkan Aksi Nyata Ika SMANSA Pontianak Kepada Alumni, Sekolah dan  Anak Stunting
Windy Galakkan Aksi Nyata Ika SMANSA Pontianak Kepada Alumni, Sekolah dan  Anak Stunting. (Adpim Pemprov Kalbar)
PONTIANAK - Penjabat (Pj) Ketua Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., selaku Ketua IKA SMANSA Pontianak berkunjung ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pontianak,  untuk melakukan aksi-aksi sosial, Rabu (29/5/2024).

Dalam aksi sosialnya kali ini Pj. Ketua TP-PKK (Ketua IKA SMANSA Pontianak) bersama para pengurus IKA SMANSA Pontianak melakukan aksi nyata Gerakan Kakak Asuh Stunting berupa Pemberian 5 Paket Nantuan Makanan Bergizi selama 3 bulan.

Windy Galakkan Aksi Nyata Ika SMANSA Pontianak Kepada Alumni, Sekolah dan  Anak Stunting
Windy Galakkan Aksi Nyata Ika SMANSA Pontianak Kepada Alumni, Sekolah dan  Anak Stunting.
"Tentunya kita terus mendorong para generasi muda maupun organisasi masyarakat untuk turut serta menurunkan angka prevalensi Stunting, salah satunya dengan menjadi Kakak Asuh Stunting," kata Windy.

IKA SMANSA Pontianak berkolaborasi sebagai Kakak Asuh Stunting dalam rangka  turut serta berupaya menurunkan angka Stunting dan mendukung  target Kalbar Zero Stunting.

"Saat ini IKA SMANSA Pontianak mempunyai 5 orang anak asuh Stunting dan akan selalu diperhatikan pola asuhnya dan asupan gizinya, serta bantuan makanan selama tiga bulan ke depan," jelas Ketua IKA SMANSA Pontianak.

Windy menyebut ada beberapa mekanisme untuk menjadi Orang Tua Asuh Stunting atau Kakak Asuh Stunting, dengan memberikan bantuan berupa uang atau memberikan bantuan makanan bergizi.

"Kalau kita memberikan bantuan berupa uang dengan rincian 1 hari Rp. 25.000. untuk tiga kali makan anak asuh Stunting, berarti 1 bulan Rp. 750.000.  selama 3 bulan. Jika ingin memberikan bantuan secara langsung, berarti dibelikan makanannya dengan tiga komponen utama yakni karbohidrat, protein hewani dan lemak, agar lebih terarah", ujarnya.

Serangkaian dengan acara tersebut, Windy juga memberikan bantuan kepada Alumni SMANSA Pontianak, Pierra Agusta, yang menerima Beasiswa Universitas Islam Yogyakarta jalur olahraga Bola Basket namun Pierra terkendala dalam hal biaya akomodasi dan transportasi.

"Kami IKA SMANSA Pontianak selalu memperhatikan adik-adik di sini, salah satunya adalah Pierra, yang berprestasi pada bidang Cabor Basket dan mendapatkan Beasiswa di UI Yogyakarta, jadi IKA SMANSA memberikan bantuan biaya akomodasi berupa uang tiket pulang pergi dan lain-lain," ungkapnya.

Windy berharap banyak anak-anak seperti Pierra yang berprestasi dan mencapai impiannya serta menjadi Generasi Emas 2045.

"Kami berharap banyak Pierra yang lain muncul dari Smansa Pontianak, bukan hanya berprestasi di Akademik tetapi juga di non Akademik untuk menjadi Generasi Emas Kalimantan Barat 2045," harap Windy.

Selain itu IKA SMANSA Pontianak juga menyerahkan bantuan berupa kipas angin kepada SMAN 1 Pontianak.

"Bantuan kipas angin, ini diserahkan ke pihak sekolah khususnya untuk di Musholla supaya adik-adik kita lebih nyaman dan khusyuk ibadahnya," tutur Windy.

IKA SMANSA Pontianak diharapkan lebih memperhatikan anak-anak yang sedang belajar saat ini, Alumni maupun masyarakat pada umumnya.

"Kegiatan aksi-aksi nyata ini terus kita masifkan dan gaungkan, guna bersinergi dalam membangun Kalbar yang lebih baik," tutup Windy. (wnd)

Selasa, 28 Mei 2024

Pj. Gubernur Harisson Apresiasi Daerah Yang Berhasil Tekan Angka Stunting

Pj. Gubernur Harisson Apresiasi Daerah Yang Berhasil Tekan Angka Stunting
Pj. Gubernur Harisson Apresiasi Daerah Yang Berhasil Tekan Angka Stunting.
PONTIANAK - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes., dengan didampingi Pj. Sekda Provinsi Kalbar, Mohammad Bari, S.Sos., M.Si., selaku Ketua TPPS Kalbar, memimpin High Level Meeting Percepatan Penurunan Angka Stunting di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2024 di Hotel Mercure Pontianak, Senin (27/5/2024).

Agenda tersebut turut dihadiri Bupati/Walikota se- Kalbar atau yang mewakili dan Kepala Bappeda Provinsi, Kabupaten dan Kota se- Kalbar serta beberapa Kepala Perangkat Daerah Kalbar terkait penanganan Stunting.

"Jadi hari ini saya bersama Ketua TPPS Kalbar (Sekda Kalbar), Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Bappeda Kalbar dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan Stunting di Kalbar," kata Harisson saat diwawancarai media.

Dirinya mengungkapkan dalam rapat ini terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh beberapa Kab/Kota di Kalbar mengenai Stunting dan akan bersama-sama untuk diselesaikan. Namun, tak dipungkiri ada beberapa Kabupaten yang berhasil menurunkan angka Stunting di wilayahnya.

"Tadi ada beberapa permasalahan yang dialami dan akan coba kita selesaikan, dan juga tadi kita melakukan pembelajaran terhadap program-program yang dilakukan oleh Kabupaten/Kota yang berhasil menekan angka Stunting. Diantaranya ada Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau dan Kota Pontianak," ungkapnya.

Harisson berharap kepada Kab/Kota yang angka Stuntingnya masih tinggi untuk bersama-sama mencari solusi dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder dalam menurunkan angka Stunting.

"Mudah-mudahan dengan adanya terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten  Kapuas Hulu, Sekadau dan Kota Pontianak ini dapat membuat Kab/Kota lainnya membuat terobosan yang serupa atau memodifikasi lagi program yang telah dibuat, sehingga penurunan angka Stunting Kalbar mencapai 14 persen sesuai dengan target Nasional pada Tahun 2024 ini," harapnya.

Selanjutnya, dirinya kembali mengajak seluruh Kab/Kota se-Kalbar untuk bersama-sama menurunkan angka Stunting dengan melakukan aksi-aksi nyata kepada anak-anak Stunting.

"Provinsi Kalbar sekarang ini capaiannya 24,5 persen, memang targetnya itu harus 14 persen, maka dari itu perlu terobosan-terobosan yang benar-benar serius dalam rangka menurunkan angka Stunting di angka 14 persen," tutupnya.(wnd)

Senin, 08 April 2024

Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting

Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting
Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting.
PONTIANAK - Berkunjung ke Posyandu Anggrek di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Penjabat (Pj) Ketua Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP., M.Si., bersama Pj. Ketua DWP Kalbar, Ny. Efy Masfiaty M. Bari dan Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Anggota KORPRI Kalbar yang diinisiasi oleh 6 Biro Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalbar akan menjadi pendamping 11 anak Stunting sebagai upaya dalam menurunkan angka Stunting di Kalbar untuk menuju Indonesia Emas, Senin (8/4/2024).

Adapun 6 perangkat daerah yang menjadi pendamping anak stunting di posyandu tersebut yakni dari Biro Umum Setda Kalbar, Biro Organisasi, Biro Pengadaan Barang dan Jasa, Biro Perekonomian, Biro Hukum dan Biro Pemerintahan.

Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting
Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting.
"Saya mengucapkan banyak terima kasih dan salam hangat dari Bapak Gubernur kepada orang tua asuh keluarga besar Anggota KORPRI Setda Provinsi Kalbar yang telah berkenan menjadi orang tua asuh anak-anak Stunting," ucap Windy.

Dalam hal ini, Pj. Ketua TP-PKK menjelaskan bahwa anak-anak Stunting di Posyandu Anggrek, akan langsung didampingi oleh GOTA serta diawasi pola asuh dan makanan yang bergizi.

"Jadi, anak ibu-ibu ini selama 3 bulan kedepan akan langsung dipantau oleh orang tua asuh, tentunya bersama Tim Kesehatan dan TP-PKK setempat. Tetapi juga diperlukan pengawasan langsung dari orang tuanya sendiri agar anaknya keluar dari kasus Stunting," jelas Windy.

Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting
Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting.
Dirinya mengungkapkan untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas, anak-anak di Kalbar harus terbebas dari kasus Stunting.

"Anak-anak kita ini akan menatap Generasi Emas Tahun 2045, jadi diharapkan bersama-sama kita mempersiapkan anak-anak menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Maka dari itu kita persiapkan dari sekarang agar anak-anak kita tidak Stunting khususnya anak bayi dua tahun (Baduta)," ungkapnya.

Selain itu, Windy juga menjelaskan dalam mencegah Stunting harus terdapat 3 komponen utama yakni Karbohidrat, Protein hewani dan Lemak.

"Karbohidrat bisa didapat dari nasi (beras putih), kemudian protein hewani bisa dari telur, ikan, ayam, daging dan lain-lain, terakhir, lemak bisa didapat dari kaldu saat masak ikan dan minyak goreng," jelasnya lagi.

Dilanjutkannya, dengan kerjasama antar seluruh stakeholder dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar bersama TP-PKK Kalbar dapat menurunkan angka Stunting di Kalbar.

"Tahun 2023 kemarin kita sudah turun 3,3 persen dari angka Stunting sebelumnya. Diharapkan Tahun 2024 kita lebih bisa mencapai target nasional yaitu 14 persen. Jadi harus semangat ya bu," harap Windy.

Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting
Windy Kick Off Gota Setda Kalbar Dalam Upaya Menurunkan Angka Stunting.
Usai bersosialisasi serta mengedukasi gizi, Windy menemui anak bibir sumbing dan anak yang terlahir tanpa anus di Posyandu tersebut.

"Kedua anak tersebut akan segera dioperasi tetapi menunggu berat badan yang cukup, karena mereka termasuk anak Stunting yang akan kita dan orang tua asuh pantau tumbuh kembangnya terutama berat badan agar mereka bisa cepat operasi dan menjadi anak normal seperti biasa," tutupnya.(wnd)

Jumat, 05 April 2024

Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun

Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun
Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun.
PONTIANAK - Upaya dalam menurunkan angka Stunting di Kalbar menuju Indonesia Emas, Penjabat (Pj) Ketua Tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., bersama Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Anggota KORPRI Kalbar dari Biro Kesejahteraan Sekretariat Daerah Kalbar dan Dinas Kesehatan Kalbar menjadi pendamping anak-anak Stunting.

Untuk Biro Kesra Setda Kalbar menjadi Orang Tua Asuh di Posyandu Ceria Kelurahan Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, sedangkan Dinas Kesehatan Kalbar di Posyandu Mekar Sari Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Jum'at (5/4/2024).

Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun
Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun.
Tidak hanya memberikan bantuan kepada anak-anak Stunting, Windy juga mensosialisasikan dan mengedukasi pola asuh dan makanan bergizi kepada pendamping anak-anak yang hadir.

"Pak Gubernur dan saya selaku Pj. Ketua TP-PKK Kalbar sangat mengapresiasi keluarga besar Biro Kesra dan Dinkes Kalbar yang telah berkenan menjadi Orang Tua Asuh anak-anak Stunting," ucap Windy.

Dirinya menyebut Orang Tua Asuh ini akan intens menjadi pendamping anak-anak Stunting selama 3 bulan kedepan.

Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun
Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun.
"Orang Tua Asuh ini akan membantu ibu-ibu untuk Pola Asuh dan Makanan Bergizi dalam memberikan asupan gizi yang cukup untuk anak-anak. Tidak hanya dari Orang Tua Asuh dari Anggota KORPRI saja tetapi bersama dari Kelurahan maupun Tim Kesehatan untuk melihat tumbuh kembangnya anak," ujarnya.

Windy menjelaskan dalam mencegah Stunting harus terdapat 3 komponen utama yakni karbohidrat, protein hewani dan lemak.

"Untuk karbohidrat bisa didapat dari nasi (beras putih), kemudian protein hewani bisa dari telur, ikan, ayam, daging dan lain-lain, terakhir lemak bisa didapat dari kaldu saat masak ikan dan minyak goreng," jelas Windy.

Selanjutnya, dirinya berharap dengan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar bersama TP-PKK Kalbar dapat menurunkan angka Stunting di Kalbar.

"Tahun 2023 kemarin kita sudah turun 3,3 persen dari 27,6 persen menjadi 24,8 persen. Walaupun masih dibawah angka nasional yakni 21 persen, tetapi paling tidak progres penurunan kita menjadi 8 tertinggi Provinsi se- Indonesia untuk penurunan angka Stunting," ungkap Windy.

Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun
Launching 2 Gota OPD Kalbar, Pj. TP PKK Windy Optimis Angka Stunting Tahun 2024 Menurun.
Dirinya beroptimis dengan kerjasama seluruh pihak Stakeholder, Tahun 2024 angka Stunting di Kalbar akan turun.

"Saya yakin dengan adanya kerjasama dan kontribusi semua pihak khususnya Anggota KORPRI Kalbar untuk menjadi orang tua asuh pasti angka Stunting di tahun ini akan menurun lagi," tutup Pj. Ketua TP-PKK Kalbar.(wnd)

Kamis, 29 Februari 2024

Suherman Tekankan Kolaborasi Tangani Stunting di Sanggau

Suherman Tekankan Kolaborasi Tangani Stunting di Sanggau
Penjabat (Pj) Bupati Sanggau, Suherman, S.H., M.H. (Diskominfo Sanggau)
SANGGAU - Penjabat (Pj) Bupati Sanggau, Suherman, S.H., M.H, hadir dan secara resmi membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sanggau Tahun 2024 di Aula Babai Cinga Kantor Bupati Sanggau pada Rabu (28/2/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Bupati Sanggau, Suherman, menekankan pentingnya penanganan masalah stunting secara bersama-sama. 

Dia menyampaikan, "Tentu kesehatan merupakan sebuah investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan."

Suherman juga menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan yang terjadi pada anak di bawah usia lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari janin hingga anak berusia 23 bulan. 

"Stunting harus kita tangani dengan serius karena akan mempengaruhi sumber daya manusia di masa depan," katanya.

Menutup sambutannya, Suherman berpesan agar seluruh pihak dari berbagai sektor dapat mengambil langkah yang lebih fokus dan terarah serta bekerja sama dengan lebih baik. 

"Semoga target 20% prevalensi stunting tahun 2024 dapat kita capai bersama sehingga memicu peningkatan SDM di Kabupaten Sanggau dan bersiap menyambut Indonesia emas tahun 2045," tambahnya.

(Diskominfo Sanggau)

Kamis, 01 Februari 2024

Bupati Muda Puji Kiprah Persagi Cegah Stunting

Bupati Muda Puji Kiprah Persagi Cegah Stunting
Bupati Muda Puji Kiprah Persagi Cegah Stunting.
KUBU RAYA – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengapresiasi kiprah Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kubu Raya dalam mengedukasi masyarakat. 

Khususnya terkait pentingnya mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah stunting. Guna mengoptimalkan kiprah tersebut, Bupati Muda pun mendorong Persagi untuk bersinergi lebih luas dengan berbagai lintas profesi lainnya agar proses transformasi pengetahuan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik. 

“Misalnya ke PKK desa, kemudian gerakan-gerakan perempuan di desa seperti Forum Puspa, Paradigta, maupun BKMT, yang ini semua kan bisa diedukasi. Kita harus pastikan tidak ada yang terbiarkan baik ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Muda Mahendrawan saat menghadiri Peringatan Hari Gizi Nasional ke-64 di Halaman Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Selasa (30/1/2024).

Selain itu, lanjut Muda, Persagi juga diharapkan dapat  terus aktif mengggelar kegiatan-kegiatan di masyarakat yang dapat menjadi forum edukasi tentang pentingnya pemenuhan gizi. Hal itu, jelasnya, dapat menjadi solusi di tengah keterbatasan jumlah ahli gizi di Kubu Raya yang baru mencapai 60 orang. 

“Walaupun ahli gizi ini jumlahnya terbatas karena di Kubu Raya baru ada 60 orang, tapi melalui gerakan-gerakan yang terus menerus dan sinergi dengan semua profesi lain termasuk kader posyandu desa, transformasi keilmuan, pengetahuan, dan informasi itu bisa lebih cepat. Memang perlu adanya event-event yang simultan kita lakukan supaya semangat itu selalu muncul,” jelasnya. 

Muda menjelaskan dalam memperkuat kualitas sumber daya manusia, salah satu unsur utama dari indeks pembangunan manusia adalah kesehatan khususnya terkait isu stunting. Isu tersebut menurutnya sangat penting karena berhubungan langsung dengan ibu hamil, ibu menyusui, hingga balita. 

“Saya berterima kasih kepada Persagi atas dedikasi dan upayanya. Kalau ini dilakukan secara sistematis dan terus menerus massif, saya optimis kita akan bisa zero stunting,” pungkasnya. (Ridwan)

Jumat, 26 Januari 2024

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat dan TP PKK Galakkan Aksi Antistunting

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
PONTIANAK - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai bagian dari langkah konkret untuk menanggulangi serta menurunkan tingkat kejadian stunting di Kalimantan Barat. 

Komitmen ini tidak hanya diutarakan, tetapi juga diwujudkan dalam kunjungan mereka ke Posyandu Pelangi, yang terletak di Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak pada hari Kamis (25/1/2024) pagi.

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Dalam pembukaan sambutannya, Penjabat Gubernur mengingatkan kembali arahan Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, untuk mempersiapkan generasi yang sehat demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. 

Hal ini, menurutnya, harus dimulai dari pemberian gizi yang memadai kepada anak-anak sejak usia dini. 

"Saya berharap generasi muda Indonesia di masa depan akan menjadi generasi yang bebas dari stunting, yang memiliki kemampuan untuk bersaing dan mengisi kebutuhan tenaga kerja di era Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan tenaga kerja yang sehat, cerdas, dan unggul, yang dapat menempati posisi manajemen tingkat atas," ungkapnya.

Harisson juga menekankan pentingnya percepatan dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, "Dua atau tiga dekade ke depan, anak-anak kita harus memiliki peran penting dalam dunia kerja. 

Oleh karena itu, stunting harus dicegah sejak dini, karena hal itu akan menghambat pertumbuhan otak anak dan mengurangi kemampuan kognitif mereka."

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam upaya ini dan menekankan pentingnya peran aktif setiap pihak dalam menurunkan angka stunting. 

Harisson mengajak para lurah dan camat di Kota Pontianak serta seluruh Kalimantan Barat untuk mengidentifikasi jumlah anak yang mengalami stunting di wilayah mereka masing-masing dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

"Saya meminta semua camat untuk memantau data stunting di wilayahnya masing-masing. Kita perlu tahu berapa banyak anak yang terkena stunting dan upaya apa yang telah dilakukan untuk membantu mereka," tegasnya.

Harisson juga menyoroti dampak negatif stunting terhadap kemampuan kognitif anak-anak dan mengingatkan pentingnya pencegahan sejak dini. 

“Stunting harus dicegah mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, hingga anak berumur dua tahun. Saatnya kita memberikan edukasi gizi kepada ibu-ibu untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang baik," katanya.

Pj. Gubernur juga mengungkapkan bahwa tingkat stunting di Kota Pontianak mencapai 19,7%, dan menegaskan pentingnya kerjasama dalam menekan angka tersebut. 

“Saya memberikan apresiasi tinggi kepada anggota Korpri yang menjadi Orang Tua Asuh bagi anak stunting. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan CSR, seperti yang telah dilakukan oleh PDAM Tirta Khatulistiwa dan BPD Kalbar. Terima kasih atas dukungan dari kedua perusahaan tersebut serta TP PKK yang aktif dalam memberikan perhatian kepada anak-anak stunting," ujarnya.

Selain memberikan edukasi gizi, Pj. Gubernur dan Pj. Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat juga menyerahkan 500 paket sembako yang berisi beras, gula, minyak goreng, dan susu kepada masyarakat yang membutuhkan. 

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., bersama Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kalimantan Barat, Ny. Windy Prihastari Harisson, S.STP.,M.Si., terus menggalakkan aksi Serbu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
Pj. Gubernur menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meringankan beban masyarakat, sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo.

Harisson menjamin bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan terus melakukan upaya untuk membantu masyarakat, termasuk melalui distribusi sembako murah dan kegiatan lainnya.

Acara di Posyandu Pondok Pelangi juga dihadiri oleh Pj. Walikota Pontianak, Drs. Ani Sofyan, MM., Pj. Ketua TP PKK Kota Pontianak, Direktur Utama BPD Kalbar, Direktur PDAM Tirta Khatulistiwa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat, dan sejumlah kepala OPD terkait lingkup Pemerintah Kota Pontianak.

Kamis, 25 Januari 2024

Percepatan penanganan stunting di Pontianak berbuah dana insentif

Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat berkunjung ke rumah Ahmadi di Kelurahan Saigon. (ANTARA/Dedi)
Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian saat berkunjung ke rumah Ahmadi di Kelurahan Saigon. (ANTARA/Dedi)
PONTIANAK - Ahmadi warga Kelurahan Saigon, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat tampak kaget karena tidak menyangka rumahnya akan didatangi langsung oleh Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian yang didampingi Ketua TP PKK Pontianak dan sejumlah pejabat lainnya.

Salam dari orang nomor satu di Kota Khatulistiwa tersebut, dijawab sedikit gugup Ahmadi beserta istrinya dari depan rumah. Penjabat Wali Kota Pontianak menanyakan kabar kepada Ahmadi.

Kehadiran Ani Sofian dan rombongan ke rumah - rumah warga termasuk ke rumah Ahmadi dan sejumlah warga lainnya di Kota Pontianak dalam rangka menyerahkan bantuan paket pangan program aksi percepatan penurunan stunting. Pemberian bantuan pangan tersebut sebagai upaya pemerintah untuk menurunkan stunting dan meningkatkan gizi anak.

Ahmadi yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir truk pengangkut material bangunan dan ayah dari lima orang anak harus banting tulang dalam membesarkan anak-anaknya.

Dengan kondisi yang tidak selalu berkecukupan, ia dan keluarganya bergantung kepada perusahaan tempat Ahmadi bekerja. Jaminan sosial dan kesehatan tidak pasti baginya. Hal itu juga yang kurang mendukung kualitas gizi anak-anaknya.

Dengan program percepatan penurunan stunting yang rutin dilaksanakan, memberikan ketenangan bagi Ahmadi. “Bantuan ini sangat membantu kami. Apalagi ini diserahkan langsung oleh Pj Wali Kota Pontianak. Kami merasakan, itu bukti nyata hadirnya pemerintah," ungkap Ahmadi.

Penyaluran bantuan paket pangan untuk percepatan penurunan stunting menjadi satu di antara upaya pemerintah Kota Pontianak. Kebijakan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak sebelumnya Edi Rusdi Kamtono - Bahasan,  kini  dilanjutkan oleh Penjabat Wali Kota Pontianak Ani Sofian.

Dana Intensif

Pemerintah Kota Pontianak pada pada Oktober 2023  berhasil meraih penghargaan kinerja tahun berjalan kategori peningkatan kesejahteraan masyarakat berupa pemberian insentif fiskal atas keberhasilan percepatan penurunan stunting dan penurunan angka kemiskinan di Kota Pontianak.

Kota Pontianak meraih rangking tertinggi dari 89 kota se-Indonesia karena berhasil menurunkan angka stunting. Capaian keberhasilan itu mendapat penghargaan dari pemerintah pusat berupa dana insentif sebesar Rp6.987.558.000. Tak hanya itu, dana insentif sebesar Rp5.852.646.000 juga diberikan kepada Kota Pontianak atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan, sehingga total dana insentif yang diterima sebesar Rp12.840.204.000.

Saat itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak serta seluruh jajaran perangkat daerah, lembaga dan kelompok masyarakat, mitra pembangunan gencar serta aktif dalam upaya menurunkan angka stunting maupun menurunkan kemiskinan ekstrem di Kota Pontianak. Keberhasilan yang diraih ini tidak terlepas dari kerja keras dan kerja bersama dari seluruh perangkat daerah, para pihak dan masyarakat.

Kerja keras segenap jajaran pemerintah dan masyarakat tersebut berhasil menurunkan angka stunting, dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 19,7 persen di tahun 2022. 

Upaya menurunkan angka stunting hingga kini terus dilakukan, di antaranya dengan menitikberatkan kepada seluruh calon pengantin dan ibu hamil. Harapannya,  agar mereka mendapatkan edukasi, informasi dan pelayanan kesehatan yang harus diperoleh bagi sasaran tersebut supaya bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat, termasuk di dalamnya ada bantuan pangan yang menyasar balita stunting.

Percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak terus dilakukan pemerintah setempat.  Pemerintah Kota Pontianak pada 2024  memprioritaskan penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul memasuki Indonesia Emas pada 2045.

Langkah mempersiapkan SDM  guna menyongsong Generasi Emas 2045 dinilai sangat penting. Apalagi Indonesia sudah memasuki bonus demografi sehingga potensi ini harus bisa dimanfaatkan. Salah satu langkah tersebut  adalah menangani persoalan stunting.

Selain persoalan stunting, persoalan yang harus dituntaskan adalah kemiskinan ekstrem. Pemerintah menargetkan penanganan kemiskinan ekstrem bisa tuntas tahun 2024. Kemiskinan ekstrem menyebabkan masyarakat  tidak mampu memberikan makanan bergizi kepada anak-anaknya

Inovasi penanganan stunting yang digagas oleh kecamatan, kelurahan dan puskesmas serta posyandu di Kota Pontianak telah berbuah nyata dengan adanya penurunan signifikan angka stunting di beberapa wilayah.  Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan perlu terus bergerak bersama guna menangani stunting.

Putus stunting

Ahli Gizi dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Rahmania, S.Gz, M.P.H. menilai sudah saatnya memutus rantai kekerdilan atau stunting, karena. kekerdilan juga berpengaruh pada kualitas SDM. Gizi yang kurang dan pola asuh anak kurang maksimal, akan berdampak pada produktivitas dan kreativitas SDM.

Tingkat kualitas SDM akan sangat terganggu dengan adanya kekerdilan. Oleh karena itu, pemahaman dan pencegahan harus menjadi perhatian semua pihak guna mewujudkan generasi bangsa ke depan lebih baik. 

Kekerdilan adalah ketika anak di usia 0 – 5 tahun gagal tumbuh maksimal atau kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Anak mengalami kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Secara umum banyak faktor yang memengaruhi stunting di antaranya pola asuh dari keluarga baik seputar makanan, menjaga kebersihan makanan dan rumah, sanitasi rumah. Kalau kebersihan buruk, rumah kotor dan lainnya juga sangat berpengaruh.

Kekerdilan sebenarnya bisa dicegah, bahkan dimulai sejak orang tua menikah. Perencanaan kehamilan dan saat ibu hamil pasokan gizi bayi dalam kandungan harus diperhatikan.

Ketika lahir, gizi dan kesehatan harus diperhatikan juga dengan pola asuh yang benar. Literasi para orang tua terhadap gizi dan pentingnya memaksimalkan 1.000 hari pertama kehidupan harus dimaksimalkan.

Upaya percepatan penurunan stunting tetap perlu dimaksimalkan melalui program-program yang ada. Selain itu, literasi soal gizi juga harus terus digencarkan kepada orang tua melalui posyandu. Dengan demikian, upaya simultan dalam rangka menekan angka stunting akan membuahkan hasil yang menggembirakan. 

Sumber: Antara/Dedi

Rabu, 24 Januari 2024

Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan

Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan
Pemprov Kalbar Serius Turunkan Stunting Di Perbatasan.
PONTIANAK – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. bersama Danrem 121/AWB, Brigjen TNI Lukman Arief, S.I.P. dan jajaran, melaksanakan rapat koordinasi program pembangunan perbatasan Provinsi Kalimantan Barat yang terfokus pada program stunting dan pendidikan di Wilayah Perbatasan di Data Analytic Room Kantor Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Senin (22/1/2024).

Saat ini stunting masih menjadi isu prioritas nasional, dimana target Nasional penurunan prevalensi stunting yakni 14% persen di tahun 2024. Untuk Provinsi Kalimantan Barat berdasarkan data SSGI pada tahun 2022 menunjukkan angka prevalensi stunting sebesar 27,8% dan berdasarkan data SIGIZI TERPADU Tahun 2023 dari 115.524 Balita yang diukur, 17.900 (15,49%) mengalami stunting. 

“Capaian ini sudah melebihi target provinsi yakni 16%, namun kita tidak boleh lengah. Intervensi program dan kegiatan penurunan angka stunting harus tetap dijalankan secara berkelanjutan”, ucap Harisson.

Dalam rangka pencegahan dan penurunan angka kasus stunting, Harisson mengharapkan komitmen dari seluruh jajaran TNI yang merupakan Lembaga dengan potensi dan kekuatan besar dalam membantu pemerintah dalam upaya percepatan dan penurunan stunting diantaranya mempunyai sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, jajaran anggota sampai di tingkat desa, serta memiliki kemampuan melakukan koordinasi dan kolaborasi dan penggerakan masyarakat.

"Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah perbaikan sanitasi lingkungan  dan penyediaan air bersih. Berdasarkan pelaporan di E- Monev STBM Prov. Kalimantan Barat menunjukkan bahwa dari 1.417.465 KK, baru 829.410 KK atau 58,51% keluarga yang memiliki Jamban Sehat Permanen ( layak). Dari 2140 desa dilaporkan 1644 desa (76,82 %)  yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), sementara itu baru 22,94 % desa atau hanya 491 desa yang sudah terdata sebagai desa yang Stop Buang Air Besar Sembarangan (Desa Stop BABS/ Desa ODF), hal ini menunjukkan masalah sanitasi lingkungan masih menjadi masalah yang besar di Kalimantan Barat," ungkapnya.

"Bahkan juga bekerjasama dengan Badan Usaha dan para Pelaku Usaha untuk bersama sama berupaya menekan angka stunting. Dengan begitu, harapan kita bersama untuk menurunkan angka prevalensi stunting dapat terwujud sesuai target provinsi," jelasnya.

Tentunya peran anggota TNI memiliki potensi  besar di bidang pengamanan perbatasan negara, menaikkan taraf pendidikan, peningkatan pemberdayaan masyarakat hingga turut aktif dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting. 

“Semoga kerja sama dan sinergi yang sangat baik selama ini antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan Korem 121/ Alambhana Wanawai dapat terus dilanjutkan dan bahkan ditingkatkan lebih baik lagi," harap Harisson.

Tak hanya itu, Orang nomor satu di Provinsi Kalimantan Barat juga menyampaikan bahwa upaya penurunan stunting ini terus dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK dari tingkat provinsi sampai ke tingkat desa. 

“Kader PKK juga dapat menggandeng organisasi persatuan istri Forkopimda (Sinita Penjaga Ibu Jari) seperti Bhayangkari, Persit Chandra Kirana, Jalasenastri, PIA Ardhya Garini, Dharma Pertiwi, dan lainnya”, timpal Harisson.

Seperti kita ketahui bersama, Kalimantan Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain. Adapun Panjang Perbatasan yakni 972,95 km yang Meliputi 5 Kabupaten (Kab. Sambas, Kab. Bengkayang, Kab. Sanggau, Kab. Sintang dan Kab. Kapuas Hulu); 14 Kecamatan; 166 Desa. Jalan Paralel Perbatasan sepanjang 811,32 Km² (607,81 Km² jalan non nasional; 203,51 Km² jalan nasional). 

Kalbar memiliki PLBN Aruk , PLBN Entikong, PLBN Badau dan PLBN Jagoi Babang yang saat ini menunggu untuk diresmikan oleh Presiden. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengharapkan Pembangunan PLBN type C di Temajuk (Kabupaten Sambas), mengingat Pihak Malaysia sudah membangun Pos Kawalan Sempadan di Telok Melano (counterpart Temajuk) dan potensi pariwisata di kawasan Paloh dan Aruk. Dan di dalam revisi RTRWP sudah diusulkan Temajuk masuk sebagai PKSN. 

Sebagai informasi, berdasarkan Indeks Desa Membangun Tahun 2023, sudah 877 Desa di Kalbar ini yang berstatus Desa Mandiri dan untuk wilayah perbatasan di 5 Kabupaten sudah tidak ada lagi Desa Tertinggal.

Rapat ini di ikuti, beberapa Kepala Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pimpinan BUMN dan BUMD.(irf)

Minggu, 21 Januari 2024

Penjabat Wali Kota Pontianak Ajak Orang Tua Cek Kesehatan Balita di Puskesmas

Penjabat Wali Kota Pontianak Ajak Orang Tua Cek Kesehatan Balita di Puskesmas
Penyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita stunting di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat, Sabtu (20/01/2024) (ANTARA/HO-Prokopimda PTK)
PONTIANAK - Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Ani Sofian, mengajak orang tua yang memiliki balita untuk secara rutin mengecek kesehatan anak-anak mereka di puskesmas sebagai upaya pencegahan stunting. Dalam sebuah acara di Sungai Jawi Dalam Kecamatan Pontianak Barat pada Sabtu lalu, Ani Sofian menyerahkan bantuan pangan kepada orang tua balita yang mengalami stunting, sambil mengutarakan komitmennya terhadap percepatan penurunan angka stunting di Kota Pontianak.

"Saat ini aksi percepatan penurunan stunting oleh Pemerintah Kota Pontianak terus dikebut. Kami mengajak orang tua balita untuk rutin memeriksakan anak-anaknya ke puskesmas," ujarnya, memberikan penekanan pada pentingnya langkah preventif ini.

Ani Sofian menekankan bahwa penting bagi orang tua untuk secara rutin membawa anak-anak mereka ke puskesmas bukan hanya untuk kesehatan anak, tetapi juga sebagai bagian dari pendataan balita stunting. Data yang akurat, menurutnya, diperlukan agar program bantuan yang diberikan oleh pemerintah dapat tepat sasaran.

“Apresiasi kami untuk petugas yang terus mendata stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya, memberikan penghargaan kepada petugas yang terlibat dalam pendataan.

Menurut Ani Sofian, penurunan stunting menjadi salah satu dari tiga prioritas program Pemkot Pontianak, selain pengentasan kemiskinan ekstrem dan pengendalian inflasi. 

Dia menganggap bahwa program penurunan stunting sangat penting untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045.

“Keberhasilan stunting juga bergantung pada pemahaman orang tua balita maupun calon orang tua, bahkan calon pengantin,” paparnya, menekankan peran kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam mencapai tujuan tersebut.

Ani Sofian juga mengumumkan bahwa dalam tiga bulan ke depan, pemerintah setempat akan bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Bank Kalbar, PDAM Tirta Khatulistiwa, dan TNI-Polri, untuk memberikan bantuan pangan secara rutin. Bantuan ini mencakup telur, minyak goreng, dan beras. 

Dia juga memberi pesan khusus kepada orang tua balita stunting yang belum memiliki kepesertaan BPJS untuk segera mendaftar, agar dapat lebih mudah menerima bantuan, dengan bantuan dari kader Posyandu.

“Supaya mudah mendapat bantuan, nanti dibantu kader Posyandu,” imbuhnya.

Camat Pontianak Barat, Ibrahim, menambahkan bahwa terdapat 87 balita stunting di Kelurahan Sungai Jawi Dalam, dan angka tersebut mengalami peningkatan dalam setahun terakhir. 

Menurutnya, peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pembaruan data secara real-time dan perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam.

“Petugas kami senantiasa survei ke lapangan, benar-benar survei. Sehingga ditemukan kasus baru, kemudian sebab lainnya perpindahan warga balita stunting ke Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” terangnya.

Ibrahim menjelaskan bahwa upaya penurunan stunting di wilayahnya dilakukan dengan berbagai cara, seperti skrining anemia pada remaja dan ibu hamil di sekolah dan puskesmas. 

Selain itu, dilakukan pembinaan calon pengantin dengan edukasi oleh Kementerian Agama.

“Selain itu kami menyalurkan Dana Alokasi Umum untuk penanganan stunting dengan pemberian makanan tambahan sebesar Rp76 juta di Kelurahan Sungai Jawi Dalam,” katanya, menggambarkan berbagai langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah tersebut.

Sumber: Antara/dedi
Editor: Yakop

Kamis, 11 Januari 2024

Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting dengan Inovasi Pojok Stunting

Pontianak Optimis Capai Target Penurunan Stunting dengan Inovasi Pojok Stunting
Foto: Kegiatan penyaluran paket pangan cegah stunting bagi balita (ANTARA/Prokopimda PTK/Borneotribun)
PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, tengah berupaya maksimal dalam penanggulangan masalah stunting dengan menggelar berbagai langkah aksi cepat. 

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Pontianak, yang diinisiasi oleh Pemkot Pontianak, secara aktif menyalurkan bantuan pangan kepada keluarga yang memiliki balita stunting. 

Pemberian bantuan pangan ini dianggap sebagai salah satu strategi percepatan untuk mengurangi angka stunting di wilayah tersebut.

Penjabat Wali Kota Pontianak, Ani Sofian, mengungkapkan bahwa pihaknya telah merancang dua strategi utama, yakni jangka pendek dan jangka panjang. 

Langkah jangka pendek dilakukan melalui distribusi paket bantuan pangan, yang mencakup beras, susu, telur, minyak goreng, roti, dan komoditas lainnya. 

Sementara itu, untuk langkah jangka panjang, perhatian akan diberikan sejak calon pengantin, dengan melakukan pemantauan secara rutin.

Ani Sofian juga memberikan dorongan kepada orang tua balita, khususnya yang memiliki anak stunting, untuk saling mendukung dan merawat anak-anak mereka. 
Kebersamaan antarorang tua diharapkan dapat menjadi kunci dalam memastikan tumbuh kembang optimal anak-anak. 

Selain itu, Ani berharap bahwa dengan upaya percepatan penurunan stunting, generasi Indonesia Emas 2045 akan siap bersaing secara global, mencapai prestasi di berbagai bidang, dan memegang posisi kepemimpinan tertinggi.

Camat Pontianak Utara, Indrawan Tauhid, menyampaikan bahwa terdapat 98 balita yang menjadi fokus di Posyandu Dahlia, di mana tiga di antaranya teridentifikasi mengalami stunting. 

Upaya kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, dan pemangku kebijakan lainnya dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini. 

Inovasi Pojok Stunting menjadi salah satu langkah inovatif yang diambil untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

Sebagai informasi tambahan, angka stunting di Kota Pontianak pada tahun 2022 mencapai 19,7 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24,4 persen. 

Hal ini menunjukkan adanya progres positif dalam upaya mengurangi tingkat stunting di kota tersebut.

Sumber: Antara/Dedi
Editor: Yakop

Jumat, 22 Desember 2023

Pimpin Rakerda DWP Se Kalbar, Efy Tekankan Sinergitas Penurunan Stunting

Pimpin Rakerda DWP Se Kalbar, Efy Tekankan Sinergitas Penurunan Stunting
Foto: Pj Ketua DWP Kalbar, Ny. D. Efy Masfiaty M. Bari membuka Rakerda Dharma Wanita Persatuan Kalbar. (Adpim Pemprov Kalbar/Borneotribun)
PONTIANAK – Penjabat (Pj) Ketua Dharma Wanita Persatuan Kalbar, Ny. D. Efy Masfiaty M. Bari membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dharma Wanita Persatuan Kalbar dengan dihadiri Jajaran Dharma Wanita Persatuan Kab/Kota se-Kalbar dan Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Tingkat Provinsi Kalbar yang bertemakan "Penguatan Fungsi dan Peran Organisasi DWP Untuk Mendukung Kinerja Pembangunan Nasional" di Pendopo Gubernur Kalbar, Kamis (21/12/2023).

Dalam kesempatan ini, Efy berpesan kepada seluruh peserta agar Rakerda ini dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, untuk menyusun program kerja ke depannya, mengingat Rakerda ini dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun sekali sesuai dengan AD/ART.

"Tentunya ini menjadi momen yang sangat penting untuk dicermati kembali sebagai program kerja, sebagaimana telah digariskan dari DWP Pusat untuk menyesuaikan dengan potensi lokal kita di daerah," kata Efy.

Dirinya menyebut berdasarkan laporan dari Kinerja Gubernur Kalbar dan Pj. Ketua TP-PKK Kalbar, isu penting yang menjadi prioritas salah satunya adalah penurunan angka stunting di Kalbar.

"Jumlah Baduta stunting tahun 2022 mencapai 27,8%, tertinggi di Kabupaten Melawi 44,1% dan terendah di Kabupaten Sintang 18,7%. Tentu ini tugas yang tidak mudah, menjadi tanggung jawab kita semua dalam membangun keluarga, masyarakat dan negara," ucapnya.

Terakhir dirinya mengajak Organisasi DWP untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dari segala bidang.

"Mari kita memberikan kontribusi yang nyata dalam bidang pendidikan, ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan kapasitas Organisasi DWP. Ikuti tahapan demi tahapan dalam Rakerda ini sampai selesai dan tentunya berpartisipasi secara aktif," tutup Pj. Ketua DWP Kalbar.

Agenda ini dirangkaikan dengan penyerahan secara simbolis bibit cabai kepada seluruh DWP Kab/Kota se-Kalbar.(wnd)

Selasa, 19 Desember 2023

Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak

Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak
Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak.
SEKADAU – Sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, dimana Penjabat Gubernur mengemban beberapa tugas yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Salah satunya yaitu penanganan Stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. 

Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. 
Namun, seringkali masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan

Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak
Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak.
“Presiden Jokowi sangat khawatir dengan SDM kita, nanti 2045 kita akan menjadi negara maju. Setelah Cina, Amerika, India selanjutnya Indonesia. Dimana pendapatan per kapita masyarakat Indonesia meningkat pesat. Saat ini 9 juta per 1 orang per tahun di 2045 nanti pendapatan per kapita ditargetkan menjadi 326 juta per tahun. Tetapi hal ini tak mudah. Itu tak akan dicapai, jika generasi muda kita tak kita siapkan dengan benar, pintar dan unggul”, ucap Pj.Gubernur Harisson di hadapan para Kader Posyandu Cempaka Biru  Kecamatan Sekadau Hilir  dan masyarakat yang hadir di lokasi tersebut, bersama istri yang juga selaku Pj Ketua TP PKK Prov. Kalbar Ny. Windy Prihastari Harisson, Senin (18/12/2023).

Ia juga menerangkan, pada masa depan persaingan akan semakin terbuka, baik dari sisi peradaban dan ekonomi.

Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak
Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak.
“Nanti kondisinya tak mudah dikendalikan lagi, perusahaan asing akan masuk kesini, kita juga akan ke luar negeri. Oleh karenanya, tenaga kerja kita yang dibutuhkan harus benar - benar pintar dan kompeten. Stunting itu mengalami kondisi kurangnya asupan makanan bergizi secara kronis, selama 200 hari pertama dalam kehidupan, maka perkembangan otaknya akan kurang baik. Presiden  berharap agar pada tahun tersebut generasi penerus kita bisa menjadi top - top manajemennya, bukan lagi sebagai tenaga kerja kasar. Mari kita bersama berbenah untuk cegah stunting agar generasi penerus kita mampu meningkatkan produktivitasnya pada tahun 2045 nanti sesuai dengan apa yang kita cita - citakan”, ungkapnya.

Tak hanya ibu hamil, Harisson juga mengingatkan untuk memperhatikan kesehatan remaja putri. Dimana pada fase tersebut juga menentukan kedepannya untuk membentuk wanita - wanita / calon ibu yang sehat. Harapannya dengan asupan yang sehat, akan melahirkan bayi yang sehat yang harus disiapkan sedari dini.

“Ibu - berbicara tentang stunting, harus peduli pada remaja putri kita. Jadi kita harus intervensi, dari remaja kita siapkan misalnya dengan memberi pil penambah darah. Ini penting bagi mereka, karena mereka yang akan mengandung janin- janin yang kita harapkan menjadi generasi penerus kedepannya”, ajak pria kelahiran Palembang ini.

Kemudian, ketika hamil dan melahirkan dirinya berharap ibu - ibu tersebut memahami pentingnya asupan makanan yang bergizi bagi untuk menjaga tumbuh kembang si anak.

“Nah, kemudian, ibu hamil juga kita perhatikan. Ibu - ibu yang baru melahirkan saya himbau untuk mengoptimalkan ASI Eksklusif pada anak. Kemudian setelah 6 bulan dengan memberikan makanan tambahan (red. MPASI). Adapun 3 asupan tersebut yaitu karbohidrat, protein hewani dan lemak. Untuk itu yang harus kita berikan kepada anak kita", ujarnya.

Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak
Tinjau Posyandu Cempaka Biru, Pj. Gubernur Kalbar Ingatkan 3 Asupan Utama Bagi Anak.
Kemudian terkait tingkat kemiskinan masyarakat, Harisson juga mengingatkan kepada Pemerintah Daerah beserta jajarannya di tingkat Kabupaten untuk aktif menggelar pasar murah dan turun langsung dalam mengendalikan stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat.

“Harga Sembako kita cukup tinggi, untuk itu Dinas Ketahanan Pangan bagikan sembako. Presiden bagi sembako, Gubernur bagi sembako, Bupati bagi sembako. Siapkan sembako tersebut bagi masyarakat yang kurang mampu. Sehingga bisa meringankan beban masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat tersebut”, imbuhnya.(adpim)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno