Berita Borneotribun.com: Vietnam Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Vietnam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vietnam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Februari 2024

Keunikan Ayam "Kaki Naga" Dong Tao Vietnam yang Dihargai Tinggi

Keunikan Ayam "Kaki Naga" Dong Tao Vietnam yang Dihargai Tinggi
Seorang koki membawa hidangan kaki ayam Dong Tao di sebuah restoran di Hanoi, Vietnam, 15 Januari 2023. (Nhac NGUYEN / AFP)
VIETNAM -Selama perayaan Tahun Baru Imlek, popularitas ayam Dong Tao di Vietnam mengalami lonjakan signifikan. Ayam ini telah menjadi hadiah yang sangat dihargai untuk menyambut pergantian tahun, serta menjadi hidangan istimewa yang dinantikan oleh banyak orang.

Ayam Dong Tao Vietnam tidak seperti ayam broiler biasa. Dikenal dengan ciri khas kaki yang besar, gemuk, dan bersisik, unggas ini sering disebut sebagai ayam "kaki naga" dan telah menjadi salah satu favorit dalam kuliner Vietnam selama berabad-abad, terutama saat musim liburan Tahun Baru yang disebut Tet.

Dengan bobot mencapai enam kilogram saat dewasa, ayam ini diyakini membawa keberuntungan dan kekayaan bagi pemiliknya.

Di desa Dong Tao, terletak sekitar 30 kilometer di sebelah tenggara Hanoi, ayam ini dibudidayakan secara eksklusif. Salah satu peternak terkemuka, Nguyen Thi Hong Nhung, merupakan generasi ketiga dalam keluarganya yang menghasilkan jenis ayam spesial ini.

Nhung menjelaskan bahwa meskipun ayam Dong Tao dapat dipelihara dengan makanan yang sama seperti ayam biasa, harganya jauh lebih mahal karena keunikan kakinya. 

"Bagian yang paling berharga dari ayam ini adalah kakinya yang besar. Sementara ayam lain hanya membutuhkan beberapa bulan untuk dipelihara, ayam Dong Tao membutuhkan setidaknya setahun. Semakin tua, semakin besar kakinya. Itu sebabnya harganya sangat tinggi," kata Nhung.

Ayam Dong Tao biasanya menghasilkan sekitar 100 telur per tahun, namun telur-telur ini harus dipisahkan dari induknya oleh peternak untuk mencegah kerusakan karena berat badannya yang besar. 

Ayam jantan bahkan dipisahkan dalam kandang-kandang tersendiri untuk menghindari pertarungan dan cedera.

Permintaan akan ayam ini telah melonjak tajam di kalangan masyarakat kaya di Vietnam, sebuah negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat di Asia.

Beberapa tahun lalu, harga ayam jantan Dong Tao dewasa mencapai $2.000 per ekor. Namun, dengan peningkatan pasokan dan perlambatan ekonomi, harga saat ini mencapai sekitar $450 per ekor, yang setara dengan pendapatan bulanan rata-rata seseorang di Vietnam menurut laporan pemerintah pada tahun 2023.

Nguyen Nhu Ngoc, ayah dari Nhung, mengatakan bahwa harga tersebut sebanding dengan kualitasnya. 

"Ayam Dong Tao sangat berharga. Setiap bagian dari ayam ini memiliki rasa yang lezat dan memuaskan. Dagingnya juicy dan manis dengan aroma khas. Untuk mendapatkan rasa dan aroma yang istimewa, ayam ini harus dipelihara selama 10 bulan hingga setahun," jelasnya.

Saat ini, sekitar 800.000 ekor ayam Dong Tao dipelihara di Dong Tao dan desa-desa sekitarnya di distrik Khoai Chau, Provinsi Hung Yen bagian utara, meningkat dari sekitar 500.000 ekor pada tahun 2016, menurut para pejabat.

Diperkirakan bahwa penjualan akan mencapai puncaknya selama perayaan Tet, Nhung, yang sebagian besar menjual ayamnya secara online dan mempromosikannya melalui video di platform TikTok, optimis akan meningkatkan penjualan ayam Dong Tao kali ini.

Sabtu, 24 April 2021

Jokowi dan PM Vietnam Dorong ALM Hasilkan Solusi Terbaik Untuk Myanmar

Jokowi dan PM Vietnam Dorong ALM Hasilkan Solusi Terbaik Untuk Myanmar
Presiden Jokowi bersama PM Vietnam Pham Minh Chinh, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/04/2021) sore. (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh mendorong agar ASEAN Leaders’ Meeting (ALM) dapat menghasilkan solusi terbaik bagi rakyat Myanmar.

Hal tersebut mengemuka dalam pertemuan bilateral kedua pemimpin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/04/2021) sore.

“Kedua pemimpin berharap, pertemuan ALM besok dapat menghasilkan sebuah kesepakatan yang terbaik bagi rakyat Myanmar,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dalam keterangan pers usai mendampingi Presiden menghadiri pertemuan.

Di dalam pertemuan tersebut, ungkap Menlu, kedua pemimpin melakukan tukar pandangan mengenai situasi terakhir di Myanmar. Kedua pemimpin juga menyampaikan keprihatinan atas berlanjutnya kekerasan dan terus jatuhnya korban jiwa di negara tersebut.

“Posisi Indonesia terkait Myanmar dari sejak awal sudah sangat jelas, yaitu keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar menjadi prioritas. Kekerasan dan penggunaan senjata harus dihentikan sehingga korban tidak semakin bertambah, dan dialog inklusif harus segera dilakukan agar demokrasi, keamanan, perdamaian dan stabilitas dapat segera dikembalikan di Myanmar,” ujar Menlu mengutip pernyataan Presiden dalam pertemuan.

Menlu menambahkan, Kepala Negara juga menekankan bahwa ALM ini semata-mata digelar untuk kepentingan rakyat Myanmar.

“Kalau kita tengok ke belakang, ALM ini merupakan inisiatif Indonesia dan merupakan tindak lanjut pembicaraan antara Presiden Republik Indonesia dengan Sultan Brunei Darussalam selaku Ketua ASEAN,” ujar Menlu.

Seperti diungkapkan Menlu, dalam pertemuan bilateral PM Vietnam Pham Minh Chinh menyampaikan apresiasi atas inisiasi Indonesia untuk menggelar pertemuan pemimpin ASEAN guna membahas dan menemukan solusi atas krisis yang terjadi di Myanmar ini.

“Vietnam menyampaikan apresiasi terhadap kepemimpinan Indonesia yang menginisiasi penyelenggaraan ASEAN Leaders’ Meeting (ALM) ini. Perdana Menteri Vietnam menyampaikan bahwa kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar,” ungkap Menlu.

Selain melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Jokowi, kedatangan PM Vietnam di Jakarta juga untuk menghadiri pertemuan ALM yang akan berlangsung esok hari tersebut. 

(FID/UN)

Bertemu PM Vietnam, Presiden Jokowi Bahas Isu Kesehatan Hingga Stabilitas Kawasan

Bertemu PM Vietnam, Presiden Jokowi Bahas Isu Kesehatan Hingga Stabilitas Kawasan
Presiden Jokowi bersama PM Vietnam Pham Minh Chinh, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/04/2021) sore. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Jumat (23/04/2021) sore, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Mengawali pertemuan, Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat kepada PM Pham Minh Chinh yang telah dilantik sebagai PM Vietnam pada 5 April 2021 lalu. PM Pham Minh Chinh dilantik menggantikan PM Nguyen Xuan Phuc yang diangkat sebagai Presiden Vietnam untuk periode 2021-2026.

“Di dalam pertemuan, Bapak Presiden terlebih dahulu menyampaikan ucapan selamat kepada Yang Mulia Pham Minh Chinh sebagai Perdana Menteri Vietnam yang baru,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi usai mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut.

Pada pertemuan, ujar Menlu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus menjalin hubungan bilateral yang saling menguntungkan untuk kepentingan rakyat kedua negara.

“Presiden menyampaikan bahwa Vietnam adalah sahabat Indonesia dan Vietnam adalah mitra strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Presiden juga menyampaikan harapan Indonesia dan Vietnam dapat terus bekerjasama agar kedua negara dapat keluar dari pandemi dan terus menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan,” ujarnya.

Lebih lanjut Menlu menyampaikan, dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi fokus pada sejumlah isu.

Pertama, Presiden menekankan mengenai pentingnya penguatan kerja sama di bidang kesehatan. Kerja sama ini sangat penting, ditambah dengan adanya pandemi yang belum kunjung berakhir.

“Presiden mendorong kedua negara untuk terus menyerukan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara dan untuk jangka panjang menciptakan ketahanan kesehatan di Asia Tenggara,” ujar Menlu.

Kedua, Presiden juga menekankan pentingnya peningkatan kerja sama di bidang ekonomi. “Presiden mengajak Vietnam untuk menurunkan hambatan baik di bidang perdagangan maupun investasi,” ungkap Menlu.

Ditambahkan Menlu, Vietnam adalah mitra perdagangan terbesar keempat Indonesia di ASEAN di mana nilai perdagangan kedua negara naik hampir 2 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

“Indonesia berada pada urutan ke 28 FDI [Foreign Direct Investment] Vietnam dan urutan kelima di antara FDI ASEAN. Investasi Indonesia di Vietnam antara lain berupa di bidang pertambangan, packaging, batu bara, semen, properti, peternakan, otomotif, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Ketiga, Kepala Negara menekankan pentingnya percepatan perundingan perbatasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang telah berlangsung 11 tahun. Presiden menyarankan agar tim teknis kedua negara dapat segera berunding kembali dan menyelesaikan negosiasi.

“Ditekankan oleh Presiden bahwa penyelesaian perundingan sangat penting, karena memberikan kejelasan mengenai wilayah ZEE masing-masing dan mengurangi kemungkinan adanya insiden kapal-kapal nelayan. Serta [Presiden] menekankan pentingnya bahwa klaim mengenai batas ZEE antarnegara harus diselesaikan berdasarkan hukum internasional, yaitu UNCLOS 1982,” pungkas Menlu. 

(FID/UN)

Jumat, 23 April 2021

Tiba di Indonesia, PM Vietnam akan Bertemu Presiden Jokowi

PM Vietnam Phạm Minh Chính tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/04/2021) (Foto: BPMI Setpres/Kris)

BorneoTribun Jakarta -- Perdana Menteri (PM) Vietnam Phạm Minh Chính, mengunjungi Indonesia, Jumat (23/04/2021). PM Vietnam dan rombongan tiba di Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sekitar pukul 10.45 WIB dengan menggunakan pesawat Vietnam Airlines.

PM Vietnam tampak melambaikan tangan begitu pintu pesawat dibuka. Di bawah tangga pesawat, ia disambut oleh Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri sekaligus Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto.

Bersama rombongan yang menyertainya, PM Vietnam kemudian langsung menuju rangkaian kendaraan yang telah disiapkan dan meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta.

Pada sore nanti, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diagendakan menggelar pertemuan bilateral dengan PM Phạm Minh Chính di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Ini merupakan kunjungan pertama PM Phạm Minh Chính ke Indonesia usai dilantik pada 5 April 2021 lalu. 

(BPMI SETPRES/UN)

Minggu, 21 Maret 2021

Dua Kapal Ikan Berbendera Vietnam Diamankan Korpolairud Baharkam


Kapal Ikan Berbendera Vietnam

BorneoTribun Batam, Kepri Dua Unit Kapal Ikan Asing yang melakukan pencarian Ikan diwilayah perairan Laut Natuna Utara berhasil diamankan oleh Kapal Patroli KP. Bisma - 8001 Korpolairud Baharkam Polri.

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S., S.IK., M.Si., didampingi Dirpolairud Polda Kepri Kombes Pol Gieuseppe Reinhard Gultom, S.IK menyampaikan KP. Bisma - 8001 Korpolairud Baharkam Polri Melaksanakan kegiatan pengamanan kepolisian dalam rangka mengantisipasi peningkatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dan pengamanan perairan perbatasan Negara Indonesia di wilayah perairan Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau. 

"Saat berada di wilayah Perairan laut Natuna Utara pada hari Kamis tanggal 18 Maret 2021 KP.Bisma - 8001 Berhasil mendeteksi 2 Unit Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam yang akan melakukan pencarian ikan di wilayah perairan Indonesia. Selanjutnya dilakukan pengejaran dan KP. Bisma - 8001 berhasil mengamankan 2 unit Kapal Ikan Asing tersebut," Ujar Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S., S.IK., M.Si, Minggu (21)3/21).

"Kapal Ikan Asing yang pertama diamankan saat berada di posisi 06° 41 770' LU - 109° 21 326' BT / Perairan Laut Natuna Utara dengan nama kapal DUC LOI 6 / BL 93333 TS, Nahkoda bernama Nguyen Ngok Sang beserta Anak Buah Kapal Warga Negara Vietnam," Jelas Kabid Humas Polda Kepri tersebut.

Dikatakannya, selanjutnya Kapal Ikan Asing kedua diamankan pada posisi 06° 41 848 LU - 109°.21.266' BT / Perairan Laut Natuna Utara dengan nama kapal BV 4419 TS, Nakhoda bernama Tian Hiiny Dung beserta Anak Buah Kapal Warga Negara Vietnam.

"Setelah berhasil diamankan kedua Kapal Ikan Asing tersebut langsung dikawal oleh KP Bisma - 8001 menuju Kota Batam. Kedua Kapal Ikan Asing tersebut diduga telah melanggar pasal 92 Jo pasal 26 ayat (1) Bagian Keempat Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor serta Kemudahan dan Persyaratan Investasi Paragraf 2 Sektor Kelautan dan Perikanan Undang- Undang RI Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja Jo Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan," Tutup Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S., S.IK., M.Si. (Tim)


Senin, 01 Februari 2021

Para Aktivis Dukung Perempuan Perancis-Vietnam yang Ajukan Gugatan Terkait 'Agen Oranye'

Tran To Nga, mantan jurnalis berusia 78 tahun, melambai saat menyampaikan pidato dalam pertemuan untuk mendukung orang-orang yang terpapar Agen Oranye selama Perang Vietnam, di Paris, Sabtu, 30 Januari 2021. (Foto: AP)

BorneoTribun | Internasional - Para aktivis berkumpul di Paris untuk mendukung orang-orang yang pernah terpapar 'Agen Oranye' semasa Perang Vietnam. Aksi itu dilakukan setelah sebuah pengadilan Perancis memeriksa kasus seorang perempuan Perancis-Vietnam yang menuntut 14 perusahaan yang memproduksi dan menjual bahan kimia yang pernah digunakan tentara AS itu.

Sebuah aliansi beberapa LSM mengadakan aksi unjuk rasa itu Sabtu (30/1) setelah pengadilan menyidangkan gugatan hukum yang diajukan Tran To Nga, 78 tahun.

Tran, seorang mantan jurnalis berusia 78, menjelaskan dalam bukunya bagaimana dia terpapar 'Agen Oranye' pada 1966, ketika dia menjadi anggota Komunis Vietnam, atau Viet Cong, yang berperang melawan Vietnam Selatan dan AS.

"Karena peristiwa itu, saya kehilangan seorang anak karena gangguan jantung. Dua puteri saya yang lain terlahir dalam keadaan cacat. Dan cucu-cucu saya juga,” katanya kepada Associated Press.

Pada 2014 di Perancis, dia menuntut beberapa perusahaan yang memproduksi dan menjual 'Agen Oranye', termasuk perusahaan multinasional AS Dow Chemical dan Monsanto, yang kini dimiliki raksasa Jerman Bayer.

Tran menuntut ganti rugi atas berbagai masalah kesehatannya dan anak-anaknya dalam persidangan di Perancis. Apabila tuntutannya dikabulkan, maka itu akan menjadi yang pertama kalinya kompensasi diberikan kepada seorang warga sipil Vietnam.

Selama ini hanya veteran militer dari AS dan negara lain yang terlibat dalam perang, yang memenangkan kompensasi.

Pasukan AS menggunakan 'Agen Oranye' untuk menggugurkan dedaunan di hutan-hutan Vietnam dan untuk menghancurkan perkebunan Viet Cong semasa perang. [vm/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno