Berita Borneotribun.com: Vaksin Corona Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Vaksin Corona. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Oktober 2020

Wapres: Vaksin Covid-19 Non-Halal Bisa Digunakan dalam Keadaan Darurat

Wapres: Vaksin Covid-19 Non-Halal Bisa Digunakan dalam Keadaan Darurat
Presiden Joko Widodo meninjau pabrikk PT Bio Farma yang akan memproduksi vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 11 Agustus 2020. (Foto: Biro Setpres via AFP)


Banyak pihak yang mempertanyakan label halal vaksin Covid-19 yang sedang diuji coba di berbagai negara saat ini. Namun Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyebut, dalam situasi pandemi, vaksin tak halal bisa digunakan. 


BorneoTribun | Jakarta - Wakil Presiden sekaligus Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin mengatakan apabila vaksin Covid-19 sudah ditemukan dan belum berlabel halal, tetap bisa digunakan karena situasi pandemi atau darurat. Meski begitu, ketetapan penggunaannya nanti harus berdasarkan ketetapan dari MUI.

Wapres: Vaksin Covid-19 Non-Halal Bisa Digunakan dalam Keadaan Darurat
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres KH Ma’ruf Amin dan Jubir Presiden Fadjroel Rachman di Istana Negara, Jakarta , pastikan WNI positif Corona tertangani dengan baik di Singapura. (biro Setpres)


“Maka bisa digunakan walau tidak halal secara darurat, tapi dengan penetapan oleh lembaga bahwa iya ini boleh digunakan karena keadaannya darurat tapi harus ada ketetapan yang dikeluarkan oleh MUI,” ungkapnya dalam telekonferensi pers, di Istana Negara, Jumat (16/10).


Ia mencontohkan, hal serupa pernah terjadi ketika vaksin halal untuk meningitis belum ditemukan, namun tetap harus digunakan untuk mencegah dampak penyakit yang lebih berbahaya di masa depan.

Wapres: Vaksin Covid-19 Non-Halal Bisa Digunakan dalam Keadaan Darurat
Seorang pekerja memeriksa jarum-jarum suntuk untuk vaksin Covid-19 produksi perusahaan China SinoVac di Beijing, yang siap untuk diuji klinis (foto: dok).


“Tetapi andaikata di dalam satu ketika, seperti meningitis itu ternyata belum ada yang halal, tetapi kalau tidak ada, tidak digunakan vaksin akan timbul kebahayaaan, akan timbulkan penyakit atau penyakit berkepanjangan,” jelasnya.


MUI, kata Ma’ruf telah dilibatkan oleh pemerintah dalam rangkaian pembuatan dan program vaksinasi, seperti salah satunya melakukan kunjungan dalam rangkaian uji klinis yang sedang dilakukan saat ini.


“Untuk vaksin, saya sudah minta dilibatkan (MUI), dari mulai perencanaan, pengadaan vaksin, kemudian pertimbangan kehalalan vaksin. Kemudian melalui audit di pabriknya. Bahkan sekarang lagi kunjungan di RRT (China)," ujarnya.


Lanjutnya, berdasarkan dalil dalam ajaran Islam, vaksin merupakan suatu bentuk usaha atau ikhtiar guna mencegah terjadinya suatu penyakit seperti halnya imunisasi yang merupakan bagian dari usaha untuk berobat.


Menurutnya, berobat bersifat dua macam, yakni kuratif dan preventif. Kuratif merupakan usaha berobat ketika suatu penyakit sudah terjadi, sedangkan preventif merupakan usaha berobat untuk mencegah terjangkit oleh suatu penyakit.


“Sedangkan preventif, mencegah, imunisasi termasuk, merupakan pencegahan. ada dalil umum dalam agama itu katanya 'bersiaplah kamu dalam lima hal sebelum datang lima hal'. apa saja itu? Bersiap pada masa muda sebelum tua, masa sehatmu sebelum kamu sakit. Ini kan preventif," kata Ma'ruf Amin.


"Ada perintah agama supaya menjaga kesehatan. lainnya masa kaya sebelum miskin, masa luang sebelum sibuk, hidup sebelum mati. Harus kita gunakan mencegah terjadinya sakit. itu barangkali dalil imunisasi,” jelasnya.

Wapres: Vaksin Covid-19 Non-Halal Bisa Digunakan dalam Keadaan Darurat
Presiden Joko Widodo meninjau pabrikk PT Bio Farma yang akan memproduksi vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 11 Agustus 2020. (Foto: Biro Setpres via AFP)


Ma’ruf berharap, dukungan penuh dari masyarakat untuk mensukseskan proses pembuatan vaksin hingga program vaksinasi nantinya. Ia juga mengingatkan masyarakat agar jangan mudah percaya dengan berita bohong atau hoax, khususnya terkait dengan vaksin Covid-19 ini.


“Saya kira diharapkan masyarakat memberi dukungan atas semua tahapan, mulai penyiapan sampai pelaksanaan vaksinasi, juga mengikuti informasi-informasi tapi melalui sumber-sumber yang resmi. Informasi bisa menyesatkan karena banyak yang disalahpahamkan, jangan mudah percaya informasi yang belum terkonfirmasi. Kemudian perlu saling mengingatkan melaksanakan protokol kesehatan, juga jaga imunitas tubuh, jaga jarak. ini penting supaya nanti ikuti semua tahapan-tahapan vaksinasinya,” paparnya. (VOA)

Selasa, 18 Agustus 2020

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador Siap Disuntik Vaksin Corona Buatan Rusia

 

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Senin (17/8) bahwa ia bakal menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 buatan Rusia. (AFP PHOTO / RONALDO SCHEMIDT)


BORNEOTRIBUN | INTERNASIONAL - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Senin (17/8) bahwa ia bakal menjadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 buatan Rusia bila terbukti efektif.


Rusia pada pekan lalu menyetujui vaksin buatan mereka sendiri itu dan telah mulai memproduksi meski para ilmuwan Barat masih meragukan serta menyebut diperlukan bukti bahwa vaksin itu aman dan efektif.


"Saya akan jadi yang pertama mendapatkan vaksin, karena itu amat penting bagi saya, namun kita harus...memastikan bahwa itu efektif dan tersedia bagi semuanya," kata Lopez Obrador dalam konferensi pers hariannya.


Pemimpin Meksiko itu menambahkan bahwa ia akan secara personal menghubungi Rusia atau China bila mereka jadi yang pertama mengembangkan sebuah vaksin yang efektif.


"Ini hal yang penting, tidak perlu ada alasan ideologi.. kesehatan adalah yang utama," katanya.


Lopez Obrador menjadi pemimpin selanjutnya yang menyatakan diri siap menerima vaksin buatan Rusia, setelah sebelumnya Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan hal serupa.


Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dirinya memang siap menerima suntikan vaksin Rusia di depan umum, demikian dinyatakan juru bicara kepresidenan, Harry Roque, pada Sabtu (15/8).


Namun, seperti diberitakan Kantor Berita Filipina PNA, Duterte tidak akan mengikuti fase pertama uji klinis vaksin yang akan berlangsung Oktober ini, dan diperkirakan menerima vaksin pada awal Mei 2021.


Pada Selasa (11/8), Rusia mengumumkan telah menyetujui penggunaan vaksin virus corona yang dinamai Sputnik V, meski tidak sedikit pihak yang meragukan terobosan Rusia itu, termasuk WHO sendiri.


Kementerian Kesehatan Rusia mengumumkan proses produksi vaksin untuk virus Covid-19 resmi dimulai pada Sabtu (15/8) dan telah ada 20 negara yang mengajukan permintaan pembelian.


Mengutip RT News, Kementerian Kesehatan memprediksi vaksin dengan nama komersial Sputnik V (nama resmi: Gam-COVID-Vak) bisa mulai dibagikan setidaknya Januari 2021.(cnn/AFP/end)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno