Berita Borneotribun.com: Toyota Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Toyota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Toyota. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Juli 2024

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Dorong Pemanfaatan Bioetanol untuk Energi Terbarukan di Sektor Transportasi

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Dorong Pemanfaatan Bioetanol untuk Energi Terbarukan di Sektor Transportasi
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Dorong Pemanfaatan Bioetanol untuk Energi Terbarukan di Sektor Transportasi.
JAKARTA – PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendorong pemanfaatan bahan bakar bioetanol di sektor transportasi guna meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan. Wakil Presiden Direktur TMMIN, Bob Azam, mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia telah sukses dengan program biosolar hingga B35 dan segera ke B40, upaya tersebut masih belum cukup untuk menyelesaikan transisi energi.

"Transisi energi atau transformasi energi belum selesai, kita masih bergantung pada bahan bakar fosil. Oleh karena itu harus dilengkapi oleh bioetanol ini," kata Bob dalam sebuah acara di Jakarta pada Selasa (9/7).

Bioetanol di Negara Lain

Bob menjelaskan bahwa di beberapa negara, penggunaan bahan bakar etanol sudah umum, seperti E10 dan E20 di Amerika Serikat.

Mesin-mesin Toyota juga sudah dirancang agar bisa menggunakan campuran bahan bakar tersebut tanpa memerlukan perubahan spesifikasi signifikan.

Harapan untuk Bioetanol di Indonesia

Toyota berharap bioetanol bisa menjadi salah satu pilar utama dalam transisi menuju penggunaan energi terbarukan di Indonesia. 

Meskipun saat ini Indonesia belum memproduksi etanol secara massal, Bob menyebutkan bahwa kebutuhan jenis bahan bakar ini bisa dipenuhi dengan impor.

"Kita bisa melakukan impor tapi di-trade off dengan ekspor. Jadi, sebenarnya membuka peluang bagi ekonomi kita untuk tumbuh dengan adanya etanol ini dengan melakukan trade off," kata Bob.

Dia menambahkan, "Makanya kita segera komunikasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, bahwa ini bisa trade off dengan negara lain."

Kendaraan Berbahan Bakar Fleksibel (FFV)

Dalam upaya mendukung penggunaan bioetanol di sektor transportasi, Toyota menyiapkan kendaraan berbahan bakar fleksibel (flex fuel vehicle/FFV). FFV adalah mobil yang dirancang dapat menggunakan campuran bensin dan bahan bakar alternatif, seperti etanol. 

Kendaraan ini memiliki mesin yang dapat beroperasi dengan berbagai kombinasi bensin dan etanol atau etanol 100 persen, yang menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca selama pembakaran.

Salah satu contoh teknologi FFV adalah mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid FFV. Kendaraan ini menggunakan motor listrik yang dipadukan dengan mesin pembakaran dalam berbahan bakar etanol, sehingga lebih ramah lingkungan. 

Mobil konsep ini dapat menggunakan etanol yang berasal dari berbagai sumber seperti tebu, sorgum, jagung, singkong, dan lain-lain tergantung pada ketersediaan sumber daya di wilayah setempat. Selain itu, teknologi ini juga diterapkan pada Toyota Fortuner FFV.

Apresiasi dan Dukungan Pemerintah

Toyota mengapresiasi upaya pemerintah dalam menerbitkan regulasi-regulasi untuk mempromosikan penggunaan bioetanol. 

Dukungan terus-menerus dari pemerintah memperkuat komitmen Toyota untuk memperkenalkan teknologi yang lebih baik dan lebih bersih yang sesuai untuk Indonesia.

"Kita ingin industri otomotif Indonesia itu maju dan untuk maju itu kita harus bergerak duluan sebelum ada perubahan," kata General Manager Engineering Management Division PT TMMIN, Irwin Tristanto. 

"Mudah-mudahan dengan adanya teknologi di otomotif ini juga bisa mempercepat diversifikasi energi di Indonesia demi pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia," tambahnya.

Inisiatif PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam mendorong penggunaan bioetanol di sektor transportasi merupakan langkah penting dalam transisi energi menuju penggunaan energi baru terbarukan. 

Dengan dukungan dari pemerintah dan teknologi kendaraan berbahan bakar fleksibel, diharapkan Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat diversifikasi energi demi masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

PT TMMIN Perkenalkan Kijang Innova Zenix Hybrid FFV di GIIAS 2024

PT TMMIN Perkenalkan Kijang Innova Zenix Hybrid FFV di GIIAS 2024
PT TMMIN Perkenalkan Kijang Innova Zenix Hybrid FFV di GIIAS 2024.
JAKARTA - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memperkenalkan mobil konsep Kijang Innova Zenix Hybrid flex fuel vehicle (FFV) sebagai bentuk kesiapan mereka dalam mengadopsi energi baru terbarukan. Pengumuman ini disampaikan oleh General Manager Engineering Management Division PT TMMIN, Irwin Tristanto, di Jakarta, pada Selasa (9/7).

"Pemerintah memang ada rencana mengembangkan energi terbarukan. Ini tentunya kita ingin menunjukkan bahwa produk kita itu sudah siap untuk mengonsumsi dengan bahan bakar tersebut," ujar Irwin.

Kendaraan dengan bahan bakar fleksibel atau FFV adalah kendaraan yang dirancang untuk menggunakan campuran bensin dengan bahan bakar alternatif seperti etanol. Mesin kendaraan ini dapat beroperasi dengan berbagai kombinasi bensin dan etanol atau etanol 100 persen, yang menghasilkan lebih sedikit emisi gas rumah kaca dalam proses pembakaran.

Secara global, FFV diklasifikasikan untuk E85-E100 yang kompatibel dengan kendaraan. FFV dapat diterapkan pada kendaraan yang menggunakan mesin pembakaran internal (ICE), mesin hibrida (HEV), dan plugin hybrid (PHEV).

Kijang Innova Zenix Hybrid FFV, yang dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, menggunakan motor listrik yang dipadukan dengan mesin pembakaran internal berbahan bakar etanol, sehingga lebih ramah lingkungan. Mobil konsep ini dapat menggunakan etanol yang berasal dari tebu, sorgum, jagung, singkong, dan sebagainya, tergantung pada ketersediaan sumber daya di wilayah setempat.

Menurut studi internal Toyota, tingkat emisi CO2 "Well to Wheel" Kijang Innova Zenix Hybrid FFV lebih dari 60 persen lebih rendah dibandingkan dengan Kijang Innova Zenix berbahan bakar konvensional, dan lebih dari 50 persen lebih rendah dibandingkan dengan Kijang Innova Zenix Hybrid.

PT TMMIN sudah memiliki kemampuan untuk memproduksi FFV dengan mengoptimalkan penggunaan etanol. Hal ini akan meningkatkan pemanfaatan sumber energi terbarukan Indonesia sesuai dengan peta jalan energi nasional. Namun, produksi massal Kijang Innova Zenix Hybrid FFV akan sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur, regulasi, kebijakan harga, insentif, dan aspek lainnya.

"Jadi, kapanpun dibutuhkan kita siap, baik domestik maupun ekspor. Jadi, nanti kita tunggu saja perkembangan energi terbarukan pemerintah ini seperti apa, ketersediaannya seperti apa, yang jelas kita sudah menyediakan kendaraannya," kata Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam.

Oleh: ANTARA
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Yakop

Minggu, 18 Februari 2024

Toyota Hadirkan Permainan Balapan Menarik untuk Pengunjung Pameran Otomotif

Toyota Hadirkan Permainan Balapan Menarik untuk Pengunjung Pameran Otomotif
Tenan Toyota suguhkan simulator balapan dengan Agya GR di IIMS 2024 (ANTARA/Fitra Ashari)
JAKARTA - Tenan Toyota menghadirkan pengalaman unik bagi pengunjung Indonesia Internasional Motor Show 2024 dengan mempersembahkan permainan simulator balapan menggunakan mobil balap Agya GR. 

Operator simulator Toyota GR Adrian menjelaskan bahwa tujuan dari simulator ini adalah untuk mengajak pengunjung merasakan sensasi mengendarai mobil balap seolah-olah di lintasan sungguhan.

"Pertama adanya display Toyota Agya GR buat orang-orang bisa merasakan mobilnya dan di simulatornya mobil ini dalam bentuk game jadi orang bisa merasakan mengendarainya," kata Adrian kepada ANTARA di lokasi pameran di JIExpo Kemayoran Jakarta.

Simulator dan replika Toyota Agya GR ini berhasil memikat perhatian pengunjung, dengan lebih dari 40 orang mencoba menjadi "pembalap" di permainan ini. 

Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para calon pemain. 

Mereka harus mendaftar melalui kode QR yang tersedia di booth Toyota, memiliki tinggi minimal 150 sentimeter, dan usia minimal dewasa.

"Karena ini simulator bukan seperti di pusat permainan biasa, ini harus dewasa atau cukup panjang badannya, terus steeringnya agak berat jadi nggak bisa anak-anak," jelas Adrian.

Selain tinggi badan, Adrian juga menyarankan para pemain untuk memiliki pengetahuan dasar tentang mengemudi mobil, terutama mobil balap. 

Sirkuit untuk simulasi balapan ini menggunakan Sirkuit Internasional Sentul dengan skema time trial dua putaran.

Meskipun terlihat seperti permainan yang sederhana dengan mengandalkan pedal gas dan rem, banyak pengunjung yang mengalami kesulitan, terutama saat menghadapi belokan tajam.

"Susah ternyata, banyak nabrak rumput pas belok karena setirnya ternyata berat ya, tapi seru," ujar Setyo (35), salah seorang pengunjung.

"Jauh dari bayangan ya, kirain liatnya gampang kayak game biasa tapi ga diduga susah juga," tambah Audi (29).

Selain menyajikan simulator, Toyota juga menyediakan berbagai aksesori seperti topi, kaos, dan jaket dengan harga mulai dari Rp 100 ribu hingga jutaan rupiah.

Oleh: Antara/Fitra Ashari
Editor: Yakop

Sabtu, 27 Januari 2024

Nathasya Natalia Ungkap Cara Kerja Toyota Mirai

Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
JAKARTA - Di tengah berkembangnya teknologi otomotif, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memperkenalkan fasilitas pembelajaran elektrifikasi yang menawarkan inovasi terbaru, termasuk kendaraan berbahan hidrogen, seperti Toyota Mirai yang merupakan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).

Menurut Nathasya Natalia, seorang presenter di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Toyota Mirai akan tersedia di fasilitas tersebut sekitar setahun setelah pembukaan xEV Center pada Mei 2022. 

Dia menjelaskan bahwa Toyota Mirai menggunakan fuel cell untuk menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan mobil. 

"Dia itu punya salah satu platform di sini untuk me-generate listrik melalui stack. Jadi hidrogen itu akan di-generate sehingga bisa menghasilkan listrik dan ujungnya dia akan keluar air," ujarnya.

Nathasya menjelaskan bahwa saat mobil berjalan pada kecepatan rendah, seperti 30 km/jam, energi diperoleh dari baterai. 

Namun, saat kecepatan meningkat menjadi normal sekitar 50-60 km/jam, energi yang dihasilkan dari hidrogen digunakan untuk menjaga mobil tetap berjalan, sementara sebagian energi dialirkan ke baterai untuk mengisi ulang. 

"Fungsi? Sama seperti hybrid, keduanya akan menyuplai, karena dia butuh akselerasi penuh jadi baik dari stack-nya dan dari baterai akan menyuplai sehingga dia bisa akselerasi penuh atau ngebut," tambah Nathasya.

Selain menjelaskan cara kerja kendaraan, Nathasya juga membahas perilaku berkendara, terutama dalam konteks mobil listrik. 

Irwin Tristanto, General Manager Engineering Management Division PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), juga menekankan pentingnya perencanaan perjalanan yang matang bagi pengendara mobil listrik. 

"Mau ke mana, berapa km dan reduce berapa persen (baterainya). Jadi saat ini harus benar-benar terencana di mana bisa nge-charge, jangan sampai sudah 20 persen baru cari charger-an. Memang dianjurkan, mendekati 20 persen itu sudah mulai mencari (stasiun pengisian)," jelas Tristanto.

Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Tampak samping Toyota Mirai berbahan hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) di xEV Center milik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024). (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
Dalam konteks penggunaan baterai, Nathasya menjelaskan pentingnya pemahaman tentang teknologi baterai untuk menghindari risiko, seperti percikan api. 
"Baterai itu teknologi terus dikembangkan. Battery management system itu yang menjaga supaya yang dikhawatirkan semisal ada percikan api, tidak terjadi. Bagaimana konsumen mengetahui dan percaya, dibuktikan dengan pemakaian," kata Nathasya.

Selain Toyota Mirai sebagai FCEV, pengunjung xEV Center juga dapat mempelajari tentang Hybrid Electric Vehicle (HCEV) dan simulasi cara kerja baterainya. 
Mereka juga mendapatkan informasi tentang pentingnya menuju era elektrifikasi dan carbon neutrality, serta contoh implementasi ekosistem hijau dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kelestarian lingkungan.

General Manager Toyota: Hindari Genangan saat Berkendara Mobil Listrik

Toyota FT-Se, mobil listrik konsep Toyota.
Toyota FT-Se, mobil listrik konsep Toyota.
JAKARTA - General Manager Divisi Manajemen Teknik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Irwin Tristanto, menyatakan bahwa meskipun seseorang dapat menggunakan mobil listrik saat hujan, lebih baik untuk menghindari genangan air dengan ketinggian tertentu.

Menurutnya, "Baterai berada di bawah, sehingga sebaiknya hindari genangan air karena dapat masuk air. Jika ada genangan yang tinggi, sebaiknya tidak dilalui. Desain kendaraan telah melalui pengujian dalam kondisi genangan air, misalnya setinggi 30 cm."

Irwin juga membahas perawatan khusus selama musim hujan, yang secara umum mirip dengan perawatan mobil konvensional, termasuk pemeriksaan rutin sistem pengereman, oli, dan air cleaner.

"Sistem diperiksa untuk melihat adanya ketidaknormalan, tetapi biasanya jika ada masalah dengan sistem listrik, akan ada peringatan pada meter. Meskipun tidak dijelaskan secara spesifik, segera laporkan ke bengkel. Kami di Toyota memiliki alat uji kecerdasan yang dapat mengidentifikasi masalahnya," tambahnya.

Terkait pengisian daya mobil listrik saat hujan, Irwin menyatakan bahwa mengisi daya saat hujan aman karena standar keselamatan telah diimplementasikan untuk memastikan pengguna mobil listrik dapat mengisi daya kendaraannya kapan pun.

Baik kendaraan listrik maupun stasiun pengisian daya EV didesain untuk menangani berbagai jenis cuaca, termasuk hujan, untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengguna.

Strategi Toyota Mendukung Kemajuan Industri Nikel untuk Mobil Listrik

General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).   (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).   (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)
JAKARTA - General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Irwin Tristanto, menyoroti beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh pengguna mobil listrik, terutama terkait waktu dan perencanaan perjalanan. 

Menurutnya, pengguna mobil listrik harus memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian daya, yang merupakan hal yang berbeda dengan mengisi bahan bakar konvensional di stasiun pengisian bahan bakar.

"Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar Irwin di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.

Irwin menekankan pentingnya merencanakan perjalanan dengan cermat, termasuk menghitung jarak yang akan ditempuh dan ketersediaan daya baterai mobil.

"Pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya dengan baik, termasuk menghitung estimasi kebutuhan daya untuk menempuh jarak yang diinginkan. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelasnya.

Irwin juga menyebutkan bahwa untuk pengisian daya mobil listrik di rumah, diperlukan kapasitas daya minimal sekitar 3000 VA.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam, menambahkan pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara yang aman dalam konteks mobil listrik.

"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar Bob Azam.

Bob Azam juga menyampaikan pandangannya terkait kemungkinan mobil listrik menjadi alternatif transportasi di perkotaan, yang dapat diisi daya di rumah.

"Mungkin akan jadi kendaraan alternatif di perkotaan, bisa di-charging di rumah. Mungkin starting dengan yang sifatnya practical seperti itu. Kita juga masih menerka-nerka," katanya.

Dalam konteks teknologi baterai, Bob Azam menyebut bahwa Toyota mempertimbangkan keefisienan teknologi dan mencari solusi untuk mendukung industri nikel di Indonesia.

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno