Berita Borneotribun.com: Tanah Longsor Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Tanah Longsor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tanah Longsor. Tampilkan semua postingan

Rabu, 22 Mei 2024

Bencana Banjir dan Tanah Longsor Terjadi Di Dua Kecamatan Ngabang dan Jelimpo

Bencana Banjir dan Tanah Longsor Terjadi Di Dua Kecamatan Ngabang dan Jelimpo
Bencana Banjir dan Tanah Longsor Terjadi Di Dua Kecamatan Ngabang dan Jelimpo.
LANDAK – Ngabang, Intensitas curah hujan tadi malam membuat beberapa Desa di dua kecamatan Ngabang dan Jelimpo mengakibatkan terjadinya Banjir dan tanah longsor, berikut yang berhasil kami himpun, Rabu (22/05/2024). 

Kapolres Landak Akbp I Nyoman Budi Artawan, S.H.,S.I.K.,M.M melalui Akp Prambudi, S.H, mengatakan


Berdasarkan informasi, Hujan tersebut terjadi sejak Selasa malam (21/05/2024). Sekitar pukul 18.00 wib. Hujan dengan intensitas cukup tinggi di kedua wilayah tersebut membuat debit air Sungai meluap.

"Seperti di Desa Balai Peluntan Luapan air sungai menggenangi badan Jalan serta pemukiman warga Dusun Balai peluntan dengan ketinggian air berkisar antara 20 cm sampai dengan 30 cm, dan Untuk sementara belum ada warga yang mengungsi,” ungkap Prambudi 


"Untuk di Dusun Sui raya Desa Jelimpo terjadi bencana banjir dan tanah longsor sehingga mengakibatkan sebagian badan jalan tertutup material tanah, Satu buah Tiang listrik patah, Satu buah Tiang Telkom tumbang yang mengakibatkan aliran listrik padam, untuk banjir menggenangi rumah warga dengan kedalaman 10-50 cm." Ucap Prambudi lagi


"Untuk di kecamatan Ngabang banjir terjadi di Desa Raja adalah di Dusun Raja, Dusun Martalaya, Dusun Raiy, Dusun Pesayangan, Desa Hilir Tengah adalah di Dusun Pulau Bendu, Dusun Sri Bernian, Dusun Hilir Tengah I dan II, Desa Munggu adalah di Dusun Selaba, Dusun Manggu, Dusun Munggu, Dusun Riam Panjang, , dengan kedalaman air 15 - 70 cm hingga saat ini blm ada warga yang mengungsi." Ucap Prambudi


"Dan untuk tanah longsor terjadi di Dusun Tapis Tembawang Desa Engkadu yang mengakibatkan akses jalan tertutup sepanjang 200 meter yang menghubungkan kecamatan Ngabang dengan Kecamatan Kuala Behe dan kecamatan air besar, untuk proses evakuasi diterjunkan alat berat dari Dinas Lingkungan Hidup dan dari PT. Palm Bumi Lestari, serta menggunakan Sensaw karena banyak pohon yang tumbang serta batu yang tertimbun tanah menutupi jalan raya." Ungkap Prambudi


"Sampai dengan saat ini tidak ada warga yang mengungsi akibat banjir serta tanah longsor. Namun, aliran deras air membuat warga harus mengevakuasi sejumlah barang-barang di dalam rumah." Tuturnya


"Diharapkan untuk warga yang rumahnya di dataran rendah atau yang dilewati aliran sungai agar lebih berhati-hati serta selalu memantau perkembangan ketinggian air Sungai" tutup Prambudi

Penulis : Humas Polsek Ngabang

Jumat, 16 Februari 2024

Korban Tewas Bencana Tanah Longsor di Barangay Masara, Kota Maco, Filipina Mencapai 90 Orang

Korban Tewas Bencana Tanah Longsordi Barangay Masara, Kota Maco, Filipina Mencapai 90 Orang
Evakuasi dan penyelamatan korban tanah longsor di Barangay Masara, Kota Maco di Provinsi Davao de Oro,Filipina, Rabu (14/2/2024). (ANTARA/PNA)
FILIPINA – Korban tewas akibat bencana tanah longsor di Barangay Masara, Kota Maco, Provinsi Davao de Oro, Filipina, telah mencapai 90 orang, menurut Ketua Gugus Manajemen Orang Meninggal dan Hilang (MDM) Lea Añora pada Kamis (15/2). 

Añora melaporkan bahwa 37 orang masih hilang, dan hingga saat ini, sudah ada 39 sertifikat kematian yang diterbitkan.

Dari total korban, 14 jenazah yang belum teridentifikasi dikuburkan sementara di pemakaman umum Maco.

"Sebanyak 90 orang yang dievakuasi termasuk tubuh lengkap dan bagian tubuh," kata Añora. Orang-orang yang hilang dicatat dalam catatan polisi setelah keluarga mereka memberi tahu aparat berwenang.

Añora juga mengimbau keluarga yang mencari anggota keluarganya untuk mengecek imbauan pemerintah setempat mengenai proses identifikasi jenazah yang diambil.

"Tindakan yang kami lakukan bersifat berkesinambungan seperti pemeriksaan postmortem, pencatatan, dan pengumpulan barang-barang korban yang diambil," ujarnya.

Operasi evakuasi diluncurkan oleh pejabat pada 14 Februari, satu pekan setelah terjadi tanah longsor.

Tim 911 Pencarian dan Penyelamatan Perkotaan (USAR) Kota Davao mengumumkan akan tetap tinggal selama tiga hari lagi untuk terus membantu operasi pengambilan di wilayah yang terkena longsor.

Sejak 9 Februari, Kepala Kantor Pengurangan Risiko dan Manajemen Bencana Kota, Alfredo Baloran, menyatakan bahwa teknisi penyelamat, peralatan pencarian dan pertolongan, serta dua anjing pelacak telah dikerahkan ke daerah tersebut.

Tim USAR membawa peralatan pencarian dan penyelamatan, termasuk peralatan untuk mendeteksi tanda-tanda kehidupan dan menemukan orang-orang yang terkubur dalam tanah longsor.

Jumat, 10 November 2023

Banjir dan Tanah Longsor Hanyutkan Jembatan di Lima Desa, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

Banjir dan Tanah Longsor Hanyutkan Jembatan di Lima Desa, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
KAPUAS HULU - Wilayah Kecamatan Bunut Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dilanda banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan deras. Satu unit jembatan di Desa Segitak hanyut terbawa arus akibat dampak dari bencana alam tersebut.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kapuas Hulu, Gunawan, menyampaikan bahwa lima desa terdampak banjir sejak dini hari pukul 04.00 WIB, Kamis (9/11) lalu. Desa-desa yang terdampak antara lain adalah Desa Temuyuk, Pantas Bersatu, Nanga Payang, Bakung Permai, dan Desa Segitak.

Gunawan menjelaskan bahwa jembatan di Desa Segitak terbawa arus akibat banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut. Selain itu, banjir juga menggenangi jalan nasional di Desa Temuyuk, Kecamatan Bunut Hulu.

Dampak dari banjir tersebut cukup signifikan. Di Desa Temuyuk, sebanyak 370 Kepala Keluarga atau sekitar 1.100 jiwa terdampak, termasuk kerusakan pada rumah ibadah, kantor desa, dan gedung sekolah. Debit air terus naik dengan kedalaman rata-rata mencapai 250 centimeter dari permukaan tanah, merendam sepanjang kurang lebih 800 meter ruas jalan di desa tersebut.

Situasi di desa lain juga terdampak serius. Di Desa Pantas Bersatu, enam kepala keluarga atau sekitar 20 jiwa terdampak banjir, meskipun kondisi air sudah mulai surut. Di Desa Bakung Permai, 120 kepala keluarga atau sekitar 345 jiwa terdampak, dengan kondisi debit air masih naik.

Tak hanya itu, Desa Nanga Payang juga mengalami dampak serupa, dengan 112 kepala keluarga atau sekitar 330 jiwa terdampak banjir, dan kedalaman air mencapai 250 centimeter dari permukaan tanah.

Desa Segitak, selain terdampak banjir, mengalami kerugian berat dengan satu jembatan yang hanyut terbawa arus. Di sana, terdapat 142 kepala keluarga atau sekitar 433 jiwa yang terdampak.

BPBD Kapuas Hulu segera merespons kejadian tersebut dengan rencana turun langsung ke lokasi bencana guna melakukan koordinasi dengan kepala desa. Langkah ini diambil untuk melaporkan kejadian dan merencanakan strategi penanganan bagi wilayah yang terdampak banjir.

Gunawan juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem belakangan ini yang berpotensi memicu bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, atau puting beliung kapan saja. Semua pihak diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat akibat bencana alam.

Senin, 06 Maret 2023

Longsor Menerjang Rumah di Singkawang Barat: Milik Mat Sohid Rusak Parah Akibat Hujan Lebat

Longsor Menerjang Rumah di Singkawang Barat: Milik Mat Sohid Rusak Parah Akibat Hujan Lebat
Longsor Menerjang Rumah di Singkawang Barat: Milik Mat Sohid Rusak Parah Akibat Hujan Lebat.

SINGKAWANG, KALBAR - Sebuah rumah yang terletak di Jalan A. Yani Gang Batu Mas Rt. 32 Rw. 13, Kelurahan Pasiran, Kecamatan Singkawang Barat mengalami kerusakan akibat longsor.

Longsor terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB saat curah hujan yang tinggi.

Rumah yang rusak akibat longsor adalah milik Mat Sohid.

Kompol Raden Mahendra, Waka Polres Singkawang, yang berada di lokasi kejadian mengatakan bahwa rumah korban mengalami kerusakan pada dinding ruang tamu/ruang keluarga dan dinding dapur akibat longsor. "Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini, namun kerugian materil belum dapat ditaksir," katanya.

Menurutnya, ini sudah kedua kalinya terjadi longsor di lokasi tersebut. "Jika hujan lebat masih terjadi, kemungkinan longsor masih terjadi dan bisa menimpa beberapa rumah warga lagi," ujarnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada warga yang tinggal di daerah rawan longsor untuk selalu waspada.

Editor: Yakop

Sabtu, 24 September 2022

Polsek Samalantan Pasang Baliho di TKP Laka Kerja Peti Sancupu

Polsek Samalantan Pasang Baliho di TKP Laka Kerja Peti Sancupu
Polsek Samalantan Pasang Baliho di TKP Laka Kerja Peti Sancupu. (BorneoTribun/Rinto Andreas)
BorneoTribun Bengkayang - Polsek Samalantan melaksanakan pemasangan banner / baliho di TKP laka kerja pertambangan tanpa izin (PETI) di Sancupu, Jum'at (23/9/2022) pukul 11.30 Wib. 

Wilayah Sancupu berbatasan antara Buduk Sempadang Kecamatan Selakau Timur Kabupaten Sambas dengan Desa Kinande Kecamatan Lembah Bawang Kabupaten Bengkayang, Kalbar. 
Berita Polsek Samalantan Pasang Baliho di TKP Laka Kerja Peti Sancupu
Polsek Samalantan Pasang Baliho di TKP Laka Kerja Peti Sancupu. (BorneoTribun/Rinto Andreas)
Kapolsek Samalantan Iptu Luspen Simbolon menerjunkan beberapa personelnya dalam kegiatan tersebut. 

Yang Dipimpin PS. Kanit Reskrim Polsek Samalantan Aiptu BJ Panjaitan; Aipda Yakobus Roma, Bripka I Decxy dan Babhinkamtibmas Briptu Wahyu Presetyo wicaksono. 

Dalam hal ini, Anggota Polsek Samalantan memasang baliho yang berisi tulisan “Lokasi Ini Masih Dalam Proses Penyidikan Sat Reskrim Polres Bengkayang. Masyarakat Dilarang Melakukan Aktivitas Dilahan Ini”.

"Adapun Lokasi pemasangan banner atau baliho tersebut berada di jalan masuk lokasi PETI, Lokasi bawah TKP laka kerja PETI dan di lokasi tanah longsor," terang PS. Kanit Reskrim Aiptu BJM Panjaitan.

Selama kegiatan berlangsung, kata Dia, situasi dalam keadaan aman dan terkendali. Dan Kegiatan pemasangan banner merupakan tindak lanjut atau upaya Pihak Kepolisian Sektor samalantan dalam rangka proses hukum pasca kejadian kecelakaan kerja PETI. 

Oleh : Rinto Andreas

Senin, 19 September 2022

Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup

Info Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup
Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup. (BorneoTribun/Rinto Andreas)
BorneoTribun Bengkayang - Kapolres Bengkayang AKBP Dr.Bayu Suseno,SH,SIK,MM,MH, sudah tiga hari berada dilokasi longsor bersama aparat terkait untuk melakukan operasi kemanusiaan evakuasi korban yang diduga masih tertimbun longsor di Ds. Buduk Sempadang, Kec. Selakau Timur, Kabupaten Sambas.
Berita Polisi Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup
Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup. (BorneoTribun/Rinto Andreas)
Bayu Suseno kepada awak media Minggu pagi (18/09/2022) menjelaskan, korban meninggal yang semula diperoleh info bertambah 1 orang pada hari Sabtu tgl 17 September 2022.

“Namun pada hari Minggu tgl 18 September 2022 jam 09.00 wib diperoleh informasi lagi bahwa korban kritis dari Selakau Timur yang diduga MD ternyata kondisinya masih hidup dan sekarang sudah rawat jalan di rumahnya di Kec Selakau Timur Kab Sambas," pungkasnya.

Kapolres Bayu Suseno memastikan sampai evakuasi hari minggu pagi ini (18/09/2022) untuk sementara tercatat korban meninggal dunia ada 4 orang dan yang selamat 8 orang.
Berita Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup
Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup. (BorneoTribun/Rinto Andreas)

Adapun nama 4 orang yang meninggal akibat tertimbun tanah longsor, yakni:

  1. Hermanus, Tempat Tgl. Lahir : terindak, 15 Desember 1980.Jenis Kelamin : Laki – laki Agama : Kristen Pekerjaan : Swasta Alamat : Dsn. Benawa Bakti Rt/Rw : 007/002 Desa Monterado Kec. Monterado.
  2. Yohanes naga als oot, TTL : pakucing I, 10-04-2003 Agama : Katholik Pekerjaan: petani/pekebun Alamat: dusun pakucing I, RT. 001/RW. 001 desa Gerantung Kec. Monterado kab. Bengkayang.
  3. Piko, Sejaruk param Kec. Lembah Bawang, Kab Bengkayang.
  4. Tumin, Selakau Tua Kec. Selakau Timur, Kab Sambas.

Korban selamat jumlah 8 orang Peristiwa tanah longsor, yaitu :

  1. Martinus, Alamat : Dsn. Taepi Rt/rw : 005/001 Desa Monterado Kec. Monterado.
  2. Makarno, Alamat : Dsn. Taepi Rt/rw : 005/002 Desa Monterado Kec. Monterado HP. 083126053937
  3. Pitrus Ipit als Pak Reval, Alamat : Dsn. Benawa Bakti Desa Monterado Kec. Monterado.
  4. Benediktus Ayen, Dsn. Benawa Bakti Desa Monterado Kec. Monterado.
  5. Bombat, Dsn. Benawa Bakti Desa Monterado Kec. Monterado.
  6. Yohanes Rudi, alamat Pakucing 1 rt/rw: 001/001 Ds. Gerantung kec. Monterado.
  7. Basuni Iyeng, alamat Pakucing 1 rt/rw: 001/001 Ds. Gerantung kec. Monterado.
  8. Aldo Firdaus, alamat Pakucing 1 rt/rw: 002/001 Ds. Gerantung kec. Monterado
Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup
Pencarian Hari ke-3 Korban Longsor PETI, Ditemukan 4 Meninggal dan 8 Masih Hidup. (BorneoTribun/Rinto Andreas)
Lanjut kata Bayu, dalam operasi kemanusiaan ini setiap pagi tepat Jam 07.00 wib anggota Tim Polres Bengkayang melaksanakan apel pagi dan sarapan pagi di Posko Penanggulangan Bencana. Tim dibagi menjadi 2 Regu.

Kemudian pada Jam 08.00 s/d 15.00 wib anggota Regu 1 Tim Polres Bengkayang akan melakukan upaya evakuasi korban dengan cara manual di lokasi longsornya tanah (yang telah dikeruk menggunakan eksavator pada hari pertama).

Jam 08.00 s/d 12.00 Wib Regu 2 melakukan penyisiran di hutan di sekitar TKP untuk mencari dan menemukan korban yang mungkin berhasil menyelamatkan diri ke dalam hutan utk diberikan pertolongan.

Ketika ditanya, apakah TKP longsor tersebut masuk wilayah kabupaten Sambas atau Bengkayang. Bayu mengatakan hanya Bupati Sambas dan Bupati Bengkayang yang tahu TKP itu masuk wilayah Kabupaten mana.

"Bila TKP masuk Kab Bengkayang maka Polres Bengkayang yang akan lakukan penyidikan," tandas Bayu.

Namun sebaliknya apabila TKP masuk wilayah Kab Sambas, maka Polres Sambas yang akan lakukan penegakan hukumnya. "Kami masih menunggu keputusan dari kedua Bupati tersebut," jelas Bayu.

Reporter : Rinto Andreas

Minggu, 18 September 2022

Pencarian Hari Ke-2 Korban Longsor Aktivitas PETI, Lima Orang Ditemukan Meninggal

Pencarian Hari Ke-2 Korban Longsor Aktivitas PETI, Lima Orang Ditemukan Meninggal
Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian pada hari kedua pencarian, ada sekitar 13 orang menjadi korban. Delapan orang selamat dan lima lainnya ditemukan meninggal dunia sesaat setelah longsor di kawasan Peti Kabupaten Bengkayang, Kamis malam (15/9).
BorneoTribun Bengkayang - Kepala Kantor SAR Pontianak, Kalbar, Yopi Haryadi menyatakan, hingga hari kedua pencarian tim SAR gabungan menemukan lima korban tanah longsor aktivitas pertambangan emas tanpa izin (Peti) di Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang ditemukan dalam keadaan meninggal.

"Hingga saat ini tercatat korbannya sebanyak 13 orang, delapan ditemukan selamat, lima orang meninggal," kata Yopi Haryadi dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Sabtu.

Dia menjelaskan, hingga hari kedua pencarian, ada sekitar 13 orang menjadi korban. Delapan orang selamat dan lima lainnya ditemukan meninggal dunia sesaat setelah longsor di kawasan Peti tersebut.

"Hari ini kami hentikan pencarian setelah dilakukan oleh tim SAR gabungan yang dibantu menggunakan alat berat berupa eksavator dari BPBD Kabupaten Bengkayang, dan kami tidak menemukan tambahan korban jiwa," ujarnya.

Selain itu pihak keluarga juga tidak merasa kehilangan anggota keluarganya. "Setelah dilakukan evaluasi bersama, tim SAR gabungan memutuskan menghentikan pencarian," katanya.

Adapun, data korban meninggal, yakni warga Kabupaten Bengkayang, atas nama Picko (27) warga Desa Sejaruk, Kecamatan Lembah Bawang, kemudian, Hermanus (42) warga Dusun Benawa Bakti, Kecamatan Monterado, Mayanto (23) warga Desa Grantung, Kecamatan Monterado, kemudian Oot (22) warga Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, dan Apok (40).

Dia menambahkan, korban yang tertimbun itu, saat mendulang atau mencari emas menggunakan peralatan tradisional, Kamis malam (15/9).

(Rinto Andreas/Ant)

Sabtu, 17 September 2022

Puluhan Polisi Evakuasi Korban Longsor PETI Di Desa Kinande, Lembang Bawang

Kapolres Bengkayang Bayu Suseno meninjau proses evakuasi korban di lokasi kejadian longsor.
Kapolres Bengkayang Bayu Suseno meninjau proses evakuasi korban di lokasi kejadian longsor.
BorneoTribun Bengkayang - Kepolisian Resor Bengkayang, Kalimantan Barat, menerjunkan puluhan personel untuk membantu proses evakuasi korban longsor di area penambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Kinande, Lembang Bawang.

"Sejak pagi kami tiba di lokasi bersama 30 personel. Dalam hal itu tidak hanya dari pihak Polres Bengkayang, namun juga turun dari Basarnas Sambas, BPPD Bengkayang, dan juga Dandim Singkawang," ujar Kepala Polres Bengkayang Ajun Komisaris Besar Polisi Bayu Suseno saat dihubungi di Bengkayang, Sabtu.

Kapolres mengatakan letak lokasi PETI yang masih dipersoalkan tersebut tidak menjadi alasan dalam penanganan bencana longsor dan evakuasi para korban.

Berdasarkan titik koordinat, lokasi PETI tempat terjadinya longsor masuk wilayah Dusun Buduk Sempadang, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas.

"Tapi, bukan soal letaknya di mana, saat ini soal tanggung jawab dan juga kemanusiaan kita. Jadi, tim kita sudah turun dari kemarin (Jumat, 16/9) sore, dan tadi pagi kita sama-sama dengan pihak Basarnas Sambas, BPBD Bengkayang dan juga Dandim turun bersama," ucap Kapolres.

Hingga saat ini, proses evakuasi korban longsor PETI masih terus dilakukan menggunakan peralatan ekskavator.

"Ini masih proses ekskavator, mudah-mudahan ketemu. Kami juga mendirikan posko di lokasi untuk pendataan korban dan keluarga korban yang datang ke lokasi. Untuk sementara terdapat satu keluarga korban yang mencari keluarganya atas nama Yudianto, asal Landak. Yudianto diduga menjadi korban tertimbun tanah longsor," jelas Bayu Suseno.

Menurut informasi, ada sekitar 20 orang tertimbun tanah longsor yang terjadi di lubang gelondongan di Dusun Sencepu, Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kamis (15/9) malam. Korban tertimbun tanah galian saat mendulang atau mencari emas menggunakan peralatan tradisional.

Hingga saat ini dilaporkan tujuh orang korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan empat korban di antaranya sudah teridentifikasi.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang Esidorus turut prihatin atas peristiwa longsor yang menimpa korban jiwa itu.

Esidorus meminta pemerintah daerah dan kepolisian melakukan investigasi sesuai dengan kewenangan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

"Turut prihatin atas kejadian longsor PETI yang menelan korban jiwa. Kita berharap agar pemerintah dan kepolisian melakukan investigasi sesuai dengan kewenangan dan para korban yang tertimbun segera ditemukan," katanya.

(yk/ant)

Tanah Longsor PETI Bengkayang, Tim Sar Masih Mencari Puluhan Korban

Tanah Longsor PETI Bengkayang, Tim Sar Masih Mencari Puluhan Korban
 Kawasan PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) di Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. (BorneoTribun/Rinto Andreas/Antara)
BorneoTribun Bengkayang - Personel Pos SAR Sintete membantu pencarian puluhan korban diduga tertimbun tanah longsor di kawasan PETI (Pertambangan Emas Tanpa Izin) di Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

"Kami bersama tim SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban yang tertimbun tanah longsor saat mendulang atau mencari emas," kata Komandan Pos SAR Sintete, Zulhijah, dalam keterangan tertulisnya di Bengkayang, Jumat (16/9/2022) kemarin.


Dirinya menjelaskan, ada sekitar 20 orang tertimbun tanah longsor yang terjadi di lubang gelondongan di Dusun Sencepu, Desa Kinande, Kecamatan Lembah Bawang, Kabupaten Bengkayang, Kamis malam (15/9).

Korban tertimbun tanah galian saat mendulang atau mencari emas menggunakan peralatan tradisional. “Kami bersama aparat keamanan Polsek Samalantan, Koramil 06/Samalantan dan masyarakat Kecamatan Lembah Bawang sedang melakukan pencarian,” ujarnya.


Sementara itu, Kepala Desa Monterado, Samaani, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini baru diketahui ada satu orang warganya meninggal dunia atas nama HS (42 tahun), warga Banawa Bakti.

"Kami juga mendapat laporan dari warga tetangga, tepatnya di Desa Gerantung, jika ada tiga orang warga korban luka yakni RI, AO dan YK. Sementara dikabarkan juga atas nama YN (19 tahun) warga Dusun Pakucing 1, Desa Gerantung meninggal dunia di lokasi,” ujarnya.


Ia menyatakan, informasi sementara akibat kejadian itu sekitar 20 orang menjadi korban, diantaranya adalah pekerja yang sedang mendulang di kawasan PETI itu.

(rinto andreas/ant)

Jumat, 15 April 2022

Naas! Enam Pekerja PETI di Bengkayang tewas, Ketua Linkar minta Kapolda tangkap Pengusaha PETI

Enam Pekerja PETI di Bengkayang tewas, Ketua Linkar minta Kapolda tangkap Pengusaha PETI
Salah satu lokasi PETI di Bengkayang, Kalimantan Barat. 


Borneo Tribun, Bengkayang – Lagi-lagi aktivitas penambang emas tanpa izin (PETI) kembali memakan korban tepatnya di Desa Goa Boma Kecamatan Menterado Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat.


Enam pekerja PETI tersebut meninggal akibat tertimbun longsoran material Dompeng, pada hari Rabu (13/4) kemarin sekira pukul 14.00 WIB. 


Berdasakan informasi yang didapat oleh awak media dari warga setempat, bahwa ada kejadian enam orang meninggal akibat tertimbun longsoran di dalam lubang PETI. Hal ini diduga terkesan di senyapkan dan didiamkan oleh pengusaha PETI. 


Sementara sejumlah wartawan mencoba menelusuri informasi peristiwa tersebut, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Pihak Wartawan langsung minta konfirmasi kepada Kades Goa Boma pada Kamis (14/04).


Kades Goa Boma, Amdan,S.Pd membenarkan kejadian meninggalnya enam orang akibat tertimbun longsoran di lubang Dompeng pada hari Rabu kemarin.


Kades mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum dapat informasi pasti nama-nama yang meninggal tersebut, dan pihaknya juga belum memantau langsung ke TKP dikarenakan ada kesibukan selama dua hari ini. 


"Saya belum bisa memberikan keterangan secara rinci dari enam orang korban tersebut. Karena korban tersebut bukan warga saya. Terlebih lagi enam orang korban itu tidak pernah melapor ke saya atas kehadiran mereka didesa saya," terangnya. 


Sementara, Ketua Lingkungan Bengkayang Pesisir (Lingkar) Kabupaten Bengkayang, Baharuddin Ahmad saat di konfirmasi pada kamis (14/4) sekira pukul 21.00 WIB malam. Ia mengatakan peristiwa seperti ini, mati tertimpa longsoran dan pencemaran air terjadi lagi. 


"Mengingat di kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang tepatnya di Desa Gua Boma dan Kelurahan Sagatani yang selama ini menjadi keluhan kita bersama tanpa adanya penanganan dan pemberantasan dari APH yang berarti," ungkapnya. 


Dijelaskannya, Satu diantaranya ialah Undang-Undang (UU) Nomor 32 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Undang-Undang yang harus menjadi pedoman untuk di patuhi malah terus di langgar.


"Sudah seharusnya aktivitas pertambangan emas tanpa ijin (PETI) yang bersifat Ekstratif dan beresiko tinggi bagi keselamatan pekerja nya ini di hentikan, apalagi kejadian kemarin ada 6 orang pekerja tertimpa longsoran, itu terkesan di senyap kan oleh pengusaha Peti," ungkapnya. 


Ketua Lingkar Bengkayang Menyayangkan, pihak pemerintah daerah khususnya dinas lingkungan hidup dan kehutanan juga APH tidak pernah berkaca dari beberapa kali terjadi kasus kematian di lubang pertambangan emas tanpa ijin (PETI), terlebih lagi di berbagai tempat pengrusakan lingkungan hidup yang masif akibat pertambangan PETI. 


"Kami Lembaga Lingkungan Bengkayang Pesisir (Lingkar) mendesak pemerintah melakukan penegakan hukum tanpa tebang pilih atau pandang bulu terhadap pengusaha-pengusaha dompeng (PETI) yang satu persatu membunuh pekerjanya melalui lubang mautnya. Kami juga meminta pemerintah provinsi Kalimantan Barat, pemerintah pusat dan Kapolda Kalbar segera menangkap pengusaha-pengusaha PETI agar tidak ada lagi korban-korban selanjutnya," pinta Bang Bahe Selaku ketua Lingkar. 


Reporter: Rinto Andreas/Team

Jumat, 11 Februari 2022

Hati-hati! Tanah Longsor sepanjang 50 M di sekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau

Tanah Lonsor sepanjang 50 M disekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau
Tanah Lonsor sepanjang 50 M disekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau. (BorneoTribun/Foto: Istimewa)

BorneoTribun Sanggau, Kalbar - Akibat curah hujan tinggi mengakibatkan tanah lonsor disekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau tepatnya di Desa Sungkung, Km 10 Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Kamis (10/2/2022) pukul 21.00 WIB.


Lonsor juga mengakibatkan tebing Jalan Sanggau-Sosok setinggi 8 m panjang kurang lebih 50 m abrasi dan bergesernya badan bahu jalan.

Hati-hati! Tanah Lonsor sepanjang 50 M disekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau
Tanah Lonsor sepanjang 50 M disekitar Tugu Selamat Datang Kota Sanggau. (BorneoTribun/Foto: Istimewa)

Selain itu, tiang listrik (PLN) juga bergeser dan salahsatu tiang listrik ada yang roboh terbawa longsor sehingga listrik jalur sektor keluarahan bunut padam.


Sementara, Pihak PLN sudah melakukan pemadaman sementara untuk perbaikan jaringan.


Kapolsek Kapuas, Iptu Heri Triyana saat dilokasi lonsor, Dia menghimbau kepada masyarakat yang melintasi sanggau tepatnya di Tugu Selamat Datang Kota Sanggau untuk berhati-hati karena ada tanah lonsor.


"Diharapkan masyarakat untuk berhati-hati saat melawati jalan lintas sanggau disekitar tugu selamat datang kota sanggau, karena lokasi tersebut terjadinya tanah lonsor," himbau Kapolsek Kapuas.


Menurut Kapolsek Kapuas, apa bila ada hujan susulan tidak menutup kemungkinan lokasi tersebut akan mengalami lonsor kembali.


Sementara, Dilansir BorneoTribun dari Suarakalbar, Jum'at (11/2), Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Sanggau, Jonh Hendri mengungkapkan bahwa titik longsor berada di posisi kiri arah Sanggau – Bodok dengan panjang 50 meter dan dalam 8 meter.


“Peristiwa amblasnya jalan tersebut terjadi pada sore tadi saat hujan lebat mengguyur Sanggau dan dalam beberapa hari terakhir hujan deras menguyur Sanggau,” katanya.


Jonh menyampaikan pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut ke Satker APBN dan malam ini PPK dalam perjalanan menuju Sanggau.


“Untuk saat saat ini kita pasang genset untuk penerangan,” ujar John.


Sementara Kapolsek Kapuas IPTU Heri Triyana mengimbau masyarakat yang melintas lokasi tanah longsor untuk berhati-hati. Pasalnya, longsor mengakibatkan hampir separuh jalan amblas.


“Dimohon untuk berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu yang sudah terpasang,” pesan Heri.


Sebelumnya, dua ruas jalan nasional di Sanggau – Bodok juga mengalami longsor, Minggu (07/11/2021) malam.


Tepatnya di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan di dekat gerbang kota Sanggau, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Bunut, Kecamatan Kapuas.


Turut dalam pengamanan dilokasi lonsor, hadir Personal Dishub, Anggota Kodim 1204-01 Kapuas, Polsek Kapuas, Personal BPBD Sanggau.


(Libertus)

Minggu, 03 Oktober 2021

Bencana Longsor Kembali Terjadi di Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh

Bencana Longsor Kembali Terjadi di Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh
Bencana Longsor Kembali Terjadi di Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh. 

BORNEOTRIBUN MELAWI - Bencana banjir dan longsor terjadi di Kabupaten Melawi dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Melawi, Minggu (3/10).

Akibat dari tingginya intensitas hujan yang terjadi di Kabupaten Melawi dan di penghulu sungai Melawi seperti Kecamatan Serawai serta Kecamatan Ambalau Kabupaten Sintang mengakibatkan meninggkatnya volume air Sungai Melawi yang saat ini sudah mulai memasuki pemukiman warga.

"Bencana longsor juga terjadi di Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh Kecamatan Ella Hilir akibat dampak dari curah hujan yang tinggi" Ucap Iptu Widaya Kapolsek Ella Hilir.

"Dampak dari longsor di Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh Kecamatan Ella Hilir tersebut adalah putusnya akses jalan yang di lalui masyarakat, adapun akses jalan tersebut dilalui oleh masyarakat dari beberapa desa yaitu terdiri dari Desa Nanga Nyuruh, Desa Perembang Nyuruh dan Desa Sungai Labuk" Jelas Kapolsek.

"Saat ini masyarakat Dusun Belaban Nyuruh Desa Nanga Nyuruh Kecamatan Ella Hilir  sedang membersihkan sisa timbunan tanah dilokasi terjadinya longsor tersebut secara manual untuk memotong pepohonan dan membersihkan sisa timbunan tanah agar akses jalan yang menjadi penghubung antar desa dapat dilalui seperti biasa" Jelasnya.

Dari hasil monitoring dan pendataan yang dilakukan oleh Kapolsek Ella Hilir Iptu Widaya dan personil nya  diketahui bahwa saat ini ketinggian air Sungai Melawi mengalami peningkatan yaitu sekira 100 cm dan mulai merendam jalan dan pemukiman milik warga masyarakat yang berada di Desa-desa yang berada di tepian sungai Melawi dan belum ditemukan adanya Kerugian Materil maupun Korban Jiwa.


"Saat ini ketinggian air Sungai Melawi mengalami peningkatan kurang lebih100 cm dan mulai merendam jalan dan pemukiman milik warga masyarakat yang berada di Desa-desa yang berada di tepian sungai Melawi dan belum ditemukan adanya Kerugian Materil maupun Korban Jiwa" Ucap Kapolsek Ella.

Menurut Kepala Dusun Belaban Nyuruh JANI, saat dimintai keterangan melalui telepon seluler mengatakan untuk sementara masyarakat bergotong royong membuka akses jalan, supaya bisa dilewati kendaraan sepeda motor, itupun harus dibantu masyarakat setempat. Sementara pihak perusahaan sudah dimintai tolong alat beratnya dan mereka menyanggupi, tetapi untuk hari Senin besok. Semoga besok Senin tgl 4 Oktober Akses jalan sudah bisa dilewati seperti biasa, ucap Jani.

HMS/Erik.P

Forkopimcam Menukung Bersama Kapolsek Tinjau Titik Lokasi Longsor di Dusun Bodong Desa Lihai

Forkopimcam Menukung Bersama Kapolsek Tinjau Titik Lokasi Longsor di Dusun Bodong Desa Lihai
Forkopimcam Menukung Bersama Kapolsek Tinjau Titik Lokasi Longsor di Dusun Bodong Desa Lihai. 

BORNEOTRIBUN MELAWI, KALBAR -- Tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan longsor di Dusun Bodong Desa Lihai Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi, Sabtu (02/10/2021).

Kapolsek Menukung Iptu Tri Jumadi bersama Camat Menukung Bujang, S.Sos dan Kepala Desa Lihai meninjau langsung titik lokasi longsor di Dusun Bodong Desa Lihai Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi.

Kapolsek Menukung Iptu Tri Jumadi menjelaskan Kepada Awak Media Borneotribun.com melalui telepon seluler Mengatakan bahwa waktu kejadian longsor tersebut terjadi pada hari Jumat sekira pukul 21.00 wib dan pada pukul 23.00 wib. Menurut awalnya longsor pertama terjadi pada pukul 21.00 wib dan menimbun sebagian rumah Saudara Singgah, Saudari Veranti, Saudara Maman Efendi, dan mengenai Gereja Katholik Santa Luisa Desa Lihai. Kemudian longsor kedua terjadi sekira pukul 23.00 wib dan mengenai Rumah Saudara Makerius Suprianto Pi'i. 

Dari hasil pengecekan tempat ditempat kejadian, terdapat 5 (lima) unit rumah warga yang rusak berat akibat kejadian langsor tersebut. Agar para korban yang masih mendiami rumah agar segera pindah ke tempat penampung yang sediakan oleh pihak desa,karena dikemungkinkan berpotensi terjadi longsor susulan apabila terjadi Hujan kembali, Himbau Kapolsek.

Untuk sementara warga di ungsikan di gedung serbaguna Desa Lihai. Tidak ada korban jiwa akibat terjadinya longsor yang terjadi di Desa Lihai Kecamatan Menukung tersebut. Akibat musibah longsor tersebut mengalami kerugian materil sekira sejumlah Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah), tutup Kapolsek.

Penulis : Erik.P

Sabtu, 04 September 2021

Tanah Longsor di Karo: 5 Tewas, 4 Luka-Luka

Tanah Longsor di Karo: 5 Tewas, 4 Luka-Luka
Tanah Longsor di Karo: 5 Tewas, 4 Luka-Luka. 

BorneoTribun Internasional - Tanah longsor di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, menyebabkan lima orang warga tewas dan empat lainnya luka-luka. 

Bencana yang terjadi pada Kamis (26/8) pukul 23.30 WIB tersebut juga mengakibatkan tujuh rumah rusak berat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman webnya, Sabtu (28/8), mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengatakan insiden tersebut dipicu oleh intensitas hujan tinggi selama beberapa hari. Dilaporkan pula, seluruh korban tewas dan luka-luka berhasil dievakuasi.

Sementara itu pada saat yang sama, bencana banjir lahan hujan juga menimpa Kecamatan Tiganderket yang berada di kabupaten yang sama. Banjir lahar hujan tersebut membawa material vulkanik Gunung Sinabung. Namun peristiwa nahas tersebut tidak menelan korban jiwa.

Pada akhir Juli 2021 Gubernur Sumatera Utara mengeluarkan surat edaran mengenai peringatan dini gerakan tanah dan banjir. Menurut analisa portal kajian bencana, inaRISK, Kabupaten Karo termasuk wilayah yang berpotensi menghadapi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 17 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, antara lain Kecamatan Kabanjahe dan Tiganderket. [ah]

VOA

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno