Mahasiswa Komunikasi Unismuh Teruji Mampu Jalani Program Merdeka Mengajar
Laporan: A.Mufidatunnisa
Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar. Peserta Program Merdeka Mengajar di Takalar
BORNEOTRIBUN TAKALAR - Program Kampus Merdeka dari Kemendikbud RI karena merupakan program serba baru, maka masih cukup banyak lapisan masyarakat belum mengerti dan memahami betul subtansi dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Termasuk dari kalangan pendidikan itu sendiri. Pengalaman menarik dan terasa sulit saya lupakan selalu peserta lolos Program Kampus Merdeka Mengajar Tahap I Kemendikbud 2021/2022.
Ketika hari pertama saya datang melapor akhir Maret 2021, di sekolah tempat mengajar di SDN 88 Aeng Batu-Batu Takalar, dari pihak sekolah menyangka saya mahasiswa dari PGSD.
Tetapi setelah saya jelaskan dijelaskan kalau dari prodi Ilmu Komunikasi, pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah dan guru pada kaget dengan mengatakan, kenapa bisa jurusan non kependidikan ikut program merdeka mengajar.
Saya kemudian meyakinkan pihak sekolah, bakal mampu beradaptasi dengan melakukan komunikasi secara empati dengan parta guru dan murid selama tiga bulan program.
Saat pertama masuk kelas saya berinteraksi dengan murid suasana terasa gamang dan bingung karena minim pengalaman berdiri di depan kelas, namun pada akhirnya saya pelan pelan beradaptasi dengan murid memahami sikap dan karakternya sehingga murid dapat menerima.
Selama mengajar di sekolah saya mendapatkan beragam karakter dan perilaku murid, mulai dari mereka yang susah diatur, tidak mau mendengar, malas ke sekolah, bertingkah aneh dan mereka yang jail.
Sikap dan perilaku murid itu jadi tantangan selaku guru dalam program Merdeka Mengajar. Saya harus memberi materi ajar juga perlu memahamkan kepada mereka tentang akhlak, budi pekerti, menasehati meraka yang nakal, mendekati mereka yang lebih cendrung pendiam, menyemangati mereka yang malas, dan mendukung mereka yang aktif berprestasi.
Saya waktu kecil bercita-cita jadi seorang guru, karena saya melihat guru SD di Bulukumba waktu itu sering membuat acara masak-masak di kantor bersama kepala sekolah. Jadi saya pikir jadi guru itu asyik, kerjan bisa sambil makan-makan.
Namun saat kuliah, tenyata saya ditakdirkan masuk di jurusan ilmu komunikasi yang tidak sama sekali membawa saya dekat untuk bisa menjadi guru setelah lulus sarjana.
Namun pada kesempatan program Kampus Merdeka ini di beri wadah untuk merealisasikan cita-cita saya waktu kecil walau pun cuma 3 bulan.
Saya sudah sangat bersyukur karena selain cita-cita saya sudah tergapai disamping itu saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan tentunya juga jadi pelajaran hidup.
Selain itu sekaligus membuktikan kalau mahasiswa prodi ilmu komunikasi mampu jalani program Merdeka Mengajar walau minim teori dan pengetahuan mengajar.
Semua hal yang saya jalani selama 3 bulan ini sangat berkesan, saya pasti menolak lupa sejarah kurun waktu tiga bulan itu dalam ingatan saya.
Oleh: Yahya