Berita Borneotribun.com: Sulbar Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Sulbar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sulbar. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Februari 2021

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju.

BorneoTribun | Makassar - Dekan fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar melakukan penyaluran bantuan logistik untuk korban bencana alam (Gempa bumi) Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat di Halaman Kampus Unsa Makassar Jalan Kandea III Kota Makassar Senin (1/2/2021).

DR. Hj. Asmah, SH.,MH Dekan Fakultas Hukum Unsa Makassar saat melepas Mahasiswa Fak. Hukum Unsa ke lokasi Gempa bumi di Sulbar mengatakan bahwa semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Sulbar yang terkena dampak gempa bumi dan merupakan program kemanusiaan FH. Unsa juga bukti nyata pengabdian kemasyarakat. 

"Sumber anggarannya selain dari penggalangan dana mahasiswa FH. Unsa secara mandiri juga sumbangan dari Fakultas hukum itu sendiri, rombongan Fak. Hukum Unsa kami juga tekankan untuk prokes kesehatan Covid-19," Ujar Hj. Asmah.

Koordinator aksi kemanusian FH. Unsa Makassar Yudha jaya juga menyampaikan bahwa terima kasih kepada Ibu Dekan FH. Unsa yang mensupport kami dan ini amanah yang wajib kami lakukan apalagi ini menyangkut aksi kemanusiaan.

Turut hadir saat pelepasan ini beberapa Dosen FH. Unsa Makassar yakni Nurmiati Muhiddin dan Sri Handayani.

Oleh: Irwan

Minggu, 31 Januari 2021

Gempa Sulbar: Penyintas Bencana Butuh Tambahan Terpal untuk Tenda Darurat

Situasi desa Kayuangin dilihat dari udara yang memperlihatkan salah satu rumah yang roboh akibat gempa bumi. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

BorneoTribun | Majene, Sulbar - Kebutuhan pasokan terpal untuk tempat tinggal sementara para penyintas gempa bumi di Sulawesi Barat sangat mendesak. Tenda darurat yang ada saat ini penuh sesak. Akibatnya penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sulit dilakukan.

Pengungsi gempa Sulawesi Barat membutuhkan pasokan terpal tambahan untuk digunakan sebagai tenda darurat. Tenda-tenda darurat yang dibangun di halaman rumah warga saat ini sangat tidak memadai karena terlalu penuh sesak. Rata-rata satu tenda bisa dihuni hingga tujuh keluarga atau sekitar 36 orang. Padahal di tengah situasi pandemi COVID-19, para penduduknya seharusnya saling menjaga jarak.

“Ada tujuh kepala keluarga dalam satu tenda, itu kan 36 orang lebih. Ukuran terpal empat kali enam meter, disambung-sambung,” papar Muhammad Yusuf, Kepala Desa Kayuangin di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Padahal, lanjutnya, ukuran terpal yang ideal setidaknya berukuran lima kali tujuh meter untuk satu keluarga.

Seorang anak sedang makan diatas puing bangunan rumah yang roboh di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Mengutip laporan Pusdalops BNPB, per tanggal 27 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, jumlah rumah penduduk yang rusak akibat gempa di Kabupaten Majene mencapai 1.150 unit, dan masih akan bertambah karena pendataan masih terus dilakukan. Gempa tersebut juga mengakibatkan 27.537 jiwa mengungsi di 20 lokasi.

Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah oleh guncangan gempa magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1). Berdasarkan pemantauan VOA pada Jumat (30/1), kondisi rumah warga di desa yang dihuni 372 keluarga (1.572 jiwa) itu rusak, baik roboh, retak, maupun kehilangan bagian dinding rumah yang terlepas akibat guncangan gempa.

Warga sedang mengantri mengakses air bersih dari sebuah tandon air dengan latar rumah yang rusak berat akibat gempa di desa Banua, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

“Sembilan puluh persen –yang rusak- paling tidak yang rusak ringan ya rumah-rumah kayu. Kalau semua rumah batu ada yang sekalian hancur, ada yang retak tidak bisa lagi masuk,” kata Yusuf. Pria berusia 56 tahun itu mengungkapkan korban jiwa bisa dihindari karena sejak gempa pertama dengan magnitudo 5,9 Skala Ritcher pada Kamis (14/1) siang warga di desa itu sudah tidur di luar rumah pada malam harinya.

Yusuf juga menekankan harapannya bantuan segera turun ke desa tersebut. Bantuan tersebut bisa berupa kunjungan tim medis dan juga pembuatan sarana sanitasi mandi, cuci, kakus, agar warga tidak lagi buang air besar sembarangan.

Ibu Rida (baju kuning) saat berada di tenda terpal yang didirikan di depan rumahnya yang rusak berat akibat gempa di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Rida (32) seorang ibu rumah tangga yang berada di salah satu tenda darurat kepada VOA mengatakan dampak gempa membuat sumber-sumber air tidak lagi dapat digunakan, kini dia sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk air minum.

“Biar air untuk dipakai masak dan mencuci susah juga Pak karena disini tidak ada sumur,” ujar Rida.

Anisa (43) berharap ada bantuan alat memasak karena perlengkapan dapur miliknya rusak tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya roboh.

“Pinjam dari teman-teman disini, pancinya, tidak ada panciku, piring habis” ujar Anisa yang tinggal di tenda terpal bersama suami, lima anak dan satu cucunya. [yl/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 20 Januari 2021

Gempa 6,2 Magnitudo, DPC PERMAHI Galang Dana Untuk Masyarakat Sulbar

Gempa 6,2 Magnitudo, DPC PERMAHI Galang Dana Untuk Masyarakat Sulbar.

BorneoTribun | Sulbar - Gempa bumi dengan kekuatan 6,2 magnitudo mengguncang sulawesi barat pada jumat (15/1) lalu.

Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas publik, bangunan dan rumah masyarakat hancur.

Selain itu bencana tersebut mengakibatkan banyak korban yang mengalami luka-luka bahkan merenggut nyawa.

Ketua Umum DPC PERMAHI Makassar, Agung Marwansyah.

Atas kejadian tersebut Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (DPC PERMAHI) Makassar melakukan aksi nyata open donasi dan galang dana di beberapa titik persimpangan yang ada di kota makassar.

Ketua Umum DPC PERMAHI Makassar, Agung Marwansyah mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu masyarakat sulbar yang terkena musibah.

"kami tengah melakukan aksi kemanusiaan dengan open donasi dan galang dana sebagai bentuk kepedilan membantu meringankan beban masyarakat Sulbar yang tertimpa musiba" ungkapnya

"Apalagi di Sulbar tepatnya di Mamuju dan Majene ada kader permahi yang menjadi korban gempa" lanjutnya

Lebih lanjut Agung berharap dengan adanya aksi kemanusiaan ini dapat menggugah hati nurani kita semua untuk sama-sama bergerak membantu korban bencana gempa di Sulbar

"Atas nama kemanusiaan, nurani dan cinta kasih saya mengajak kita semua untuk sama-sama berkhidmat membantu meringankan beban penderitaan saudara kita yang sedang tertimpa musiba" 

Diketahui DPC PERMAHI Makassar masih mengumpulkan dana, lalu kemudian dibelanjakan sesuai kebutuhan untuk diantarkan langsung ke lokasi

"Kami masih mengumpulkan dana dari para donatur, dana ini nantinya kita belanjakan sesuai dengan kebutuhan korban dan akan di distribusikan langsung ke lokasi"

Oleh: Irwan

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno