Berita Borneotribun.com: Stoke City Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Stoke City. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Stoke City. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 April 2025

Stoke City 0-2 Sheffield United: Siap Tempur di Play-off, The Blades Bangkit dengan Gaya

Stoke City 0-2 Sheffield United Siap Tempur di Play-off, The Blades Bangkit dengan Gaya
Stoke City 0-2 Sheffield United: Siap Tempur di Play-off, The Blades Bangkit dengan Gaya.

JAKARTA - Sheffield United akhirnya menunjukkan taringnya lagi setelah sempat kecewa gagal promosi langsung ke Premier League. Dalam laga Championship yang digelar Jumat malam di bet365 Stadium, tim asuhan Chris Wilder sukses menumbangkan Stoke City dengan skor 2-0. 

Kemenangan ini jadi jawaban sempurna setelah rentetan hasil buruk, termasuk kekalahan dari Burnley yang membuat mimpi promosi otomatis pupus.

Bangkit Setelah Kegagalan Promosi Otomatis

Sheffield United datang ke pertandingan ini dengan semangat terluka. Pada hari Senin sebelumnya, mereka tumbang 1-2 dari Burnley – kekalahan keempat dalam lima laga terakhir. Hasil itu memastikan bahwa dua tiket promosi langsung sudah dikunci oleh Burnley dan Leeds United. Tapi alih-alih meratapi nasib, The Blades justru tampil solid dan penuh semangat saat menghadapi Stoke.

Chris Wilder berhasil meramu taktik yang jitu, memanfaatkan kelemahan tuan rumah yang masih berjuang menjauhi zona degradasi. Dua gol dari Sam McCallum dan pemain pengganti Andre Brooks menjadi pembeda dalam laga ini.

Jalannya Pertandingan: The Blades Kuasai Laga

Pertandingan dimulai cukup sengit. Stoke sempat mengklaim dua penalti lewat Femi Seriki dan Tyrese Campbell, tapi wasit tak menggubris. Justru Sheffield United yang lebih efektif. Pada menit ke-38, Sam McCallum berhasil mencetak gol pembuka setelah kemelut dari sepak pojok Rhian Brewster. Bola liar dimanfaatkannya dengan sundulan tajam ke gawang.

Stoke sebenarnya punya peluang emas menyamakan kedudukan jelang babak pertama usai, saat Lewis Baker melepaskan tembakan jarak jauh yang hampir saja bersarang di pojok gawang. Tapi sayang, peluang itu gagal membuahkan hasil. Mereka juga cukup beruntung karena Ben Wilmot tidak diganjar kartu merah saat melanggar keras Rhian Brewster dari belakang.

Memasuki babak kedua, Sheffield United terus menjaga dominasi. Meski Stoke sempat mengancam lewat Ali Al-Hamadi di menit ke-77, kiper Michael Cooper tampil sigap dan menggagalkan peluang itu.

Kemenangan The Blades dikunci pada menit ke-88 lewat skema serangan cantik yang diakhiri oleh Andre Brooks. Ia baru saja masuk ke lapangan dan langsung mencetak gol kedua dengan penyelesaian tenang dari jarak dekat.

Sheffield United Mantap di Posisi Tiga

Hasil ini membawa Sheffield United mantap di posisi ketiga klasemen Championship dengan 89 poin dan satu laga tersisa. Artinya, mereka sudah dipastikan akan tampil di babak play-off untuk memperebutkan satu tiket terakhir ke Premier League musim depan.

Kemenangan ini sangat penting secara mental bagi para pemain, apalagi setelah tekanan besar dari hasil-hasil negatif sebelumnya. Dengan lini serang yang kembali produktif dan pertahanan yang rapi, Chris Wilder punya modal kuat untuk menghadapi babak play-off nanti.

Stoke Masih Belum Aman

Di sisi lain, kekalahan ini membuat posisi Stoke City semakin genting. Mereka masih tertahan di peringkat ke-17 dengan selisih empat poin dari zona degradasi. Parahnya lagi, rival-rival mereka di bawah punya satu pertandingan lebih banyak. Artinya, nasib Stoke kini tak sepenuhnya di tangan mereka sendiri.

Fakta yang lebih mengkhawatirkan: ini adalah pertandingan ke-17 di musim ini di mana Stoke gagal mencetak gol. Hanya Plymouth Argyle (19 kali) yang lebih sering mandul di depan gawang. Padahal, sebelum laga ini, The Potters menang tiga dari empat pertandingan kandang terakhir. Satu kemenangan saja seharusnya sudah cukup memastikan mereka bertahan, tapi kini mereka harus menunggu dan berharap hasil positif di laga lain.

Data Statistik yang Menarik

Kalau dilihat dari statistik, kemenangan Sheffield United ini memang layak. Mereka mencatat 13 tembakan dengan total expected goals (xG) sebesar 2.0, jauh lebih baik dibanding Stoke yang hanya mampu menghasilkan 10 tembakan dengan xG 0.73. Secara permainan pun, The Blades terlihat lebih lapar dan fokus sepanjang pertandingan.

Kemenangan atas Stoke menjadi momen penting bagi Sheffield United untuk membangun kembali kepercayaan diri jelang play-off. Mereka menunjukkan kalau mereka belum habis dan siap bertarung demi satu tempat di Premier League.

Sebaliknya, Stoke harus waspada. Mereka belum aman dari ancaman degradasi dan harus berharap tim-tim di bawah mereka terpeleset jika ingin tetap bertahan di divisi ini.

Dengan satu pertandingan tersisa, atmosfer Championship makin panas. Apakah Sheffield United bisa menuntaskan misinya promosi? Dan apakah Stoke bisa selamat dari ancaman turun kasta? Kita tunggu saja drama penutup musim ini!

Stoke City Jadi Contoh Klub Besar yang Sulit Bangkit Usai Terdegradasi dari Premier League

Stoke City Jadi Contoh Klub Besar yang Sulit Bangkit Usai Terdegradasi dari Premier League
Stoke City Jadi Contoh Klub Besar yang Sulit Bangkit Usai Terdegradasi dari Premier League.

JAKARTA - Dalam dunia sepak bola Inggris, pergerakan tim antara Premier League dan Championship sering kali terasa seperti naik-turun di atas trampolin. 

Banyak yang menganggap promosi atau degradasi sebagai proses alami, tetapi kenyataannya tidak semudah itu. 

Di balik nama besar dan harapan tinggi, banyak klub yang justru terjebak dalam siklus sulit untuk kembali ke papan atas. 

Salah satu contohnya adalah Stoke City, yang saat ini sedang berjuang untuk tetap bertahan di Championship.

Sementara itu, perjuangan Sheffield United dan Leeds United memberikan gambaran kontras yang menarik. 

Kedua klub tersebut mencoba bangkit kembali setelah terdegradasi, dan apa yang mereka lakukan sejauh ini patut diapresiasi, apalagi jika melihat bagaimana klub seperti Stoke terus berjuang tanpa hasil signifikan sejak turun kasta.

Realita Pahit Klub yang Terdegradasi

Stoke City pernah menjadi klub yang cukup disegani di Premier League. Bahkan, mereka sempat tampil di final Piala FA pada 2011 dan berlaga di Liga Europa pada musim berikutnya. 

Namun sejak terdegradasi pada musim 2017-2018, The Potters seperti kehilangan arah.

Padahal, saat itu mereka memiliki skuad dengan banyak pemain yang pernah menjuarai Liga Champions. 

Tapi ketika degradasi datang, para pemain bintang langsung pergi, dan sejak saat itu Stoke belum pernah finis lebih tinggi dari posisi ke-14 di Championship. 

Kini, mereka butuh kemenangan atas Sheffield United hanya untuk memastikan tidak turun ke League One musim depan.

Fenomena "Trampolin" di Sepak Bola Inggris

Fenomena “trampolin” ini cukup menarik untuk diamati. Beberapa klub bisa langsung memantul kembali ke Premier League, sementara yang lain justru tenggelam lebih dalam. 

Musim lalu, dua dari tiga klub yang terdegradasi Leicester City dan Southampton langsung promosi lagi. 

Sheffield United berharap bisa mengikuti jejak tersebut tahun ini, meski mereka harus melalui jalur play-off.

Leeds United, yang menjadi satu-satunya dari tiga tim degradasi yang gagal promosi otomatis musim ini, masih punya peluang di babak play-off. 

Namun, apa yang mereka capai tetap patut diapresiasi, apalagi jika dibandingkan dengan tim seperti Luton Town yang kini justru berada di zona degradasi Championship dan terancam terlempar ke League One musim depan.

Sudut Pandang Chris Wilder: Promosi Bukan Hal yang Mudah

Pelatih Sheffield United, Chris Wilder, memahami betul bahwa promosi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. 

Ia mengatakan bahwa banyak orang menganggap klub besar seperti Leeds atau Sheffield United pasti bisa langsung promosi, tapi kenyataannya tidak semudah itu.

“Kalau promosi itu semudah yang dibayangkan, Stoke City pasti sudah kembali ke Premier League sejak lama,” ujar Wilder. 

“Realitanya, ini adalah perjuangan berat. Lihat saja bagaimana mereka sekarang masih harus berjuang untuk bertahan di Championship.”

Wilder juga menambahkan bahwa meskipun timnya hanya finis di posisi ketiga dan harus melalui play-off, itu bukanlah sebuah kegagalan. “Kami tidak terpuruk seperti yang dialami beberapa klub lain. Kami masih kompetitif dan terus berjuang.”

Soal Rivalitas dan Permintaan Maaf Patrick Bamford

Dalam dunia sepak bola, persaingan antar klub memang sudah jadi hal biasa. Bahkan, kadang-kadang rivalitas itu terbawa ke luar lapangan. Patrick Bamford dari Leeds sempat memimpin chant yang mengejek Wilder, tetapi kemudian menelepon langsung untuk meminta maaf. Wilder menerima permintaan maaf tersebut dengan lapang dada.

“Aku ini orang yang besar hati,” kata Wilder sambil tertawa. “Kalau kamu bisa mengejek orang lain, kamu juga harus siap diejek. Bamford meneleponku dan kami ngobrol selama 20 menit. Aku hargai sikapnya.”

Ia juga sempat berbincang dengan pelatih Leeds, Daniel Farke. “Kami bicara selama setengah jam. Dia orang yang luar biasa.”

Fokus Menuju Play-off: Kesempatan Terakhir Menuju Premier League

Sekarang, fokus utama Wilder dan timnya adalah menyelesaikan dua pertandingan sisa di musim reguler dengan baik. Ini penting untuk menjaga momentum jelang babak play-off.

Untuk menjaga kebugaran skuad, Wilder akan memberi kesempatan bermain kepada pemain muda seperti Ryan One agar mereka bisa menambah pengalaman, sekaligus memberikan waktu istirahat bagi pemain utama. Tom Davies, yang baru pulih dari cedera, juga akan diberi waktu bermain lebih banyak.

Wilder tahu bahwa play-off bukan hanya soal taktik, tapi juga soal mental. “Kita harus masuk ke play-off dengan percaya diri dan semangat. Tidak ada yang mudah di sini, tapi kami akan memberikan segalanya.”

Jangan Remehkan Perjuangan Klub di Championship

Apa yang terjadi dengan Stoke City, Sheffield United, dan Leeds United adalah pengingat bahwa naik-turun di dunia sepak bola bukan sekadar soal nama besar atau sejarah klub. 

Promosi dan degradasi menyimpan banyak tantangan yang sering kali tak terlihat dari luar.

Stoke City menjadi contoh nyata betapa sulitnya mempertahankan performa setelah terdegradasi. 

Sebaliknya, Sheffield United dan Leeds United menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang baik, tekad kuat, dan dukungan fans, sebuah klub bisa tetap kompetitif meski sempat terpuruk.

Buat para fans sepak bola, ini adalah pelajaran penting: jangan pernah anggap remeh perjuangan klub di Championship. Karena di sinilah, di liga yang keras dan penuh kejutan ini, mental juara benar-benar diuji.