Berita Borneotribun.com: Pep Guardiola Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pep Guardiola. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pep Guardiola. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 April 2025

Musim Man City Dianggap “Buruk” Sama Guardiola, Meski Lolos Liga Champions

Musim Man City Dianggap “Buruk” Sama Guardiola, Meski Lolos Liga Champions
Musim Man City Dianggap “Buruk” Sama Guardiola, Meski Lolos Liga Champions.

JAKARTA - Musim Manchester City ternyata nggak bikin Pep Guardiola puas. Meskipun peluang buat lolos ke Liga Champions musim depan masih terbuka lebar dan mereka juga masih bisa juara FA Cup, pelatih asal Spanyol itu tetap bilang musim ini... bad.

Yes, lo nggak salah baca. Setelah City menang dramatis 2-1 lawan Aston Villa hari Selasa lalu (berkat gol injury time dari Matheus Nunes), Pep malah ngeluarin pernyataan yang cukup mengejutkan.

Menang Dramatis, Tapi Tetap Nggak Puas

Di laga itu, Bernardo Silva sempat bikin City unggul lebih dulu lewat tembakan keras yang bikin Emiliano Martinez salah antisipasi. Villa sempat nyamain lewat penalti Marcus Rashford, tapi gol telat dari Nunes bikin City amankan tiga poin penting.

Tapi buat Guardiola, hasil itu nggak cukup buat nutupin betapa mengecewakannya musim ini.

“Kami main bagus banget, agresif, solid di belakang. Tapi musim ini tetap buruk. Mau kita lolos Liga Champions atau juara FA Cup, tetap aja musim ini nggak memuaskan,” ujar Guardiola ke Sky Sports.

Katanya sih, sepak bola itu soal emosi. Fans dan pemain ngerasa ditekan buat ngasih hasil maksimal, apalagi target utama klub adalah selalu tampil di Liga Champions. Tapi Pep tetap ngerasa musim ini di bawah ekspektasi.

Fokusnya Masih di Liga

Buat Pep, Premier League adalah indikator utama kesuksesan. Dan musim ini, City nggak berhasil dominan seperti musim-musim sebelumnya. Mereka keteteran bersaing dengan Liverpool dan Arsenal, dan itu bikin ekspektasi tinggi nggak tercapai.

“Realitanya, yang bikin lo ngerasa puas itu adalah Premier League. Tapi kadang musim buruk itu ya emang kejadian. Musim ini Liverpool luar biasa, dan semua tim juga makin kuat,” lanjut Pep.

Para Pemain Sepakat Sama Pep

Nggak cuma Pep yang ngomong begitu. Ruben Dias juga bilang kalau fokus utama tim tetap di Premier League dan mereka sadar banget betapa pentingnya tiap poin di akhir musim kayak sekarang.

“Empat laga sisa ini bakal jadi penentu. Tiga poin lawan Villa penting banget. Top 4 dan top 5 sekarang berarti segalanya buat kita,” kata Dias.

Kiper Stefan Ortega juga ngerasa menang lawan Villa itu krusial banget.

“Sebelum laga ini, posisi di klasemen super ketat. Jadi tiga poin ini ngebantu banget. Kita main bagus dan layak menang,” ucap Ortega.

FA Cup Masih Jadi Harapan

City masih punya kans buat nutup musim ini dengan trofi lewat FA Cup. Mereka akan hadapi Nottingham Forest di semifinal, dan kemenangan lawan Villa jadi suntikan semangat yang pas banget.

“Musim ini berat, tapi sekarang kita mulai balik nemuin energi dan performa terbaik. Target kita: selesain musim sebaik mungkin dan amankan tiket Liga Champions,” tutup Ortega.

Kalau dilihat dari luar, City masih bersaing di papan atas, masih di jalur Liga Champions, dan punya peluang angkat trofi FA Cup. Tapi buat Pep dan anak-anak asuhnya, standar mereka jauh lebih tinggi dari itu. Buat mereka, musim yang “oke” itu adalah saat mereka dominan di Liga, bukan cuma finish top 4 atau bawa pulang piala cup.

Fans City mungkin masih berharap happy ending musim ini, tapi satu hal yang pasti: Pep lagi-lagi ngasih reminder ke semua orang, kalau ekspektasi di klub besar itu beda level.

Selasa, 22 April 2025

Prediksi Susunan Pemain Man City vs Aston Villa: Siapa yang Jadi Andalan Guardiola di Laga Penting Ini?

Prediksi Susunan Pemain Man City vs Aston Villa Siapa yang Jadi Andalan Guardiola di Laga Penting Ini
Prediksi Susunan Pemain Man City vs Aston Villa: Siapa yang Jadi Andalan Guardiola di Laga Penting Ini?

JAKARTA - Manchester City akan kembali beraksi di Premier League dengan misi menjaga momentum positif mereka dalam perebutan tiket ke Liga Champions musim depan. Kali ini, mereka akan menjamu Aston Villa di Etihad Stadium dalam laga yang juga menjadi ajang pemanasan sebelum semifinal FA Cup.

Setelah menang 2-0 atas Everton di akhir pekan, tim asuhan Pep Guardiola tentu ingin melanjutkan tren positif tersebut. Gol kemenangan di laga itu datang lewat aksi brilian dua pemain yang jarang jadi sorotan: Nico O'Reilly dan Mateo Kovacic. Tapi hadangan Villa tak akan mudah. Tim asuhan Unai Emery baru saja tampil mengesankan dalam dua laga besar melawan PSG dan Newcastle United mereka tampil ngotot, disiplin, dan sangat berbahaya.

Masalahnya, City masih belum bisa memainkan beberapa bintang utama karena cedera. Nama-nama seperti Erling Haaland, kiper utama Ederson, dan Rodri yang musim lalu jadi tulang punggung lini tengah, dipastikan absen. Situasi ini bisa membuat Guardiola kembali melakukan rotasi demi menjaga keseimbangan dan kebugaran skuadnya.

Berikut ini adalah prediksi susunan pemain Manchester City untuk laga melawan Aston Villa dengan formasi 4-2-3-1:

Kiper

Stefan Ortega
Dengan Ederson yang masih menepi karena cedera pangkal paha, Ortega akan kembali dipercaya mengawal gawang City. Meski bukan pilihan utama, Ortega terbukti mampu tampil solid dan tenang di bawah tekanan.

Lini Belakang

RB: Matheus Nunes
Awalnya dikenal sebagai gelandang, Nunes sekarang mulai nyaman bermain di posisi bek kanan. Pergerakannya yang cepat ke sisi lapangan membantu serangan City, termasuk saat memberi assist untuk gol O'Reilly melawan Everton.

CB: Abdukodir Khusanov
Bek muda ini bisa jadi kejutan di starting XI. Dengan Ruben Dias mungkin diistirahatkan untuk laga semifinal FA Cup, Khusanov punya kesempatan emas untuk membuktikan diri di pertandingan besar.

CB: Josko Gvardiol
Gvardiol bermain lebih baik ketika ditempatkan di posisi bek tengah, posisi alami yang membuatnya bersinar saat masih di Bundesliga. Kepercayaan Guardiola bisa jadi kunci untuk meningkatkan performanya.

LB: Nico O'Reilly
Usianya masih muda, tapi O'Reilly terus menunjukkan kematangan luar biasa. Bukan hanya kuat bertahan, ia juga aktif membantu serangan dan bahkan mencetak gol di laga terakhir. Performanya layak diberi sorotan lebih.

Lini Tengah

DM: Mateo Kovacic
Dua gol dalam dua laga terakhir adalah bukti bahwa Kovacic bisa jadi lebih dari sekadar pemutus serangan. Dia mulai menikmati peran sebagai motor lini tengah, menggantikan peran Rodri sementara waktu.

DM: Nico Gonzalez
Masih beradaptasi dengan gaya main Guardiola, Gonzalez butuh jam terbang untuk menemukan ritmenya. Tapi potensinya terlihat jelas, dan kesempatan bermain dari awal akan membantunya berkembang lebih cepat.

Lini Serang

RW: Savinho
Pemain muda asal Brasil ini tampil di sayap kiri saat melawan Everton, tapi bisa saja dipindah ke kanan untuk memberikan variasi serangan dan memberi waktu istirahat bagi Bernardo Silva.

AM: Kevin De Bruyne
Meski sempat tampil luar biasa melawan Crystal Palace, performa De Bruyne mulai terlihat menurun saat melawan Everton. Namun dalam laga penting seperti ini, pengalaman dan visi bermainnya tetap jadi senjata utama untuk membongkar lini tengah Villa.

LW: Jeremy Doku
Doku dikenal cepat, lincah, dan sulit dijaga. Aston Villa punya kelemahan di sisi sayap, terutama ketika Matty Cash naik membantu serangan. Memanfaatkan celah ini bisa jadi strategi efektif bagi City.

Penyerang

ST: Omar Marmoush
Striker asal Mesir ini minim sentuhan di laga terakhir, tapi bukan berarti dia tak berbahaya. Dalam sistem permainan Guardiola, striker memang sering jadi umpan balik atau pemantul bola. Marmoush bisa jadi pembeda jika mendapat satu peluang bersih di kotak penalti.

Analisis Singkat

Laga ini bukan hanya penting dalam konteks klasemen, tapi juga secara mental. Dengan FA Cup tinggal selangkah lagi, Guardiola perlu merotasi pemain agar tetap bugar, tapi tetap kompetitif. Aston Villa bukan tim yang bisa dianggap enteng mereka punya kedalaman skuad dan semangat juang tinggi.

City harus tampil dengan keseimbangan: menyerang tanpa ceroboh, dan bertahan tanpa panik. Jika bisa mengendalikan tempo dan memaksimalkan peluang, tiga poin bukan hal yang mustahil.

Meski dihantam badai cedera, Manchester City masih punya banyak opsi untuk tampil kuat dan solid. Pertandingan melawan Aston Villa akan jadi ujian besar, baik dari segi taktik maupun mental. Dengan kombinasi pemain muda yang haus pembuktian dan pemain senior yang berpengalaman, City punya kans besar untuk meraih hasil positif asal mereka tetap fokus dan disiplin sepanjang laga.

Minggu, 20 April 2025

Perpisahan Emosional Pep Guardiola dengan Goodison Park: “Sebuah Kehormatan Bisa Bermain di Sini”

Perpisahan Emosional Pep Guardiola dengan Goodison Park “Sebuah Kehormatan Bisa Bermain di Sini”
Perpisahan Emosional Pep Guardiola dengan Goodison Park: “Sebuah Kehormatan Bisa Bermain di Sini”.

JAKARTA - Pep Guardiola, pelatih Manchester City yang dikenal dengan filosofi sepak bola menyerangnya, memberikan penghormatan terakhir yang menyentuh kepada Goodison Park markas legendaris Everton usai timnya menang 2-0 dalam pertandingan tandang yang penuh momen emosional, Sabtu lalu (19/4).

Pertandingan ini jadi spesial bukan hanya karena kemenangan City, tapi juga karena ini kemungkinan jadi kunjungan terakhir Guardiola ke stadion yang sudah jadi bagian dari sejarah panjang sepak bola Inggris. Seperti yang diketahui, Everton akan segera meninggalkan Goodison Park setelah menggunakannya selama lebih dari satu abad sejak tahun 1892.

Kemenangan di Akhir Laga, City Buktikan Mental Juara

Laga berjalan cukup alot untuk City. Meski menguasai permainan, mereka kesulitan menembus pertahanan solid Everton hingga menit ke-84. Barulah saat itu, pemain muda Nico O’Reilly memecah kebuntuan lewat sontekan jarak dekat setelah menerima umpan Matheus Nunes yang tajam.

Mateo Kovacic menambahkan gol kedua di masa injury time dengan penyelesaian indah yang memastikan kemenangan bagi City.

Meski kalah, Everton tidak bermain buruk. Mereka menciptakan beberapa peluang emas lewat sundulan James Tarkowski dan Jarrad Branthwaite. Namun, penyelesaian akhir yang kurang tajam membuat mereka harus menelan kekalahan kandang pertama sejak Januari lalu.

Guardiola: Goodison Park Adalah Simbol Sepak Bola Inggris

Dalam wawancara setelah pertandingan, Guardiola tak bisa menyembunyikan rasa hormatnya terhadap Goodison Park.

“Bertahun-tahun datang ke stadion ini selalu menjadi sebuah kehormatan,” ucap Pep dengan penuh perasaan. “Sebelum laga, saya sempat melihat layar besar menampilkan cuplikan-cuplikan gol legendaris di sini, dan saya hanya bisa berkata, ‘Wow, inilah esensi sepak bola Inggris!’”

Rekam jejak Guardiola di Goodison Park pun mengesankan. Dalam sembilan kali kunjungannya sebagai pelatih City, ia mencatat delapan kemenangan dan hanya satu kali kalah. Rata-rata poin per laga-nya mencapai 2,67 dengan total agregat gol 20-8.

Namun, satu-satunya kekalahan yang ia alami justru terjadi pada kunjungan pertamanya tahun 2017. Kala itu, Everton yang masih ditangani Ronald Koeman berhasil menghancurkan City dengan skor telak 4-0.

“Saya masih ingat jelas. Koeman benar-benar mengalahkan saya saat itu. Tapi itulah awal dari perjalanan luar biasa yang saya dan tim ini jalani selama hampir sepuluh tahun terakhir,” kenangnya.

Perpisahan Manis Kevin De Bruyne

Bukan hanya Guardiola yang mungkin mengucapkan selamat tinggal pada Goodison Park. Kevin De Bruyne, bintang Manchester City, juga mendapatkan sambutan hangat dari penonton saat diganti pada menit ke-88.

Guardiola pun mengomentari momen itu dengan penuh kebanggaan.

“Saya ingin dia tinggal sedikit lebih lama di lapangan, agar bisa menikmati penghormatan itu. Kevin telah memberi banyak kontribusi untuk Premier League, tidak hanya dengan kemampuannya, tapi juga sikap profesionalnya yang luar biasa.”

Bintang Muda yang Mencuri Perhatian: Nico O’Reilly

Salah satu sorotan dalam pertandingan ini tentu saja jatuh kepada Nico O’Reilly. Setelah mencetak gol debutnya di laga sebelumnya melawan Crystal Palace, pemain muda ini kembali mencetak gol penting di laga ini.

Uniknya, O’Reilly sebenarnya bermain bukan di posisi aslinya. Ia dipasang sebagai bek kiri, tapi mampu membaca ruang dan ikut menyerang dengan cerdas.

“Saya melihat ruang terbuka, jadi saya langsung lari ke sana. Untungnya Nunes memberikan umpan sempurna dan saya tinggal menyelesaikannya,” ujar O’Reilly kepada Sky Sports.

Sejauh ini, O’Reilly sudah terlibat dalam enam gol dalam enam penampilan terakhirnya di semua kompetisi empat gol dan dua assist. Sebuah pencapaian luar biasa untuk pemain seusianya.

Everton Kehabisan Energi di Paruh Akhir Laga

Sementara itu, pelatih Everton, David Moyes, menyoroti cedera yang dialami James Tarkowski di babak kedua sebagai titik balik pertandingan. Ia mengakui timnya tampil bagus selama 60 menit, namun kehilangan energi di akhir laga.

“Kami tampil solid di awal, tapi cedera James jadi pukulan besar. Kami kehilangan kontrol setelah itu,” kata Moyes kepada BBC Sport. “City punya kualitas dan kedalaman skuat yang luar biasa, dan kami sedikit kehilangan konsentrasi saat kebobolan.”

Everton memang menunjukkan peningkatan performa dalam beberapa pekan terakhir di bawah asuhan Moyes, tapi catatan mereka masih belum konsisten. Dalam 10 laga terakhir, mereka hanya menang dua kali, dan keduanya terjadi saat tandang.

Dominasi City Atas Everton Masih Berlanjut

Kemenangan ini memperpanjang rekor tak terkalahkan Manchester City atas Everton di Premier League menjadi 16 pertandingan (13 menang, 3 imbang). Dominasi ini menunjukkan betapa sulitnya bagi The Toffees untuk menaklukkan juara bertahan tersebut.

Pertandingan ini bukan sekadar tentang skor akhir, tapi juga soal momen perpisahan dengan sebuah tempat yang sarat sejarah. Pep Guardiola dan Kevin De Bruyne mungkin sudah memainkan laga terakhir mereka di Goodison Park, dan mereka melakukannya dengan gaya: kemenangan, penghormatan, dan kenangan yang tak terlupakan.

Stadion boleh berganti, tapi kenangan dan penghormatan dari lawan seperti Guardiola akan selalu abadi dalam sejarah Everton dan sepak bola Inggris.

Kamis, 10 April 2025

Guardiola Ingin Manchester City Tampil Lebih Baik Saat Hadapi Crystal Palace

Guardiola Ingin Manchester City Tampil Lebih Baik Saat Hadapi Crystal Palace
Guardiola Ingin Manchester City Tampil Lebih Baik Saat Hadapi Crystal Palace.

JAKARTA - Manchester City akan menjamu Crystal Palace di lanjutan Premier League pada Sabtu ini. Setelah hasil imbang tanpa gol saat bertandang ke markas Manchester United pekan lalu, pelatih City, Pep Guardiola, mengakui bahwa timnya harus tampil lebih baik.

Hasil tersebut membuat The Citizens turun dari zona Liga Champions, terutama setelah Newcastle United berhasil mengalahkan Leicester City dan naik ke posisi atas klasemen. 

Dengan situasi ini, Guardiola ingin anak asuhnya kembali ke jalur kemenangan.

“Para pemain tahu itu. Ketika bola ada di satu sisi, mereka harus berada di posisi yang tepat. Tapi pekan lalu, itu belum cukup baik,” kata Guardiola.

Ia menambahkan bahwa melawan tim seperti Manchester United yang bermain dengan formasi 5-4-1 memang tidak mudah karena pertahanan mereka sangat rapat. 

Namun, Guardiola menegaskan bahwa timnya tetap seharusnya bisa menemukan celah.

Fokus pada Perbaikan

Guardiola menyebutkan bahwa dalam beberapa pertandingan terakhir, lini belakang City sudah menunjukkan peningkatan. 

Tapi proses permainan secara keseluruhan, terutama dalam membongkar pertahanan lawan, masih perlu dibenahi.

City memang hanya kalah satu kali dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi. Namun, hasil imbang seperti pekan lalu cukup merugikan di tengah persaingan ketat di papan atas Premier League.

Pemain yang Patut Diperhatikan

Di kubu Manchester City, nama Omar Marmoush mencuat sebagai pemain yang sedang on fire. Ia telah mencetak lima gol dalam empat laga kandang terakhir di liga. 

Total, Marmoush sudah mengemas 26 gol musim ini jika digabung dengan performanya di Eintracht Frankfurt sebelum bergabung dengan City.

Sementara itu, dari kubu Palace, Jean-Phillippe Mateta menjadi ancaman utama. Ia telah mencetak sembilan gol di Premier League tahun ini, hanya kalah dari Mohamed Salah. 

Secara total, Mateta sudah mencatatkan 16 gol di semua ajang musim ini.

Crystal Palace Masih Kesulitan Lawan Tim Besar

Crystal Palace tercatat belum menang dalam delapan laga melawan tim yang kini berada di enam besar klasemen Premier League. 

Mereka hanya mengumpulkan empat poin dari pertandingan-pertandingan tersebut. Ini bisa menjadi sinyal positif bagi City untuk meraih tiga poin.

Prediksi: Manchester City Menang

Berdasarkan sejarah pertemuan, City hanya kalah satu kali dari 12 laga terakhir melawan Palace di Premier League (menang 7, imbang 4). Terakhir kali mereka kalah di kandang dari Palace terjadi pada Oktober 2021 dengan skor 0-2.

Dengan performa kandang yang cukup stabil dan motivasi untuk kembali ke posisi empat besar, Manchester City diprediksi akan menang di laga ini. 

Berdasarkan data Opta, peluang kemenangan City berada di angka 60,3%, jauh di atas Palace yang hanya 19,2%.

Pertandingan ini akan menjadi momen penting bagi Manchester City untuk kembali ke jalur kemenangan dan memperbaiki posisi mereka di klasemen. Dengan motivasi dari Guardiola dan performa pemain kunci seperti Marmoush, City diprediksi bisa mengatasi perlawanan Crystal Palace.

Selasa, 08 April 2025

Pep Guardiola Ungkap Rencana Mengejutkan: Matheus Nunes Akan Jadi Bek Kanan, Bukan Gelandang di Manchester City

Pep Guardiola Ungkap Rencana Mengejutkan: Matheus Nunes Akan Jadi Bek Kanan, Bukan Gelandang di Manchester City
Pep Guardiola Ungkap Rencana Mengejutkan: Matheus Nunes Akan Jadi Bek Kanan, Bukan Gelandang di Manchester City.

JAKARTA – Manchester City kembali membuat gebrakan taktis yang tak terduga. Kali ini, sorotan tertuju pada Matheus Nunes, gelandang asal Portugal yang didatangkan dengan banderol fantastis senilai £53 juta dari Wolverhampton Wanderers pada bursa transfer musim panas 2023.

Pelatih kepala City, Pep Guardiola, secara terbuka mengisyaratkan perubahan posisi besar-besaran untuk sang pemain, dari gelandang tengah menjadi bek kanan.

Dari Gelandang Mahal ke Bek Kanan Dadakan: Transformasi Matheus Nunes di Manchester City

Sejak kepergian Kyle Walker pada Januari lalu, posisi bek kanan di Manchester City kerap menjadi masalah. Dalam situasi darurat ini, Guardiola mencoba memasang Nunes di posisi tersebut. 

Hasilnya? Mengejutkan. Nunes tampil cukup solid, bahkan sudah delapan kali menjadi starter di Premier League sebagai bek kanan.

Guardiola menilai fisik kuat dan kemampuan bertahan Nunes cocok untuk mengisi posisi itu secara permanen. “Dia bisa menjadi bek kanan yang bagus karena punya fisik yang kuat,” ujar Guardiola. 

Namun, komentar sang pelatih yang paling menghebohkan justru soal kemampuan Nunes bermain di lini tengah.

“Masalahnya adalah dia tidak cukup cerdas dan tenang saat bermain di tengah,” tambahnya.

Performa Matheus Nunes Sebagai Bek Kanan Dinilai Menjanjikan

Dalam laga melawan Manchester United yang berakhir tanpa gol, Nunes menunjukkan performa disiplin dan kemampuan membaca permainan yang baik. 

Guardiola memuji progres sang pemain dalam mengantisipasi serangan lawan. 

“Dia banyak belajar. Saat bek lain membiarkan bola silang ke tiang jauh, dia justru bisa mengantisipasinya dengan baik,” kata Guardiola.

Kejutan taktik ini menjadi bukti bagaimana fleksibilitas menjadi kunci dalam skema permainan Guardiola. 

Nunes, yang awalnya diproyeksikan sebagai gelandang kreatif, kini berpeluang besar menjadi bagian penting dari lini belakang City.

Manchester City Bersiap Cari Gelandang Baru untuk Gantikan Kevin De Bruyne

Perubahan peran Nunes tampaknya juga menjadi sinyal kuat bahwa Manchester City sedang membuka lembaran baru di lini tengah. 

Kevin De Bruyne dipastikan akan meninggalkan klub pada akhir musim ini seiring dengan berakhirnya kontrak sang maestro Belgia.

Beberapa nama mulai dikaitkan dengan City, salah satunya Florian Wirtz, gelandang muda andalan Bayer Leverkusen. 

Namun, harga sang pemain yang dikabarkan mencapai lebih dari £100 juta menjadi tantangan tersendiri. 

Selain itu, City juga disebut tengah melakukan pendekatan terhadap Hugo Larsson, gelandang asal Swedia yang tampil impresif bersama Eintracht Frankfurt.

Matheus Nunes dan Masa Depannya di Manchester City: Eksperimen Sementara atau Peran Permanen?

Langkah Guardiola memindahkan Nunes ke posisi bek kanan bisa saja merupakan solusi jangka pendek—namun bukan tak mungkin menjadi keputusan permanen. 

Dengan sistem permainan yang sangat bergantung pada adaptasi posisi, Guardiola kerap mengejutkan publik dengan keputusan-keputusan taktis yang belakangan terbukti berhasil.

Apakah Matheus Nunes akan sukses dalam peran barunya sebagai bek kanan andalan Manchester City? 

Atau justru akan muncul nama baru yang mengisi posisi tersebut di musim mendatang? 

Satu hal yang pasti, dengan Guardiola di balik kemudi, tidak ada yang benar-benar bisa ditebak.

Minggu, 16 Maret 2025

Guardiola Prediksi Persaingan Tiket Liga Champions Bakal Sengit Sampai Akhir Musim!

Guardiola Prediksi Persaingan Tiket Liga Champions Bakal Sengit Sampai Akhir Musim!
Guardiola Prediksi Persaingan Tiket Liga Champions Bakal Sengit Sampai Akhir Musim!

JAKARTA - Persaingan di Premier League makin panas! Pep Guardiola, pelatih Manchester City, memprediksi bahwa perburuan tiket Liga Champions akan berlangsung sengit hingga pekan terakhir musim ini. 

Apalagi, posisi lima besar kemungkinan besar cukup untuk memastikan satu tempat di kompetisi elite Eropa tersebut.

Manchester City sendiri masih terlibat dalam pertarungan ini, terutama setelah hasil imbang 2-2 melawan Brighton pada Sabtu lalu. 

Laga di Etihad Stadium itu berlangsung dramatis, di mana City sempat unggul lewat gol Erling Haaland dan Omar Marmoush. 

Namun, Brighton tak mau kalah. Pervis Estupinan mencetak gol indah lewat tendangan bebas, sebelum gol bunuh diri Abdukodir Khusanov membuat skor kembali imbang.

Hasil ini membuat City kehilangan poin berharga di kandang sendiri. Total, mereka sudah kehilangan sembilan poin dari posisi unggul di laga kandang musim ini, yang merupakan jumlah tertinggi sejak musim 2008-09 (12 poin).

City Masih Harus Berjuang

Kondisi ini tentu bikin Guardiola makin waspada. Apalagi, City baru saja kalah 1-0 dari Nottingham Forest di laga sebelumnya. 

Sekarang, mereka tertinggal enam poin dari posisi ketiga dan bisa saja berjarak empat poin dari Chelsea di peringkat keempat jika The Blues menang melawan Arsenal.

Namun, harapan masih ada. Jika salah satu dari lima tim Inggris yang berlaga di perempat final kompetisi Eropa menang, maka posisi lima besar Premier League akan cukup untuk lolos ke Liga Champions. Tapi Guardiola sadar, perjuangan belum selesai.

"Sembilan laga tersisa, sembilan final. Sepertinya akan seperti itu," kata Guardiola. "Kami punya pertandingan yang sulit. Situasinya mirip dengan saat melawan Nottingham Forest. Oke, kami tidak kalah. Tapi hasil ini tetap kurang bagus. Persaingan bakal ketat sampai akhir."

Mental Harus Kuat Sampai Akhir

Gelandang City, Ilkay Gundogan, juga merasa kecewa dengan hasil imbang ini. Menurutnya, City sebenarnya bermain cukup baik dan punya peluang untuk menang. 

Namun, setelah kebobolan gol kedua, mereka seolah kehilangan kepercayaan diri.

"Kami kecewa. Kami dua kali unggul, bermain cukup baik, tapi akhirnya hanya dapat satu poin. Rasanya frustrasi," kata Gundogan kepada BBC Sport.

"Kami sempat membatasi penguasaan bola mereka. Tapi setelah kebobolan gol kedua, kami jadi kehilangan rasa percaya diri dan semangat juang. Kami sedikit menurun dan memberikan mereka peluang mudah. Kami harus tetap tenang, karena kesalahan bisa terjadi di level ini."

Meskipun situasinya menantang, Gundogan menegaskan bahwa City harus tetap fokus dan menjaga mental juara mereka. 

"Kami harus menampilkan yang terbaik di setiap pertandingan. Kami ingin menyalurkan energi positif dalam permainan. Tapi kadang itu saja tidak cukup," tambahnya.

Dengan sembilan laga tersisa, semua masih bisa terjadi di Premier League. Guardiola dan anak asuhnya harus segera bangkit jika ingin mengamankan tempat di Liga Champions musim depan. 

Jadi, siap-siap aja, persaingan bakal makin panas sampai akhir musim!

Senin, 23 November 2020

Pep Guardiola Perpanjang Kontrak di Manchester City Hingga 2023

Manajer Manchester City Pep Guardiola berjalan di lapangan setelah pertandingan sepak bola Community Shield Inggris antara Liverpool dan Manchester City di stadion Wembley di London, Minggu, 4 Agustus 2019. (Foto: AP/Kirsty Wigglesworth)

BorneoTribun | Bola - Klub Liga Inggris, Manchester City, mengatakan manajer Pep Guardiola telah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun yang akan membuatnya tetap memimpin klub hingga akhir musim 2022-2023.

Pria asal Spanyol itu telah membawa City meraih dua gelar Liga Premier, tiga Piala Liga, dan satu Piala FA sejak ia bergabung pada 2016.

"Ini adalah hasil dari rasa saling percaya dan hormat yang ada antara dia dan seluruh klub,” kata ketua City Khaldoon Mubarak dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Keberadaan Guardiola selama lima tahun di City saat ini adalah periode terlama di suaru klub sejak ia memulai karir manajerialnya pada tahun 2008.

Pria 49 tahun itu melatih Barcelona dari 2008-2012 dan menghabiskan tiga tahun menangani Bayern Munich sebelum bergabung dengan City.

“Sejak saya tiba di Manchester City, saya dibuat merasa sangat diterima di klub dan di kota itu sendiri,” kata Guardiola dalam pernyataan.

“Sejak itu kami telah mencapai banyak hal bersama, mencetak gol, memenangkan pertandingan dan trofi, dan kami semua sangat bangga dengan kesuksesan itu.”

Di bawah Guardiola, City menjadi klub papan atas Inggris pertama yang mengumpulkan 100 poin dalam satu musim ketika mereka meraih gelar pada 2017-18.

Mereka berhasil mempertahankan gelar mereka pada musim berikutnya untuk menjadi tim pertama dalam satu dekade yang memenangkan mahkota Liga Premier berturut-turut.

Tim asuhan Guardiola City saat ini berada di urutan ke-10 di Liga Premier dengan 12 poin dari tujuh pertandingan, enam di belakang penentu kecepatan Leicester City dengan satu pertandingan tersisa. (VOA)