Berita Borneotribun.com: Pemekaran Kapuas Raya Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Pemekaran Kapuas Raya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemekaran Kapuas Raya. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Februari 2024

Isu Pemekaran Kapuas Raya yang Tersandera dalam Rencana

Isu Pemekaran Kapuas Raya yang Tersandera dalam Rencana
Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari partai Gerindra untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat 2, Li Claudia Chandra.

Rombongan Warga Desa Nanga Kayan Berjuang Menuju Pelayanan Kesehatan

Empat orang berjalan dengan perlahan di jalan desa sambil mengiringi seorang perempuan hamil yang dibawa dengan tandu menuju pusat kesehatan terdekat di ibu kota kabupaten, Nanga Pinoh. Sebuah pengalaman yang tidak asing bagi mereka, seperti yang diungkapkan oleh Valen, mahasiswa Universitas Tanjungpura (Untan) yang berasal dari Desa Nanga Kayan.

"Pengalaman itu kami alami langsung tahun 2007, 2009, dan 2011," ujar Valen.

Puskesmas Pembantu (Pustu) di Nanga Kayan tidak memiliki fasilitas yang memadai, memaksa warga untuk berperjalanan menuju Nanga Pinoh yang jaraknya 4-5 jam dengan kondisi jalan yang buruk. Demus, Kepala Desa Kahiya, mengungkapkan pengalaman serupa bahwa setiap warga yang sakit harus ditandu menuju Nanga Pinoh.

Tidak hanya Desa Nanga Kayan, tetapi juga wilayah lain seperti Ella dan Menukung mengalami kendala serupa. Sekretaris Desa Belimbing, Kecamatan Nanga Silat, juga membenarkan bahwa warga harus ditandu ke kota kecamatan di Silat Hulu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Sementara pelayanan kesehatan di kecamatan dinilai sudah lumayan baik, namun masalah infrastruktur yang buruk membuat aksesibilitas menjadi sulit bagi warga, terutama ketika berobat atau mengakses pendidikan.

Valen menekankan bahwa infrastruktur jalan yang baik sangat penting untuk memajukan perekonomian daerah. Dengan kondisi jalan yang baik, warga dapat lebih mudah memasarkan hasil karet mereka, yang saat ini masih menjadi sumber penghasilan utama. Namun, fluktuasi harga karet dan buruknya infrastruktur jalan membuat ekonomi warga semakin terpuruk.

Menurut Hamdan, Kepala Desa Nanga Kayan, fasilitas kesehatan di wilayahnya perlu diperbaiki dengan penambahan tenaga medis. Pemdes telah menyiapkan lahan untuk penambahan fasilitas kesehatan, namun pelayanan kesehatan yang seharusnya bisa dilakukan di tingkat desa masih terbatas.

Kondisi infrastruktur jalan yang buruk juga mempengaruhi harga barang, seperti harga BBM yang dipatok tinggi di wilayah Nanga Kayan. Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi hal yang penting untuk membantu memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Warga Desa di Kalimantan Barat Terpaksa Tinggalkan Wilayahnya Demi Pendidikan yang Layak

Warga Desa di Kalimantan Barat Terpaksa Tinggalkan Wilayahnya Demi Pendidikan yang Layak
Warga Desa di Kalimantan Barat Terpaksa Tinggalkan Wilayahnya Demi Pendidikan yang Layak. (Gambar ilustrasi)
Bagi warga desa di wilayah hulu Kalimantan Barat, harapan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik memaksa mereka untuk meninggalkan lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka terpaksa bermigrasi ke kota-kota kabupaten yang lebih besar.

"Minimnya akses pendidikan membuat warga desa tidak memiliki banyak pilihan dalam menjalani hidup mereka. Pendidikan di sini hanya sebatas kemampuan dasar membaca dan menulis," ungkap seorang penduduk setempat.

Pendidikan yang berkualitas hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang mampu secara finansial. Mereka yang memiliki kekayaan bisa melanjutkan pendidikan ke kota-kota seperti Pontianak atau daerah lain yang memiliki institusi pendidikan yang lebih baik.

Meskipun terdapat fasilitas pendidikan di kota kecamatan, namun kualitasnya masih jauh dari memadai. "Orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya tidak punya pilihan lain kecuali ke ibu kota kabupaten di Nanga Pinoh," kata Valen, salah seorang warga.

Kepala Desa Kahiya, Demus, menegaskan bahwa kondisi pendidikan di desanya masih jauh dari memadai. "Kami kekurangan banyak hal dalam hal pendidikan. Bahkan, SD di desa kami bahkan kekurangan bangku dan papan tulis," ungkapnya.

Situasi yang serupa juga terjadi di Desa Belimbing, Nanga Silat, Kapuas Hulu. Sekretaris Desa, Flansius Kadat, mengatakan bahwa pendidikan di desanya sangat memprihatinkan. Meskipun ada satu gedung SD yang cukup layak, namun fasilitas di dalamnya sangat kurang. "Banyak siswa yang tidak memiliki akses ke meja dan kursi, sehingga terpaksa belajar sambil duduk di lantai yang kotor," keluhnya.

Flansius juga mengungkapkan bahwa meskipun telah mengusulkan perbaikan SD pada Musrembang Pemda Kapuas Hulu tahun 2023, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang dilakukan.

Sementara itu, masalah serupa juga dirasakan oleh warga Kabupaten Melawi. Kepala Desa Nanga Kayan, Hamdan, mengatakan bahwa fasilitas pendidikan di desanya sudah dalam kondisi rusak. "Gedung SD yang ada sekarang sudah dalam kondisi yang memprihatinkan," ujarnya.

Selain itu, kekurangan guru yang berasal dari wilayah tersebut juga menjadi kendala serius. "Banyak guru yang harus berasal dari luar daerah, namun tidak memiliki tempat tinggal yang layak. Kami membutuhkan perumahan guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar," tambah Hamdan.

Pemekaran Kapuas Raya

Warga di hulu Kalimantan Barat, butuh pembangunan di wilayahnya. Namun, pembangunan itu kurang berjalan, karena minimnya dana pembangunan dari pemerintah. Karenanya, mereka ingin wilayah itu dimekarkan menjadi Provinsi Kapuas Raya.

Isu pemerkaran Provinsi Kapuas Raya didukung lima wilayah di bagian hulu Kalimantan Barat. Yaitu, Kabupaten Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang dan Kapuas Hulu.  

Kepala Desa Nanga Kayan, Hamdan bergarap, wilayah hulu Kalbar bisa dimekarkan. Sebab, ketika ada pemekaran provinsi, secara langsung ada pemekaran kabupaten, kecamatan dan desa. 

“Ketika wilayah dimekarkan, dana pembangunan bisa lebih besar untuk pelaksanaan pembangunan,” kata Hamdan.

Di desanya, jumlah penduduk lebih dari 2000 orang. Daerah itu terisolir. Transportasi menggunakan jalur lintas air. Kalau mau ke ibu kota kabupaten di Nanga Pinoh, tak cukup uang Rp 1 juta. Harus sewa kendaraan dan speed boat. 

Jalan sebagai penghubung wilayah sudah terbangun. Namun, tidak adanya pemeliharaan, membuat jalan itu menjadi timbunan lumpur, ketika turun hujan. Listrik sudah ada sejak 3 tahun terakhir. Namun, air bersih belum ada. Masih mengandalkan dari desa lain. 

Sudah ada SMA 3, sejak pemerintahannya. Ada tiga lokal gedung dan laboratorium. Pembangunan SMA berlanjut, tapi sangat sulit bawa material ke lokasi pembangunan sekolah.Jalan rusak parah. 

Adanya pemekaran wilayah, diharapkan pembangunan dapat berjalan. Tidak stagnan seperti sekarang. Siapapun yang menjadi pemimpin, dia berharap Desa Nanga Kayan bisa dibangun dengan baik. 

“Pemekaran diharapkan ada pemerataan pembangunan dan membuka lapangan kerja,” kata Hamdan. 

Demus, Kades Nanga Kayan sepakat dengan Hamdan. Kalau Kalbar dimekarkan menjadi dua provinsi, pembangunan bakal lebih baik.Dana pembangunan menjadi lebih besar.

Adanya dana pembangunan bisa digunakan untuk menyejahterakan warga. Kalau mengandalkan dana sendiri, tetap saja sulit. Sampai sekarang masih kewalahan. “Pemerintah kedepan harus memperhatikan hal itu, siapapun yang terpilih sebagai pemimpin,” kata Demus.

Ia menyoroti kemandegan pemekaran Provinsi Kapuas Raya dengan alasan moratorium dari pemerintah pusat. Lucunya, ketika pemerintah mengemukakan isu moratorium, hal itu tak berlaku di Provinsi Papua.  

Tahun 2022, pemerintah pusat memekarkan Provinsi Papua, dengan tambahan tiga provinsi baru. Padahal, Kalbar sudah mengajukan lebih awal, tapi tidak bisa dimekarkan dengan alasan pemerintah pusat masih melakukan moratorium, terhadap masalah pemekaran. 

“Kenapa tidak bisa terjadi pemekaran, apakah ada yang menghambat atau memang tidak diperjuangkan," kata Demus, seolah bertanya.

Sebelumnya, dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Kalbar, kandidat Gubernur Kalbar yang selanjutnya terpilih menjadi Gubernur Kalbar periode 2018-2013, Sutarmidji sudah menjanjikan adanya pemekaran Kapuas Raya.

Bahkan, ketika Gubernur Kalbar dua periode, 2008-2018, Cornelis, isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya, juga pernah terdengar. Namun, hingga selesai pemerintahannya, isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya, masih jauh panggang dari api.  

“Siapapun yang terpilih sebagai Gubernur, wilayah hulu Kalbar harus dimekarkan. Legislatif dan eksekutif harus mendukung program pemekaran Kapuas Raya,” kata Demus dengan semangat. 

Pemerintah harus memekarkan Kalbar, supaya ada pemerataan pembangunan. Kalbar wilayahnya luas dan dana dari APBN terbatas. 

Mandegnya pembangunan di wilayah itu, membuat warga tidak punya banyak pilihan dalam mengembangkan ekonomi.Warga di wilayah hulu Kalimantan Barat, butuh lapangan kerja dan kesejahteraan.“Adanya pembukaan lapangan kerja di tingkat desa, warga dapat terbantu,” katanya. 

Fasilitas kesehatan di wilayahnya juga minim. Orang berobat harus ke kota kecamatan atau kabupaten.Puskesmas sudah ada, namun minim fasilitas dan tenaga kesehatan. Peningkatan pelayanan juga penting, sehingga orang tak ke kota untuk berobat.

Lalu, bagaimana situasi Pileg terhadap keinginan warga untuk pembangunan di wilayah?

Menjelang pemilu banyak yang ditawarkan. Ada bantuan perumahan rakyat. Tapi tak semua bisa ditangani. Terkait pendidikan, banyak Caleg menyampaikan isu, tapi semua hanya janji. Padahal, dengan adanya pemilu, harapan masyarakat bisa digodok lagi.Sehingga dapat diajukan para calon wakil rakyat atau pemimpin tersebut, ketika sudah duduk atau terpilih nanti.

“Bicara antusias Kapuas Raya, hampir semua masyarakat ingin pemekaran Kapuas Raya,” kata Valen.

Apalagi dengan luas Provinsi Kalbar. Tapi sampai sekarang hal itu belum bisa dilakukan. Ia yakin, ketika ada pemekaran Kapuas Raya, taraf hidup masyarakat bisa lebih meningkat. Sebab, pemekaran menghasilkan dana pembangunan lebih terfokus kepada Provinsi Kapuas Raya, sehingga pembangunan bisa lebih menghasilkan kemakmuran, karena dana pembangunan lebih besar. 

Di antara calon yang mengangkat dan berupaya menggaungkan isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya, adalah Li Claudia Chandra, Caleg DPR RI Gerindra,Dapil Kalbar 2. Li Claudia Chandra dekat dengan Capres Prabowo Subianto.Hal itu bisa membuat pemekaran Kapuas Raya,lebih cepat terbentuk. 

Li Claudia Chandra, Caleg Gerindra, Dorong Pemekaran Kapuas Raya

Li Claudia Chandra, Caleg Gerindra, Dorong Pemekaran Kapuas Raya
Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari partai Gerindra untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat 2, Li Claudia Chandra.
Menurut informasi salah satu calon yang aktif memperjuangkan isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya adalah Li Claudia Chandra, yang juga merupakan Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari partai Gerindra untuk Daerah Pemilihan (Dapil) Kalimantan Barat 2. Li Claudia Chandra memiliki kedekatan dengan Capres Prabowo Subianto, yang diyakini dapat mempercepat terbentuknya Provinsi Kapuas Raya.

"Li Claudia Chandra yang berani mengangkat isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya," ujar Valen.

Pemekaran Provinsi Kapuas Raya diharapkan akan membawa kesejahteraan bagi rakyat dan meningkatkan tingkat kemakmuran. Li Claudia Chandra juga dikenal fokus pada isu pendidikan dan kesehatan, dengan memberikan bantuan beasiswa kepada warga Dapil Kalbar 2.

"Ketika ibu Li Claudia Chandra memiliki kedekatan dengan Prabowo, tentu hal itu akan sangat berpengaruh jika nantinya Pak Prabowo terpilih sebagai Presiden," tambah Valen.

Pemekaran Provinsi Kapuas Raya merupakan salah satu solusi, bagi pembangunan wilayah hulu Kalimantan Barat. Dana pembangunan tak sebanding luas wilayah. Harus ada keberanian dan komitmendari semua pihak, mewujudkan pemekaran Kapuas Raya.(ril) 

Kamis, 08 Februari 2024

Komitmen Anies Baswedan: Sintang Akan Maju Bersama Kapuas Raya

Komitmen Anies Baswedan: Sintang Akan Maju Bersama Kapuas Raya
Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan saat kampanye di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Rabu (7/2/2024). ANTARA/HO-Timnas AMIN
SINTANG - Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan menegaskan komitmennya untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dengan tujuan melayani kebutuhan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta pada Rabu kemarin, Anies menjelaskan bahwa Kabupaten Sintang merupakan salah satu daerah yang membutuhkan perubahan, dan ia bertekad untuk memajukan wilayah tersebut ketika telah digabung ke dalam Provinsi Kapuas Raya di masa mendatang.

"Kami tidak ingin masyarakat Kapuas Raya tertinggal terus menerus. Kami ingin Kapuas Raya ini maju dan berkembang. Tidak kalah dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia," ujar Anies saat berkampanye di bekas Lapangan Terbang Susilo.

Anies, mantan Gubernur DKI Jakarta, menyatakan bahwa salah satu fokus utama dalam memajukan wilayah Sintang yang akan menjadi bagian Provinsi Kapuas Raya adalah perbaikan manajemen pemerintahannya.

"Kami ingin pelayanan administrasi pemerintahan lebih efektif dalam melayani masyarakat. Masyarakat memiliki aspirasi tentang Provinsi Kapuas Raya dan kami dalam visi dan misi menegaskan bahwa memang ada provinsi di Indonesia yang pengelolaannya tidak setara," tambahnya.

Menurut Anies, masyarakat di wilayah tersebut menginginkan perubahan, dan permintaan tersebut semakin meningkat setiap harinya.

"Kami merasakan Indonesia hari ini adalah negeri yang penuh dengan ketidakadilan, penuh dengan ketimpangan, penuh dengan ketidaksetaraan. Apakah ini boleh diteruskan? Apakah ini perlu dibiarkan? Semua butuh perubahan," tegas Anies dengan semangat.

Saat berkampanye di daerah tersebut, Anies disambut hangat oleh warga, mulai dari kedatangannya di Bandar Udara Tebelian hingga saat ia memulai kampanyenya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden sebagai peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada hari Senin, 13 November 2023. Hasil pengundian nomor urut pasangan peserta Pilpres 2024 diumumkan pada hari Selasa, 14 November 2023, di mana pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

KPU juga telah menetapkan masa kampanye akan berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dengan jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Oleh: Antara/Donny Aditra
Editor: Yakop

Senin, 29 Januari 2024

Komitmen Caleg DPR RI 2024 dari Partai Gerindra Li Claudia Chandra: "Menggerakkan Pemekaran Kapuas Raya"

Komitmen Caleg DPR RI 2024 dari Partai Gerindra Li Claudia Chandra: "Menggerakkan Pemekaran Kapuas Raya"
Komitmen Caleg DPR RI 2024 dari Partai Gerindra Li Claudia Chandra: "Menggerakkan Pemekaran Kapuas Raya"
PONTIANAK - Li Claudia Chandra, Calon Legislatif DPR RI dari Partai Gerindra, telah menjadi sosok yang menggalakkan isu pemekaran Provinsi Kapuas Raya. Pendukungnya, terutama di kalangan mahasiswa wilayah timur Kalimantan Barat, menyambut baik komitmennya.

Sejak lama, wacana pemekaran Provinsi Kapuas Raya telah menjadi topik hangat. Namun, hingga saat ini, impian itu belum terwujud. Salah satu alasan utamanya adalah adanya moratorium pemekaran wilayah yang diberlakukan oleh pemerintah pusat.

Valen, seorang mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, menegaskan bahwa mayoritas masyarakat mendukung pemekaran Kapuas Raya, terutama mengingat luasnya wilayah Kalimantan Barat. Menurutnya, pemekaran akan membawa dampak positif bagi pembangunan di wilayah timur Kalimantan Barat.

Menurut Valen, pemekaran Provinsi Kapuas Raya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat karena dana pembangunan akan lebih terfokus pada wilayah tersebut. Di antara para calon legislatif yang mendukung pemekaran tersebut adalah Li Claudia Chandra, yang mencalonkan diri dari Partai Gerindra untuk Dapil Kalimantan Barat 2, yang meliputi Kabupaten Sanggau, Sekadau, Melawi, Sintang, dan Kapuas Hulu.

Valen meyakini bahwa kedekatan Li Claudia Chandra dengan Calon Presiden Prabowo Subianto dapat membantu mewujudkan pemekaran Provinsi Kapuas Raya jika Prabowo terpilih sebagai presiden dalam Pemilu 2024

Sebelumnya, Li Claudia Chandra telah menyatakan komitmennya untuk mendorong pemekaran Provinsi Kapuas Raya. Dia menekankan bahwa wilayah Kalimantan Barat memiliki potensi pembangunan yang besar dan perlu dipacu melalui pemekaran. 

Caleg DPR RI 2024 dari Partai Gerindra untuk Dapil Kalimantan Barat 2, Li Claudia Chandra.
Caleg DPR RI 2024 dari Partai Gerindra untuk Dapil Kalimantan Barat 2, Li Claudia Chandra.
Seorang tokoh masyarakat setempat, juga mendukung pemekaran tersebut dengan alasan bahwa pemekaran akan mempercepat pembangunan di lima kabupaten tersebut.

Selain itu, pemekaran Kapuas Raya juga didukung oleh potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki lima wilayah timur Kalimantan Barat.

Li Claudia Chandra sendiri, selama berkampanye di daerah pemilihan, telah menunjukkan fokusnya pada isu pendidikan dan kesehatan, termasuk dengan memberikan bantuan beasiswa kepada warga setempat.

Selasa, 16 Januari 2024

Li Claudia Chandra Dorong Realisasi Provinsi Kapuas Raya di Kalimantan Barat

Li Claudia Chandra Dorong Realisasi Provinsi Kapuas Raya di Kalimantan Barat
Calon Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Li Claudia Chandra. (Borneotribun/Tim)
PONTIANAK – Provinsi Kapuas Raya, yang meliputi 5 kabupaten di bagian timur hulu Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi impian masyarakat setempat. Wilayah yang sangat luas ini menghadapi ketertinggalan pembangunan dibandingkan dengan daerah di barat (hilir).

Seperti Kabupaten Kapuas Hulu yang memiliki wilayah lebih besar dari Provinsi Banten, dan perjalanan dari Putusibau, Ibukota Kapuas Hulu, ke Pusat Pemerintahan Provinsi Pontianak bisa mencapai 15 jam. 

Infrastruktur yang kurang memadai, ditandai dengan banyaknya jembatan kayu di jalur ini, mendorong perlunya terobosan dengan menjadikan 5 kabupaten ini Daerah Otonom Baru.

Potensi Pendapatan Asli Daerah di 5 kabupaten ini masih besar, terutama dalam bidang perkebunan dan Sumber Daya Alam (Tambang). Kepala daerah perlu memiliki pemikiran yang visioner.

Dengan melihat Sungai Kapuas dan Bukit Kelam di Pasar durian Sintang, terbayang potensi daerah ini menjadi seperti Bangkok. 

Pemanfaatan Sungai Chao Praya sebagai transportasi dan wisata air dapat memberikan jalur ekonomi baru. 

Keberagaman budaya tradisional Dayak, Melayu, dan Thionghoa dapat menjadikan Sungai Kapuas sebagai ikon dengan ciri khas tersendiri.

Sebagai Calon Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Li Claudia Chandra berkomitmen bahwa dirinya akan menyampaikan hal ini kepada Pak Prabowo jika terpilih sebagai Presiden pada 2024. 

Percepatan pembangunan di daerah, khususnya 5 kabupaten di Hulu Kalimantan Barat, harus didorong dengan cepat.

Apalagi, jika Ibukota Negara di Kalimantan terealisasi, Provinsi Kapuas Raya dapat menjadi penopang, dengan adanya jalan penghubung ke Kalimantan Timur melalui Kapuas Hulu. Hal tersebut akan memudahkan serta mendorong percepatan pembangunan.

"Tekad untuk mencabut Moratorium Daerah Otonomi Baru menjadi fokus, agar Provinsi Kapuas Raya dapat segera terwujud. Pembangunan yang merata dan penyelesaian masalah terbesar terkait infrastruktur dapat diwujudkan dengan cepat," pungkas Li Claudia Chandra.

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno