Senin, 30 September 2024
Rabu, 28 Februari 2024
Album Terbaru Seventeen dari Korea Selatan Raih Gelar Terlaris di Dunia di Tahun 2023
Grup idola SEVENTEEN saat tampil dalam acara GDA ke-38 di Jakarta International Stadium, Sabtu (6/1/2024). ANTARA/Vinny Shoffa Salma/am. |
Selasa, 13 Februari 2024
BLACKPINK Rosé Bagikan Potongan Lagu Baru di Hari Ulang Tahun ke-27
BLACKPINK Rosé Bagikan Potongan Lagu Baru di Hari Ulang Tahun ke-27. Sumber gambar: Rosé IG |
BLACKPINK Rosé Bagikan Potongan Lagu Baru di Hari Ulang Tahun ke-27. Sumber gambar: Rosé IG |
BLACKPINK Rosé Bagikan Potongan Lagu Baru di Hari Ulang Tahun ke-27. Sumber gambar: Rosé IG |
Senin, 29 Januari 2024
Episode Pertama "Build Up": Penampilan Memikat dan Persaingan Ketat
Senin, 23 Oktober 2023
Kabarkan Mini Album dalam Waktu Dekat, Minority Kembali Luncurkan Single Terbaru Berjudul 'Break The Hate'
Rabu, 11 Oktober 2023
Band Hardcore Punk 'Lemon Djin' Kembali Merilis Single Terbaru Berjudul 'Labirin'
Rabu, 26 Oktober 2022
Sukses Laksanakan Podcast Bersama Artis Daerah Dilla Sebagai Alumni Atma Jaya Dalam Tema Menemukan Diri
Sukses Laksanakan Podcast Bersama Artis Daerah Dilla Sebagai Alumni Atma Jaya Dalam Tema Menemukan Diri. (Ho-Fir) |
Minggu, 16 Oktober 2022
Dukung HUT Pemkab Landak 23, Karolin Laksanakan Lomba Cipta Lagu Landak
Dalam rangka perayaan ulang tahun Pemerintahan Kabupaten Landak ke 23 tahun Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa melaksanakan Lomba Cipta Lagu Landak. (Ho-Dekky) |
Landak, Kalbar – Dalam rangka perayaan ulang tahun Pemerintahan Kabupaten Landak ke 23 tahun Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa melaksanakan Lomba Cipta Lagu Landak yang diperuntukkan kepada musisi-musisi di Kabupaten Landak.
Kegiatan tersebut berlangsung sejak tanggal 16 September 2022 dan berakhir pada 12 Oktober 2022, dan dilakukan pembagian hadiah pada 15 Oktober 2022 yang bertempat di Cafe Yomi Yomi, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, sabtu (15/10/2022) malam.
Dalam rangka perayaan ulang tahun Pemerintahan Kabupaten Landak ke 23 tahun Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa melaksanakan Lomba Cipta Lagu Landak. (Ho-Dekky) |
Karolin Margret Natasa mengapresiasi musisi kabupaten landak yang ikut serta dalam Lomba Cipta Lagu Landak sebanyak 38 peserta yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
"Kalau dulu masih menjabat Bupati tinggal perintahkan dinas saja kebetulan masa jabatan kami sudah selesai, tapi masih ingin untuk merayakan ulang tahun Kabupaten Landak agar terasa meriah, agar ada kebersamaan dan tumbuh rasa cinta terhadap Kabupaten Landak."
"Nah, untuk itu salah satu cara yang paling dapat diterima dari semua lapisan pasti suka dengan seni, salah satunya dengan seni musik ini."
"Tetaoi yang mendaftar dan mengirimkan lagu bagus-bagus semua, ternyata Landak itu menyimpan potensi ekonomi kreatif di bidang seni, selain dari npada itu yang Saya kagum adalah niat para musisi dengan hasil yang sangat profesional," ucap Karolin.
Dalam rangka perayaan ulang tahun Pemerintahan Kabupaten Landak ke 23 tahun Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa melaksanakan Lomba Cipta Lagu Landak. (Ho-Dekky) |
Dalam kegiatan tersebut Karolin menjelaskan bahwa juara dari Lomba Cipta Lagu Landak akan mendapatkan rekaman gratis dari studio musik Karolin Margret Natasa dan akan dipromosikan melalui akun YouTube dan media sosial Karolin Margret Natasa.
"Pada prinsipnya kita mendukung baik seni tradisional maupun seni modern, mudah-mudahan berawal dari ini kita bisa mempolerkan hasil karya kita, karen zaman sekarang tidak perlu masuk tv untuk bisa terkenal dan viral."
"Untuk para pemenang Kami mohon ijin untuk mempublikasikan hasilnya di YouTube dan medsos Karolin Margret Natasa dan nanti ada surat penyataan terkait hak cipta agar tidak ada kesalahpahaman di kemudian hari, semoga dengan kegiatan ini dapat memacu semakin banyak karya dan kreasi di Kabupaten Landak ini," jelas Karolin.
Karolin berharap Lomba Cipta Lagu Landak dapat merangsang dan mendorong musisi kabupaten landak untuk menciptakan karya-karya mereka dan mampu bersaing dengan musisi di Kalimantan Barat.
"Genrenya juga beragam, ada yang balad, country, ada yang tradisionaldan ada yang dangdut jadi ini luar biasa kreatifnya."
"Jadi Saya senang sekali karena mendapat responyan gluar biasa dari para peserta dan mudah-mudahan tidak berhenti sampai disini, pembinaan kita, perhatian kita dan untuk memejukan dunia kesenian di Kabupaten Landak terutama untuk kelas pop populer juga mempu bersaing dengan kesenian tradisional juga," ungkap Karolin.
Dalam rangka perayaan ulang tahun Pemerintahan Kabupaten Landak ke 23 tahun Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa melaksanakan Lomba Cipta Lagu Landak. (Ho-Dekky) |
Juara 1 Lomba Cipta Lagu Landak Fransiskus Pance Linus yang menciptakan lagu Cinta Kabupaten Landak mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu wadah bagi musisi di Kabupaten Landak dalam menyalurkan ide dan bakat mereka dalam menciptakan lagu.
"Ini senang sekali ya, karena anak-anak muda harus kreatif dan maka kalau diadakan hal seperti ini menjadi hal yang sangat positif, bukan hanya untuk hari ini saja tetapi untuk tahun-tahun kedepan supaya lebih meriah lagi dan ini juga memberikan motivasi kepada anak-anak muda dapat membangun mereka lebih bersemangat lagi," terang Pance. (Yakop/Dekky)
Sabtu, 27 Agustus 2022
Artis Dilla Segera Luncurkan Lagu Berjudul "Tetap Setia"
Foto: Dilla. |
Foto: Dilla. |
Minggu, 07 Agustus 2022
Girls Generation resmi comeback dengan rilis album "Forever 1"
Girl grup Girls Generation alias SNSD (instagram/_snsd_updates) |
Kamis, 21 April 2022
14 Musik Tradisional Indonesia Beserta Daerah Asalnya
14 Musik Tradisional Beserta Daerah Asalnya. |
BorneoTribun, Jakarta -- Musik tradisional adalah musik yang hadir dalam sebuah masyarakat dan diwariskan secara turun temurun.
Kata musik berasal dari bahasa Yunani, yaitu mousike yang diambil dari nama dewa yang terkenal dalam mitologi Yunani Kuno, yakni Mousa. Dewa yang memimpin seni dan ilmu. Rabu, (20/4/2022).
Sedangkan kata tradisional berasal dari bahasa Latin, yaitu traditio yang artinya suatu kebiasaan masyarakat yang dilakukan secara turun temurun.
14 Musik dan Alat Tradisional Indonesia Beserta Daerah Asalnya
Berdasarkan pengertian dua kata di atas, musik tradisional dapat diartikan seni musik dalam masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun.
Musik tradisional nusantara merupakan musik yang berkembang di wilayah nusantara dan memiliki ciri ke-Indonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya melodinya.
Berikut ini beberapa contoh musik tradisional nusantara beserta daerah asalnya:
1. Gambang Kromong dari Betawi.
Awalnya musik tradisional gambang kromong menggunakan nada pentatonis (lima nada) dan alat-alat musik Tiongkok.
Namun sekarang telah berkembang dengan memasukkan unsur-unsur alat musik modern. Lagu-lagunya dinyanyikan oleh pasangan pria dan wanita, yang isinya bersifat sindiran jenaka.
2. Keroncong dari Jakarta.
Musik tradisional ini sebenarnya warisan atau setidaknya pengaruh jejak keberadaan bangsa Portugis.
Namun oleh para pemusik bangsa Indonesia dikembangkan dengan memasukkan unsur-unsur alat musik tradisional misalnya gamelan, maka jadilah langgam Jawa.
3. Gong Luang dari Bali.
Musik tradisional ini hampir mirip gendhing Jawa, karena jenis alat musik dan nada suaranya serupa meskipun tidak sama. Citarasa gong luang lebih meriah dibanding gendhing Jawa.
4. Karang Dodou dari Kalimantan Timur.
Musik tradisional ini tergolong musik tradisi yang digunakan dalam upacara adat kelahiran, yaitu untuk mengiringi pembacaan mantra-mantra saat pemberian nama bayi.
5. Angklung Buhun dari Kanekes di Jawa Barat.
Musik tradisional ini juga tergolong musik tradisi masyarakat Baduy yang dimainkan untuk mengiringi tarian musim tanam.
6. Tabuh Salimpat dari Jambi.
Musik tradisional ini menggunakan kerenceng, gambus dan rebana.
7. Huda dari Minangkabau.
Musik tradisional bernuansa Islami ini unik, karena terdiri dari tiga jenis musik serupa namun berlainan, termasuk di dalamnya Salaulaik Dulang. Salaulaik merupakan musik asli Tanah Minang.
8. Kombi dari Papua.
Musik tradisional bersuara gendang ini tidak menggunakan tifa, melainkan bambu berlobang yang diberi tali sayatan rotan. Dari arti katanya sebenarnya alat musik petik, namun cara memainkannya ditepuk.
Musik tradisional ini digunakan untuk hiburan dan upacara adat.
9. Cilokak dari Lombok.
Musik tradisional ini menggunakan beberapa alat musik, antara lain drum, biola, seruling, gambus, gong, dan lain-lain.
10. Krumpyung dari Yogyakarta/Jawa Tengah.
Musik tradisional ini menggunakan alat musik dari bambu, yaitu semacam angklung yang nada suaranya seperti gambang dan gong bumbung tiup. Krumpyung dimainkan bersama musik tradisional lainnya yaitu gejog lesung.
Gejog lesung adalah suara menumbuk padi berirama, biasa untuk mengiringi nyanyian vokal berupa tembang-tembang. Di Banyuwangi musik alat pertanian ini disebut gedongan.
11. Sasando dari Rote.
Musik petik tradisional ini unik. Meskipun berasal dari daerah Indonesia Timur nadanya bercorak salendro dan pelog mirip kecapi Sunda dan siter Jawa.
12. Painting dari Kalimantan Selatan.
Musik tradisional ini menggunakan alat utama alat petik dan dilengkapi dengan alat-alat musik lainnya, seperti babaun, agung, marakas dan talinting.
13. Tingkilan dari Kalimantan Timur.
Musik tradisional ini menggunakan alat utama gambus, ketipung, dan biola. Musik tradisional ini digunakan untuk mengiringi tarian, untuk mengiringi nyanyian hiburan maupu upacara-upacara.
14. Gaghahanggase dari Sangihe Talaud.
Musik tradisional ini terdiri beberapa alat musik tradisional setempat, di antaranya alat musik bambu, tambur, karoncongan, dan lain-lain. Gaghahanggase untuk mengiringi nyanyian vokal.
(YK/HRM)
Minggu, 22 Agustus 2021
Cintai Budaya Daerah, Sanggar Humaniora Kodim Sintang Ikuti Lomba Lagu Daerah
Cintai Budaya Daerah, Sanggar Humaniora Kodim Sintang Ikuti Lomba Lagu Daerah. |
Senin, 22 Maret 2021
Dengan Belajar Bermusik, Sekelompok orang muda Yazidi hilangkan rasa Bosan dan Frustrasi
Yazidi muda dan wanita Muslim berlatih lagu tradisional Kurdi diiringi oleh Daf, drum kerangka Kurdi besar, di sebuah pusat komunitas di Dahuk, Irak, pada 25 Juni 2019. (Foto: AFP/Safin Hamed) |
Kamis, 18 Maret 2021
Beyoncé Mengukir Sejarah dalam Grammy Awards 2021
Trevor Noah, kiri, dan pembawa acara Ringo Starr tampil di atas panggung di Grammy Awards tahunan ke-63 di Los Angeles Convention Center pada hari Minggu, 14 Maret 2021. (Foto: AP/Chris Pizzello) |
Penjualan Piano Tradisional Inggris Meningkat di Masa Pandemi
Proses pembuatan piano tradisional Inggris di Cavendish Pianos. (Photo: Facebook/Cavendish Pianos) |
Piano model Chatsworth dengan kayu oak lokal produksi Cavendish Pianos. (Photo: Facebook/Cavendish Pianos) |
Seorang pegawai tengah memperagakan pembuatan piano tradisional di Cavendish Piano. (Foto: Facebook/Cavendish Piano) |
Kamis, 08 Oktober 2020
Gitaris legendaris Eddie Van Halen Tutup Usia
Eddie Van Halen saat tampil di Ak-Chin Pavillion di Phoenix, Arizona, 28 September 2015. |
BorneoTribun - Gitaris legendaris, Eddie Van Halen, yang ikut membentuk grup band rock terkenal Van Halen, meninggal pada Selasa (6/10/2020) dalam usia 65 tahun, setelah lama menderita kanker.
"Saya tidak percaya harus menulis ini, tetapi ayah saya Edward Lodewijk Van Halen, kalah dalam pertempuran panjang dan sulit melawan kanker pagi ini," kata putranya, Wolfgang Van Halen di Twitter, Selasa (6/10).
“Ia seorang ayah terbaik. Setiap waktu yang saya luangkan dengannya di atas dan di luar panggung sangat berharga."
Wolfgang Van Halen melakukan tur sebagai pemain bass dalam beberapa tahun terakhir di grup Van Halen, sebuah grup band terkenal dengan lagu-lagu seperti "Panama," "Jump," dan "Ain't Talking About Love."
Eddie Van Halen juga memainkan gitar dalam lagu mega hit penyanyi pop Michael Jackson “Beat It.”
Eddie yang lahir di Belanda dan saudara laki-lakinya, Alex, pemain drum, membentuk grup Van Halen awal 1970-an. Album perdana berjudul nama grup mereka diluncurkan pada 1978. (YK/VOA)
Rabu, 02 September 2020
3 Biduan Asal Amerika Nyanyi Dangdut, Keroncong, dan Nyinden, Rindu Nongkrong di Kampung
Seniman AS, Hannah Standiford, Andrea Decker, Megan O'Donoghue, yang cinta Indonesia (Dok: pribadi) |
BORNEOTRIBUN -- Amerika Serikat yang memiliki jumlah populasi terbesar ketiga di dunia, dikenal sebagai tempat pertemuan budaya yang beraneka ragam, termasuk budaya kesenian Indonesia.
Salah satu instrumen dalam kesenian Indonesia, seperti gamelan, ini banyak dipelajari di berbagai institusi dan universitas ternama Amerika, seperti Wesleyan, University of California, Berkeley, Cornell, Yale, dan Harvard. Andrew McGraw, dosen Etnomusikologi di University of Richmond, Virginia, bahkan menyebut, “gamelan menjadi satu tanda atau simbol eksklusif” dari sebuah kampus di Amerika.
Gamelan Bali Ragakusuma arahan Andrew McGraw di Richmond, Virginia (foto/dok: Andrew McGraw) |
Tidak mengherankan kini semakin banyak warga Amerika yang bukan keturunan Indonesia, mahir bermain gamelan, pandai menarikan tarian tradisional Indonesia, bisa menyanyi keroncong, atau bahkan menyinden.
Keunikan Vokal Sinden
Seniman, sekaligus guru musik dan vokal asal Amerika, Megan Colleen O’Donoghue di Santa Cruz, California adalah salah satunya. Sejak mengenal gamelan Jawa saat kuliah di Cornish College of the Arts di Seattle, Amerika Serikat, Megan jatuh cinta dengan kebudayaan Indonesia.
“Sebenarnya saya ambil jurusan lagu seriosa, tetapi ada gamelan dan saya jadi tertarik sekali, terus saya gabung di sana,” cerita Megan yang sangat fasih berbahasa Indonesia, kepada VOA belum lama ini.
Seniman AS, Megan O'Donoghue yang mahir menyinden (Dok: Megan O'Donoghue) |
Setelah lulus kuliah, tahun 2008 Megan meraih beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia, untuk mempelajari karawitan, khususnya kesenian sinden Jawa, di Institut Seni Indonesia di Surakarta, Jawa Tengah. Megan mengaku terpukau akan keunikan suara vokal sinden.
“Tekniknya kok nggak seperti yang aku pernah dengar. Kalau aku dengar agak seperti suara hidung, pertama kali. Karena saya suka sekali belajar teknik vokal, kalau saya dengar suara baru saya pasti penasaran. Saya dengar suara sinden langsung, ‘wow, ini kok beda dari yang lain,’” ujar penggemar gado-gado dan pecel ini.
Seniman AS, Megan O'Donoghue yang mahir menyinden (Dok: Megan O'Donoghue) |
Setelah terjun lebih dalam ke dunia sinden, ia berkesempatan memamerkan kemahirannya dengan mengadakan pementasan bersama kelompok wayang lokal di berbagai acara, bahkan sempat tampil di layar kaca.
“Beruntung sekali dulu saya kemana-mana di Indonesia. Ke Kalimantan, Sumatra, pasti ke Jawa, ya, karena tinggalnya di sana. Tapi di Jawa Timur yang paling ramai. Di Bali, Jakarta, ya keliling terus pokoknya,” kenang penyanyi yang pernah berkolaborasi dengan penyanyi legendaris Titiek Puspa dan kelompok Sheila on 7 ini.
Selama lima tahun tinggal di Indonesia, perempuan kelahiran tahun 1984 ini menggunakan kesempatan tersebut untuk juga mendalami kesenian wayang dan gamelan.
“Saya orangnya penasaran. Kalau saya tertarik dengan sesuatu, saya pasti mau masuk sampai dalam ya. Jadi saya orangnya totalitas banget. Mungkin karena benar-benar beda, dengan budaya saya. Kalau sudah mencicip nggak bisa berhenti, kalau sudah belajar tentang budaya Indonesia, semua orang pasti langsung jatuh cinta, itu otomatis menurut saya,” ujar penggemar lagu-lagu dangdut dari Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih ini.
Menurut Megan, kesenian Indonesia, khususnya Jawa, memiliki keunikan tersendiri.
“Halus sekali. Ada arti tapi sangat dalam. Kalau menurut saya tidak lebay begitu, loh. Tapi kehalusannya dalam banget," katanya
Ikut pentas keliling membuatnya lebih banyak belajar mengenai tradisi adat Jawa. Salah satu yang paling berkesan adalah ketika mengikuti ritual adat Malam 1 Suro, yang menurutnya “sangat menarik.”
Dangdut Koplo "Bikin Goyang"
Alunan musik karawitan membuat Andrea Decker jatuh cinta seketika dengan Indonesia dan kebudayaannya. Kecintaannya berlanjut saat ia melakukan penelitian mengenai musik popular Indonesia, hingga pada akhirnya pada tahun 2017 ia langsung berkunjung ke Surabaya. Siapa yang menyangka jika irama musik dangdut lantas memikatnya.
“Saya betul-betul jatuh cinta dengan musik dangdut, karena beberapa hal. Kalau dangdut klasik, saya tertarik dengan cengkoknya dan cara bernyanyi. Itu menurut saya susah sekali. Kalau dangdut koplo, saya suka iramanya, itu enak bikin goyang,” jelas penyanyi yang tengah menyelesaikan studi S3-nya di University of California di Riverside, California, AS ini, kepada VOA.
Selama satu tahun tinggal di Indonesia, Andrea kerap berkeliling untuk bernyanyi bersama kelompok dangdut Koplo, sambil melakukan penelitian di beberapa stasiun televisi di Indonesia.
Selain dangdut, Andrea juga belajar bermain gamelan dan menyinden, yang menurutnya lebih cocok dengan suaranya. Ia bahkan sempat tampil di berbagai acara untuk menunjukkan kebolehannya dalam bernyanyi.
Jika disuruh memilih, Andrea mengaku lebih menikmati suasana acara dangdut, yang menurutnya lebih santai. Terlebih lagi ketika melihat orang-orang yang bergoyang mengikuti irama dangdut dan “mendengar musik itu dengan seluruh jiwa.”
“Saya tahu, tentu saja ada sedikit stigma tentang dangdut, bahwa itu musik kampungan. Tapi menurut saya, itu musik yang unik dan hebat, yang perlu keterampilan yang luar biasa. Karena itu seharusnya masyarakat Indonesia bangga pada musik itu,” ujar Andrea yang juga fasih berbahasa Indonesia.
Kecintaannya pada budaya Indonesia berlanjut setelah ia kembali ke Amerika, di mana ia bergabung dengan kelompok gamelan Jawa di kampusnya. Ia bahkan kerap mengajarkannya kepada para mahasiswa lain.
Bangkitkan Keroncong di Amerika
Yang juga berhasil menarik perhatian warga Amerika adalah musik keroncong, yang kini ditekuni oleh Hannah Standiford, mahasiswa S3 jurusan Etnomusikologi di universitas Pittsburgh di Amerika Serikat.
Semua ini berawal ketika ia mendapat beasiswa Darmasiswa dari pemerintah Indonesia untuk mendalami gamelan di Institut Seni Indonesia di Solo, tahun 2014 lalu. Namun, alunan musik keroncong berhasil memenangkan hatinya.
“Waktu itu saya tahu tentan keroncong, tapi belum mengalami langsung. Dan saya datang ke satu latihan, dan semua duduk lesehan, santai dan musiknya enak sekali. Dan saya paling suka mungkin Langgeng Jawa keroncong,” jelas Hannah.
Tantangan, ujar Hannah, adalah saat mempelajari pelafalan bahasa Jawa dan cengkok keroncong yang unik.
“Yang paling susah yaitu bahasa Jowo, karena saya belum lancar bahasa Jowo, jadi untuk pronounciation masih susah dan cengkoknya masih lebih susah daripada cengkok keroncong asli, Langgeng keroncong,” kenang penggemar penyanyi keroncong legendaris Waldjinah dan Endah Laras ini.
Sekembalinya ke Amerika, Hannah lalu mengajak teman-temannya yang adalah warga lokal Amerika, untuk membentuk kelompok Orkes Keroncong Rumput, yang kerap tampil berbagai kota.
Hannah Standiford (ke-4 dari kiri) bersama teman-teman Orkes Keroncong Rumput di AS (dok: Hannah Standiford) |
“Kami mencampur musik rakyat Amerika, musik rakyat Inggris, juga dengan musik keroncong. Kami suka mencampur gaya-gaya,” kata Hannah yang dulu juga pernah belajar menajadi sinden.
Namun, karena pandemi COVID-19, seluruh latihan dan acara dilakukan secara daring. Mereka bahkan mengajak para seniman di Indonesia untuk berkolaborasi dengan mereka melalui video.
Tiga Biduan AS Nyanyi Dangdut, Keroncong, dan Nyinden “Orang Indonesia Sangat Ramah”
Indonesia telah meninggalkan kesan yang begitu dalam di hati ketiga seniman ini.
“Di Indonesia orang sangat baik, tidak usah buru-buru, selalu ada waktu untuk ngobrol, untuk membantu,” ujar Hannah.
“Di Indonesia, di mana pun orang-orang pasti ramah sekali. Hospitality-nya sangat bagus, disuruh makan, disuruh istirahat. Pokoknya orang Indonesia sangat ramah sekali,” kata Megan.
“Saya sangat ingin kembali ke Indonesia supaya bisa nongkrong lagi bersama teman-teman sekampung,” ucap Andrea.
Alunan musik tradisional yang berbeda memang telah berhasil memikat para seniman asal Amerika ini. Namun, pada akhirnya, kebudayaan dan keramahan warganyalah yang telah membuat mereka jatuh cinta pada Indonesia.
Sumber: www.voaindonesia.com
Penyanyi Akon Lanjutkan Rencana Bangun Kota Futuristis di Senegal
Penyanyi Akon Lanjutkan Rencana Bangun Kota Futuristis di Senegal |
BORNEOTRIBUN -- Penyanyi Amerika Akon mengatakan akan melanjutkan rencananya untuk mulai membangun kota futuristis Akon City yang berbiaya enam miliar dolar di Senegal tahun depan.
Pada hari Senin (08/31), Akon bersama pejabat pemerintah Senegal mengunjungi lokasi proyek pembangunan itu di daerah pedesaan Mbodienne, jauh di luar ibu kota Dakar.
Penyanyi yang nama aslinya Aliuane Thiam ini, mengatakan, ia melihat kota Akon akan menjadi permulaan masa depan Afrika, yang dilengkapi dengan teknologi terbaru, mata uang kripto.
Akon, putra pasangan Senegal yang menghabiskan masa kecilnya di negara di Afrika Barat itu, juga berharap proyek Akon City akan menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat dibutuhkan warga Senegal dan menjadi tempat berlindung warga kulit hitam Amerika dan lainnya yang menghadapi masalah rasial.
Proyek Akon, yang diumumkan kali pertama dua tahun lalu, telah membuatnya disukai pihak berwenang Senegal, yang memujinya karena ia berinvestasi di Afrika pada saat pariwisata global sedang tidak menentu.
Akon mengungkapkan bahwa idenya tentang kota Akon sudah ada sebelum film blockbuster Black Panther muncul, namun ia menyamakan kotanya itu sebagai “Wakanda sungguhan”. Wakanda adalah kota fiksi dalam film tersebut yang digambarkan memiliki teknologi maju.
Sumber: www.voaindonesia.com