Berita Borneotribun.com: MotoGP Hari ini
Tampilkan postingan dengan label MotoGP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MotoGP. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 April 2025

Fakta Lengkap Cedera Jorge Martin di MotoGP Lusail, Enam Tulang Rusuk Patah dan Pneumotoraks

Fakta Lengkap Cedera Jorge Martin di MotoGP Lusail, Enam Tulang Rusuk Patah dan Pneumotoraks
Fakta Lengkap Cedera Jorge Martin di MotoGP Lusail, Enam Tulang Rusuk Patah dan Pneumotoraks.

JAKARTA - MotoGP musim ini kembali dikejutkan oleh absennya sang juara dunia bertahan, Jorge Martin. Rider asal Spanyol itu harus melewatkan seri penting di kampung halamannya, GP Spanyol di Andalusia, karena belum pulih total dari cedera yang dialaminya saat berlaga di Qatar beberapa pekan lalu. 

Tapi tenang aja, sobat MotoGP, Martin baru-baru ini memberikan kabar yang cukup menenangkan soal kondisinya.

Kecelakaan yang menimpa Jorge Martin terjadi saat MotoGP Qatar Grand Prix di Sirkuit Internasional Lusail. 

Saat itu, Martin sedang berada di posisi ke-17 dan tengah melibas tikungan ke-14—bagian yang dikenal sebagai salah satu zona tercepat dan tersulit di sirkuit tersebut. 

Nahas, Martin terjatuh dan tergelincir di racing line alias jalur utama lintasan.

Yang bikin situasi makin dramatis, rider di belakangnya, Fabio Di Giannantonio, nggak sempat menghindar dan akhirnya menabrak Martin. 

Di Giannantonio bahkan mengaku bahwa itu adalah “adegan paling menyeramkan yang pernah saya alami” selama berkarier di MotoGP.

Cedera Serius

Fakta Lengkap Cedera Jorge Martin di MotoGP Lusail, Enam Tulang Rusuk Patah dan Pneumotoraks
Fakta Lengkap Cedera Jorge Martin di MotoGP Lusail, Enam Tulang Rusuk Patah dan Pneumotoraks.

Akibat insiden tersebut, Martin mengalami enam tulang rusuk yang patah serta pneumotoraks (kondisi saat udara masuk ke rongga dada dan menekan paru-paru). Cukup parah, sob. Tapi untungnya, dalam update terbarunya lewat media sosial, Martin memberikan kabar yang sedikit melegakan.

“Terima kasih untuk semua pesan dan dukungan di masa sulit ini. Saya masih merasakan sakit yang luar biasa, tapi semuanya dalam kendali,” tulis Martin.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dirinya masih harus bertahan beberapa hari lagi di Qatar untuk pengawasan medis sebelum bisa kembali ke rumahnya di Spanyol. 

Namun harapannya, dalam waktu dekat ia sudah bisa pulang dan mulai fokus pada pemulihan bersama orang-orang terdekatnya.

Absen di GP Spanyol, Savadori Gantikan

Dengan kondisinya yang masih belum memungkinkan untuk naik motor, Martin dipastikan absen di GP Spanyol akhir pekan ini. 

Aprilia Racing pun kembali menunjuk Lorenzo Savadori untuk menggantikan posisi Martin. 

Ini akan menjadi penampilan keempat Savadori musim ini, dan ia akan bergabung dengan Marco Bezzecchi dalam tim pabrikan.

Meskipun bukan hal yang mudah, tim dan para fans tetap memberikan dukungan penuh untuk Martin. Banyak yang berharap sang juara bertahan bisa pulih 100% dan kembali membalap secepat mungkin, apalagi musim MotoGP 2025 masih panjang.

Dampak Absen Martin di Klasemen

Absennya Jorge Martin tentu punya dampak besar, bukan hanya untuk Aprilia, tapi juga dalam perburuan gelar musim ini. Sebagai juara dunia bertahan, setiap poin sangat berarti buat Martin. 

Ketidakhadirannya di beberapa seri awal bisa bikin peluangnya mempertahankan gelar sedikit menipis, apalagi jika pesaing-pesaingnya seperti Francesco Bagnaia atau Marc Marquez tampil konsisten.

Tapi ya, MotoGP bukan cuma soal cepat-cepetan di lintasan, sob. Kesehatan pembalap tetap nomor satu. 

Banyak juga rider yang sebelumnya sempat alami cedera berat, tapi berhasil comeback dengan performa luar biasa. Jadi harapan buat Martin masih terbuka lebar.

Di media sosial, para penggemar Jorge Martin dari seluruh dunia ramai-ramai memberikan dukungan. Mulai dari pesan-pesan semangat, doa untuk kesembuhan, hingga ucapan terima kasih atas perjuangannya di lintasan. 

Banyak juga yang bilang mereka lebih senang melihat Martin istirahat total dulu daripada memaksakan diri kembali sebelum benar-benar pulih.

Hal ini menunjukkan betapa besarnya rasa cinta fans MotoGP terhadap pembalap mereka. Dan Martin sendiri terlihat sangat mengapresiasi semua dukungan tersebut.

“Saya harap bisa segera pulang dan beristirahat bersama orang-orang terdekat. Semoga secepatnya.”

Sampai saat ini belum ada tanggal pasti kapan Jorge Martin akan kembali ke lintasan. 

Tapi jika mengacu pada jenis cederanya, kemungkinan butuh waktu beberapa minggu lagi hingga ia benar-benar fit. 

Tim medis dan Aprilia pastinya nggak akan gegabah, mengingat pentingnya kesehatan jangka panjang Martin.

Sementara itu, Aprilia akan tetap mengandalkan Savadori dan Bezzecchi untuk menjaga posisi tim di klasemen konstruktor. 

Ini juga jadi kesempatan buat Savadori unjuk gigi dan tunjukkan bahwa dia bisa diandalkan dalam situasi darurat.

Absennya Jorge Martin di awal musim MotoGP 2025 jelas jadi kabar yang bikin fans sedih, apalagi dengan statusnya sebagai juara dunia bertahan. 

Tapi kabar baiknya, kondisinya kini stabil dan dalam pengawasan medis yang ketat. 

Semoga saja proses pemulihannya lancar dan dia bisa segera kembali mengaspal di sirkuit.

Tetap semangat buat Jorge Martin! Sementara itu, mari kita nikmati aksi para rider lainnya di GP Spanyol dan doakan agar Martin bisa segera comeback dengan performa yang makin garang.

Pedro Acosta Jadi Rebutan Ducati dan Honda, Ini Respons Mengejutkan dari Sang Manajer

Pedro Acosta Jadi Rebutan Ducati dan Honda, Ini Respons Mengejutkan dari Sang Manajer
Pedro Acosta Jadi Rebutan Ducati dan Honda, Ini Respons Mengejutkan dari Sang Manajer.

JAKARTA - Dunia MotoGP lagi ramai banget ngomongin masa depan Pedro Acosta, si bocah ajaib dari Spanyol yang disebut-sebut sebagai rider paling berbakat dari generasinya. 

Di usia 20 tahun, Acosta udah jadi pembicaraan hangat di bursa transfer MotoGP musim ini. 

Dan baru-baru ini, manajernya, Albert Valera, buka suara soal masa depan sang pembalap muda. Intinya? Dia lagi cari motor terbaik buat karier Acosta. Tapi… ada tapinya nih!

Acosta Diincar Banyak Tim, Termasuk Ducati dan Honda

Saat ini Pedro Acosta masih membalap untuk KTM, pabrikan Austria yang udah nemenin dia dari awal karier profesionalnya. 

Tapi sayangnya, performa KTM musim ini belum bisa dibilang stabil. Meski sempat bersinar lewat Maverick Vinales di Qatar, penalti tekanan ban bikin hasil balapan itu jadi antiklimaks.

Sementara Acosta sendiri, performanya lumayan oke dengan finish di posisi 8 pada dua seri awal musim: Qatar dan Argentina. T

api untuk pembalap sekaliber Acosta, tentu saja targetnya jauh lebih tinggi dari sekadar top 10.

Nah, di tengah ketidakpastian performa KTM, tim-tim besar mulai mengincar Acosta. Ada Ducati yang bisa kasih dia motor spek pabrikan alias sama kayak yang dipakai Marc Marquez dan Pecco Bagnaia kalau dia mau gabung ke tim VR46 milik Valentino Rossi. 

Ada juga Honda, yang walau sempat terseok-seok, sekarang mulai menunjukkan progres. 

Ditambah lagi, mereka punya kekuatan finansial buat narik rider papan atas.

Manajer Acosta: “Tugas Saya Cari Motor Terbaik Buat Pedro”

Albert Valera, manajer Acosta, akhirnya buka suara soal rumor transfer ini. Dalam wawancaranya dengan GPone, dia bilang dengan tegas: “Tugas saya adalah mencari motor terbaik untuk Pedro.”

Dia nggak nutup kemungkinan buat tetap di KTM, tapi juga realistis kalau akhirnya harus cari alternatif lain.

“Semoga saja motor terbaik itu ada di KTM. Tapi kalau nggak, kami akan lihat pilihan lain,” ujar Valera.

Menurut Valera, Acosta punya rasa terima kasih yang besar terhadap KTM karena mereka sudah membesarkan namanya. 

Tapi di dunia balap, pembalap terbaik harus punya motor terbaik juga. Dan ini yang jadi dilema sekarang.

“Di motorsport, pembalap terbaik harus punya motor terbaik. Itu hukum alamnya.”

Satu hal yang bisa jadi penentu keputusan Acosta adalah hasil dari tes privat di Jerez dan balapan Eropa yang akan datang. 

Menurut laporan media Italia, Gazzetta, hasil di Jerez bisa jadi titik balik buat Acosta. 

Kalau KTM gagal menunjukkan progres atau “amunisi” baru yang cukup, bisa jadi Acosta bakal mempertimbangkan pindah lebih serius.

Kebetulan, akhir pekan ini MotoGP kembali ke daratan Eropa dengan seri di Jerez, Spanyol. Ini jadi momen penting karena karakter trek di Eropa biasanya lebih cocok dengan gaya balap Acosta. Bisa jadi di sini kita bakal lihat performa terbaiknya musim ini.

Acosta Masih Punya Keyakinan pada KTM

Meski rumor transfer beredar kencang, Valera bilang Acosta masih punya keyakinan sama KTM. Ia tahu betul kalau pabrikan Austria itu sedang dalam masa sulit, tapi dia percaya mereka akan membawa sesuatu yang baru saat balapan di Eropa.

“Pedro tahu betul KTM sedang kesulitan, tapi dia percaya mereka akan membawa sesuatu yang baru dan lebih kompetitif,” kata Valera.

Dia juga menegaskan kalau Acosta adalah tipe pembalap yang selalu ingin menang, bahkan ketika motornya belum maksimal. 

Karena semangat menang itulah, kadang Acosta melewati batas dan bikin kesalahan. Tapi itulah ciri khas pembalap muda berbakat.

“Dia masih 20 tahun, dan punya kepala keras yang bilang semua itu bisa dilakukan. Jadi kadang dia terlalu nekat,” tambahnya sambil tertawa.

Nah, sekarang semua mata tertuju pada Jerez. Kalau KTM berhasil menunjukkan peningkatan signifikan, besar kemungkinan Acosta bakal lanjut bareng mereka. Tapi kalau nggak? Pilihan Ducati dan Honda bakal semakin menggoda.

Untuk Ducati, menempatkan Acosta di VR46 dengan motor spek pabrikan adalah langkah jenius. Sementara Honda punya kelebihan di sisi finansial dan proyek jangka panjang yang mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.

Apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti: masa depan Pedro Acosta bakal jadi penentu peta kekuatan MotoGP dalam beberapa tahun ke depan.

Drama seputar Pedro Acosta ini seru banget buat diikuti. Di balik semua keputusan yang harus diambil, ada satu hal yang pasti: Acosta bukan cuma cari tim, tapi cari motor yang bisa bawa dia ke puncak dunia. 

Dan seperti kata manajernya, tugas mereka adalah menemukan “motor terbaik”, di mana pun itu berada.

Untuk fans MotoGP, ini saat yang pas buat mantengin berita-berita selanjutnya. Karena siapa tahu, pembalap favorit kamu bisa jadi tandem atau rival Acosta musim depan!

Alex Rins Ingin Buktikan Diri di Depan Fans Spanyol di MotoGP Jerez Akhir Pekan Ini

Alex Rins Ingin Buktikan Diri di Depan Fans Spanyol di MotoGP Jerez Akhir Pekan Ini
Alex Rins Ingin Buktikan Diri di Depan Fans Spanyol di MotoGP Jerez Akhir Pekan Ini.

JAKARTA - Setelah balapan yang bikin frustasi di Qatar, Alex Rins siap balik tancap gas di kandangnya sendiri, GP Spanyol di Jerez. 

Pembalap Monster Yamaha ini lagi semangat banget buat bangkit dan nunjukin performa aslinya yang belum sempat kelihatan di seri-seri sebelumnya.

Saat ini, Rins ada di posisi ke-16 di klasemen MotoGP dunia. Nggak ideal sih, tapi Jerez bisa jadi titik balik buatnya. 

Ditambah lagi, hari Senin setelah balapan nanti bakal ada tes penting yang bisa jadi momen krusial buat pengembangan motor Yamaha.

"Akhirnya Balapan di Eropa Lagi!"

“Aku excited banget bisa ketemu fans Eropa lagi,” kata Rins. “Jerez itu sirkuit yang asik dan atmosfernya selalu rame banget. Jadi aku gak sabar buat balapan di sana.”

“Yang bikin makin semangat, selain balapan hari Minggu, hari Seninnya ada tes juga. Kita bakal fokus total buat kembangin motor.”

Buat Rins, Jerez bukan tempat asing. Dia udah pernah naik podium di sini, mulai dari Moto3, Moto2, sampai MotoGP. 

Terakhir, dia finish kedua di kelas utama tahun 2019. Jadi jelas banget kalau dia punya kenangan manis di trek ini.

Qatar: Diblok Rider Lain, Gak Bisa Ngegas

Tapi, balapan terakhir di Qatar jadi bukti kalau Yamaha masih punya PR besar, terutama soal power motor. 

Rins bilang, dia sempat kehalang rider lain dan gak bisa nyalip walaupun ngerasa punya performa lebih bagus.

“Waktu itu aku bahkan kena batu di lengan. Sakitnya luar biasa,” curhat Rins. “Tapi kita udah kasih semua yang kita punya.”

“Masalahnya, kalau di depan kita ada rider lain yang ngeblok – kayak Ogura waktu itu – kita gak bisa ngapa-ngapain. Dia jalanin balapannya, tapi aku harus nunggu dia salah baru bisa nyalip.”

“Balapan kayak gitu tuh gak ideal. Kita gak bisa nunjukin potensi penuh. Yamaha tahu apa yang harus mereka perbaiki.”

Lemah di Tikungan dan Lurus, Tapi Masih Ada Sisi Positif

Sama kayak rekan setimnya, Fabio Quartararo, Rins juga sorot kelemahan Yamaha di bagian keluar tikungan dan akselerasi lurus. 

Dia sempat disalip dua rider sekaligus sebelum tikungan pertama – satu dari dalam, satu dari luar. Nggak kebayang betapa frustrasinya, ya!

“Tapi ada juga sisi positifnya. Aku berhasil nyalip Marini yang pakai Honda di jalur lurus. Jadi ya, kita ambil yang baik-baik aja dulu,” tambah Rins sambil nyengir.

Buat gambaran, di Qatar kemarin, enam motor dengan kecepatan tertinggi paling rendah terdiri dari tiga Honda dan tiga Yamaha. Jadi bukan cuma Rins yang ngerasa ‘kurang tenaga’ di lintasan lurus.

Jerez: Peluang Baru, Trek Lebih Pendek

Untungnya, sirkuit Jerez punya lintasan lurus yang lebih pendek dibanding trek-trek sebelumnya kayak Buriram, Termas, COTA, atau Lusail. Artinya, kelemahan Yamaha di top speed mungkin gak terlalu kelihatan di sini.

Sekarang tinggal gimana tim Monster Yamaha bisa manfaatin tes hari Senin nanti buat benerin kekurangan teknis yang udah jelas banget selama ini.

Balapan di Jerez bisa jadi titik balik buat Alex Rins dan Yamaha. Dengan semangat baru, dukungan fans Spanyol, dan tes penting yang udah nunggu, ini waktunya buat bangkit. 

Tapi satu hal yang jelas: kalau motor masih kalah tenaga dan pembalap lain terus ngeblok di depan, perjuangan Rins bakal tetap berat.

Yuk, kita tunggu aja gimana aksi Rins akhir pekan ini. Siapa tahu, podium Jerez bisa jadi miliknya lagi?

Fabio Quartararo Ungkap Frustrasi Soal Performa Yamaha M1 yang Masih Jauh dari Harapan di MotoGP 2025

Fabio Quartararo Ungkap Frustrasi Soal Performa Yamaha M1 yang Masih Jauh dari Harapan di MotoGP 2025
Fabio Quartararo Ungkap Frustrasi Soal Performa Yamaha M1 yang Masih Jauh dari Harapan di MotoGP 2025.

JAKARTA - Fabio Quartararo, juara dunia MotoGP 2021, balik lagi ke Sirkuit Jerez dengan satu harapan besar: ada perubahan signifikan dari motor Yamaha M1 yang udah lama jadi masalah. Tapi sayangnya, harapan itu masih belum keliatan bakal jadi kenyataan.

Di musim 2025 ini, Quartararo baru duduk di posisi ke-8 klasemen sementara. Meski sempat dapet hasil terbaik musim ini dengan finish ke-7 di Qatar, pembalap asal Prancis itu tetap ngerasa frustrasi. Masalah klasik Yamaha kurangnya grip dan akselerasi masih terus menghantuinya.

“Nggak seru banget,” kata Quartararo pas ditanya soal balapan di Qatar. “Di lap-lap awal, grip-nya parah, sama aja kayak biasanya. Pas udah mulai oke, semuanya udah telat.”

Quartararo terus terang bilang kalau mereka butuh komponen baru yang bisa bener-bener ningkatin grip motor. Sayangnya, progress-nya masih mentok di situ-situ aja. Udah banyak part baru dicoba, tapi belum ada yang kasih solusi nyata.

“Kita kerja keras, coba banyak barang baru, tapi belum nemu yang bener-bener klik. Kita harus nemuin titik di mana kita bisa benerin masalah ini,” lanjutnya.

Meski dia masih bertekad buat bersaing sama rider papan atas, Quartararo sadar kalau itu butuh waktu. Minimal bisa ngelawan lebih kompetitif aja udah jadi target yang realistis buat sekarang.

Soal harapan upgrade di Jerez? Doi malah bilang kayaknya nggak bakal ada perubahan gede.

“Kayaknya sih nggak ada yang baru di Jerez,” ucapnya. “Mungkin baru setelah Le Mans. Kita bakal tes di Italia abis balapan, semoga bisa nemu sesuatu di sana.”

Namun begitu, masih ada sedikit harapan dari hasil tes pribadi Yamaha yang dilakukan oleh Cal Crutchlow dan Augusto Fernandez di Valencia, tepat setelah Qatar. Siapa tahu mereka bisa bawa sedikit perbaikan buat Jerez nanti.

Yang jelas, satu-satunya kelebihan M1 saat ini adalah kemampuan ngerem yang bagus. Tapi masalahnya, kekuatan itu nggak bisa dimaksimalkan karena masalah traksi dan tenaga mesin yang masih kurang.

“Poin kuat kita ya di pengereman, tapi kalau nggak bisa nyiapin overtake, ya percuma aja,” ungkap Fabio blak-blakan.

Di tengah semua kesulitan itu, Quartararo tetap semangat. Minggu lalu, dia baru aja ngerayain ulang tahun ke-26, dan sekarang dia siap kembali kerja keras di Jerez sirkuit yang punya banyak kenangan manis buatnya.

FYI, Quartararo pernah menang dua kali di Jerez tahun 2020 dan finish runner-up di 2022. Tahun lalu, dia bahkan sempet ngira dapet podium di Sprint Race, tapi sayangnya dicoret karena penalti tekanan ban.

“Gue ulang tahun minggu lalu, makasih buat semua yang ngucapin ya. Sekarang gue siap kerja keras lagi. Gue suka banget Jerez. Abis race juga bakal ada sesi tes sehari di sini, jadi semoga bisa manfaatin semuanya.”

Yamaha sendiri lagi ada di posisi yang nggak enak banget di klasemen konstruktor, sama-sama di posisi buncit bareng KTM. Padahal KTM sempat hampir dapet podium di Qatar, cuma gagal karena penalti tekanan ban juga, kali ini menimpa Maverick Vinales.

Jadi bisa dibilang, kondisi Yamaha sekarang lagi bener-bener krusial. Quartararo jelas masih punya semangat dan dedikasi, tapi semuanya bakal tergantung sama seberapa cepat pabrikan Jepang itu bisa kasih motor yang kompetitif lagi.

Yamaha lagi butuh keajaiban buat bantu Quartararo naik ke papan atas lagi. Meski hasil belum memuaskan, semangat dan kerja keras dari rider asal Prancis ini patut diacungi jempol. Kita tunggu aja, siapa tahu Jerez bisa jadi titik balik!

Morbidelli dan Ducati GP24 buktikan bahwa pengalaman bisa kalahkan teknologi terbaru di MotoGP

Morbidelli dan Ducati GP24 buktikan bahwa pengalaman bisa kalahkan teknologi terbaru di MotoGP
Morbidelli dan Ducati GP24 buktikan bahwa pengalaman bisa kalahkan teknologi terbaru di MotoGP.

JAKARTA - Franco Morbidelli lagi-lagi bikin kejutan di MotoGP musim ini. Walau “cuma” naik motor Ducati GP24 yang setahun lebih tua dari motor pabrikan, performa Morbidelli nggak bisa diremehin. 

Di Qatar kemarin, dia berhasil nyodorin diri ke barisan depan, bahkan sempat mimpin balapan selama 15 lap dan ngasih double podium buat timnya. Gokil!

Sekarang Morbidelli lagi duduk manis di posisi keempat klasemen dunia, tepat di antara dua rider GP25: Francesco Bagnaia dari tim pabrikan Ducati dan Fabio di Giannantonio dari VR46. 

Tapi Morbidelli sadar banget, momen emas ini nggak bakal bertahan lama. Makanya, dia bilang: “We should use this moment.”

Nggak Banyak Waktu Buat Satelit Ducati

Di awal musim, emang keliatan banget kalau jarak antara motor satelit kayak GP24 dan motor pabrikan GP25 belum terlalu jauh. 

Tapi itu bisa berubah drastis dalam beberapa minggu ke depan. Soalnya, pabrikan-pabrikan kayak Ducati bakal mulai ngeluarin upgrade besar-besaran setelah GP Spanyol di Jerez.

Tes Jerez yang bakal digelar langsung setelah race akhir pekan ini jadi momen penting. Di situ, tim-tim bakal nyobain berbagai pembaruan teknis. 

Kalau update itu sukses, bisa jadi GP25 makin kenceng dan mulai ninggalin GP24.

Makanya, Morbidelli dan pembalap satelit lainnya kudu ngegas maksimal sekarang, mumpung performa motor mereka masih bisa nyamain motor pabrikan. Jangan sampai nyesel di belakang nanti.

Lanjutkan Tren Positif Usai Qatar

Morbidelli sendiri lagi percaya diri banget abis hasil gemilang di Qatar. Dua kali naik podium di Lusail bukan hal gampang, apalagi dengan motor yang bukan versi terbaru. 

Tapi dia ngebuktiin kalau pengalaman dan feeling sama motor bisa jadi senjata utama.

Sekarang fokusnya pindah ke Jerez. Tahun lalu, Morbidelli sempat nyaris podium di Sprint Race Jerez sebelum akhirnya crash di balapan utama. Tapi itu justru jadi titik balik di mana dia mulai klik sama motor. 

Bahkan, podium terakhirnya bareng Yamaha juga didapet di Jerez tahun 2021. Jadi, bisa dibilang sirkuit ini punya tempat spesial di hatinya.

“Gue semangat banget balik ke Jerez setelah akhir pekan yang luar biasa di Qatar. Tahun lalu gue udah mulai ngerasa cepat di sana, dan tahun ini gue pengen terusin momentum positif ini,” kata Morbidelli.

Kejar Podium Beruntun Pertama Sejak 2020

Musim ini Morbidelli punya peluang buat ngulang prestasi manis yang udah lama nggak dirasain: dua podium beruntun. Terakhir kali dia dapet itu tahun 2020, waktu masih jadi salah satu andalan Yamaha.

Tapi sekarang dia udah nemuin “rumah” baru di Pramac Ducati. Dan kalau liat cara dia ngegas di awal musim ini, kayaknya bukan hal mustahil dia bisa terus konsisten di depan. Satu hal yang jelas, Morbidelli nggak mau nyia-nyiain kesempatan ini.

“Kita udah nunjukin ritme bagus sejauh ini, dan kita harus terus lanjut kayak gini,” tegasnya.

Catatan Penting Buat Fans MotoGP

Buat lo yang ngikutin MotoGP, ini waktunya buat merhatiin para pembalap satelit, terutama Franco Morbidelli. 

Musim ini bisa jadi masa transisi penting, di mana kesenjangan antara motor pabrikan dan satelit belum terlalu besar. 

Dan pembalap kayak Morbidelli nunjukin kalau kerja keras dan strategi yang tepat bisa bikin kejutan.

Kalau lo fans Morbidelli atau Ducati, jangan sampe kelewatan aksi mereka di Jerez dan Le Mans nanti. Karena bisa jadi, itulah titik di mana semuanya mulai berubah.

Balapan di Kampung Halaman Marc Marquez Incar Kemenangan Spektakuler Bersama Ducati di Jerez

Balapan di Kampung Halaman Marc Marquez Incar Kemenangan Spektakuler Bersama Ducati di Jerez
Balapan di Kampung Halaman Marc Marquez Incar Kemenangan Spektakuler Bersama Ducati di Jerez.

JAKARTA - Marc Marquez udah nggak sabar buat balapan di kandangnya sendiri, Jerez, akhir pekan ini. Tapi kali ini bukan bareng Honda lagi, guys! Yup, sekarang dia udah resmi jadi jagoan baru Ducati, dan bisa jadi momen ini bakal jadi sejarah baru di MotoGP. 

Gak main-main, kemenangan di Jerez bisa bikin Ducati menyamai rekor legendaris Honda soal kemenangan beruntun!

Bisa Samain Rekor Gokil Honda

Kalau Marquez menang di Jerez, itu bakal jadi kemenangan ke-22 berturut-turut buat Ducati di kelas utama. Angka yang sama kayak rekor Honda dari tahun 1997 sampai 1998. 

Dulu Marquez adalah "anak emas" Honda, tapi sekarang dia bisa bantu Ducati nyamain prestasi mantan timnya sendiri. Ironis tapi keren, kan?

Spanyol Nambah Koleksi Kemenangan ke-200

Nggak cuma buat Ducati, kemenangan ini juga bisa jadi hadiah spesial buat Spanyol. Soalnya kalau Marquez naik podium paling tinggi, itu bakal jadi kemenangan ke-200 rider Spanyol di kelas MotoGP. Gila nggak tuh, dua rekor bisa dicetak sekaligus!

Naik Podium = Salip Jorge Lorenzo

Kalau Marquez cuma naik podium aja (meskipun gak juara), itu udah cukup buat nyalip mantan rivalnya, Jorge Lorenzo, dalam jumlah podium. 

Sekarang Marquez punya 114 podium, dan Lorenzo juga segitu. 

Satu podium lagi, dan Marquez bakal duduk manis di posisi kedua sepanjang masa, tepat di bawah Valentino Rossi. Legendaris banget!

Jerez: Manis Tapi Juga Pahit

Buat Marquez, Jerez itu tempat yang penuh kenangan. Dia pernah juara di sana tahun 2014, 2018, dan 2019. 

Tapi juga pernah alami momen kelam saat tangannya cedera parah tahun 2020 cedera yang hampir bikin kariernya tamat. 

Waktu itu dia udah bikin comeback gokil dari posisi 16 ke 3 sebelum akhirnya jatuh.

Nah, sekarang dia datang lagi ke Jerez dengan semangat baru. “Target gue akhir pekan ini jelas: podium. Gak harus menang, yang penting bisa tetap jaga momentum positif,” ujar Marquez.

Duel Sengit vs Bagnaia Lagi?

Tahun lalu, Marquez nyaris menang di Jerez bareng Gresini Ducati, tapi dikalahin sama rekan setimnya sekarang, Francesco Bagnaia. 

Duel mereka waktu itu bikin penonton Jerez nggak bisa duduk tenang. Tahun ini, mereka bakal bertarung lagi. 

Dan menariknya, cuma mereka berdua yang udah menang musim ini Marquez dan Bagnaia.

Jadi, bisa dibilang Jerez bakal jadi panggung duel klasik lagi antara dua rider paling garang di grid. Siapa yang bakal menang kali ini?

Start Impian Bareng Ducati

Debut Marquez bareng Ducati bener-bener mimpi jadi kenyataan. Bayangin aja, dia udah menang 7 dari 8 balapan pertama musim ini semuanya dari pole position! Cuma satu kali gagal finish di COTA gara-gara jatuh saat lagi mimpin.

“Awalnya gue pikir perlu waktu adaptasi. Tapi pas menang di Buriram, itu rasanya kayak napas lega banget. Ternyata tim baru, motor baru, semuanya nyambung,” kata Marquez.

Sekarang dia unggul 17 poin dari adik kandungnya sendiri, Alex Marquez, di klasemen sementara. Jadi, Jerez bisa jadi penentu awal siapa yang bakal dominasi Eropa musim ini.

Banyak banget yang dipertaruhkan di Jerez: rekor Ducati, sejarah MotoGP Spanyol, balas dendam pribadi Marquez di sirkuit yang pernah bikin dia menderita, sampai duel lanjutan lawan Bagnaia. Semua mata bakal tertuju ke Jerez akhir pekan ini.

Kalau Marquez bisa menang atau minimal naik podium, sejarah bakal tercipta. Dan Ducati makin mantap jadi kekuatan baru MotoGP.

Siap-siap deh, akhir pekan ini bakal panas banget di Jerez. Jangan sampai ketinggalan aksi si Baby Alien, bro!

Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025

Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025
Pecco Bagnaia Percaya Diri Bisa Adu Gengsi Lawan Marc Marquez Sampai Akhir Musim MotoGP 2025.

JAKARTA - Pecco Bagnaia, sang juara dunia dua kali MotoGP, nggak mau nyerah begitu aja walaupun awal musim 2025 ini terasa berat banget buat dia. 

Walau performanya belum maksimal, Bagnaia tetap optimis bisa ngelawan Marc Marquez sampai seri terakhir di Valencia. 

Wah, duel antar rider tim pabrikan Ducati ini bakal makin panas nih!

Awal Musim yang Berat Buat Pecco

Sejauh ini di musim 2025, Marc Marquez udah tampil menggila! Dia menangin semua sprint race dan juga tiga dari tiga balapan utama pertama musim ini. 

Gila nggak tuh? Hasilnya, Marquez udah unggul 26 poin dari Bagnaia di klasemen sementara. 

Padahal mereka berdua pakai motor yang sama, Ducati GP25. Tapi entah kenapa, Pecco belum nemuin feeling terbaiknya di atas motor baru ini.

Untungnya, Pecco sempet dapet angin segar di COTA alias Circuit of the Americas. Di sana, dia berhasil menang setelah Marc Marquez crash saat lagi mimpin balapan. Kemenangan itu jadi titik balik buat Bagnaia karena dia ngerasa motornya udah mulai “nyambung” lagi sama gaya balapnya.

Dalam wawancaranya bareng TNT Sport, Bagnaia bilang dia tahu banget siapa yang dia hadapin sekarang. 

“Marc mungkin adalah rider paling kompetitif. Tahun lalu dia masih adaptasi, dan dia ngelakuin itu dengan bagus. Tapi musim ini dia langsung tancap gas dari awal,” kata Pecco.

Meskipun sadar lawannya lagi dalam performa terbaik, Pecco tetap yakin kalau pertarungan mereka bakal seru sampai akhir musim. 

“Gue rasa begitu gue balik ke performa puncak, kita bakal bertarung habis-habisan dan itu bakal seru banget,” tambahnya.

Tahun lalu, meskipun Pecco menang 11 balapan, dia tetep kalah di klasemen akhir dari Jorge Martin yang cuma menang 3 kali. 

Nah, pengalaman itu bikin Pecco lebih sabar dan tenang menghadapi situasi sekarang.

“Soalnya gue tahu masalahnya di mana, tapi emang nggak gampang buat diselesaikan. Gue percaya potensinya bakal balik, tapi waktu itu gue belum tahu kapan,” ungkapnya.

Saat sampai di Austin, dia langsung ngerasa ada yang beda dari sesi pertama latihan. Feeling-nya makin oke dan dia bisa ngelawan rider-rider tercepat. 

“Itu bener-bener jadi kelegaan buat gue. Gue bisa nikmatin balapannya lagi,” kata Bagnaia dengan wajah sumringah.

Dengan Marquez yang lagi gacor dan Bagnaia yang mulai balik ke bentuk terbaiknya, pertarungan antar dua rider Ducati ini bisa jadi salah satu yang paling seru dalam sejarah MotoGP. 

Nggak cuma soal siapa yang paling cepat, tapi juga siapa yang paling konsisten dan kuat mentalnya sampai akhir musim.

Buat fans MotoGP, musim ini bakal penuh drama, aksi, dan pastinya ketegangan sampai titik terakhir di Valencia. So, siap-siap deh buat nonton duel panas antara Pecco Bagnaia dan Marc Marquez tiap pekan balapan. Jangan sampai kelewatan, bro!

Rabu, 23 April 2025

Tim Under-the-Radar yang Bisa Menjadi Sorotan di MotoGP Spanyol 2025

Tim Under-the-Radar yang Bisa Menjadi Sorotan di MotoGP Spanyol 2025
Tim Under-the-Radar yang Bisa Menjadi Sorotan di MotoGP Spanyol 2025.

JAKARTA - Pekan ini, ajang MotoGP akan kembali digelar di Eropa, tepatnya di sirkuit Jerez, Spanyol. Selain menjadi ajang pertama di Eropa sejak balapan terakhir di Barcelona tahun lalu, MotoGP Spanyol juga menjadi momen penting untuk melihat sejauh mana perkembangan tim-tim di musim 2025. 

Salah satu tim yang patut dicermati adalah tim Trackhouse Aprilia yang bisa jadi bakal menjadi kejutan di musim ini.

Aprilia dan Rookie Ai Ogura yang Patut Diwaspadai

Sebagai tim yang dipimpin oleh Davide Brivio, mantan bos tim Suzuki, Aprilia datang dengan harapan tinggi.

Rookie Ai Ogura, yang baru bergabung di tim Aprilia tahun ini, sudah menunjukkan performa yang menjanjikan. 

Di balapan pembuka musim di Buriram, Ogura berhasil mencatatkan hasil terbaik untuk Aprilia dengan finish di posisi kelima (Sprint) dan keempat (GP). 

Meski tiga balapan terakhir agak sulit bagi Ogura, dia tetap mampu menembus posisi sepuluh besar di setiap balapan.

"Jerez adalah tempat yang sangat spesial untuk saya. Saya punya kenangan manis di sini, dan saya tak sabar untuk memulai akhir pekan di sirkuit ini," ujar Ogura, yang memiliki sejarah manis di Jerez, termasuk kemenangan di Moto2 pada 2022 dan Moto3 di Kejuaraan CEV Junior Spanyol 2017.

Raul Fernandez dan Pencarian Kemenangan

Di sisi lain, rekan setim Ogura, Raul Fernandez, tengah berjuang untuk menemukan performa terbaiknya. 

Fernandez, yang masih kesulitan mengimbangi kecepatan Ogura, mengaku kesulitan untuk merasa nyaman dengan motornya. 

Dengan hasil terbaik di posisi ke-12 di GP sejauh ini, Fernandez berharap bisa menemukan kecepatan yang tepat agar bisa tampil lebih baik di sisa musim ini.

"Saya ingin merasa nyaman di atas motor terlebih dahulu. Sejauh ini, saya belum bisa menemukan kecepatan yang dibutuhkan untuk bersaing di depan," kata Fernandez.

Ducati vs Honda, Yamaha, dan KTM: Pertarungan Ketat

Sementara itu, Ducati masih mendominasi podium dengan seluruh pebalap mereka selalu finish di tiga besar pada delapan balapan pertama, kecuali Maverick Vinales yang mendapat penalti ban di Qatar. 

Saat ini, RS-GP milik Aprilia tengah bersaing ketat dengan Honda, Yamaha, dan KTM dalam perebutan posisi terbaik di luar Ducati.

Davide Brivio, manajer tim Aprilia, mengatakan, "Jerez adalah kesempatan penting untuk memahami di mana posisi kami dalam musim ini dan apa yang bisa kami capai."

Bergantung pada Kejutan Ogura

Dengan Jerez yang dikenal sebagai salah satu sirkuit favorit para pembalap, tim Trackhouse Aprilia berharap bisa mendapatkan hasil positif. 

Ogura akan berusaha keras untuk mempertahankan posisinya dan mungkin mencetak kejutan, sementara Fernandez masih berusaha keras untuk menemukan irama yang tepat. 

Meski begitu, Aprilia terlihat siap untuk mengukir sejarah di MotoGP musim ini.

Balapan di Jerez ini menjadi kesempatan emas bagi tim-tim seperti Aprilia untuk membuktikan diri, apalagi dengan pembalap muda seperti Ai Ogura yang punya potensi besar. 

Bagi penggemar MotoGP, ini adalah saat yang tepat untuk mulai memantau tim-tim yang mungkin belum terlalu terkenal, namun bisa jadi kejutan besar di musim ini. 

Jadi, jangan lewatkan balapan MotoGP Spanyol yang pasti akan seru dan penuh kejutan!

Honda Siapkan Pembaruan Besar di Uji Coba MotoGP Jerez: Marini dan Mir Punya Harapan Besar!

Honda Siapkan Pembaruan Besar di Uji Coba MotoGP Jerez Marini dan Mir Punya Harapan Besar!
Honda Siapkan Pembaruan Besar di Uji Coba MotoGP Jerez: Marini dan Mir Punya Harapan Besar!

JAKARTA - Jerez MotoGP akhir pekan ini jadi ajang yang sangat dinantikan, terutama bagi Honda yang punya misi besar. 

Ducati mungkin masih jadi penguasa, tapi Honda, lewat Luca Marini dan Joan Mir, siap memberikan kejutan di salah satu sirkuit paling ikonik di dunia ini.

Peluang di Jerez: Sirkuit yang Menantang!

Sirkuit Jerez di Spanyol memang terkenal dengan karakter tikungan yang tajam, dan ini bisa jadi keuntungan besar buat Honda. 

Biasanya, RC213V Honda dikenal memiliki kelemahan di sektor kecepatan maksimal, namun karakter sirkuit yang berkelok-kelok ini bisa membantu menutupi kelemahan tersebut. 

Ini jadi salah satu alasan mengapa Marini dan Mir optimis bisa memberikan performa terbaik mereka.

Test Besar di Jerez: Pembaruan Mesin yang Dinanti!

Namun, yang lebih menarik adalah uji coba resmi yang digelar pada hari Senin setelah balapan. 

Ini adalah kesempatan pertama bagi Honda untuk membawa pembaruan besar pada mesin mereka yang sudah lama dinantikan. 

Marini, saat diwawancarai di Qatar, menyebutkan, "Jika kamu harus melakukan sesuatu yang besar, waktu terbaik untuk mencobanya adalah saat uji coba, dan yang pertama adalah di Jerez."

Honda sendiri sudah mengonfirmasi bahwa uji coba di Jerez bakal menjadi kesempatan pertama bagi Marini dan Mir untuk mencoba berbagai pembaruan yang telah dikerjakan tim Honda HRC. 

Bahkan, test rider Aleix Espargaro juga akan hadir untuk memberikan feedback lebih awal mengenai bagian-bagian yang diperbarui.

Honda Jadi Pembenah Terbesar Tahun Ini!

Sejauh ini, Honda diam-diam telah menjadi salah satu tim dengan perkembangan tercepat musim ini. 

Mereka berhasil melompat dari posisi terakhir ke posisi kedua dalam klasemen konstruktor, hanya tertinggal dari Ducati. 

Meskipun kecepatan di lintasan lurus masih menjadi masalah, Marini menjelaskan bahwa masalah ini lebih kompleks dari sekadar mesin. 

"Kecepatan puncak bukan hanya masalah mesin," kata Marini. "Dari data, mesin kami sangat baik. Kami harus lebih teliti dalam memperbaiki setiap detail."

Marini dan Mir Siap Tampil Maksimal!

Meski ada kekurangan dalam kecepatan, Marini tetap optimis. Dia berhasil meraih tiga hasil top-ten berturut-turut dan merasa momentum positif sedang membangun menjelang balapan di Jerez. 

"Kami sudah memulai tahun dengan baik, dan kunci utama adalah kami bisa terus berkembang setiap akhir pekan," ujar Marini. 

"Sekarang kami datang ke Jerez, sirkuit yang banyak diketahui semua orang, dan di sini persaingan antar tim dan pembalap sangat ketat."

Untuk Joan Mir, setelah absen di Sprint Qatar karena sakit dan harus menarik diri di tengah balapan, Jerez jadi tempat yang spesial. 

Tahun lalu, Mir tampil impresif dengan meraih poin di kedua balapan Sprint dan GP, dan kini dia berharap bisa lebih baik dengan paket motor 2025 yang dirasa jauh lebih baik. 

"Saya merasa sangat baik sekarang, siap untuk memberikan yang terbaik di Jerez," kata Mir. "Jerez adalah salah satu pekan terbaik kami tahun lalu, dan dengan motor yang lebih baik dan cara mengendarai yang lebih baik, saya yakin kami bisa tampil maksimal."

Honda, dengan Marini dan Mir, punya harapan besar untuk uji coba dan balapan di Jerez. Dengan pembaruan mesin yang diharapkan bisa meningkatkan performa, dan dengan sirkuit yang cocok untuk mereka, Honda bisa jadi ancaman serius. 

Semoga balapan ini jadi titik balik bagi mereka untuk kembali bersaing ketat dengan tim-tim teratas lainnya.

Nah, buat kalian yang mengikuti MotoGP, Jerez minggu ini bakal seru banget nih! Apakah Honda bisa mengejutkan kita semua? Kita tunggu aja ya!

Honda Siap Membentuk Tim Pembalap Dua Rider Impian yang Akan Menggebrak MotoGP

Honda Siap Membentuk Tim Pembalap Dua Rider Impian yang Akan Menggebrak MotoGP
Honda Siap Membentuk Tim Pembalap Dua Rider Impian yang Akan Menggebrak MotoGP.

JAKARTA - Honda kabarnya sedang merencanakan formasi tim pembalap dua rider yang bisa membuat gempar MotoGP. 

Setelah beberapa tahun terakhir sedikit tersendat, Honda akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan di awal musim MotoGP 2025. 

Namun, di balik layar, mereka tengah mengincar pembalap-pembalap top untuk membawa mereka ke level yang lebih tinggi.

Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Honda tengah mendekati dua pembalap besar, Pedro Acosta dan Toprak Razgatlioglu. 

Bahkan, surat kabar Italia, Gazzetta dello Sport, mengungkapkan bahwa Honda tidak hanya ingin merekrut satu, tetapi keduanya! Hal ini bisa menghidupkan kembali kenangan tentang duo pembalap legendaris yang pernah mendominasi MotoGP seperti Marc Marquez dan Pecco Bagnaia.

Proyek Rahasia Honda untuk Mengambil Pedro Acosta dan Toprak Razgatlioglu

Menurut laporan tersebut, Honda sedang bekerja di balik layar untuk merampungkan apa yang mereka sebut sebagai "proyek coup," yakni usaha besar untuk merekrut kedua pembalap ini. 

Mereka sangat serius dalam hal ini. Bahkan, untuk Pedro Acosta, yang saat ini tergabung dengan KTM, Honda sudah membuka negosiasi secara rahasia.

Bagi Acosta, performa motornya bersama KTM di musim ini belum memuaskan. Jika dia merasa tidak puas dengan perkembangan motor KTM pada tes di Jerez setelah MotoGP Spanyol, kemungkinan besar dirinya akan tertarik dengan tawaran dari Honda.

Tantangan Honda dalam Merekrut Acosta dan Razgatlioglu

Namun, ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapi Honda. Acosta masih terikat kontrak multi-tahun dengan KTM, dan Pit Beirer (manajer KTM) sudah mengingatkan pesaing-pesaing mereka bahwa Acosta masih merupakan bagian dari tim KTM. 

Meski begitu, Honda tampaknya siap bersaing untuk mendapatkan tanda tangan Acosta.

Sementara itu, Toprak Razgatlioglu yang saat ini berkompetisi di ajang World Superbike (WSBK) juga menjadi target utama Honda. 

Menurut laporan tersebut, Honda berencana untuk menempatkan Razgatlioglu di tim WSBK mereka pada 2026 sebelum akhirnya membawanya ke MotoGP setahun kemudian. 

Ada logika di balik ini, mengingat MotoGP akan menggunakan ban Pirelli pada 2027. 

Razgatlioglu yang kini menjadi juara WSBK dan sudah menguasai ban Pirelli akan memiliki keuntungan kompetitif ketika melangkah ke MotoGP.

Namun, Razgatlioglu juga punya pilihan lain. BMW yang saat ini menjadi tempat dia berkompetisi, tertarik untuk memperpanjang kontraknya dengan tawaran yang menggiurkan. 

Di sisi lain, Yamaha juga menjadi kandidat lain yang bisa jadi pilihan bagi pembalap asal Turki ini.

Apakah VR46 Bisa Menjadi Pilihan Acosta?

Pedro Acosta, selain Honda, juga tengah dipantau oleh tim VR46. Tim yang dimiliki oleh Valentino Rossi ini memang memiliki salah satu motor Ducati spesifikasi pabrikan, yang bisa memberikan Acosta kesempatan untuk menggunakan motor yang setara dengan Marquez dan Bagnaia. 

Hal ini bisa jadi godaan besar bagi Acosta yang tentu saja ingin tampil di tim dengan motor terbaik di MotoGP.

Jadi, jika semua berjalan sesuai rencana, Honda akan memiliki duo pembalap impian yang bisa saja membuat sejarah baru di MotoGP. 

Dengan Pedro Acosta dan Toprak Razgatlioglu, Honda bisa kembali bersaing di level teratas. 

Namun, banyak hal yang harus dipertimbangkan, mulai dari kontrak yang masih mengikat, hingga pilihan-pilihan lain yang tersedia bagi kedua pembalap. 

Yang pasti, persaingan di MotoGP 2025 semakin menarik, dan kita akan terus mengikuti perkembangan proyek besar Honda ini.

Dengan semua pergerakan besar ini, MotoGP semakin panas! Siapa yang akan berhasil mendapatkan dua pembalap berbakat ini? Hanya waktu yang akan menjawab.

Pecco Bagnaia: Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP

Pecco Bagnaia Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP
Pecco Bagnaia Ducati Ingin Ciptakan Situasi Bertekanan Tinggi di Tim Pabrikan MotoGP.

JAKARTA - Pecco Bagnaia mengungkapkan bahwa Ducati sebenarnya sudah berusaha menciptakan situasi yang sedang terjadi sekarang di tim MotoGP mereka, dengan dua pembalap yang bisa sama-sama bersaing untuk meraih gelar juara dunia. 

Ini terjadi setelah Ducati menandatangani Marc Marquez untuk bergabung dengan tim pabrikan mereka.

Sejauh musim 2025 ini, tim pabrikan Ducati benar-benar tampil dominan di MotoGP. Marc Marquez berhasil memenangkan seluruh empat sprint dan tiga dari empat balapan pertama, sementara Pecco Bagnaia meraih kemenangan di Grand Prix Amerika. 

Dengan Marquez tampil lebih dominan, ia memimpin rekan setimnya yang merupakan juara dunia dua kali, Bagnaia, dengan selisih 26 poin menjelang GP Spanyol di Jerez akhir pekan ini.

Ini adalah pertama kalinya Ducati memiliki dua pembalap yang sama-sama dapat diandalkan untuk meraih gelar juara dunia. 

Bagnaia mengatakan bahwa hal ini memang sudah menjadi tujuan Ducati, terutama setelah apa yang terjadi di musim 2024, di mana ia menang lebih banyak balapan dibandingkan Jorge Martin, namun akhirnya kalah di klasemen dengan selisih hanya 10 poin akibat delapan balapan tanpa poin.

“Menurut saya, Ducati memang berusaha menciptakan situasi seperti sekarang ini. Tahun lalu saya kehilangan gelar karena saya membuat kesalahan,” ungkap Bagnaia kepada TNT Sports sebelum GP Qatar. “Ketika kita lebih kuat dan menang 18 balapan dalam satu musim, termasuk sprint, tetapi tetap kehilangan gelar, itu memang hal yang aneh untuk dijelaskan.”

Bagnaia juga menambahkan, “Saya adalah satu-satunya yang kehilangan gelar itu meski saya selalu berada di sana, selalu berjuang untuk menang, dan sering kali saya jatuh atau kami mengalami masalah saat memimpin atau bertarung di posisi terdepan.”

Meskipun pebalap asal Italia ini merasa sangat kecewa dengan kegagalannya musim lalu, ia bertekad untuk bangkit dan berusaha keras memenangkan gelar lagi tahun ini. 

“Musim ini akan sangat sulit dan penuh tantangan karena persaingannya dengan Marc, tapi jika saya bisa menang, itu akan luar biasa. Jadi saya harus terus bekerja keras seperti ini.”

Meski ada ekspektasi bahwa ketegangan di dalam tim pabrikan Ducati bisa muncul kapan saja musim ini, Bagnaia mengatakan bahwa suasana di dalam garasi tim Ducati masih sangat bagus. 

“Saat ini bukan waktu yang tepat untuk itu. Saya rasa kami masih bekerja dengan sangat baik sebagai tim. Kami selalu berbicara tentang bagaimana cara memperbaiki performa selama akhir pekan balapan, dan Marc jelas sudah beradaptasi dengan sangat baik dengan situasi dan strategi tim.”

Menurut Bagnaia, hubungan mereka juga sangat baik. “Atmosfer di dalam garasi masih sangat menyenangkan. Saya senang bisa bertemu dengan pebalap seperti Marc, yang sebelumnya belum pernah saya ajak bicara, dan kini saya bisa mengerti bahwa hubungan kami bisa semenyenangkan ini. Ini luar biasa.”

Dengan persaingan ketat antara Bagnaia dan Marquez, tentu saja tim Ducati akan terus menjadi pusat perhatian di MotoGP 2025. 

Kedua pembalap ini tidak hanya bersaing satu sama lain, tetapi juga sama-sama bertujuan untuk memberikan yang terbaik bagi tim. 

Namun, yang pasti, meski ada tekanan tinggi, Bagnaia dan Marquez tetap berusaha untuk menjaga suasana kerja yang positif di dalam tim.

Pasti seru untuk melihat bagaimana cerita ini berkembang sepanjang musim ini. Seperti kata Bagnaia, “Jika saya menang, itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa,” dan kita tidak sabar untuk melihat siapa yang akhirnya keluar sebagai juara dunia tahun ini!

Selasa, 22 April 2025

Perjalanan Karier Scott Redding: Dari Rivalitas dengan Marquez hingga Bangkit di WorldSBK

Perjalanan Karier Scott Redding Dari Rivalitas dengan Marquez hingga Bangkit di WorldSBK
Perjalanan Karier Scott Redding: Dari Rivalitas dengan Marquez hingga Bangkit di WorldSBK.

JAKARTA - Dunia balap motor penuh dengan cerita inspiratif, salah satunya datang dari pembalap Inggris, Scott Redding. 

Meski sempat mengalahkan Marc Marquez saat masih remaja, perjalanan Redding tidak semulus sang juara dunia delapan kali. 

Kini, ia berbagi cerita tentang betapa pentingnya dukungan finansial dan manajerial dalam menentukan arah karier seorang pembalap.

Dalam wawancaranya di podcast Motorsport Republica, Redding mengungkapkan bahwa ia dan Marquez tumbuh bersama di lintasan balap. 

Keduanya sering bertarung di kelas 125cc, dan bahkan Redding kerap keluar sebagai pemenang.

"Aku dan Marc tumbuh bersama di dunia balap. Saat kami masih di kelas 125cc, aku sering mengalahkannya," ujar Redding. "Tapi perbedaannya, dia punya banyak dukungan — dari Red Bull, Repsol, hingga tim pabrikan seperti KTM. Sementara aku? Aku nggak punya apa-apa."

Nasib yang Berbeda Karena Dukungan Finansial

Redding mengakui bahwa perbedaan besar antara dirinya dan Marquez bukan terletak pada bakat, tapi pada akses terhadap dukungan yang kuat. 

Marquez mendapat tempat di tim pabrikan sejak dini, lengkap dengan tim yang dibentuk khusus untuk mendukung potensinya. 

Sementara itu, Redding hanya bisa mengandalkan kemampuan sendiri dan manajemen yang, menurutnya, tidak benar-benar memahami dunia balap motor.

"Manajerku dulu nggak paham dunia balap. Mereka nggak tahu apa yang harus aku katakan, lakukan, bahkan pakai. Aku cuma anak liar yang nggak suka aturan. Tapi itulah aku," lanjutnya.

Meski karier mereka akhirnya mengambil jalur yang sangat berbeda, Redding tidak menyesali apapun. Ia percaya bahwa semua pengalaman itu telah membentuk kepribadiannya saat ini.

"Aku mungkin bisa punya karier yang berbeda kalau dulu aku punya tim dan dukungan seperti Marc. Tapi aku nggak akan mengubah apa pun, karena semua itu membuat aku jadi seperti sekarang," katanya dengan mantap.

Menjadi Juara Termuda dan Perjalanan di MotoGP

Pada tahun 2008, Scott Redding mencetak sejarah sebagai pemenang termuda dalam balapan Grand Prix, tepatnya di kelas 125cc di Donington Park. 

Saat itu, ia baru berusia 15 tahun dan sukses meninggalkan Marquez di belakangnya.

Namun, Marquez dengan cepat bangkit dan menunjukkan potensinya. Dua tahun setelah kekalahan itu, Marquez keluar sebagai juara dunia 125cc dan kemudian melesat ke kelas MotoGP dengan segudang prestasi. 

Hingga saat ini, Marquez telah mengantongi delapan gelar juara dunia dan tengah berjuang untuk meraih gelar kesembilan.

Sementara itu, Redding menjalani karier yang penuh liku. Ia menghabiskan lima musim di MotoGP, membela tim-tim seperti Honda, Ducati, dan Aprilia. 

Meski tak pernah benar-benar bersinar di kelas premier, semangat Redding untuk terus membalap tak pernah padam.

Sukses di British Superbike dan WorldSBK

Setelah meninggalkan MotoGP, Redding beralih ke British Superbike Championship (BSB). Di sana, ia langsung menunjukkan kelasnya dengan menjuarai kompetisi tersebut di musim pertamanya pada tahun 2019. 

Kesuksesan itu mengantarnya ke kejuaraan World Superbike (WorldSBK), di mana ia tampil cukup konsisten bersama Ducati.

Pada tahun 2021, Redding berhasil finis di posisi ketiga klasemen WorldSBK bersama Ducati. Namun, ketika ia pindah ke tim BMW, performanya sempat menurun drastis. 

Ia kesulitan menemukan ritme dan sempat diragukan bisa kembali ke level tertinggi.

Tapi tahun ini, Redding membuat keputusan penting: kembali menunggangi motor Ducati. Keputusan itu membuahkan hasil positif. Performanya mulai membaik dan kepercayaan dirinya kembali tumbuh.

Pelajaran dari Scott Redding: Bakat Saja Tidak Cukup

Kisah hidup Scott Redding adalah cerminan dari kerasnya dunia balap motor. Bakat besar tidak selalu cukup untuk menjamin kesuksesan jika tidak dibarengi dengan dukungan yang tepat. 

Perbedaan antara dirinya dan Marquez menjadi bukti nyata bahwa dalam olahraga profesional, akses terhadap tim yang solid, dana, dan jaringan sponsor memainkan peran besar.

Namun di balik itu semua, Redding tetap bangga dengan pencapaiannya. Ia membuktikan bahwa kegigihan dan semangat pantang menyerah bisa membawanya bertahan di level atas meski tanpa fasilitas mewah.

"Aku tetap di sini, membalap di level tertinggi. Itu sudah cukup buatku," tutup Redding.

Pedro Acosta Ingin Kalah dari Marc Marquez Sebagai Tanda Penghormatan untuk Legenda MotoGP

Pedro Acosta Ingin Kalah dari Marc Marquez Sebagai Tanda Penghormatan untuk Legenda MotoGP
Pedro Acosta Ingin Kalah dari Marc Marquez Sebagai Tanda Penghormatan untuk Legenda MotoGP.

JAKARTA - Nama Pedro Acosta memang sedang hangat dibicarakan di dunia MotoGP. Pembalap muda asal Spanyol ini tampil mencuri perhatian sejak debutnya di kelas utama. 

Tapi siapa sangka, di balik semua pencapaian dan ekspektasi tinggi yang disematkan kepadanya, Acosta justru mengungkapkan keinginan yang cukup unik dan penuh rasa hormat: dia ingin bisa “kalah dari Marc Marquez”.

Bukan tanpa alasan Acosta berkata seperti itu. Dalam wawancara dengan media Spanyol Mundo Deportivo, pembalap yang saat ini memperkuat tim Tech3 KTM itu menyatakan bahwa hanya bisa bertarung melawan Marc Marquez saja sudah merupakan sebuah pencapaian tersendiri. 

“Lebih dari sekadar ingin mengalahkannya, saya ingin bisa berada di posisi di mana saya bisa kalah darinya. Karena bisa bertarung dengan pembalap sekelas Marc aja udah prestasi,” ujar Acosta dengan nada penuh hormat.

Debut Gemilang, Musim Kedua Penuh Tantangan

Pedro Acosta memang sempat mencuri perhatian pada musim debutnya di MotoGP. Setelah menjadi juara di Moto3 dan Moto2 dalam tiga tahun, Acosta langsung membuat gebrakan di kelas utama dengan meraih podium di balapan keduanya bersama Tech3 KTM. 

Sepanjang musim 2024, ia berhasil naik podium sembilan kali baik di sprint race maupun balapan utama.

Namun sayangnya, musim 2025 ini belum berjalan sesuai harapan. Dari empat seri awal, Acosta hanya mampu mengumpulkan 24 poin. 

Performanya yang kurang menggigit ini sebagian besar disebabkan oleh motor KTM yang masih kalah kompetitif dibandingkan para rivalnya.

Hal ini jugalah yang membuat rumor kepindahan Acosta ke tim lain makin kencang berhembus. 

Salah satu tim yang santer dikaitkan dengannya adalah VR46 Racing Team milik Valentino Rossi, yang saat ini menggunakan motor Ducati. 

Bahkan, nama Acosta juga disebut-sebut masuk radar tim pabrikan Honda dan tim Pramac Yamaha untuk musim 2026.

Komentar Marquez dan Dukungan Rossi

Menariknya, Marc Marquez sendiri justru mendukung jika Acosta pindah ke tim yang lebih kompetitif. 

Bagi Acosta, mendapat restu dari legenda MotoGP seperti Marquez adalah suatu kehormatan besar. 

“Kalau seorang legenda seperti Marc bilang begitu, itu tentu membanggakan dan sangat positif. Kita lihat saja nanti masa depan akan seperti apa,” ujar Acosta.

Sementara itu, Valentino Rossi yang ditemui saat Grand Prix Qatar juga memberikan dukungan moril kepada Acosta, meskipun ia enggan membahas lebih dalam soal kemungkinan Acosta bergabung ke tim VR46. 

Di sisi lain, bos KTM, Pit Beirer, juga turut angkat bicara untuk menepis isu kepindahan Acosta. 

Ia menegaskan bahwa KTM masih punya kontrak dengan pembalap muda tersebut dan menyebut ketertarikan dari tim-tim lain sebagai “sebuah pujian”.

Antara Loyalitas dan Ambisi

Dilema yang kini dihadapi Acosta mencerminkan konflik antara loyalitas kepada tim dan keinginan untuk terus berkembang. 

Di satu sisi, ia ingin terus membela KTM yang telah memberinya kesempatan di MotoGP. 

Tapi di sisi lain, ia tentu punya ambisi untuk bertarung di papan atas dan meraih gelar juara dunia impian semua pembalap.

Komentar Acosta tentang keinginannya untuk “kalah dari Marquez” juga bisa dimaknai sebagai bentuk kedewasaan. 

Ia sadar bahwa bertarung melawan rider kaliber dunia seperti Marquez adalah tantangan besar. 

Tapi bagi Acosta, kesempatan untuk bisa berada di level yang sama dan bersaing langsung di lintasan adalah hal yang jauh lebih penting daripada sekadar menang.

Masa Depan Masih Misterius

Dengan performa motor KTM yang belum memuaskan dan banyaknya tim yang mulai meliriknya, masa depan Pedro Acosta di MotoGP masih menjadi teka-teki besar. 

Apakah ia akan tetap bertahan di KTM dan berjuang bersama tim Austria itu? Ataukah ia akan menerima tawaran dari tim lain demi peluang lebih besar bersaing di depan?

Satu hal yang pasti, Pedro Acosta telah menunjukkan sikap rendah hati dan semangat bertarung yang luar biasa. 

Di usia yang masih sangat muda baru 20 tahun ia sudah punya pemikiran matang dan rasa hormat yang besar kepada para seniornya. 

Dan siapapun timnya nanti, Acosta jelas adalah sosok yang punya potensi menjadi bintang besar MotoGP di masa depan.

Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez

Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez
Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez.

JAKARTA - Valentino Rossi dikenal sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah MotoGP. Dengan kepribadiannya yang karismatik, gaya balapnya yang penuh aksi, serta kemampuan menghidupkan atmosfer balapan, Rossi benar-benar jadi sosok tak tergantikan. 

Tapi di balik semua pencapaiannya, ternyata ada sisi kontroversial dari sang legenda yang sempat muncul ke permukaan, terutama saat ia terlibat konflik dengan rival beratnya, Marc Marquez.

Dalam sebuah wawancara di podcast Motorsport Republica, mantan pebalap MotoGP, Scott Redding, membuka kembali kisah panas antara Rossi dan Marquez yang meledak pada pertengahan 2010-an. 

Redding, yang pernah berada di grid yang sama dengan keduanya, menyebut bahwa meskipun Rossi sangat pandai membangun hubungan dengan para fans, ia juga sempat menunjukkan sisi gelapnya dalam konflik tersebut.

Drama Rossi vs Marquez: Konflik yang Tak Terlupakan

Konflik antara Valentino Rossi dan Marc Marquez menjadi salah satu rivalitas paling terkenal dan kontroversial dalam sejarah MotoGP. 

Puncaknya terjadi pada musim 2015, tepatnya di GP Sepang, Malaysia, saat insiden saling senggol membuat hubungan keduanya benar-benar memanas.

Menurut Redding, Rossi kala itu sangat pintar dalam “mengendalikan” opini publik dan fans. "Dia itu jago banget dalam memainkan emosi fans. Baik itu dalam konteks positif atau negatif, dia tahu cara menggunakannya," ujar Redding.

Namun, Redding juga mengkritik cara Rossi “menghasut” fans untuk berbalik melawan Marquez. 

Bahkan, Marquez sempat mengalami teror dari oknum fans yang datang ke rumahnya hanya karena ketegangan yang terus dibakar di luar lintasan. 

“Itu sebenarnya bisa dicegah kalau Rossi mau. Tapi dia membiarkan itu terjadi, dan menurut saya itu menunjukkan sisi buruk dari dirinya,” lanjut Redding.

Saat Fans Mulai Berlebihan

Insiden tersebut ternyata masih membekas, bahkan hingga bertahun-tahun kemudian. Redding menyinggung kejadian di sirkuit Misano tahun lalu, di mana Marc Marquez mendapat cemoohan dari sebagian fans saat berada di podium. 

Rekan setim Rossi saat ini di Ducati, Pecco Bagnaia, bahkan secara terbuka meminta fans untuk lebih sportif. 

"Kalian nggak perlu sampai mengejek begitu," ujar Pecco saat itu, yang membuat banyak orang mengapresiasi sikapnya.

Era MotoGP yang Berubah: Dulu Panas, Sekarang Lebih Ramah

Scott Redding juga membandingkan era MotoGP saat ini dengan zamannya dulu. Ia mengatakan bahwa dulu rivalitas terasa lebih nyata dan personal. 

“Saya ingat banget zaman Rossi lawan Sete Gibernau. Wah, itu beneran panas, bukan sekadar drama buat media. Mereka bener-bener nggak akur,” katanya.

Redding mengaku lebih suka atmosfer yang penuh persaingan ketimbang sekarang, di mana para rider terlihat terlalu bersahabat. 

“Sekarang semua kayak makan malam bareng, latihan bareng, dan itu ngebuat kompetisi jadi kurang greget. Dulu, saya kalau punya teman di grid, itu pun tetap susah buat akur karena saat balapan, saya merasa kayak lagi perang.”

Menurutnya, perubahan ini juga dipengaruhi oleh aturan MotoGP yang kini lebih ketat. "Kalau kamu kasih jari tengah ke lawan saat balapan, bisa langsung kena denda. Ngomong kasar dikit aja bisa kena sanksi," kata Redding.

Sosok Rossi: Antara Legenda dan Manusia Biasa

Tak bisa dipungkiri, Valentino Rossi adalah legenda yang berjasa besar dalam mempopulerkan MotoGP ke seluruh dunia. 

Tapi seperti halnya manusia biasa, Rossi pun tak luput dari sisi kontroversial yang pernah menodai kariernya. 

Kehebatannya dalam membangun citra diri dan mempengaruhi opini publik memang luar biasa, tapi terkadang, strategi tersebut bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan dengan bijak.

Kini, meskipun Rossi sudah pensiun dari MotoGP dan fokus sebagai pemilik tim VR46 serta mentor bagi para pembalap muda, bayang-bayang konflik lamanya dengan Marquez masih sering dibicarakan. 

Terlebih lagi, Marquez kini membalap di tim pabrikan Ducati bersama anak didik Rossi sendiri, Pecco Bagnaia. 

Rivalitas lama mungkin akan hidup kembali, meski dalam bentuk yang berbeda.

Kisah antara Valentino Rossi dan Marc Marquez bukan hanya tentang persaingan di lintasan, tapi juga menggambarkan bagaimana pengaruh besar seorang tokoh publik bisa berdampak ke banyak hal, termasuk perilaku fans. 

Di satu sisi, Rossi adalah pahlawan yang membawa MotoGP ke level tertinggi, tapi di sisi lain, ia juga manusia biasa yang bisa berbuat salah.

Sebagai penonton dan penggemar, penting buat kita untuk tetap objektif, sportif, dan tidak larut dalam fanatisme berlebihan. 

Karena pada akhirnya, yang membuat MotoGP menarik bukan hanya rivalitas panas, tapi juga semangat sportifitas yang jadi jiwanya balapan sejati.

Casey Stoner Sang Legenda MotoGP dengan Bakat Luar Biasa yang Masih Menginspirasi Dunia Balap

Casey Stoner Sang Legenda MotoGP dengan Bakat Luar Biasa yang Masih Menginspirasi Dunia Balap
Casey Stoner: Sang Legenda MotoGP dengan Bakat Luar Biasa yang Masih Menginspirasi Dunia Balap.

JAKARTA - Meski sudah lebih dari satu dekade sejak pensiun dari MotoGP, nama Casey Stoner tetap harum dan dihormati oleh para penggemar balap motor di seluruh dunia. Bahkan, ada anggapan dari sesama pembalap profesional bahwa bakat Stoner lebih besar dibandingkan gabungan lima pembalap top MotoGP saat ini.

Pernyataan mengejutkan itu datang dari Scott Redding, pembalap Inggris yang pernah tampil di berbagai kelas Grand Prix, termasuk MotoGP dan World Superbike. Dalam sebuah podcast bersama Motorsport Republic, Redding mengungkapkan kekagumannya yang mendalam terhadap sosok Stoner.

“Dia itu istimewa banget,” ujar Redding. “Menurutku, dia punya lebih banyak bakat dibanding lima rider top MotoGP digabung jadi satu.”

Aksi yang Sulit Dipercaya, Tapi Nyata

Scott Redding bukan satu-satunya yang terkesima dengan aksi-aksi Casey Stoner. Banyak pembalap dan pengamat yang sepakat bahwa apa yang dilakukan Stoner di atas motor seringkali terasa seperti mustahil.

“Waktu kamu lihat Toprak (Razgatlıoğlu) ngelakuin aksi gokil, kamu bisa bilang ‘gila!’ Tapi lihat Stoner? Kamu malah mikir, ‘itu gimana caranya?’ Dan dia bisa ngelakuin itu secara konsisten!” tambah Redding.

Bagi Redding, Stoner adalah pembalap yang nyaris nggak kenal takut. Dia bukan tipe yang mikir dua kali saat harus push motor sampai batas maksimalnya, bahkan setelah kecelakaan hebat.

“Dia pernah crash gede, balik ke pit, keluar lagi dan langsung ngebut dari lap pertama. Nggak ada istilah ‘adaptasi dulu satu lap’. Dia bener-bener nekat dalam artian positif.”

Mentalitas Juara yang Unik

Apa yang membuat Stoner begitu berbeda? Menurut Redding, selain skill yang luar biasa, mentalitas juara yang dia miliki juga sangat unik. Stoner dikenal sebagai sosok yang fokus 100% pada balapan, tanpa terlalu mempedulikan urusan media atau popularitas.

“Dia nggak peduli sama dunia media atau pencitraan. Dia bener-bener fokus ke balapan. Sayangnya, itu bikin dia sering disalahpahami dan bahkan dibenci di awal-awal era media sosial.”

Di masa aktifnya, Casey Stoner memang sering terlihat dingin dan tertutup. Tapi di balik sikap itu, ada seorang pembalap yang punya dedikasi tinggi dan keberanian besar untuk terus menantang batas kemampuannya.

Prestasi yang Masih Membekas

Stoner mencatatkan dua gelar juara dunia MotoGP yang sangat ikonik: pertama bersama Ducati pada tahun 2007, dan kedua bersama Honda pada 2011. Yang bikin luar biasa, dia berhasil juara di musim pertamanya bersama masing-masing tim!

Kemenangan Stoner bersama Ducati bahkan terasa semakin spesial karena motor Desmosedici saat itu dikenal sulit dikendalikan dan belum benar-benar kompetitif. Baru 15 tahun kemudian, Ducati bisa kembali meraih gelar lewat Francesco Bagnaia di tahun 2022.

“Banyak orang baru sadar sekarang, betapa luar biasanya prestasi Stoner dulu. Dia juara pakai motor yang nggak dominan, dan itu jadi bukti betapa hebatnya dia sebagai rider,” jelas Redding.

Pensiun Dini yang Mengejutkan

Pada tahun 2012, di usia 27 tahun, Stoner secara mengejutkan memutuskan pensiun dari dunia balap profesional. Keputusan ini sempat bikin banyak fans kecewa, tapi juga jadi salah satu bukti bahwa dia adalah sosok yang tahu apa yang ia mau dan kapan harus berhenti.

“Aku sangat respek sama keputusan dia. Dia tahu kapan waktunya selesai, dan dia pergi dengan kepala tegak,” kata Redding.

Inspirasi Buat Generasi Baru

Hingga hari ini, Casey Stoner masih jadi inspirasi bagi banyak pembalap muda. Meskipun tidak lagi aktif membalap, pengaruh dan warisannya di dunia MotoGP tetap hidup.

Banyak yang berharap dia kembali terlibat di MotoGP, entah sebagai mentor, pelatih, atau komentator. Tapi Stoner sendiri tampaknya lebih nyaman hidup tenang bersama keluarganya, jauh dari sorotan kamera.

Casey Stoner adalah bukti nyata bahwa bakat luar biasa dan dedikasi tinggi bisa melahirkan keajaiban di lintasan. Meskipun sempat tidak dipahami oleh publik dan bahkan mendapat kritik karena sikap tertutupnya, kini banyak yang menyadari bahwa dia adalah salah satu pembalap terhebat yang pernah dimiliki MotoGP.

Untuk generasi muda yang bercita-cita jadi pembalap, kisah Stoner bisa jadi pelajaran berharga: kamu nggak perlu jadi orang yang paling populer, asal kamu punya tekad, keberanian, dan kerja keras untuk jadi yang terbaik.

Cara Nonton MotoGP Spanyol 2025: Jadwal Lengkap & Streaming Gratis!

Cara Nonton MotoGP Spanyol 2025: Jadwal Lengkap & Streaming Gratis!
Cara Nonton MotoGP Spanyol 2025: Jadwal Lengkap & Streaming Gratis!

JAKARTA - MotoGP musim 2025 akan kembali memanaskan Eropa dengan seri keempat yang berlangsung di Sirkuit Jerez, Spanyol, pada tanggal 25 hingga 27 April. 

Buat kamu yang nggak mau ketinggalan aksi seru Pecco Bagnaia, Marc Marquez, dan para pembalap top lainnya, yuk simak panduan lengkap cara menonton MotoGP Spanyol 2025 secara legal dan bahkan GRATIS!

MotoGP Spanyol 2025: Siapa yang Harus Diperhatikan?

Seri Jerez ini penting banget, terutama buat Francesco Bagnaia yang lagi butuh poin untuk mengejar ketertinggalan. 

Setelah performa yang naik-turun, Bagnaia harus memanfaatkan trek Eropa yang cocok dengan gaya balapnya. 

Di sisi lain, Marc Marquez lagi on fire nih! Dari delapan balapan sejauh ini, dia menang tujuh kali dan cuma gagal sekali gara-gara jatuh di Texas. 

Marquez sekarang ada di puncak klasemen dengan selisih 17 poin dari adiknya, Alex Marquez, yang ada di posisi kedua.

Sayangnya, Jorge Martin dari tim Aprilia dipastikan absen karena belum pulih dari cedera yang dideritanya saat balapan di Qatar. 

Ini tentu jadi kerugian buat Aprilia, tapi jadi peluang bagi pembalap lain untuk naik ke podium.

Cara Nonton MotoGP Spanyol 2025 Secara Gratis

Kabar baik buat kamu yang cari cara nonton MotoGP tanpa harus keluar biaya mahal! Ada beberapa siaran luar negeri yang menyediakan live streaming gratis, meskipun dengan komentar dalam bahasa asing.

1. ORF dan ServusTV (Austria)
Kedua channel Austria ini menayangkan balapan secara live dan GRATIS. Kamu bisa streaming lewat situs resmi mereka:

  • ORF TVthek

  • ServusTV

2. RTBF (Belgia)
Buat yang nggak masalah dengerin komentar dalam bahasa Prancis, RTBF juga menyediakan siaran MotoGP secara gratis lewat RTBF Auvio.

Catatan: Kamu mungkin perlu bikin akun gratis untuk bisa nonton.

Nonton dari Mana Aja dengan Bantuan VPN

Kalau kamu lagi berada di luar negeri dan situs streaming tersebut terblokir (geo-blocking), tenang aja. Kamu bisa pakai VPN (Virtual Private Network) untuk mengakses layanan itu seolah-olah kamu ada di negara asal siarannya.

Salah satu VPN yang direkomendasikan adalah ExpressVPN. Mereka lagi ada promo: tambahan 3 bulan gratis untuk langganan 12 bulan, plus garansi uang kembali 30 hari. 

Dengan VPN ini, kamu bisa:

  • Ganti lokasi IP kamu

  • Jaga privasi online

  • Nonton dari berbagai perangkat seperti HP, laptop, smart TV, hingga PlayStation

Siaran MotoGP Spanyol 2025 di Amerika Serikat

Untuk kamu yang tinggal di AS, Fox Sports adalah pemegang hak siar resmi MotoGP tahun ini. Semua balapan dan sesi sprint akan ditayangkan di Fox Sports 1 atau Fox Sports 2. 

Kamu juga bisa nonton melalui aplikasi Fox Sports, serta melalui FX Deportes untuk tayangan berbahasa Spanyol.

Siaran MotoGP Spanyol 2025 di Inggris

Di Inggris, semua sesi MotoGP akan disiarkan oleh TNT Sports. Untuk nonton, kamu butuh langganan TNT. Tapi kalau kamu sedang tidak berada di Inggris, kamu bisa tetap mengaksesnya dengan bantuan VPN. Berikut caranya:

  1. Install ExpressVPN

  2. Hubungkan ke server Inggris

  3. Login ke akun TNT

  4. Nikmati balapannya!

Bonus: Kamu juga bisa nonton highlight MotoGP secara gratis di channel Quest. Caranya sama, cukup pakai VPN dan buka situs Quest dari server UK.

Jadwal Lengkap MotoGP Spanyol 2025 (Waktu Indonesia - WIB)

Jumat, 25 April 2025

  • 15.45 WIB – Latihan Bebas 1 (FP1)

  • 20.00 WIB – Sesi Latihan

Sabtu, 26 April 2025

  • 15.10 WIB – Latihan Bebas 3 (FP3)

  • 15.50 WIB – Kualifikasi

  • 20.00 WIB – Sprint Race

Minggu, 27 April 2025

  • 19.00 WIB – Balapan Utama MotoGP Spanyol

MotoGP Spanyol 2025 di Jerez bakal jadi salah satu seri paling panas musim ini! Antara perjuangan Bagnaia, dominasi Marquez, dan absennya Jorge Martin, banyak banget yang bisa terjadi. 

Buat kamu para penggemar MotoGP, sekarang udah nggak ada alasan buat ketinggalan balapan seru ini karena banyak cara buat nonton secara gratis dan legal, bahkan dari luar negeri.

Yuk siapkan camilan, atur jadwal nonton, dan jangan lupa setting alarm biar nggak kelewatan!

Senin, 21 April 2025

Aksi Marc Marquez Picu Perubahan Aturan MotoGP Lagi, Ini Kronologinya!

Aksi Marc Marquez Picu Perubahan Aturan MotoGP Lagi, Ini Kronologinya!
Aksi Marc Marquez Picu Perubahan Aturan MotoGP Lagi, Ini Kronologinya!.

JAKARTA - Marc Marquez emang dikenal sebagai pembalap yang agresif dan penuh strategi, tapi siapa sangka aksinya di MotoGP Amerika beberapa waktu lalu malah bikin heboh dan bikin aturan balapan harus direvisi lagi! 

Yup, kejadian unik yang terjadi di Circuit of the Americas (COTA) ini bahkan bikin panitia balapan harus menghentikan start dan mempertimbangkan perubahan regulasi demi keselamatan dan kejelasan aturan.

Kronologi Kekacauan di Grid Start MotoGP Amerika

Balapan MotoGP di COTA bulan lalu berlangsung dalam kondisi cuaca yang cukup tricky. Saat para pembalap masuk ke grid, trek masih basah, jadi mayoritas pakai ban basah. 

Tapi beberapa detik sebelum lampu start menyala, Marc Marquez, yang start dari pole position, langsung melesat dari grid menuju pit untuk ganti motor ke versi yang pakai ban kering. Pasalnya, lintasan udah mulai mengering drastis.

Melihat langkah berani Marquez, beberapa rider lain ikut-ikutan masuk ke pit. Akibatnya? Grid jadi kosong dan start balapan terpaksa dibatalkan oleh race direction demi alasan keselamatan. 

Keputusan ini sekaligus menyelamatkan para pembalap yang masuk pit dari hukuman ride-through penalty.

Sesuai aturan yang berlaku saat ini, pembalap yang meninggalkan grid karena alasan cuaca seharusnya tetap start dari posisi semula, lalu menjalani hukuman ride-through selama balapan. Tapi karena start dibatalkan, aturan itu jadi nggak berlaku.

Situasi ini bikin bingung banyak pihak, termasuk tim, pembalap, bahkan penonton. Race director Mike Webb pun mengonfirmasi bahwa insiden ini jadi bahan evaluasi penting. Menurutnya, perlu ada revisi aturan supaya nggak ada lagi kebingungan kalau kejadian serupa terulang.

Pengakuan Jujur dari Marquez

Dalam wawancaranya bersama DAZN, Marquez jujur mengaku tahu kalau balapan akan ditunda kalau ada lebih dari 10 pembalap yang masuk pit. Tapi dia nggak sadar kalau bisa kena penalti kalau ternyata jumlahnya kurang dari itu.

“Saya tahu kalau banyak yang masuk pit, start bakal ditunda. Tapi saya nggak tahu kalau masuk pit tanpa ada cukup pembalap lain bisa bikin saya dihukum,” kata Marquez.

Tapi yang menarik, Marquez juga bilang ini bukan kali pertama tindakannya bikin aturan MotoGP berubah.

Aksi-Aksi Marquez yang Pernah Bikin Aturan Diubah

Marquez udah beberapa kali bikin panitia MotoGP harus mikir ulang soal regulasi. Salah satunya adalah soal pergantian motor dalam kondisi flag-to-flag alias balapan yang dimulai dalam kondisi basah dan berakhir kering (atau sebaliknya). 

Dulu, Marquez suka banget langsung lompat dari satu motor ke motor lain di pitlane, dan itu jadi tren di antara rider lain. 

Tapi karena dianggap berbahaya, sekarang aturan mewajibkan rider untuk berhenti di area khusus sebelum ganti motor.

Contoh lainnya adalah di GP Jerman tahun 2014, di mana sebagian besar pembalap masuk pit setelah warm-up lap untuk ganti ban kering. Akibatnya mereka semua start dari pitlane. Kejadian ini juga memicu revisi aturan supaya situasi kayak gitu nggak terjadi lagi.

Meskipun bukan Marquez yang pertama kali masuk pit saat itu, dia yang paling menonjol karena berhasil berada di depan pit-exit dan mencuri start, yang tentu saja bikin geger.

MotoGP Terus Beradaptasi

Marquez sendiri bilang bahwa kejadian-kejadian seperti ini memang bagian dari dunia balap. Kadang ada momen improvisasi yang nggak bisa diprediksi siapa pun. 

Dan menurutnya, MotoGP juga menunjukkan sisi positif dengan selalu beradaptasi terhadap situasi seperti ini.

“Kita sedang bersaing. Ada momen-momen yang terjadi secara spontan, dan itulah yang bikin MotoGP menarik. Dan saya rasa, MotoGP cukup bijak untuk terus menyesuaikan aturan,” tambah Marquez.

Insiden yang melibatkan Marc Marquez di COTA ini mungkin kelihatan sepele, tapi dampaknya besar banget. 

Ini menunjukkan betapa pentingnya kejelasan aturan dalam situasi cuaca yang nggak menentu. Perubahan regulasi bukan hanya tentang menghukum atau melarang, tapi juga soal menjaga keselamatan dan sportivitas di lintasan.

MotoGP memang terus berkembang, dan aksi-aksi seperti yang dilakukan Marquez menjadi katalis perubahan demi balapan yang makin seru, aman, dan adil. 

Bagi penggemar, ini jadi pengingat bahwa di balik kecepatan dan adrenalin, strategi dan aturan juga punya peran penting dalam menentukan hasil akhir.

Marc Marquez Ungkap Perbedaan Kecepatan Satu Lap antara Ducati dan Honda

Marc Marquez Ungkap Perbedaan Kecepatan Satu Lap antara Ducati dan Honda
Marc Marquez Ungkap Perbedaan Kecepatan Satu Lap antara Ducati dan Honda.

JAKARTA - Marc Marquez, sang juara dunia MotoGP enam kali, selalu jadi bahan perbincangan di dunia balap. Setelah bertahun-tahun mendominasi bersama Honda, kini dia beralih ke Ducati, dan ternyata banyak hal yang berubah. 

Dalam wawancaranya baru-baru ini dengan Motorsport, Marquez mengungkapkan perbedaan signifikan yang dia rasakan antara kedua motor tersebut, khususnya dalam hal kecepatan satu lap.

Bagi Marquez, yang telah menikmati masa-masa kejayaannya di Honda, Ducati sekarang menjadi tantangan baru. Ia menyebutkan kalau perbedaan paling jelas terjadi saat melakukan lap kualifikasi. Menurut Marquez, saat keluar dari tikungan, Ducati jelas lebih unggul.

Keunggulan Ducati di Keluar Tikungan

Marquez menjelaskan dengan sangat jelas: "Keluar dari tikungan, Ducati lebih unggul." Maksudnya, Ducati lebih cepat dalam akselerasi keluar tikungan, yang memberikan keuntungan besar dalam waktu putaran. 

Namun, untuk bisa mendapatkan hasil terbaik dengan Ducati, kamu harus lebih berhati-hati pada bagian awal tikungan. “Di Ducati, kamu harus lebih hati-hati di bagian awal tikungan, dan waktu perbedaannya lebih terasa saat keluar,” lanjut Marquez.

Sebaliknya, Honda punya pendekatan yang sedikit berbeda. "Di Honda, yang penting adalah bagian awal tikungan. Kalau kamu cepat di bagian awal, itu akan membuatmu cepat di sisa lap,” jelas Marquez. 

Di Honda, fokusnya lebih ke kelancaran dan kecepatan di awal tikungan, sementara di Ducati, manajemen tikungan awal menjadi kunci, dan baru kemudian bisa melesat saat keluar.

Pernah Gagal Bangkit, Tapi Tetap Berjuang

Marc Marquez, meskipun sudah meraih banyak kesuksesan, tak lepas dari momen-momen penuh tantangan dalam kariernya. Salah satunya adalah comeback-nya yang terlalu cepat pada tahun 2020 setelah cedera parah di lengan kanan. Marquez mengakui, keputusan itu merupakan kesalahan besar. "Itu adalah kesalahan dari semua pihak, tapi tanggung jawabnya ada pada saya karena saya yang membuat keputusan terakhir," ujarnya.

Namun, meskipun cedera tersebut masih terasa, Marquez tetap menunjukkan bahwa dia masih kompetitif. "Lengan saya bekerja dengan baik, meskipun tidak sama seperti lima tahun lalu. Tapi hasil akhirnya tetap ada, saya masih bisa tampil kompetitif," tambahnya. 

Saat ini, setelah empat balapan di musim MotoGP 2025, Marquez sudah meraih tujuh kemenangan dari delapan balapan. Satu-satunya kekalahan terjadi saat dia terjatuh di MotoGP Amerika meski memimpin balapan dengan selisih dua detik.

Kunci Kesuksesan Marquez: Ikuti Insting

Marquez juga memberikan pesan kepada versi mudanya yang dulu meraih gelar juara 125cc. "Siapkan diri kalian, karena setelah itu, semuanya akan seperti mimpi," katanya. Jika ada satu momen yang dia sesali dalam kariernya, itu adalah comeback terlalu cepat setelah cedera di Jerez. Tapi untuk sisanya, dia hanya bilang, “Ikuti insting kalian, dan semuanya akan baik-baik saja.”