Berita Borneotribun.com: MotoGP 2025 Hari ini
Tampilkan postingan dengan label MotoGP 2025. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MotoGP 2025. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 April 2025

Ducati Waspada! Gigi Dall'Igna Ingatkan Tim Usai KTM Beri Kejutan di MotoGP Qatar

Ducati Waspada! Gigi Dall'Igna Ingatkan Tim Usai KTM Beri Kejutan di MotoGP Qatar
Ducati Waspada! Gigi Dall'Igna Ingatkan Tim Usai KTM Beri Kejutan di MotoGP Qatar.

JAKARTA - Bos Ducati, Gigi Dall’Igna, kembali memberikan pernyataan penting yang jadi sorotan publik MotoGP. Meskipun Ducati tampil luar biasa di seri Qatar 2025, Dall’Igna menekankan bahwa timnya tidak boleh lengah, terutama setelah melihat performa mengejutkan dari KTM yang hampir saja merusak dominasi Ducati.

Dominasi Ducati Belum Terbendung, Tapi?

Seri MotoGP Qatar 2025 sekali lagi menjadi ajang pembuktian bagi Ducati. Tim pabrikan asal Italia ini sukses meraih kemenangan ganda baik di sprint race maupun Grand Prix utama—melalui aksi luar biasa dari Marc Marquez. Ini menjadi kemenangan ke-21 beruntun bagi Ducati, sebuah pencapaian yang sangat jarang terjadi dalam sejarah MotoGP.

Namun, kemenangan kali ini tidak datang dengan mudah. Maverick Vinales, yang kini memperkuat tim Tech3 KTM, tampil mengejutkan dengan memimpin balapan utama selama beberapa putaran penting. Bahkan, banyak yang sempat berpikir bahwa Ducati akan gagal meraih kemenangan di Qatar kali ini. Untungnya, Marc Marquez berhasil mengejar dan menyalip Vinales di lap-lap terakhir.

Vinales sendiri sempat finis di posisi kedua, mengungguli Francesco Bagnaia alias Pecco. Sayangnya, rider KTM tersebut harus rela kehilangan podium karena penalti akibat tekanan ban yang tidak sesuai regulasi.

Gigi Dall’Igna: Jangan Pernah Merasa Aman

Dalam sesi wawancara setelah balapan, Gigi Dall’Igna tetap memuji pencapaian timnya. Namun, ia juga menyampaikan pesan penting: "Kita tidak boleh merasa aman hanya karena sedang berada di atas angin."

"Ini adalah akhir pekan yang luar biasa untuk Ducati. Kami berhasil menempatkan lima motor di posisi enam besar, itu bukan hal yang mudah," ungkap Dall'Igna.

"Tapi kemenangan kali ini juga menjadi pengingat bahwa para rival kita masih sangat berbahaya. KTM menunjukkan potensi luar biasa di Qatar, dan itu harus jadi peringatan bagi kita untuk terus berkembang dan tidak terlena dengan kemenangan," tambahnya.

Marquez: Strategi dan Pengalaman Bicara

Dall’Igna tak ragu memberikan pujian khusus kepada Marc Marquez, yang tampil sangat matang di atas lintasan. Bukan cuma cepat, Marquez juga dinilai sangat taktis dalam membaca situasi balapan.

“Marc saat ini benar-benar berada di level berbeda. Ia tidak hanya cepat, tapi juga tahu kapan harus menyerang dan kapan harus menghemat energi. Ini adalah kombinasi sempurna antara pengalaman dan naluri balap,” ujar Dall’Igna.

Marquez bahkan meraih pole position, kemenangan di sprint, kemenangan di balapan utama, dan lap tercepat sebuah “grand slam” yang sangat jarang terjadi, apalagi di sirkuit yang sebelumnya bukan favoritnya.

Pecco Bagnaia: Tertahan, Tapi Tetap Solid

Sementara itu, Pecco Bagnaia juga mendapat pujian meski tidak naik podium. Dall’Igna menilai performa Pecco sangat solid, hanya saja ia kurang beruntung karena harus start dari posisi yang cukup jauh.

“Pecco menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Sayangnya, start dari barisan tengah membuatnya harus mengeluarkan banyak tenaga sejak awal, sehingga tidak bisa menyimpan energi untuk akhir lomba,” jelasnya.

KTM, Ancaman Nyata?

Kehadiran Maverick Vinales di posisi depan bersama KTM membuat banyak pihak kini mulai memperhitungkan KTM sebagai penantang serius musim ini. Meski akhirnya harus kehilangan podium karena penalti, kecepatan Vinales menunjukkan bahwa Ducati tak akan bisa santai.

Bukan hanya KTM, beberapa tim lain juga mulai menunjukkan peningkatan performa. Hal ini membuat persaingan di MotoGP 2025 semakin ketat dan menarik untuk disimak.

MotoGP 2025 Masih Panjang, Ducati Harus Tetap Fokus

Meskipun Ducati saat ini berada di puncak kejayaan, Gigi Dall’Igna dengan bijak mengingatkan bahwa musim masih panjang. Lawan-lawan mereka tidak tinggal diam, dan setiap kesalahan kecil bisa berakibat fatal.

Pesan dari sang bos sangat jelas: "Kemenangan adalah hasil kerja keras, tapi mempertahankan dominasi butuh kewaspadaan ekstra."

Buat penggemar MotoGP, pernyataan ini seolah menjadi alarm bahwa persaingan musim 2025 bakal makin seru dan penuh kejutan. Kita tinggal tunggu saja, siapa yang akan jadi pengganggu dominasi Ducati di seri-seri berikutnya. KTM? Yamaha? Atau mungkin kejutan dari Aprilia?

Kamis, 10 April 2025

Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang

Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang
Michelin Siapkan Ban Khusus untuk MotoGP Qatar 2025, Ubah Komposisi Depan dan Belakang.

JAKARTA - Pabrikan ban ternama, Michelin, resmi mengumumkan adanya perubahan pada alokasi ban untuk seri MotoGP Qatar 2025. Langkah ini diambil setelah menganalisis data dari beberapa kunjungan terakhir ke Sirkuit Lusail yang telah mengalami banyak pembaruan.

Meskipun Qatar telah menjadi tuan rumah MotoGP selama lebih dari dua dekade, fasilitas sirkuit mendapatkan peningkatan besar pada tahun 2023, termasuk pelapisan ulang aspal secara menyeluruh. 

Permukaan baru ini sempat menimbulkan tantangan teknis bagi para pembalap, namun data yang dikumpulkan dan diproses melalui sistem simulasi Michelin telah membantu menyempurnakan pilihan ban untuk musim ini.

Karakter aspal baru yang sangat abrasif dan menuntut performa tinggi dari ban menjadi perhatian utama. Meski permukaan batu yang kasar akan melunak seiring pemakaian, faktor alam seperti tiupan angin gurun yang membawa pasir tetap menjadi tantangan. Pasir ini mempercepat keausan ban, baik di bagian depan maupun belakang.

Untuk musim 2025, Michelin membawa tiga pilihan ban depan simetris Soft, Medium, dan Hard serta dua varian ban belakang, yakni Soft asimetris dengan penguatan di sisi kanan, dan Medium simetris.

"Untuk edisi 2025, kami telah memperbarui spesifikasi ban belakang Soft agar lebih kaku, sehingga lebih tahan terhadap karakter sirkuit Lusail yang agresif," ujar Piero Taramasso, Manajer Motorsport Michelin divisi roda dua.

"Selain itu, kami juga menghadirkan ban depan Hard yang telah dimodifikasi. Ban ini dirancang agar lebih serbaguna, dengan tingkat grip mendekati ban Medium, namun menawarkan stabilitas yang lebih baik."

Michelin berharap pembaruan ini dapat membuat para pembalap berani mencoba opsi selain ban Medium, yang menjadi pilihan mayoritas pada balapan Sprint dan Grand Prix Qatar 2024.

Perlu dicatat, sesi balapan utama MotoGP Qatar digelar saat malam hari, namun sesi latihan, kualifikasi, hingga pemanasan berlangsung di bawah panas terik matahari. Perubahan suhu yang drastis pun menjadi faktor penting dalam pemilihan ban.

"Situasi di Qatar berbeda dari seri lainnya. Kami memulai dengan suhu lintasan tinggi yang kemudian menurun seiring waktu balapan kebalikan dari biasanya. Ditambah lagi, kelembapan dan butiran pasir halus yang terbawa angin membuat grip berkurang drastis sebuah tantangan tersendiri," jelas Taramasso.

Meski cuaca hujan kadang memengaruhi jalannya balapan di Qatar seperti yang sempat terjadi di Austin prakiraan cuaca akhir pekan ini menunjukkan kondisi kering dan stabil, dengan suhu siang mencapai pertengahan 30 derajat Celsius, dan turun ke kisaran 20-an saat malam hari.

Pedro Acosta Sindir Ducati: “Tak Mungkin Punya Dua Rider Nomor Satu”

Pedro Acosta Sindir Ducati “Tak Mungkin Punya Dua Rider Nomor Satu”
Pedro Acosta Sindir Ducati: “Tak Mungkin Punya Dua Rider Nomor Satu”.

JAKARTA - Persaingan di MotoGP 2025 semakin panas, apalagi sejak kedatangan Marc Marquez ke tim pabrikan Ducati. 

Kini, Ducati punya dua bintang besar: juara dunia Pecco Bagnaia dan si legendaris Marc Marquez. 

Namun, komentar menarik datang dari Pedro Acosta, pembalap muda penuh talenta dari KTM.

Acosta, yang kini jadi sorotan karena performanya yang terus menanjak, memberikan pandangan tajam soal duet maut Ducati. 

Menurutnya, punya dua pembalap top dalam satu tim bukanlah strategi terbaik.

“Kita belum bisa menobatkan siapa raja musim ini. Musim balap masih panjang,” ujar Acosta. “Banyak yang menyebut mereka dream team. Tapi di dunia nyata, tidak ada dream team. Kamu tidak bisa punya dua pembalap nomor satu dalam satu garasi.”

Pernyataan Acosta ini menyiratkan bahwa kehadiran dua rider besar dalam satu tim justru bisa menimbulkan konflik internal, yang akhirnya merugikan tim secara keseluruhan.

Realita Ducati Saat Ini

Keputusan Ducati menggaet Marquez sebenarnya cukup mengejutkan. Biasanya, Ducati lebih suka mempromosikan pembalap dari dalam. 

Tapi performa Marquez di awal musim membuat keputusan itu terlihat tepat ia menang di lima balapan pertama musim ini. 

Sayangnya, di GP Americas, Marquez terjatuh saat memimpin, dan Bagnaia akhirnya keluar sebagai pemenang.

Namun, anehnya, bukan mereka berdua yang memimpin klasemen. Justru Alex Marquez dari tim Gresini, yang konsisten finis di posisi kedua, yang kini memimpin perolehan poin. 

Hal ini memperkuat pendapat Acosta bahwa adanya dua pembalap kuat dalam satu tim bisa saling “mencuri” poin satu sama lain.

KTM dan Situasi Acosta

Di sisi lain, Acosta juga membandingkan situasinya sendiri. Ia masuk ke tim KTM saat Brad Binder sudah menjadi andalan tim. 

Tapi, berbeda dengan Ducati, motor KTM belum sekompetitif Ducati. 

Jadi, tidak ada konflik besar soal siapa yang jadi pembalap utama yang penting adalah kemajuan tim.

“Di KTM, siapa pun yang membawa hasil, itu bagus. Kami butuh peningkatan, bukan kompetisi internal,” tambah Acosta.

Pertarungan Masih Panjang

Balapan selanjutnya akan berlangsung di Qatar, sirkuit yang katanya lebih cocok untuk gaya balap Bagnaia. Tapi dengan kondisi saat ini, tekanan justru makin besar. 

Bagnaia harus bisa memanfaatkan momentum dan menjaga konsistensi. Sementara itu, Marquez tentu tak akan tinggal diam.

Apakah komentar Acosta akan terbukti benar? Akankah ambisi dua bintang Ducati justru saling menghambat? Atau Ducati berhasil membuktikan mereka bisa punya “dua raja” dalam satu istana?

Yang pasti, persaingan MotoGP tahun ini makin seru untuk diikuti. Dan siapa tahu, Pedro Acosta bisa saja jadi kuda hitam yang diam-diam merebut tahta.

Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP

Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP
Jelang MotoGP Qatar Pecco Bagnaia Optimistis dengan Performa Desmosedici GP.

JAKARTA - Francesco “Pecco” Bagnaia akhirnya bangkit di MotoGP 2025 setelah sempat tertinggal akibat dominasi ganda Marc dan Alex Marquez di awal musim. Balapan di Circuit of the Americas (COTA), Amerika Serikat, menjadi titik balik penting bagi sang juara dunia bertahan.

Pecco yang start cukup agresif, berhasil menyalip Alex Marquez pada lap keempat. Momentum ini membuatnya berada di jalur untuk menghentikan rentetan finis podium kedua yang diraih rider Gresini itu. 

Tapi momen paling menentukan terjadi di pertengahan balapan, ketika Marc Marquez yang memimpin lomba justru tergelincir dan terjatuh setelah menyentuh kerb.

Insiden itu membuka peluang emas bagi Bagnaia untuk meraih kemenangan pertamanya musim ini. Hasil ini tidak hanya mengangkat moral tim Ducati Lenovo, tetapi juga memperkecil jarak poin di klasemen sementara.

Kini, sorotan beralih ke Sirkuit Lusail, Qatar. Pertanyaannya: apakah kekalahan Marquez di COTA hanya kesalahan sesaat, atau tanda bahwa momentum mulai bergeser ke tangan Bagnaia?

Menjelang seri MotoGP Qatar, Pecco memberikan pernyataan yang cukup menggoda perhatian penggemar. 

“Balapan setelah kemenangan selalu menyenangkan,” katanya. 

“Akhir di Austin benar-benar luar biasa, dan yang paling penting adalah saya merasa motor lebih stabil dibanding balapan sebelumnya. Kami masih punya banyak pekerjaan, tapi sirkuit ini dikenal bisa memaksimalkan karakter dan potensi Desmosedici GP.”

Pernyataan Pecco ini tentu menarik. Lusail memang dikenal sebagai trek yang bersahabat bagi motor-motor Ducati. 

Dalam lima balapan terakhir di Qatar, pabrikan asal Italia ini mencetak kemenangan berturut-turut lewat beberapa pembalap andalannya: Enea Bastianini (2022), Jorge Martin (Sprint 2023), Fabio di Giannantonio (GP 2023), Martin lagi (Sprint 2024), dan tentunya Pecco sendiri saat membuka musim 2024 dengan kemenangan.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa Marc Marquez belum pernah menang di sirkuit ini sejak 2014. Saat itu, Pecco bahkan masih berkompetisi di kelas Moto3.

Dengan performa yang mulai meningkat dan dukungan dari mesin Desmosedici yang dikenal “nyetel” di Qatar, peluang Bagnaia untuk kembali naik podium terbuka lebar. 

Tapi tentu, semua mata akan tertuju pada bagaimana duel panas antara Pecco dan duo Marquez kembali tersaji di gurun Qatar.

Apakah ini awal dari kebangkitan Pecco Bagnaia di musim 2025? Atau Marquez bersaudara akan kembali unjuk gigi? Yang pasti, MotoGP Qatar akhir pekan ini akan jadi tontonan seru yang sayang untuk dilewatkan.

Sabtu, 05 April 2025

Marc Marquez Akan Tinggalkan Honda CRF450R Demi Ducati Desmo450 MX?

Marc Marquez Akan Tinggalkan Honda CRF450R Demi Ducati Desmo450 MX

Marc Marquez Akan Tinggalkan Honda CRF450R Demi Ducati Desmo450 MX?

JAKARTA - Apakah Marc Marquez akan benar-benar meninggalkan jejak terakhirnya bersama Honda untuk memulai babak baru dengan motor motocross keluaran terbaru dari Ducati? Pertanyaan ini muncul setelah momen menarik saat sesi latihan Marquez baru-baru ini bertepatan dengan peluncuran motor anyar Ducati: Desmo450 MX.

Sebagai penggemar berat motocross dan motor trail, Marquez terlihat masih setia berlatih menggunakan Honda CRF450R, motor yang menjadi saksi kejayaannya selama bertahun-tahun bersama tim Honda. Namun, situasi mulai berubah sejak awal tahun 2025 ketika ia mengganti motor latihan aspalnya, Honda CBR600RR, dengan Ducati Panigale V2 S. Motor ini bahkan sering ia pakai di Sirkuit Aspar, dan kabarnya, sang adik yang juga pemuncak klasemen sementara MotoGP 2025, Alex Marquez, akan segera mendapatkan motor yang sama.

Yang menarik, saat ini CRF450R adalah satu-satunya motor Honda yang masih digunakan Marc Marquez dalam sesi latihannya. Tapi, dengan peluncuran Desmo450 MX oleh Ducati pada bulan April 2025, bisa jadi motor trail Honda tersebut segera akan digantikan.

Desmo450 MX sendiri sebenarnya bukan barang baru. Motor ini sudah turun di lintasan sejak tahun lalu dan bahkan berhasil membawa Alessandro Lupino menjadi juara di Italian Motocross Prestige MX1. Namun, motor ini belum dijual bebas dan baru akan tersedia di dealer-dealer Eropa mulai Juni 2025. Sebagai pembalap pabrikan Ducati, bukan tidak mungkin Marc Marquez menjadi salah satu orang pertama yang bisa menjajalnya.

Performa Ducati di Dunia Motocross: Naik-Turun

Perjalanan Ducati di dunia motocross bisa dibilang cukup campur aduk. Di satu sisi, Desmo450 MX tampil kompetitif di ajang MXGP World Championship 2025 dengan pembalap seperti Mattia Guadagnini dan Jeremy Seewer yang sering menembus 10 besar. Tapi sayangnya, Guadagnini mengalami cedera parah saat latihan di pasir Riola Sardo, Sardinia—enam tulang rusuknya patah, dan ia harus absen di beberapa seri.

Tak hanya berhenti di situ, Ducati juga meluncurkan Desmo250 MX, versi 250cc dari motor trail-nya. Menariknya, motor ini langsung tampil apik di debutnya dengan meraih posisi ketiga di MX2 Prestige Italia berkat aksi Lupino, yang padahal sudah 10 tahun tidak menunggangi motor 250cc 4-tak.

Apakah Marquez Akan Beralih ke Ducati Desmo450 MX?

Melihat perkembangan ini, bukan hal yang aneh jika kita bertanya-tanya: Apakah Marquez akan mengucapkan selamat tinggal pada CRF450R dan beralih sepenuhnya ke Desmo450 MX?

Jawabannya mungkin belum jelas sekarang, tapi satu hal yang pasti, hubungan Marquez dengan Ducati semakin erat. Bukan cuma di lintasan MotoGP, tapi juga di jalur tanah tempat dia melatih insting balap dan ketangguhan fisiknya.

Jika akhirnya Marquez memilih Desmo450 MX sebagai motor latihan barunya, itu akan menjadi langkah simbolik bahwa era Honda benar-benar telah ia tutup. Dan bagi Ducati, memiliki Marc Marquez menggunakan produk motocross mereka tentu jadi promosi yang luar biasa.

Dari arena balap MotoGP hingga trek tanah berdebu, Marc Marquez terus berevolusi. Kini, tinggal menunggu waktu apakah Desmo450 MX akan menjadi bagian dari transformasi itu. Yang jelas, penggemar MotoGP dan motocross akan terus menyimak setiap langkah Marquez—baik di aspal maupun di tanah merah.

Sabtu, 22 Maret 2025

Jorge Martin Bicara Tentang Dominasi Marc Marquez di Atas Ducati MotoGP 2025

Jorge Martin Bicara Tentang Dominasi Marc Marquez di Atas Ducati MotoGP 2025
Jorge Martin Bicara Tentang Dominasi Marc Marquez di Atas Ducati MotoGP 2025.

JAKARTA - MotoGP musim ini makin panas, bro! Salah satu berita yang lagi rame dibahas adalah komentar Jorge Martin soal dominasi Marc Marquez di awal musim 2025. 

Martin, yang baru aja pindah ke Aprilia, mengakui kalau performa Marquez di atas Ducati pabrikan memang udah bisa diprediksi.

Dari Ducati ke Aprilia: Perjalanan Baru Jorge Martin

Sejak resmi gabung ke Aprilia buat MotoGP 2025, Jorge Martin harus meninggalkan Ducati Desmosedici motor yang sukses membawanya jadi Juara Dunia MotoGP 2024. 

Sayangnya, meski udah buktiin kualitasnya, Martin tetap nggak dapet tempat di tim pabrikan Ducati.

Keputusan Ducati yang lebih memilih Enea Bastianini di 2022, lalu mempertahankannya di 2023 meski Martin bertarung sengit untuk gelar juara, hingga akhirnya menggantinya dengan Marc Marquez di 2024, bikin banyak fans bertanya-tanya. 

Tapi, Martin tetap move on dan fokus ke tantangan baru bareng Aprilia.

Marc Marquez Menggila di MotoGP 2025

Nggak bisa dipungkiri, Marquez langsung tampil menggila di musim ini! Dari dua seri pertama di Thailand dan Argentina, doi sukses menyapu bersih empat balapan dengan kemenangan.

Martin sendiri yang harus absen akibat cedera, sadar kalau mempertahankan gelar juaranya bakal jadi tantangan besar. Tapi, dia nggak kaget dengan performa Marquez di atas motor Ducati.

"Marc menang itu bukan hal yang nggak bisa diduga," kata Martin dalam wawancaranya bareng Gazzetta dello Sport.

Fokus Jorge Martin: Bangkit Bareng Aprilia

Alih-alih kecewa nggak dapet kursi di Ducati, Martin justru makin termotivasi buat bawa Aprilia ke level tertinggi. 

Seperti yang kita tahu, Aprilia belum pernah juara di kelas MotoGP, dan Martin ngelihat ini sebagai tantangan besar yang justru bikin semangat.

"Gue nggak dendam sama siapa pun. Di akhir hari, gue suka tantangan, dan nggak ada tantangan yang lebih besar daripada coba juara lagi dengan motor yang belum pernah juara," ungkapnya.

Namun, langkah awal Martin bersama Aprilia nggak semulus yang dibayangkan. 

Cedera yang dialaminya di awal musim bikin dia harus absen lumayan lama, minimal sampai MotoGP Qatar di bulan April.

"Dibanding pembalap lain, gue udah ketinggalan sekitar 5.000 km dari sisi mileage," katanya, menyoroti betapa pentingnya waktu adaptasi dengan motor baru.

Tapi, Martin tetap optimis.

"Semua terjadi karena alasan. Ini bakal bikin gue comeback lebih kuat dari sebelumnya. Bareng Aprilia, gue bakal kembali lebih kuat!" tegasnya.

MotoGP 2025 Makin Seru!

Dengan Marc Marquez yang makin dominan dan Jorge Martin yang siap bangkit bareng Aprilia, MotoGP 2025 bakal jadi musim yang nggak boleh dilewatin. 

Apakah Martin bakal sukses membawa Aprilia ke puncak? Kita tunggu aja kejutan-kejutan selanjutnya!