Dokter: Menu Makan Siang Gratis Perlu Lauk Berprotein Hewani dan Sayur
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin) |
JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik, Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, M. Gizi., Sp.GK(K), memberikan saran penting terkait menu makan siang gratis.
Menurutnya, dalam menyusun menu tersebut, penting untuk memperhatikan kandungan lauk berprotein hewani dan sayur.
Gaga, yang juga seorang pengajar di Universitas Padjadjaran, Jakarta, mengemukakan pentingnya keberadaan protein hewani dalam menu makan siang gratis dengan dua alasan utama.
Pertama, dia menyebutkan bahwa protein hewani memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi, yang berarti lebih mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Dia menjelaskan, "Protein hewani memiliki bioavailabilitas lebih tinggi, lebih mudah diserap, lebih mudah menjadi bagian dari tubuh."
Alasan kedua yang disebutkan adalah bahwa protein hewani mengandung asam amino esensial yang lebih lengkap dibandingkan dengan protein nabati.
Menurutnya, asam amino esensial ini penting untuk pertumbuhan anak, karena membantu dalam pembentukan sel baru dan perbaikan sel yang rusak.
"Jadi, sangat penting protein hewani itu untuk menunjang pertumbuhan anak dan memenuhi kebutuhan asam amino esensial," kata Gaga.
Dia juga menyoroti pentingnya asam amino esensial untuk perkembangan otak, serta peran mereka dalam memengaruhi kualitas sel reproduksi pada perempuan hamil dan menyusui.
Jika protein nabati harus digunakan, Gaga merekomendasikan tempe sebagai pilihan yang baik.
Dia menjelaskan bahwa tempe, yang terbuat dari kedelai dan telah melalui proses fermentasi, lebih mudah dicerna dan memiliki nilai gizi yang baik.
Pendapat ini muncul dalam konteks uji coba program makan siang gratis di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten.
Program ini dijalankan dengan empat menu makan siang, termasuk nasi ayam, nasi semur telur, siomay, dan gado-gado, dengan perkiraan harga Rp15.000 per porsi.
Menurut penilaian Gaga, menu siomay cenderung mengandung karbohidrat sederhana dengan sedikit protein dari bumbu kacang.
Meskipun menu nasi ayam dan nasi semur telur dinilai sudah cukup bergizi, Gaga mencatat kekurangannya karena kurangnya kandungan sayur.
Gado-gado, yang merupakan campuran sayuran, bumbu kacang, dan telur, dianggap mengandung vitamin dan protein.
Namun, Gaga menekankan bahwa jika telur tidak utuh, kandungan protein dalam menu tersebut akan berkurang.
Dia juga memberikan rekomendasi untuk jumlah protein yang dibutuhkan anak-anak dalam satu kali makan, yakni minimal 50 gram protein hewani.
"Misalnya satu potong ayam 50 gram atau telurnya satu, jangan setengah karena kurang," ungkapnya.