Berita Borneotribun.com: Kudeta Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Kudeta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kudeta. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 April 2021

Terkait Upaya Kudeta, Puluhan Orang di Turki Divonis Penjara Seumur Hidup

Terkait Upaya Kudeta, Puluhan Orang di Turki Divonis Penjara Seumur Hidup
Polisi anti huru-hara mengamankan gedung pengadilan saat pembacaan vonis terhadap 497 terdakwa di Sincan, pinggiran Ankara, Turki, Rabu (7/4).

Internasional, BorneoTribun.com - Kantor media pemerintah Turki hari Rabu (7/4) melaporkan bahwa sebuah pengadilan Turki menjatuhkan vonis terhadap puluhan orang – termasuk mantan tentara yang ditempatkan sebagai pasukan kepresidenan – hukuman penjara seumur hidup atas dakwaan upaya kudeta terhadap pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan yang gagal tahun 2016.

Kantor berita pemerintah Turki Anadolu, mengutip sumber-sumber di pengadilan, melaporkan 32 orang divonis hukuman penjara seumur hidup, termasuk enam orang yang menerima “hukuman seumur hidup yang maksimal,” yang berarti mereka harus menjalani hukuman tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat selama sedikitnya 30 tahun.

Secara keseluruhan ada 497 terdakwa yang telah menjalani sidang pengadilan sejak tahun 2017 karena berupaya merebut markas militer di Ankara, menduduki markas badan penyiaran pemerintah TRT dan memaksa seorang penyiar televisi membacakan pernyataan atas nama kelompok yang melakukan kudeta.

Sidang pengadilan besar-besaran, yang merupakan salah satu dari ratusan sidang yang dilangsungkan, adalah terhadap tersangka anggota jaringan yang dipimpin ulama Fethullah Gulen yang bermukim di Amerika. Ankara menuding Gulen merencanakan kudeta yang gagal itu. Gulen, yang merupakan mantan sekutu Erdogan, menyangkal tudingan itu.

Hukuman-hukuman itu berawal dari upaya kudeta pada Juli 2016, ketika faksi-faksi di dalam militer Turki menggunakan tank, pesawat jet tempur dan helikopter guna menggulingkan Erdogan. Pesawat-pesawat jet tempur membom gedung parlemen dan beberapa lokasi lain di ibu kota Turki. Ribuan orang – atas seruan Presiden Erdogan – turun ke jalan mendesak dihentikannya kudeta itu.

Secara keseluruhan 251 orang tewas dan sekitar 2.200 lainnya luka-luka. Sekitar 35 orang yang merencanakan kudeta itu juga tewas.

Pemerintah menetapkan jaringan Gulen sebagai kelompok teroris, klaim yang disangkalnya. Gulen tinggal di timur laut Pennsylvania. [em/jm]

Oleh: VOA

Sabtu, 27 Maret 2021

Lebih dari 300 Orang Tewas dalam Aksi Kudeta Myanmar

Lebih dari 300 Orang Tewas dalam Aksi Kudeta Myanmar
Seorang pengunjuk rasa memegang spanduk bergambar Panglima Tertinggi militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing saat protes di Mandalay, Myanmar, Selasa, 9 Februari 2021. (Foto: AP)
BorneoTribun Myanmar, Internasional -- Pasukan keamanan Myanmar telah membunuh lebih dari 300 orang dalam upaya menghancurkan perlawanan terhadap kudeta pada 1 Februari. Data dari kelompok advokasi dan media lokal menunjukkan hampir 90 persen korban ditembak mati dan seperempat dari mereka ditembak di kepala.

Seorang juru bicara junta mengatakan 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan telah tewas hingga Selasa (23/3). Reuters tidak dapat memverifikasi semua data tersebut secara independen.

Pembunuhan-pembunuhan tersebut memicu kemarahan dan mendorong sejumlah negara barat, termasuk Amerika, untuk menjatuhkan sanksi. Negara-negara tetangga di Asia Tenggara, yang biasanya menahan kritikan, juga mengecam penggunaan kekuatan mematikan dalam menghadapi warga sipil.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari," kata organisasi aktivis, Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (Assistance Association for Political Prisoners/AAPP), yang mencatat jumlah kematian tersebut. Organisasi nirlaba tersebut juga mencatat hampir 3.000 orang sudah ditahan, didakwa dan divonis sejak kudeta terjadi.

AAAP mencatat terdapat 320 kematian hingga 25 Maret.

Data tersebut menunjukkan setidaknya 25 persen dari korban tewas akibat tembakan di kepala. Hal tersebut menimbulkan kecurigaan bahwa para mereka sengaja menjadi sasaran pembunuhan. Data lengkap untuk setiap kematian tidak tersedia.

"Semuanya menunjuk pada pasukan yang menggunakan taktik tembak-untuk-membunuh untuk meredam protes," kata Amnesty International pada awal bulan ini.

Junta membantah pihaknya menggunakan kekerasan yang berlebihan dan mengatakan bahwa tindakan yang diambil telah memenuhi norma internasional dalam menghadapi situasi yang mereka sebut sebagai ancaman bagi keamanan nasional.

Hampir 90 persen korban tewas adalah laki-laki. Sekitar 36 persen berusia 24 tahun ke bawah.

Korban termuda adalah Khin Myo Chit yang berusia tujuh tahun. Ia ditembak mati di kota Mandalay pada Selasa (23/3). Khin berada di rumahnya bersama ayahnya ketika dia dibunuh.

Win Kyi, yang berusia 78 tahun, adalah orang tertua yang tewas. Dia termasuk di antara sekitar 50 orang yang tewas di distrik Hlaing Thayar Yangon pada 14 Maret. Sejauh ini, tanggal tersebut tercatat sebagai hari paling berdarah di Myanmar sejauh ini. [ah/au/ft]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno