Berita Borneotribun.com: Krisis Ukraina Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Krisis Ukraina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Krisis Ukraina. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Maret 2023

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Prajurit Ukraina menembakkan howitzer self-propelled 2S5 Giatsint-S ke arah pasukan Rusia di luar kota garis depan Bakhmut di wilayah Donetsk, Ukraina, di tengah serangan Rusia, 5 Maret 2023. (REUTERS/Anna Kudriavtseva)

UKRAINA - Warga di Bakhmut, Ukraina, menggambarkan kondisi mengerikan di kota mereka ketika pasukan Rusia menyerang untuk merebutnya di Ukraina timur. Sementara pasukan Ukraina dan Ukraina berjuang untuk mempertahankan kota, warga kota semakin sulit bertahan hidup. Koresponden VOA Veronica Balderas Iglesias melaporkan tentang berbagai tantangan seiring dengan upaya diplomatik Ukraina untuk memperoleh dukungan internasional.

Pada hari Minggu (5/3), saat pertempuran semakin intensif di pinggiran Bakhmut, berbagai laporan muncul bahwa tentara Ukraina berusaha membantu warga sipil untuk melarikan diri. Menurut Natalia Ishkova, seorang penduduk lokal, kehidupan warga sangat terganggu oleh gerak maju tentara Rusia dan pasukan tentara bayaran yang dikenal sebagai Grup Wagner. “Ada masalah dengan makanan. Bantuan kemanusiaan hanya diberikan kepada kami sebulan sekali. Tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada gas,” jelasnya.

Serangan Pasukan Rusia ke Bakhmut, Ukraina: Warga Terperangkap dalam Kondisi Kritis
Penduduk setempat berlindung di tempat penampungan bawah tanah di desa Chasiv Yar, dekat kota Bakhmut di wilayah Donbas, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 5 Maret 2023. (Aris Messinis/AFP)

Pasukan Ukraina berkomitmen untuk memukul mundur pasukan Rusia, kata seorang komandan bernama “Kurt”. “Mereka (pasukan Rusia) berharap untuk merebut kota (Bakhmut) tanpa kerugian besar, tetapi mereka telah kehilangan begitu banyak orang,” ujarnya.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, pada hari Senin (6/3) mengatakan bahwa menurutnya jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, hal tersebut tidak akan menjadi "kemunduran operasional atau strategis" bagi Ukraina.

Pada hari Sabtu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan beberapa kendaraan infanteri Ukraina dan menewaskan banyak tentara di wilayah Donetsk. “Selama operasi aktif yang sedang berlangsung dari unit kelompok pasukan selatan, serangan udara dan tembakan artileri, hingga 490 prajurit Ukraina tewas dan terluka setiap hari,” ungkapnya.

Kementerian pertahanan Rusia juga merilis gambar Menteri Pertahanan Sergei Shoigu yang sedang memeriksa pos komando di wilayah Donetsk, Ukraina timur, wilayah di mana kota Bakhmut berada.

Pada akhir pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan menguraikan tujuannya. “Tugasnya adalah mempersiapkan segala sesuatunya seaktif mungkin untuk keanggotaan negara kita di Uni Eropa, meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dan memperkuat sanksi terhadap Rusia,” jelasnya.

Roberta Metsola menyerukan pembentukan pengadilan khusus untuk menyelidiki kejahatan perang. “Kami akan bertemu dengan personel PBB. Kami perlu memastikan bahwa kami memiliki mekanisme, pertama-tama, untuk mengumpulkan bukti, lalu menuntut mereka,” pungkasnya.

Oleh: VOA Indonesia/Editor: Yakop

Senin, 06 Maret 2023

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut

Perang Ukraina-Rusia: Pasukan Rusia Mengandalkan Senjata Lawas dalam Pertempuran Brutal di Bakhmut
Anggota pasukan Ukraina masih bertahan di Bakhmut di tengah pengepungan oleh Rusia, 4 Maret 2023.

UKRAINA - Kementerian Pertahanan Inggris hari Minggu (5/3) mengatakan sebagian besar invasi yang dilakukan Rusia di bagian timur Ukraina setahun terakhir ini telah bergulir menjadi pertempuran infanteri karena sebagian besar pasukan Rusia tidak memiliki amunisi artileri yang cukup.

Dalam kajian terbarunya, Inggris mengatakan, “Bukti terbaru menunjukkan meningkatnya pertempuran jarak dekat di Ukraina. Ini mungkin akibat komando dari Rusia yang bersikeras melakukan tindakan ofensif tetapi menurunkan serangan infanteri.”

Rusia Menggunakan Senjata Sekop Tua dalam Mobilisasi Pasukan Cadangan ke Ukraina, Inggris Mengomentari Teknologi Rendah Perang

Kementerian itu mengatakan akhir bulan lalu Rusia memobilisasi pasukan cadangan yang “diperintahkan untuk menyerang satu titik di Ukraina dengan hanya bersenjatakan senjata api dan sekop. “Sekop” kemungkinan adalah alat pertahanan yang digunakan untuk pertempuran jarak dekat.

Laporan itu menyatakan “kematian akibat alat MPL-50 edisi standar seperti sekop itu secara khusus ada dalam mitologi Rusia,” dan “hanya sedikit perubahan dibanding desain tahun 1869.”

Pejabat pertahanan Inggris mengatakan “penggunaan berkelanjutan MPL-50 sebagai senjata telah menyoroti pertempuran brutal dan teknologi rendah yang menjadi ciri sebagian besar perang. Salah satu personil pasukan cadangan itu menggambarkan kesiapannya “baik secara fisik maupun psikologis.”

Hadapi Serangan Hebat Rusia, Bahkmut Masih Terkendali

Sementara itu pasukan Ukraina yang bertahan di Bakhmut menghadapi tekanan yang kian meningkat dari Rusia akhir pekan ini, sehingga banyak warga sipil melarikan diri dari kota yang terkepung itu. Seorang personil tentara Ukraina mengatakan kepada Associated Press bahwa sebenarnya saat ini terlalu berbahaya untuk meninggalkan Bakhmut. Tentara Ukraina mendirikan jembatan sehingga warga sipil dapat mencapai desa terdekat, Khromove.

Seorang tentara lain yang membantu warga mengatakan seorang perempuan tewas dan dua laki-laki luka parah ketika mencoba melarikan diri melalui jembatan darurat itu.

Menurut pejabat-pejabat intelijen militer Inggris dan analis Barat lainnya, pasukan Ukraina telah menghancurkan dua jembatan utama di luar kota, termasuk satu jembatan ke arah Chasiv Yar, memotong rute pasokan terakhir yang tersisa. Penghancuran jembatan itu mungkin merupakan isyarat bahwa pasukan Ukraina bersiap meninggalkan wilayah itu.

Ini Dia! Taktik Terobosan Pasukan Ukraina: Menghancurkan Jembatan untuk Menghindar dari Kejaran Pasukan Rusia

Institute for the Study of War mengatakan dengan menghancurkan jembatan ke arah Chasiv Yar itu, pasukan Ukraina dapat “melakukan penarikan pasukan secara terbatas dan terkendali dari bagian yang sangat sulit di timur Bakhmut itu,” sambil mempersulit pasukan Rusia mengejar mereka.

Jika tentara Rusia berhasil merebut Bahkmut, itu akan menjadi kemenangan langka di medan perang setelah kemunduran Rusia selama beberapa bulan terakhir. Keberhasilan ini akan memungkinkan Rusia untuk memotong jalur pasokan Ukraina dan menekan kubu Ukraina lain di wilayah Donetsk.

Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Rusia, Kota Bakhmut Masih Dikuasai

Menurut Wakil Panglima Garda Nasional Ukraina, Volodymyr Nazarenko, pihaknya masih mengendalikan kota itu meskipun ada serangan intensif dan berkelanjutan dari pasukan Rusia. "Setiap jam di Bakhmut ini seperti di neraka. Musuh berhasil masuk di bagian utara dan barat daya Bakhmut pekan lalu, tetapi pasukan Ukraina melawan. Berkat upaya dan kerja keras, dalam beberapa hari terakhir ini, kami berhasil menguasai kembali garis depan," ujarnya.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Bakhmut, Oleksandr Marchenko, kepada BBC, "berkat pasukan bersenjata Ukraina, Rusia masih belum dapat menguasai kota ini."

Marchenko menambahkan bahwa sekitar 4.000 warga sipil masih tinggal di kota yang sebelumnya memiliki 70.000 penduduk. Mereka tinggal di tempat penampungan tanpa gas, listrik, atau air bersih. [em/jm]

Joe Biden Tekan Pemimpin Negara Baltik untuk Lawan Rusia, Konflik Ukraina Dipengaruhi?

Joe Biden Tekan Pemimpin Negara Baltik untuk Lawan Rusia, Konflik Ukraina Dipengaruhi?
Presiden AS Joe Biden berjalan meninggalkan Gedung Putih selepas berbicara dengan para wartawan di Washington, pada 24 Februari 2023. (Foto: Reuters/Evelyn Hockstein)

JAKARTA - Dalam laporan dari The Wall Street Journal, disebutkan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan tekanan kepada pemimpin negara-negara Baltik selama kunjungannya ke Warsawa.

Hal itu karena sering mengeluarkan seruan untuk mengalahkan Rusia serta terlihat mengedepankan sikap rasis terhadap orang Rusia.

Tindakan dari negara-negara tersebut dapat memiliki dampak negatif pada upaya menyelesaikan konflik di Ukraina secara diplomatis. 

Beberapa anggota NATO dari Eropa Timur khawatir bahwa Ukraina akan terbujuk untuk melakukan negosiasi daripada melanjutkan konflik.

Sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjanji untuk menyelesaikan konflik Ukraina dalam waktu satu hari jika ia terpilih sebagai kepala negara. 

Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana caranya. 

Trump juga menyebut bahwa Amerika Serikat telah memberikan bantuan senilai 140 miliar dolar kepada Ukraina, sedangkan negara-negara NATO hanya memberikan sebagian kecil bantuan tersebut. 

Menurut Trump, konflik di Ukraina lebih penting bagi NATO karena lokasi konflik tersebut. 

Pada bulan Februari, Trump juga menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak perlu mengirimkan bantuan militer yang besar ke Kiev.

Editor: Yakop

Minggu, 05 Maret 2023

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Tentara Ukraina memuat peluru 152 mm ke howitzer Msta-B untuk ditembakkan ke posisi pasukan Rusia yang kini mengepung kota Bakhmut (2/2).

CHASIV YAR, UKRAINA - Pasukan Rusia dan tentara bayaran Wagner menembaki dengan artileri jalur akses terakhir ke kota Bakhmut di Ukraina Timur yang sedang terkepung pada Jumat (3/3). 

Tindakan ini membuat Moskow semakin dekat meraih kemenangan pertama setelah pertempuran paling sengit Rusia selama setengah tahun.

Kepala tentara bayaran Rusia "Wagner" mengatakan bahwa hampir seluruh kota yang telah hancur akibat serangan Rusia selama lebih dari tujuh bulan telah dikelilingi oleh pasukan Rusia, dan hanya satu jalur akses yang masih terbuka untuk pasukan Ukraina. 

Reuters melaporkan bahwa penembakan Rusia terhadap jalur akses menuju barat dari Bakhmut semakin intens, dalam upaya untuk memblokir akses pasukan Ukraina masuk dan keluar kota. 

Jembatan di kota terdekat Khromove juga rusak akibat tembakan tank Rusia.

Konflik Ukraina Semakin Memanas: Pasukan Rusia dan Tentara Bayaran Wagner Melakukan Serangan Terakhir ke Kota Bakhmut
Gambar yang diambil dari video yang dirilis 2 Maret 2023 menunjukkan apa yang dikatakan sebagai pejuang Grup Wagner, tentara bayaran Rusia, berdiri dengan bendera di atas sebuah gedung di kota Bakhmut, Ukraina.

Tentara Ukraina sedang bekerja untuk memperbaiki jalan yang rusak dan menambah pasukan di garis depan, menunjukkan bahwa mereka belum siap menyerahkan kota tersebut. 

Di sebelah barat, Ukraina juga sedang menggali parit baru untuk posisi bertahan.

Kantor berita RIA Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan pejuang Wagner yang berjalan di sekitar fasilitas industri yang rusak. 

Salah satu pejuang mengatakan bahwa tentara Ukraina sedang menghancurkan infrastruktur di permukiman dekat Bakhmut untuk mencegah pengepungan Rusia.

Komandan pasukan darat Ukraina, Oleksandr Syrskyi, mengunjungi Bakhmut pada hari Jumat untuk memberikan arahan dengan komandan setempat tentang cara meningkatkan kapasitas pertahanan pasukan di garis depan.

Konflik Ukraina, Kemenangan Rusia di Bakhmut

Kemenangan Rusia di Bakhmut, yang memiliki populasi sekitar 70.000 sebelum Konflik Ukraina, akan memberikan hadiah besar pertama dari serangan musim dingin yang mahal setelah Rusia memanggil ratusan ribu pasukan cadangan tahun lalu. 

Rusia mengatakan ini akan menjadi batu loncatan untuk merebut kawasan industri Donbas di sekitarnya, tujuan perang yang penting bagi Moskow.

Sebelum Konflik Ukraina, Bakhmut terkenal dengan tambang garam dan gipsum. 

Meskipun Ukraina mengatakan kota itu memiliki nilai strategis yang kecil, kehilangan pasukan di sana dapat mempengaruhi jalannya konflik.

Dia juga mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk memerintahkan pasukan Ukraina mundur dari Bakhmut untuk menyelamatkan nyawa tentara mereka. [pp/ft]

Oleh: VOA Indonesia/Editor; Yakop

Minggu, 19 Februari 2023

Pasukan Ukraina di Bakhmut Minta Bantuan Senjata kepada Dunia Barat

Pasukan Ukraina di Bakhmut Minta Bantuan Senjata kepada Dunia Barat
Seorang tentara Ukraina bersiap menembakkan artileri ke arah posisi pasukan Rusia di dekat Bakhmut, Wilayah Donetsk, Ukraina, 15 Februari 2023. (Foto: Roman Chop/AP Photo)
JAKARTA - Pasukan Ukraina yang berjuang menahan serangan Rusia di Bakhmut, kota kecil di bagian timur, memohon tambahan bantuan senjata kepada komunitas internasional.

Permohonan itu muncul ketika para pemimpin negara Barat bertemu di Munich, Jerman pada Jumat (17/2) untuk membahas perang yang sudah mengguncang Eropa selama satu tahun.

“Beri kami lebih banyak peralatan militer, lebih banyak senjata dan kami akan menghadapi para penjajah Rusia."

"Kami akan hancurkan mereka,” kata Dmytro, tentara Rusia yang bertahan di Bakhmut. Sambil berdiri di bawah guyuran salju, Dmytro mengutarakan permohonan yang sama yang diucapkan Presiden Ukraina di konferensi Munich.

Menjelang satu tahun invasi Rusia, pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin meningkatkan serangan di wilayah timur Ukraina.

Ukraina merencanakan serangan balasan pada musim semi. Hal itu menjadi alasan negara Balkan itu meminta lebih banyak senjata berat dan senjata untuk sasaran jarak jauh dari para sekutu Barat.

Konflik terburuk Eropa sejak Perang Dunia II itu sudah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi, memukul perekonomian dunia dan membuat Putin dikucilkan di Barat.

Putin mengatakan dia berjuang untuk keamanan Rusia terhadap aliansi Pakta Pertahanan Atlanti Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang makin berkembang secara agresif.

Namun Kyiv dan para sekutunya memandang invasi tersebut sebagai pencaplokan wilayah di Ukraina gaya colonial. Ukraina sebelumnya adalah bagian dari bekas Uni Soviet.

Konferensi Munich

Konferensi Keamanan Munich yang berlangsung selama tiga hari dihadiri oleh sejumlah pemimpin Barat, termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Dalam pertemuan tahun lalu, para pemimpin itu mendesak Putin agar tidak melancarkan invasi dan memperingatkan konsekuensi berat jika dia tetap menyerang Ukraina. 

Tahun ini, mereka bergulat dengan dampak akibat invasi Rusia.

Berbicara melalui sambungan video dalam pertemuan itu, Zelenskyy menyerukan para pemimpin Barat untuk mempercepat pengiriman senjata. 

Permintaan Zelenskyy itu langsung mendapat dukungan dari Scholz dan Macron.

Dukungan internasional juga datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). 

Lembaga keuangan itu pada Jumat (17/2) mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Ukraina yang akan membuka pembicaraan untuk program pinjaman penuh. [ft/pp]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Pidato di Depan Para Pemimpin Dunia di Munich, Zelenskyy: Goliat Harus Kalah!

Pidato di Depan Para Pemimpin Dunia di Munich, Zelenskyy: Goliat Harus Kalah!
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tampak di layar televisi, selama Konferensi Keamanan Munich, di Munich, Jerman, jari Jumat 17 Februari 2023.
MUNICH, JERMAN - Membandingkan perang bangsanya melawan Rusia dengan sebuah kisah di alkitab tentang "Daud melawan Goliat", Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Jumat (17/2), mendesak para pemimpin Barat yang berkumpul di Kota Munich untuk tidak menunda pengiriman bantuan militer, dengan mengatakan, “Goliat (Rusia, red.) harus kalah!”

Zelenskyy berbicara secara virtual kepada para pemimpin pemerintah dan pejabat militer yang berkumpul dalam Konferensi Keamanan Munich, sebuah forum tahunan bagi komunitas keamanan internasional guna membahas berbagai konflik dunia. 

Konferensi tiga hari itu dibuka pada Jumat (17/2), satu minggu sebelum peringatan invasi Rusia ke Ukraina yang jatuh pada 24 Februari.

Presiden Ukraina mendesak konferensi untuk mempercepat pengiriman senjata yang dijanjikan. 

Membandingkan bangsanya (Ukraina) dengan Daud, anak gembala yang membunuh raksasa dengan batu yang dilontarkan dari umban, Zelenskyy mengatakan pada konferensi tersebut, “Daud mengalahkan Goliat tidak hanya dengan kekuatan percakapan, tetapi dengan kekuatan tindakannya, dan kekuatan dari umban (senjata)-nya.”

Zelenskyy mengatakan dia yakin - dengan bantuan sekutunya, Ukraina dapat memperoleh kemenangan terhadap "tidak hanya Putin, tetapi juga "Putin-Putin" lainnya di seluruh dunia."

Dia mengatakan kepada para pemimpin yang hadir bahwa, "'Daud-Daud dari dunia bebas' membuat 'umban' (ketapel) lebih kuat sehingga tahun depan mereka dapat berkumpul lagi di Munich untuk konferensi keamanan pascaperang pertama dengan Ukraina dan Eropa yang merdeka."

Tepat sebelum konferensi dimulai pada Jumat, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan kepada wartawan bahwa ancaman perang di Ukraina — dan ambisi Rusia — “melampaui Ukraina dan wilayah lain di Eropa timur, hingga ke Timur Tengah, Afrika, dan Indo Pasifik.”

Peningkatan ketegangan antara Amerika Serikat dan China juga diperkirakan akan menjadi agenda konferensi Munich, setelah militer AS menembak jatuh balon pengintai China yang terbang di atas wilayah udara AS. [pp/ft]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

30.000 Tentara Bayaran Rusia Jadi Korban Perang Ukraina

30.000 Tentara Bayaran Rusia Jadi Korban Perang Ukraina
Pengunjung berfoto di luar PMC Wagner Centre, yang merupakan proyek yang dilaksanakan oleh pengusaha dan pendiri kelompok militer swasta Wagner Yevgeny Prigozhin, saat pembukaan resmi blok kantor di Saint Petersburg, Rusia, 4 November 2022. (REUTERS/ Igor Russak)
JAKARTA - Sebanyak 30.000 personel dari perusahaan tentara bayaran asal Rusia, Wagner Group, menjadi korban sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Gedung Putih, Jumat (17/2) mengatakan bahwa sekitar 9.000 di antaranya tewas dalam pertempuran.

Amerika Serikat (AS) memperkirakan 90 persen tentara kelompok Wagner yang tewas di Ukraina sejak Desember adalah narapidana, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) John Kirby kepada wartawan.

Separuh dari jumlah kematian itu terjadi sejak pertengahan Desember saat pertempuran di Kota Bakhmut, Ukraina timur meningkat, kata seorang juru bicara NSC, mengutip data intelijen.
30.000 Tentara Bayaran Rusia Jadi Korban Perang Ukraina
FILE: Makam pejuang kelompok tentara bayaran Wagner Rusia terlihat di dekat desa Bakinskaya, wilayah Krasnodar, Rusia, 22 Januari 2023. (REUTERS/Stringer)
Kirby menyebut kelompok tentara bayaran telah meraih serangkaian kemenangan di Bakhmut dan sekitarnya selama beberapa hari terakhir.

Namun mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan dengan "biaya yang luar biasa besar."

"Mungkin saja mereka akhirnya berhasil di Bakhmut, tetapi itu tidak akan berarti bagi mereka karena itu tidak memiliki nilai strategis yang nyata," katanya, seraya menambahkan bahwa pasukan Ukraina akan mempertahankan garis pertahanan di seluruh wilayah Donbas.

Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Wagner akan terus bergantung kepada narapidana, yang dikirim ke medan perang tanpa pelatihan atau peralatan.

Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin baru-baru ini mengatakan dia telah berhenti merekrut tahanan untuk berperang di Ukraina. [ah/ft]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Wakil Presiden Amerika Serikat Tuduh Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Ukraina

Wakil Presiden Amerika Serikat Tuduh Rusia Lakukan Kejahatan Kemanusiaan di Ukraina
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris di Munich Security Conference di Munich, Sabtu, 18 Februari 2023.
JAKARTA - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, Sabtu (18/2) menuduh Rusia melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" di Ukraina.

Washington juga menyebut pasukan Rusia melakukan serangan "meluas dan sistemik" terhadap penduduk sipil negara itu.

Kamala mengatakan hal tersebut di dalam Konferensi Keamanan Munich, beberapa hari menjelang peringatan satu tahun Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina. 

Aksi tersebut merupakan perang yang berkecamuk di Eropa untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

"AS secara resmi menetapkan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan," katanya dalam pidatonya kepada para pemimpin dunia pada pertemuan itu.

Pernyataan tersebut adalah pertama kalinya Amerika Serikat secara resmi menetapkan tindakan Rusia di Ukraina sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Tindakan mereka merupakan serangan terhadap nilai bersama dan kemanusiaan kita. Pasukan Rusia telah melakukan serangan yang meluas dan sistemik terhadap penduduk sipil,” tambah Harris.

Dia menyebutkan serangkaian pelanggaran yang dia katakan dilakukan oleh pasukan Moskow di Ukraina, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan penyiksaan. [ah/es]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Senin, 23 Januari 2023

Peran Melawan Rusia, Prancis dan Jerman berjanji terus dukung Ukraina

Peran Melawan Rusia, Prancis dan Jerman berjanji terus dukung Ukraina
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Berlin - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Senin berjanji untuk terus mendukung Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

“Kami bertekad untuk terus membantu Ukraina sejauh dan selama diperlukan. Kami akan berada di sana sebagai orang Eropa ketika Ukraina membutuhkan kami," kata Macron pada konferensi pers bersama dengan Scholz di Paris.

Pemimpin Prancis tersebut tidak mengesampingkan kemungkinan mengirim tank Leclerc untuk Ukraina, akan tetapi menekankan bahwa setiap keputusan harus dikoordinasikan dengan negara-negara Barat sekutu Prancis.

‘Mengenai Leclerc, saya minta menteri pertahanan untuk mengusahakannya, tetapi tidak ada yang dikesampingkan," ucap Macron.

Macron menambahkan bahwa pengiriman tank tidak boleh memperburuk situasi, harus diperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk melatih Ukraina agar efektif, dan tidak boleh membahayakan keamanan Prancis sendiri.

Sementara itu, Scholz mengulang pernyataan Macron bahwa kedua negara akan terus memberikan dukungan kepada Ukraina, “selama diperlukan.”

“Kedua negara telah melakukan banyak hal untuk mendukung Ukraina, baik secara keuangan maupun kemanusiaan, serta persenjataan. Kami khawatir perang akan berlangsung lama dan sangat penting bagi Ukraina untuk mengetahui bahwa kami tidak akan mengurangi dukungan,” ungkap Scholz.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan menteri Prancis dan Jerman itu, kedua negara mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina. 

Prancis dan Jerman juga berjanji "melanjutkan dukungan kuat untuk Ukraina di semua bidang yang kami bisa, terutama di bidang politik, militer, ekonomi, keuangan, kemanusiaan, sosial, budaya."

KTT Prancis-Jerman secara mendalam membahas dukungan militer untuk Ukraina, selain topik ekonomi, energi, keamanan, dan pertahanan.

Pertemuan tersebut awalnya direncanakan dilaksanakan pada Oktober tetapi kemudian dibatalkan atas perbedaan pandangan soal pertahanan dan energi.

Macron dan Scholz, bersama sejumlah menteri dan anggota parlemen kedua negara, berkumpul di Paris untuk menghadiri berbagai perayaan dan sejumlah pertemuan selama satu hari dalam rangka memperingati 60 tahun perjanjian persahabatan Elysee.

Oleh : Yoanita Hastryka Djohan/Antara
Editor : Yakop

Selasa, 19 April 2022

Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina

Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina
Lima senjata mematikan yang dituduh digunakan Rusia di Ukraina.

Borneo Tribun, Jakarta -- Rusia telah dituduh menggunakan segala sesuatu mulai dari apa yang disebut bom vakum hingga senjata kimia saat berjuang untuk menyalip Ukraina.


Beberapa senjata terburuk yang diduga digunakan Moskow tidak pandang bulu, memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap penduduk sipil dari pejabat Ukraina, barat, dan kelompok hak asasi manusia yang memantau perang.


“Ada penargetan yang disengaja terhadap penduduk sipil dan non-kombatan, yang bertentangan dengan hukum internasional,” kata John Erath, penasihat kebijakan senior untuk Pusat Pengendalian dan Nonproliferasi Senjata. “Dan itu benar-benar tidak masalah jenis senjata apa yang digunakan. Itu sangat buruk.”


Berikut adalah lima senjata terburuk yang dituduh digunakan Rusia dalam invasinya.


Munisi Tandan

Munisi tandan, yang dirancang untuk digunakan melawan beberapa target sekaligus, terdiri dari sebuah wadah yang berisi banyak submunisi kecil dan bom yang tersebar di area yang luas.


Selain ancaman yang mereka timbulkan saat diluncurkan, terkadang amunisi yang lebih kecil gagal meledak saat terjadi benturan — mengakibatkan ancaman baru bagi warga sipil yang dapat bertahan bahkan setelah konflik awal berakhir.


Konvensi Munisi Tandan, yang menjadi hukum internasional yang mengikat pada 2010, melarang penggunaan senjata tersebut. Hingga saat ini,  123 negara  telah menjadi pihak dalam perjanjian tersebut, meskipun Rusia, Ukraina, dan AS tidak termasuk di antara mereka. 


Tuduhan bahwa Rusia menggunakan munisi tandan melawan Ukraina pertama kali muncul pada hari-hari awal perang, ketika organisasi hak asasi manusia seperti  Human Rights Watch  dan  Amnesty International  melaporkan bahwa pasukan Rusia menggunakan senjata tersebut pada hari-hari perang.


Pada Rabu, 30 Maret, kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Michelle Bachelet mengatakan ada " tuduhan yang kredibel " bahwa pasukan Rusia menggunakan munisi tandan setidaknya 24 kali, mencatat bahwa organisasi itu juga menyelidiki tuduhan bahwa mereka digunakan oleh pasukan Ukraina. 


Senjata termobarik

Senjata termobarik, sering disebut sebagai "bom vakum," terdiri dari wadah bahan bakar dengan dua bahan peledak terpisah, menurut  Pusat Pengendalian Senjata dan Non-Proliferasi .


Ketika senjata dijatuhkan atau diluncurkan, muatan pertama meledak untuk membubarkan partikel bahan bakar, dan kemudian muatan kedua menyalakan bahan bakar dan oksigen yang tersebar, menciptakan gelombang kedua tekanan dan panas ekstrem yang dapat menciptakan vakum parsial di ruang terbatas. 


Ada lebih dari satu jenis senjata termobarik, kata Erath. Dia mencatat bahwa Rusia menggunakan bom barel, yang biasanya dijatuhkan dari pesawat atau helikopter.


Duta Besar Ukraina untuk AS Oksana Markarova mengatakan kepada wartawan pada 28 Februari bahwa Rusia telah menggunakan bom vakum sebelumnya hari itu. 


Pada 9 Maret, Kementerian Pertahanan Inggris  mentweet  bahwa Rusia telah mengkonfirmasi penggunaan sistem TOS-1A, peluncur roket yang dapat menembakkan roket dengan hulu ledak termobarik. 


Senjata kimia

AS dan sekutunya telah menyatakan ketakutan bahwa Rusia dapat mengerahkan senjata kimia terhadap pasukan dan warga sipil Ukraina, tetapi telah menahan diri untuk mengkonfirmasi laporan yang muncul awal pekan lalu bahwa senjata terlarang itu dikerahkan di kota Mariupol.


Michael Carpenter, Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa, mengatakan pada 13 April bahwa ada “informasi yang dapat dipercaya” bahwa pasukan Rusia “mungkin telah menggunakan” campuran agen pengendali kerusuhan, seperti gas air mata, dicampur dengan bahan kimia. untuk melumpuhkan pejuang Ukraina dan warga sipil.


Namun pernyataannya ditolak oleh Departemen Luar Negeri beberapa jam kemudian, dengan juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan bahwa Carpenter mengacu pada informasi bahwa pasukan Rusia menimbun senjata dan mampu melakukan serangan semacam itu, tetapi AS tidak dapat mengonfirmasi bahwa mereka telah melakukannya. melakukannya.


"Kami terlibat dalam percakapan langsung dengan mitra kami untuk mencoba dan menentukan apa yang sebenarnya terjadi di Mariupol," kata juru bicara Departemen Luar Negeri kepada The Hill, Senin.


Tuduhan senjata kimia dibuat pada 11 April oleh kelompok paramiliter Ukraina sayap kanan Azov Batalyon, tetapi tidak dikonfirmasi secara independen.


Matthew Kroenig, direktur Inisiatif Strategi Scowcroft Dewan Atlantik, tidak jelas agen apa yang bisa digunakan, tetapi mengatakan itu masuk ke dalam buku pedoman Rusia yang mungkin untuk menguji tingkat respons internasional.


“Mungkin apa yang kadang-kadang disebut sebagai 'salami slicing' oleh Putin, coba sedikit dan lihat apa responsnya, jika tidak ada respons besar, lakukan sedikit lagi, tidak ada respons besar, untuk sedikit lagi — mencoba untuk melihat seberapa banyak dia bisa lolos, ”katanya.


Rudal hipersonik

Rusia mengklaim  pada 19 Maret  bahwa mereka menembakkan senjata hipersonik ke fasilitas penyimpanan senjata bawah tanah di desa Deliatyn Ukraina di wilayah Ivano-Frankivsk.


Pentagon tidak dapat memverifikasi atau membantah klaim tersebut pada saat itu. Menteri Pertahanan Lloyd Austin bahkan mengatakan kepada CBS " Face the Nation " bahwa sementara rudal hipersonik akan menjadi eskalasi dalam perang, dia "tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan."


Namun, Komandan Eropa AS Tod Wolters mengatakan kepada komite Angkatan Bersenjata Senat pada 29 Maret bahwa Rusia telah meluncurkan "beberapa" hipersonik di Ukraina.


“Ada beberapa peluncuran. Sebagian besar dari mereka diarahkan ke sasaran militer, ”kata Wolters. 


Hipersonik dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar lima kali kecepatan suara, membuatnya sulit untuk dideteksi.


Washington telah berlomba untuk bersaing dengan Rusia dan China, yang juga berbalik arah dengan uji coba senjata hipersonik akhir tahun lalu.


Sekitar waktu yang sama Rusia mengklaim meluncurkan hipersoniknya di Ukraina bulan lalu, AS juga berhasil menguji rudal hipersonik, tetapi tetap diam untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Rusia.


Flechette

The Washington Post  melaporkan  pada hari Senin bahwa Rusia mungkin telah menggunakan proyektil kecil yang disebut fléchettes dalam sebuah insiden pada akhir Maret.


Proyektil 3 sentimeter, yang digunakan dalam Perang Dunia 1 dan di Vietnam, kemungkinan berasal dari amunisi Rusia yang dapat membawa proyektil.


Senjata itu kontroversial karena sifatnya yang tidak pandang bulu, tetapi tidak secara eksplisit dilarang oleh konvensi internasional.


(YK/ER)

Zelensky mengatakan Rusia telah memulai 'pertempuran untuk Donbas'

Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara selama pertemuan dengan Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa, Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki dan Wakil Perdana Menteri Polandia Jaroslaw Kaczynski atas nama Dewan Eropa, di Kyiv, Ukraina, pada hari Selasa, 15 Maret 2022. Di sebelah kanan adalah Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal. (Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP)


Borneo Tribun, Jakarta -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Senin bahwa Rusia telah memulai pertempurannya untuk Donbas, setelah berkumpul kembali menjelang serangan yang diharapkan di wilayah timur negara itu.


“Sekarang dapat dinyatakan bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbas, yang telah mereka persiapkan sejak lama,” kata Zelensky dalam sebuah pidato . “Sebagian besar dari seluruh tentara Rusia sekarang fokus pada serangan ini.”


“Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang didorong ke sana, kami akan bertarung. Kami akan membela diri kami sendiri,” tambah presiden, seraya mengatakan dia berterima kasih kepada semua pejuang Ukraina, terutama di daerah-daerah yang terkena dampak parah seperti Donbas dan Mariupol. 


Juga pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Ukraina mentweet bahwa "tentara genosida Moskow memusatkan pasukannya di Ukraina timur." 


“Serangan roket, pemboman, dan penembakan artileri tersebar luas,” katanya. "Mariupol sedang dihancurkan oleh bom udara multiton."


“Prajurit kami memukul dan akan terus mengalahkan musuh,” tambah kementerian itu.


Ukraina telah mempersiapkan kemungkinan serangan di wilayah timurnya sejak pasukan Rusia mengalihkan fokus mereka dari ibu kota Kyiv awal bulan ini.


Setelah pembicaraan damai, jumlah pasukan Rusia di kota Kyiv dan Chernihiv berkurang, sebuah langkah yang diklaim oleh AS dan Ukraina sebagai upaya untuk memfokuskan kembali wilayah Donbas. 


“Kami sebenarnya tidak melihat penarikan pasukan Rusia. Apa yang kami lihat adalah bahwa mereka memposisikan ulang mereka dan bahwa mereka merencanakan serangan yang lebih luas di wilayah Donbas,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg   saat itu .


Sekitar waktu itu, sekretaris pers Pentagon  John Kirby  mengatakan  bahwa Rusia “berusaha untuk memasok dan memperkuat upaya mereka di Donbas.”


“Tampaknya itu campuran personel yang membawa kendaraan serta kendaraan lapis baja dan mungkin beberapa artileri, mungkin beberapa kemampuan yang memungkinkan,” kata Kirby.


Sejak 2014, pasukan Ukraina telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas. 


(YK/ER)

Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada UE di Kiev

Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada UE di Kiev
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. (Kantor Pers Kepresidenan Ukraina melalui AP)


Borneo Tribun, Jakarta -- Presiden Ukraina Vladimir Zelensky memberikan kuesioner lengkap kepada kepala delegasi Uni Eropa di Kiev, yang merupakan langkah Ukraina untuk mendapatkan status calon anggota Uni Eropa, kata kantor kepresidenan Ukraina, Senin.


"Presiden Vladimir Zelensky menyerahkan kepada Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Ukraina Matti Maasikas sebuah kuesioner yang telah diisi untuk negara kami untuk mendapatkan status calon anggota Uni Eropa," menurut sebuah pernyataan di situs web kepresidenan Ukraina.


"Rakyat Ukraina telah dipersatukan oleh tujuan ini untuk merasa menyatu dengan Eropa, bagian dari Eropa, bagian dari Uni Eropa," kata Zelensky.


Dia berterima kasih kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell dan Maasikas atas kerja cepat mereka dalam menyediakan kuesioner. 


"Ini adalah sinyal penting. Kami percaya bahwa kami akan menerima dukungan dan menjadi kandidat untuk masuk," kata Zelensky.


"Setelah itu, tahap berikutnya dan terakhir akan dimulai. Kami percaya bahwa prosedur ini akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang dan itu akan positif bagi sejarah rakyat kami."


Perdana Menteri Ukraina Denis Shmygal mengatakan bahwa pemerintah Ukraina, bersama dengan kantor presiden, segera menyiapkan jawaban atas pertanyaan kuesioner Uni Eropa dan sekarang "pekerjaan sedang dilakukan untuk mengintegrasikan Ukraina ke dalam Uni Eropa."


"Kami sudah terintegrasi ke dalam jaringan listrik Uni Eropa," katanya. "Sekarang kami terus bekerja dengan Komisi Eropa tentang integrasi dan jaringan umum roaming gratis, ruang pembayaran gratis."


Maasikas mengatakan dia juga "merasa menjadi bagian dari tim yang bekerja untuk menjadikan Ukraina status kandidat untuk keanggotaan UE," kata kantor presiden Ukraina. Menurut diplomat itu, jawaban Ukraina dalam kuesioner akan dianalisis dengan sangat cepat.


Tawaran Ukraina untuk bergabung dengan UE

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 8 April memberi Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, selama konferensi pers di Ukraina, kuesioner yang, ketika selesai, akan memungkinkan Dewan Eropa untuk mulai memperdebatkan masalah apakah akan memulai pembicaraan tentang aksesi Ukraina ke blok tersebut. Dia berjanji untuk membantu menyelesaikannya dalam beberapa minggu, bukan tahun.


Rekomendasi Komisi Eropa kepada Dewan Eropa untuk meluncurkan negosiasi tentang penerimaan ke blok tersebut akan menjadi langkah resmi pertama menuju aksesi.


Selanjutnya, negara tersebut harus setuju dengan negosiator Eropa tentang serangkaian kondisi atau "bab negosiasi" yang harus dipenuhinya.


Proses negosiasi dapat memakan waktu mulai dari beberapa tahun hingga jangka waktu yang tidak terbatas. Finlandia adalah yang tercepat untuk menempuh jalan itu, memakan waktu 3 tahun, sementara Turki adalah yang paling lambat setelah memulai pembicaraan pada tahun 2005 dan masih belum memiliki prospek pasti untuk menyelesaikannya.


Sebelumnya, Zelensky, dalam pidatonya di Dewan Eropa, mengatakan bahwa Uni Eropa seharusnya tidak menunda keputusan untuk mengakui Ukraina ke dalam Uni Eropa. Sebelumnya, ia menegaskan bahwa Komisi Eropa akan memutuskan masalah pemberian keanggotaan Ukraina di Uni Eropa dalam beberapa bulan.


Pada akhir Februari, presiden Ukraina meminta UE untuk segera memberikan keanggotaan negara itu. Pada 1 Maret, kepala staf presiden Ukraina, Andrey Yermak, mengumumkan bahwa aplikasi untuk aksesi dipercepat negara itu ke UE telah diterima, terdaftar, dan sedang dipertimbangkan.


Para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak di Versailles pada bulan Maret tidak memberikan status calon kepada Ukraina untuk bergabung dengan blok tersebut, tetapi menyatakan dukungan penuh untuk aspirasi Kiev.


Presiden Prancis Emmanuel Macron kemudian mengatakan bahwa dia berpikir bahwa sementara Ukraina dalam keadaan perang, ini bukan saat yang tepat untuk memulai prosedur aksesi, tetapi tidak adil untuk menutup pintu di depan negara itu.


Menurut Kanselir Austria Karl Nehammer, diskusi serius tentang kemungkinan masuknya Ukraina ke dalam Uni Eropa dapat dimulai setelah pemulihan negara itu.


(YK/ER)

Senin, 18 April 2022

Juru bicara Kremlin mengatakan Rusia akan menghadapi kebuntuan dengan Barat

Juru bicara Kremlin mengatakan Rusia akan menghadapi kebuntuan dengan Barat
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: Sergei Bobylev/TASS


Borneo Tribun, Jakarta -- Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dalam kondisi modern, satu negara tidak akan mampu mempertahankan dominasinya


Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia yakin Rusia akan menanggung konfrontasi saat ini dengan Barat.


"Kita bisa," katanya di televisi Rossiya-1 pada hari Minggu (17/4) kemarin, ketika ditanya oleh tuan rumah apakah Rusia, tidak seperti Uni Soviet, dapat bertahan dari kebuntuan dengan Barat.


Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dalam kondisi modern, satu negara tidak akan mampu mempertahankan dominasinya.


Menurut presiden, dunia unipolar, yang terbentuk setelah runtuhnya Uni Soviet, saat ini sedang hancur berkeping-keping.


(YK/ER)

Pasukan Khusus Rusia Bebaskan Sandera dari Masjid di Mariupol

Pasukan Khusus Rusia Bebaskan Sandera dari Masjid di Mariupol
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov.


Borneo Tribun, Moskow -- Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada hari Minggu (17/4) kemarin mengatakan pasukan khusus Rusia membebaskan sandera yang ditahan di sebuah masjid Turki di Mariupol.


"Operasi khusus untuk membebaskan sandera, yang ditahan di masjid Turki oleh Nazi Ukraina, dilakukan pada 16 April selama aksi ofensif untuk membebaskan Mariupol dan atas permintaan presiden Turki Recep Tayyip Erdogan," kata Jenderal Igor Konashenkov dikutip Tass.com.


Jenderal Igor Konashenkov mengungkapkan bahwa berkat tindakan tanpa pamrih oleh tim pasukan khusus Rusia, masjid itu tidak diblokir dan 29 gerilyawan, termasuk tentara bayaran asing, tewas. 


"Para sandera yang merupakan warga salah satu negara CIS dibebaskan dan dibawa ke lokasi yang aman," katanya.


(YK/ER)

Sabtu, 16 April 2022

Rusia mengirim surat resmi yang memperingatkan AS untuk berhenti mempersenjatai Ukraina

Rusia mengirim surat resmi yang memperingatkan AS untuk berhenti mempersenjatai Ukraina
Rusia mengirim surat resmi yang memperingatkan AS untuk berhenti mempersenjatai Ukraina.


BorneoTribun, Moskow -- Rusia telah mengirim surat resmi kepada AS yang memperingatkan bahwa pengiriman senjata sensitif dari Amerika Serikat dan NATO memperburuk ketegangan di Ukraina dan dapat menyebabkan "konsekuensi yang tidak dapat diprediksi," lapor The Washington Post .


Surat itu, yang dilihat oleh He Post, menambahkan bahwa AS telah melanggar aturan yang mengatur transfer senjata ke zona konflik.


Menurut surat tertanggal Selasa, Rusia menuduh NATO menghalangi negosiasi perdamaian awal dengan Ukraina "untuk melanjutkan pertumpahan darah."


Departemen Luar Negeri menolak untuk mengkonfirmasi korespondensi diplomatik pribadi. 


Namun, seorang juru bicara menambahkan bahwa itu dapat mengkonfirmasi bahwa bersama dengan sekutu dan mitra, “kami menyediakan Ukraina dengan bantuan keamanan senilai miliaran dolar, yang mitra Ukraina kami gunakan untuk efek luar biasa untuk mempertahankan negara mereka dari agresi tak beralasan dan tindakan mengerikan Rusia. dari kekerasan.” 


Berita tentang surat diplomatik itu muncul ketika Presiden  Biden  mengumumkan tambahan bantuan militer senilai $800 juta ke Ukraina minggu ini, yang untuk pertama kalinya termasuk amunisi canggih yang diminta oleh negara yang dilanda perang itu.


“Militer Ukraina telah menggunakan senjata yang kami sediakan untuk efek yang menghancurkan. Saat Rusia bersiap untuk mengintensifkan serangannya di wilayah Donbas, Amerika Serikat akan terus memberi Ukraina kemampuan untuk mempertahankan diri,”  kata Biden  .


Putaran terbaru bantuan keamanan AS mencakup campuran senjata dan pasokan lain yang telah diberikan Washington kepada Kyiv, serta kemampuan baru yang sebelumnya belum pernah dikirim. 


Menurut Pentagon, paket bantuan termasuk 11 helikopter Mi-17, 300 drone Switchblade, 200 pengangkut personel lapis baja M113, 18 howitzer dan 40.000 peluru artileri, 10 radar kontra-artileri, 500 rudal Javelin, kapal pertahanan pantai tak berawak dan peralatan pelindung di peristiwa serangan senjata kimia atau biologi.


Presiden juga telah memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi tersebut.


Rusia telah menarik pasukan dari sekitar ibukota Ukraina setelah berminggu-minggu mencoba untuk menangkap Kyiv tidak berhasil dan diperkirakan akan memfokuskan serangan di selatan dan timur, termasuk wilayah Donbas.


(YK/ER)

Zelensky mengatakan dunia harus mempersiapkan Rusia untuk menggunakan Senjata Nuklir

Zelensky mengatakan dunia harus mempersiapkan Rusia untuk menggunakan Senjata Nuklir
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.


BorneoTribun Jakarta -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky  pada hari Jumat memperingatkan bahwa dunia harus menanggapi dengan serius dan mempersiapkan kemungkinan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir dalam serangannya ke Ukraina. 


"Bukan hanya saya - saya pikir seluruh dunia, semua negara, harus khawatir, karena itu mungkin bukan informasi yang nyata, tetapi itu bisa menjadi kebenaran," kata Zelensky  kepada Jake Tapper dari CNN  ketika ditanya apakah dia khawatir dengan Presiden Rusia Vladimir . Putin mungkin menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina. 


Zelensky juga mengatakan Moskow dapat dengan mudah menggunakan senjata nuklir atau kimia, karena Putin tidak menghargai nyawa warga Ukraina.  


“Mereka bisa melakukannya, bagi mereka kehidupan orang-orang [tidak berarti] apa-apa,” kata Zelensky. “Kita harus berpikir, jangan takut, bersiaplah. Tapi itu bukan pertanyaan … hanya untuk Ukraina tetapi untuk seluruh dunia, saya pikir begitu.” 


Pesan Zelensky adalah perubahan mencolok dari  komentar yang dia buat bulan lalu , ketika dia mengatakan ancaman Putin  untuk menggunakan kekuatan nuklir jika Barat terlibat dalam perang adalah “gertakan.”  


Pada saat itu,  Putin baru-baru ini memerintahkan  agar pasukan nuklirnya disiagakan lebih tinggi setelah Zelensky berulang kali meminta NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina. 


“Saya pikir ancaman perang nuklir adalah gertakan. Menjadi seorang pembunuh adalah satu hal. Lain halnya dengan bunuh diri. Setiap penggunaan senjata nuklir berarti akhir bagi semua pihak, tidak hanya bagi orang yang menggunakannya,” kata Zelensky pada awal Maret.  


Komentar baru Zelensky juga mengikuti yang dibuat oleh Direktur CIA  William Burns  pada hari Kamis, ketika dia mengatakan bahwa AS tidak dapat "menganggap enteng" kesempatan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir karena semakin putus asa dalam invasinya, sekarang di hari ke-51. 


“Mengingat potensi keputusasaan Presiden  Putin  dan kepemimpinan Rusia, mengingat kemunduran yang mereka hadapi sejauh ini secara militer, tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir hasil rendah,” Burns mengatakan Kamis setelah pidato di Georgia Tech.   


Dunia sekarang menyaksikan dan menunggu ketika pasukan Kremlin — yang mundur dari sebagian besar Ukraina utara setelah gagal merebut ibu kota Kyiv — berkumpul kembali untuk serangan baru di wilayah Donbas di timur. 


(YK/ER)

Pentagon mendukung klaim Ukraina mengenai kapal perang Rusia dengan dua rudal

Pentagon mendukung klaim Ukraina mengenai kapal perang Rusia dengan dua rudal
Pentagon mendukung klaim Ukraina mengenai kapal perang Rusia dengan dua rudal.


BorneoTribun, New York -- Pasukan Ukraina menghantam kapal perang Rusia Moskva dengan dua rudal Neptunus, menyebabkannya terbakar dan tenggelam di Laut Hitam, kata Pentagon dikutip The Hill Friday.  


“Kami dapat memastikan kapal Rusia Moskva dihantam oleh dua rudal Neptunus Ukraina,” kata seorang pejabat senior pertahanan.  


Pernyataan AS mendukung laporan pasukan Ukraina, yang pada hari Kamis mengklaim telah menyerang Moskow dengan rudal jelajah anti-kapal, merusak secara serius apa yang dikenal sebagai kapal utama armada Laut Hitam Rusia.  


Rusia hanya mengakui bahwa seluruh awak kapal terpaksa dievakuasi setelah kebakaran semalam menyebabkan amunisi yang disimpan kapal meledak tetapi tidak menyebutkan serangan.  


Angkatan Laut Rusia kemudian berusaha untuk menarik kapal ke pelabuhan di semenanjung Krimea untuk perbaikan, tetapi tenggelam. 


Moskva – yang dapat membawa sekitar 500 awak – menjadi terkenal pada awal invasi ketika memerintahkan pasukan Ukraina di Pulau Ular untuk menyerah, hanya untuk diberitahu “f—” sendiri. Momen itu dibagikan secara luas sebagai seruan dan tanda perlawanan Ukraina.


Tenggelamnya kapal tersebut dapat mendorong peningkatan serangan Kremlin di Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan akan meningkatkan serangan sebagai pembalasan atas serangan terhadap aset Moskow, bahkan ketika terus menyangkal kapal telah berhasil diserang.  


Pasukan Rusia juga bersiap untuk serangan baru di wilayah Donbas di Ukraina timur.  


(YK/ER)

Jumat, 15 April 2022

Putin tidak pernah menolak untuk bertemu Zelensky, tetapi 'sebuah dokumen' perlu dirancang

Putin tidak pernah menolak untuk bertemu Zelensky, tetapi 'sebuah dokumen' perlu dirancang
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov. (Mikhail Metzel/TASS)


BorneoTribun, Moskow -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya bahwa hanya Ankara yang mampu membantu mencapai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.


Sementara, Dikutip Tass.com, Jum'at (15/4), bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin pada prinsipnya tidak pernah menolak untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky, tetapi sebuah dokumen harus disusun sebelum pertemuan tersebut dapat diatur, kata Juru Bicara Kepresidenan Dmitry Peskov, Kamis.


"Tidak ada novasi rinci mengenai masalah ini," kata Peskov berbicara pada jumpa pers harian. "Kami telah berbicara tentang pertemuan ini dengan mengatakan bahwa pada prinsipnya presiden [Rusia] tidak pernah menolaknya, tetapi kondisi tertentu harus diatur sebelum pertemuan ini, yaitu teks dokumen."


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya bahwa hanya Ankara yang mampu membantu mencapai kemajuan dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.


Namun, Presiden Rusia Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa Kiev mendorong negosiasi dengan Moskow ke jalan buntu lagi dengan menyimpang dari kesepakatan yang dicapai selama putaran Istanbul.


Perundingan Rusia-Ukraina dimulai pada 28 Februari dengan beberapa pertemuan antara kedua delegasi diadakan di Belarus. Kemudian, para perunding melanjutkan kontak melalui konferensi video. Pada 29 Maret, putaran pembicaraan tatap muka baru diadakan di Istanbul.


Operasi militer khusus Rusia di Ukraina

Pada 21 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengakuan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk. Rusia mengakui republik Donbass sesuai dengan konstitusi DPR dan LPR dalam batas-batas wilayah Donetsk dan Lugansk pada awal 2014.


Presiden Rusia Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus di Ukraina untuk melindungi orang-orang "yang telah menderita pelecehan. dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."


Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina. DPR dan LPR melancarkan operasi untuk membebaskan wilayah mereka di bawah kendali Kiev.


(YK/ER)

Hawks membuat terobosan dalam debat Rusia saat AS mempersenjatai Ukraina

Hawks membuat terobosan dalam debat Rusia saat AS mempersenjatai Ukraina
Ilustrasi. Hawks membuat terobosan dalam debat Rusia saat AS mempersenjatai Ukraina.


BorneoTribun, Jakarta -- Pejabat pemerintahan Biden yang berani mempersenjatai Ukraina dengan persenjataan yang lebih canggih dan mematikan membuat terobosan untuk mengubah kebijakan Gedung Putih yang mendapat kecaman karena terlalu lambat dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan. 


Pengumuman Presiden Biden minggu ini tentang bantuan militer tambahan $800 juta termasuk untuk pertama kalinya amunisi canggih yang diminta Ukraina.


Sementara paket itu masih kurang dari permintaan khusus yang dibuat oleh Ukraina, itu juga merupakan perubahan nyata.


Charles Kupchan, seorang rekan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri, mengatakan paket bantuan militer baru-baru ini adalah "perubahan signifikan" dan merupakan tanda bahwa pemerintah dan sekutu AS "secara konsisten meningkatkan panas" terhadap Rusia.


“Apakah masih ada garis merah? Ya, ”tambahnya, tetapi mengatakan AS telah berjalan sampai ke garis itu tanpa melewatinya.


Pengumuman paket baru itu menyusul tekanan publik dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky .


Zelensky berbicara pada hari Rabu dengan Biden selama hampir satu jam sebelum pengumuman paket senjata. Dia sebelumnya memposting di Twitter tuntutan untuk perangkat keras militer tertentu, termasuk jet tempur, tank, dan beberapa sistem peluncuran roket.


Kampanye, yang ditandai Zelensky sebagai "#ArmUkraine" adalah upaya untuk membuat AS dan sekutu Barat mempercepat pengiriman dan memenuhi tuntutan khusus untuk sistem senjata kritis ketika pasukan Rusia mundur, berkumpul kembali, dan memasok kembali menawarkan penangguhan hukuman singkat.


“Senjata yang datang ke Ukraina sangat lambat, kami sangat membutuhkannya. Itu sebabnya Presiden [Zelensky] mengumumkan kampanye ini,” Oleksiy Goncharenko, anggota parlemen Ukraina, mengatakan kepada The Hill. 


Analis luar dan orang-orang yang akrab dengan alasan pemerintah mengatakan kombinasi kehati-hatian dan kekhawatiran atas logistik telah membuat AS tidak memenuhi daftar keinginan Zelensky.


Paket tersebut, misalnya, tidak termasuk pesawat perang yang digambarkan Zelensky dalam video bandingnya sebagai "harus dimiliki" untuk "menyelamatkan jutaan orang Ukraina dan juga jutaan orang Eropa."


Juga akan memakan waktu sekitar empat minggu bagi AS untuk mengirimkan semua bantuan militer yang termasuk dalam paket $800 juta, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan kepada wartawan, Kamis. 


John Herbst, mantan duta besar untuk Ukraina dan rekan senior di Dewan Atlantik, menyambut baik paket militer Biden tetapi mengatakan Ukraina membutuhkan kekuatan udara, dan khususnya jet tempur MiG era Soviet dan pembom Sukhoi. 


“Mereka masih menolak MiG dan pembom Sukhoi, pembom MiG dan Sukhoi itu akan sangat berguna berurusan dengan tank Rusia dan pengangkut personel lapis baja di lapangan terbuka,” kata Herbst.


Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintah masih memiliki "kekhawatiran" tentang pengiriman MiG dari Polandia ke Ukraina, mengacu pada penilaian sebelumnya oleh Pentagon bahwa langkah seperti itu dapat memicu Putin untuk meningkatkan konflik dengan NATO. 


“Penilaian itu tidak berubah,” kata Psaki. 


Seorang analis luar dengan wawasan pemikiran pemerintah memuji Menteri Luar Negeri Antony Blinken karena condong ke depan dalam mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.


Analis, yang meminta anonimitas untuk berbicara terus terang, menunjuk dukungan Blinken untuk transfer MiG. Blinken pada 6 Maret mengatakan AS telah memberikan “lampu hijau” ke Polandia. Sumpah itu berjalan kembali oleh Gedung Putih pada hari berikutnya.


“Kebijakan ini dijalankan oleh Dewan Keamanan Nasional dan kami tahu bahwa naluri Blinken sangat berbeda, dan kami melihatnya dalam masalah MiG,” kata analis tersebut.


Pejabat AS secara terbuka menyarankan bahwa perubahan dalam perang mengubah jenis dukungan AS.


“Sifat konflik sedang berubah … dan karenanya masuk akal bahwa bentuk-bentuk dukungan yang tepat akan beradaptasi dengan kenyataan yang berubah itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pengarahan pada hari Rabu. 


Rusia diyakini akan menyusun kembali pasukannya untuk serangan yang lebih terkonsentrasi di wilayah timur dan selatan negara itu. 


Price, di Departemen Luar Negeri pada hari Rabu, mengatakan transfer senjata senilai $800 juta ke Ukraina datang menyusul seruan langsung dari Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba ke Blinken untuk meminta “senjata, senjata dan senjata.” 


“Dia bertemu dengan Sekretaris Blinken, dan Sekretaris Blinken punya tiga jawaban untuknya: ya, ya dan ya. Dan Anda melihat hari ini buah dari beberapa diskusi itu,” kata Price. 


William Taylor , direktur program Rusia dan Eropa di Institut Perdamaian AS, mengatakan semakin banyak bukti kekejaman terhadap warga sipil, dan tuduhan Biden atas Rusia yang melakukan genosida, telah mengubah pemerintah menjadi lebih agresif dalam memberikan bantuan. 


"Saya tidak merasakan keraguan itu lagi," kata Taylor.


“Saya berbicara dengan orang-orang di Pentagon yang akan berusaha keras membantu” meningkatkan transfer senjata, termasuk dari AS tetapi juga dari sekutu NATO seperti Republik Ceko dan Slovakia, yang masing-masing telah memberi Ukraina T -72 tank dan sistem pertahanan rudal S300 yang diminta Zelensky. 


“Birokrasi sedang mengerjakan ini, saya pikir, benar-benar penuh, dan ada hal-hal yang perlu ada di tangan Ukraina, seperti, besok, untuk mengganggu dan mempertahankan diri dari serangan besar yang tampaknya direncanakan oleh Rusia dan mereka dapat memulainya. setiap hari,” katanya.


Upaya itu juga mendapat dukungan dari sekutu utama seperti Inggris Raya, yang sangat hawkish.


“Ada jendela peluang,” James Cleverly, menteri luar negeri Inggris untuk Eropa dan Amerika Utara, mengatakan tentang perlunya meningkatkan pengiriman bantuan militer ke Ukraina.


“Kami menyediakan Ukraina dengan sistem yang mereka butuhkan untuk mempertahankan tanah air mereka dengan benar dan kami mencari untuk melakukan itu sementara Rusia semacam melakukan reposisi ini,” katanya selama wawancara di Washington minggu ini.


(YK/ER)

Mendukung Kiev adalah puncak dari kursus Russophobic Barat

Mendukung Kiev adalah puncak dari kursus Russophobic Barat
Kementerian Luar Negeri Rusia.


Borneo Tribun, Moskow -- Menteri mengatakan bahwa selama delapan tahun Barat telah "melindungi" keengganan Kiev untuk mematuhi perjanjian Minsk dan mendorong pihak berwenang Ukraina untuk menyelesaikan krisis di Donbass dengan paksa.


Dukungan tanpa syarat dari otoritas Ukraina oleh Washington dan Brussel telah menjadi puncak dari kursus Russofobia Barat, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada hari Kamis di konferensi Hubungan Internasional Digital - 2022 di MGIMO.


"Puncak dari kursus Russophobia ini adalah dukungan tanpa syarat Washington dan Brussel untuk rezim nasionalis radikal Kiev, pemeliharaan ultra-radikal di Ukraina, dan penciptaan 'anti-Rusia' dari Ukraina," katanya.


Menurutnya, Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, kini berupaya memulihkan dan mengkonsolidasikan dominasinya dalam urusan internasional, "agar terus menyelesaikan kepentingan pribadinya yang sempit dengan mengorbankan kepentingan nasional" negara lain. "Bagian terpenting dari garis agresif ini adalah kebijakan lama Barat tentang penahanan komprehensif dan sistemik negara kita. Di semua lini, seperti yang mereka katakan," katanya.


Menteri mengatakan bahwa selama delapan tahun Barat juga telah "melindungi" keengganan Kiev untuk mematuhi perjanjian Minsk dan mendorong pihak berwenang Ukraina untuk menyelesaikan krisis di Donbass dengan paksa. "Ukraina secara aktif diseret ke NATO, didorong dalam segala hal untuk melarang bahasa Rusia, pendidikan Rusia, media Rusia, menangkap orang, menganiaya dan bahkan membunuh jurnalis independen, dipompa dengan senjata mematikan," kata Lavrov.


(YK/ER)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno