Berita Borneotribun.com: Kamala Harris Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Kamala Harris. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kamala Harris. Tampilkan semua postingan

Senin, 03 Mei 2021

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India

Terkait COVID-19, Semakin Banyak Negara Larang Pendatang dari India
Bantuan peralatan untuk perawatan COVID-19 dari AS tiba di bandara Indira Gandhi, New Delhi (30/4).

BorneoTribun Amerika -- Semakin banyak negara yang untuk sementara melarang kedatangan dari India. Negara terpadat kedua di dunia itu terus mengalami lonjakan kasus COVID-19. Amerika melarang pendatang dari India mulai Selasa (4/5).

Presiden Amerika Joe Biden Jumat lalu mengumumkan pembatasan perjalanan baru terhadap India sehubungan epidemi COVID-19. Mulai Selasa, Amerika melarang sebagian besar warga, yang bukan warga Amerika, memasuki Amerika.

Pembatasan itu atas saran Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika dan diberlakukan mengingat "besar dan luasnya lonjakan pandemi COVID-19" di India," kata Gedung Putih.

Biden pada Jumat (30/4) menandatangani keputusan yang menerapkan pembatasan itu, yang pertama kali dilaporkan kantor berita Reuters. Dalam keputusan itu disebutkan bahwa India mencatat lebih dari sepertiga kasus baru virus corona global. Ditambahkan bahwa "diperlukan tindakan yang proaktif untuk melindungi kesehatan masyarakat dari pendatang yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Wakil Presiden Kamala Harris mengukuhkan Jumat sore bahwa Amerika akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei. Alasannya, lonjakan luar biasa kasus COVID-19 di negara itu dan munculnya varian yang berpotensi berbahaya. "Tidak diragukan lagi orang-orang khawatir," ujar Harris.

Berada di landasan bandara Cincinnati, Ohio, Harris mengatakan langkah itu "atas saran CDC, pakar COVID-19 dan pakar medis, serta penasihat keamanan nasional." Ia juga mengatakan Amerika mengirim "pesawat dengan pasokan yang mencakup oksigen" Jumat malam.

"Kita bertanggung jawab, terutama Amerika, terkait orang-orang yang telah bermitra dengan kita selama bertahun-tahun, untuk membantu ketika orang sedang membutuhkan," imbuhnya.

Inggris, Jerman, Italia, Thailand, Singapura, Kanada dan Hong Kong juga melarang kedatangan dari India. Australia dan Selandia Baru sudah lebih dulu menerapkan larangan itu dan memperpanjangnya.

Menanggapi larangan Selandia Baru, juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi mengatakan, "Mereka mengatakan bahwa ini adalah larangan sementara dan larangan ini tidak hanya untuk warga India tetapi juga untuk warga Selandia Baru di India."

Juga mulai 4 Mei, Irlandia mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang datang dari, atau transit di, India. Mereka yang keluar dari hotel karantina lebih cepat diancam denda, hukuman penjara, atau keduanya.

Sampai Minggu sore waktu Amerika, pusat data COVID-19 John Hopkins University mencatat hampir 20 juta kasus di India, nomor dua setelah Amerika Serikat. [ka/lt]

Oleh: VOA

Senin, 26 April 2021

Kamala Harris akan Imbau PBB untuk Bersiap Hadapi Pandemi Berikutnya

Kamala Harris akan Imbau PBB untuk Bersiap Hadapi Pandemi Berikutnya
Wakil Presiden Kamala Harris berbicara di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di kompleks Gedung Putih di Washington, 14 April 2021. (Foto: AP)

BorneoTribun Amerika -- Wakil Presiden Kamala Harris, Senin (26/4), akan menyampaikan kepada anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa saat ini adalah waktu bagi para pemimpin dunia untuk mulai bekerja serius tentang bagaimana mereka akan menanggapi pandemi global berikutnya.

Kamala akan melakukan pidato virtual keduanya di hadapan badan PBB sejak pelantikannya pada saat Amerika Serikat berhasil membuat kemajuan dalam program vaksinasi dan sebagian besar dunia berjuang untuk mendapatkan vaksin.

“Pada saat yang sama dunia bekerja untuk melewati pandemi ini, kita juga tahu bahwa kita harus bersiap untuk menghadapi pandemi berikutnya,” kata Kamala, berdasarkan kutipan pidato yang diperoleh Associated Press. Pidato tersebut akan dipandu oleh perwakilan tetap PBB untuk Argentina, Jepang, Norwegia, dan Afrika Selatan.

Pemerintahan Biden akan menandai 100 hari pertamanya menjabat pada minggu ini. Presiden Joe Biden dijadwalkan berpidato di depan Kongres pada Rabu (28/4) dan pasti akan menyoroti kemajuan yang telah dibuat pemerintahannya dalam menanggapi krisis kesehatan masyarakat terburuk di AS dalam lebih dari satu abad.

Kamala, menurut kutipan pidatonya, akan secara luas menguraikan bagaimana pemerintah AS dan negara lain harus mempertimbangkan untuk memfokuskan perhatian mereka. Langkah-langkah tersebut termasuk meningkatkan aksesibilitas ke sistem kesehatan, investasi dalam sains, petugas kesehatan dan kesejahteraan perempuan, dan peningkatan kapasitas untuk peralatan pelindung diri, dan pembuatan vaksin serta pengujian.

Kamala mengatakan banyak yang telah dipelajari selama setahun terakhir tentang kesiapsiagaan dan respons pandemi, tetapi tidak bijaksana untuk bersikap santai.

“Kami telah diingatkan bahwa status quo tidak cukup baik, dan inovasi memang jalan ke depan,” kata Kamala.

Duta Besar Biden untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, juga dijadwalkan untuk menyampaikan sambutan pada acara virtual pada Senin (26/4) dan bermaksud menyerukan kepada negara-negara untuk "membangun arsitektur kesiapsiagaan pandemi untuk masa depan."

“Hal yang dapat diambil dari tahun lalu ini jelas: Dunia hampir tidak dapat bertahan dari pandemi ini,” kata Thomas-Greenfield dalam kutipan dari sambutannya yang telah dipersiapkan. “Kita harus siap untuk (pandemi) berikutnya,” katanya. [ah/ft]

Oleh: VOA

Kamis, 18 Maret 2021

Wapres Kamala: Status Perempuan Identik dengan Status Demokrasi

Wapres Kamala: Status Perempuan Identik dengan Status Demokrasi
Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri sesi diskusi usaha kecil di Maria Empanada, di Denver, Colorado, Selasa, 16 Maret 2021.

BorneoTribun Amerika, Internasional -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, Selasa kemarin (16/3), mengatakanketika perempuan tidak memperoleh hak kesetaraan, hal itu akan membuat demokrasi semakin sulit untuk berkembang.

Dia mengatakan hal itu melalui pesan video dalamkonferensi perempuan, Commission on the Status of Women ke-65, yang digelar oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dengan kata lain, imbuh Harris, status perempuan itu identik dengan status sebuah demokrasi.

Harris adalah wakil presiden perempuan Amerika yang pertama. Ia menegaskan demokrasi harus menjamin setiap warganya, terlepas dari gender, harus memiliki suara yang setara.

“Status demokrasi pada dasarnya juga bergantung pada pemberdayaan perempuan,” katanya. “Tidak hanya karena pengucilan perempuan dalam pengambilan keputusan merupakan ciri dari sebuah demokrasi yang rancu, tetapi karena penyertaan perempuan memperkuat demokrasi.”

Partisipasi Wapres Kamala Harris adalah pertama kalinya Amerika turut ambil bagian dalam pertemuan pada tingkat setinggi itu.

Pertemuan selama dua minggu itu biasanya dihadiri lebih dari 2.000 perempuan ke markas besar PBB di New York. Namun, karena pandemi virus corona, acara tersebut tahun ini kebanyakan diselenggarakan secara virtual.

Tema konferensi tahun ini adalah “partisipasi perempuan secara penuh dan efektif serta pengambilan keputusan dalam ranah publik, dan juga eliminasi kekerasan untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan.”

Dalam sambutannya pada Selasa (16/3) yang direkam sebelumnya, Wapres Harris mencatat pemberdayaan perempuan di Amerika masih diperjuangkan.

“Para perempuan di Amerika memimpin pemerintahan pada tingkat lokal, negara bagian, dan nasional yang membuat keputusan terkait keamanan negara sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Wakil Presiden AS. Ini merupakan tanda-tanda kemajuan dan kekuatan. Namun para sahabat, kita tidak bisa meremehkan kemajuan ini.”

Harris memperingatkan demokrasi dan kebebasan semakin ditekan, dan mencatat bahwa pakar berpendapat tahun lalu terjadi kemunduran terbesar di dunia.

“Jadi, selagi kita berjuang melawan krisis kesehatan global dan krisis ekonomi, penting bagi kita untuk terus mempertahankan demokrasi,” katanya. “Untuk memenuhi tujuan itu, Amerika memperkuat keterlibatannya di PBB dan sistem multilateral dunia.”

Sejak Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dilantik pada 20 Januari 2021, mereka bergerak cepat terlibat aktif di PBB, membalikkan keputusan-keputusan pemerintahan Trump yang memutuskan hubungan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan Dewan HAM, dan menarik bantuan pendanaan Amerika dari Dana Populasi PBB, sebuah program yang menyediakan layanan kesehatan reproduktif bagi perempuan di negara-negara miskin. [jm/mg]

Oleh: VOA Indonesia

Senin, 09 November 2020

Warga India di Desa Leluhur Kamala Harris Ikut Bergembira

Kamala Harris, yang juga berdarah India
Kamala Harris, yang juga berdarah India.

BorneoTribun - Warga di desa leluhur wakil presiden terpilih Amerika, Kamala Harris, menyalakan kembang api, sementara paman dari pihak ibunya terus menerus melakukan wawancara melalui telepon dengan wartawan, di rumahnya di New Delhi.

Mereka bergembira karena Kamala Harris, yang juga berdarah India, berhasil menorehkan sejarah dengan menjadi wakil presiden terpilih di Amerika.

India pernah memiliki perdana menteri perempuan lebih dari 50 tahun lalu, ketika Indira Gandhi menjadi perdana menteri perempuan pertama pada 1966. 

Di Desa Thulasendirapuram, di bagian selatan Tamil Nadu di mana kakek Harris dari pihak ibu dilahirkan, suasananya sangat meriah. Sejumlah perempuan menggambar mural, anak-anak membawa poster Kamala dan warga menyampaikan puji syukur di sebuah kuil di desa itu, menyebut Kamala sebagai “putri desa kami.”

“Selamat kepada Kamala Harris, kebanggaan desa kami, selamat Amerika,” ujar salah seorang penduduk yang ikut merayakan kemenangan Kamala sambil membagi-bagikan permen. Dalam beberapa hari terakhir ini, desa itu memanjatkan doa-doa khusus bagi Kamala. Warga desa itu ikut mengamati dengan seksama perolehan suara pemilihan presiden di Amerika.

 Para perempuan merayakan kemenangan Kamala Harris di Painganadu dekat Desa Thulasendrapuram, desa kelahiran kakek Kamala dari ibunya, di Tamil Nadu, India, Minggu, 8 November 2020.

Di rumah paman dari pihak ibunya di New Delhi, Gopalan Balachandran, merasa bangga atas keberhasilan keponakannya bercampur dengan perasaan lega setelah Kamala diproyeksikan sebagai wakil presiden terpilih.

“Saya sangat gembira dengan Kamala, tetapi juga gembira pada kita semua,” ujar Balachandran, pensiunan akademisi berusia 79 tahun, kepada VOA. “Saya khawatir dengan arah keamanan internasional secara keseluruhan,” tambahnya.

Bagi kebanyakan warga India, langkah Kamala menjadi wakil presiden perempuan terpilih pertama, kandidat kulit hitam pertama dan orang Amerika keturunan India pertama, melambangkan pencapaian komunitas India di Amerika. 

Ini merupakan momentum yang tidak pernah dibayangkan Balachandran ketika sekitar 60 tahun lalu saudara perempuannya, Shyamala Gopalan, bermigrasi dari Kota Chennai di selatan India untuk belajar ke Amerika. Shyamala kemudian menikah dengan menikah dengan seorang warga Jamaika, yang adalah ayah Kamala Harris.

Balachandran mengatakan nilai-nilai yang diserap Kamala ketika tumbuh dewasa sangat sederhana. “Jangan menilai siapa pun dari apa yang mereka makan, apa agama mereka, apa bahasa yang mereka gunakan, hal-hal seperti itu. Pada dasarnya adalah soal menjadi manusia, dan bahwa menjadi manusia dalam keluarga kami bukan sesuatu yang istimewa,” ujarnya.

Ditambahkannya bahwa adiknya atau ibu Kamala, selalu mengajar kedua putrinya supaya kuat. 

Ketika menyampaikan pidato pertamanya sebagai wakil presiden terpilih pada Sabtu  (7/11) malam, Kamala menyebut India sebagai akar dirinya. Ia juga menyebut dukungan yang diperolehnya dari para “chitthis” atau bibi atau tante” dalam bahasa Tamil Nadu. Hal itu membuat Kamala menjadi berita utama berbagai surat kabar di India dan menggembirakan banyak warga India.
Perdana Menteri India Narendra Modi ikut menyampaikan ucapan selamat. (VOA)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno