Berita Borneotribun.com: KTM Hari ini
Tampilkan postingan dengan label KTM. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KTM. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 April 2025

Brad Binder Alami Akhir Pekan Tersulit di MotoGP Qatar 2025, KTM Masih Cari Solusi

Brad Binder Alami Akhir Pekan Tersulit di MotoGP Qatar 2025, KTM Masih Cari Solusi
Brad Binder Alami Akhir Pekan Tersulit di MotoGP Qatar 2025, KTM Masih Cari Solusi.

JAKARTA - Gelaran MotoGP Qatar 2025 di Sirkuit Lusail ternyata menjadi momen yang penuh tantangan bagi pembalap andalan Tim Pabrikan KTM, Brad Binder. Pembalap asal Afrika Selatan tersebut menyebut balapan kali ini sebagai "akhir pekan tersulit sepanjang karier saya di MotoGP."

Harapan besar sempat menyelimuti garasi KTM menjelang balapan ini. Musim lalu, Binder berhasil meraih dua podium di trek yang sama. Namun sayangnya, performa KTM justru menurun drastis di musim ini. Bukannya tampil kompetitif, mereka malah kesulitan sejak sesi latihan hingga balapan utama.

Kualifikasi Buruk, Sprint Race Penuh Frustrasi

Performa Binder sudah terlihat tidak meyakinkan sejak sesi kualifikasi. Ia hanya mampu start dari posisi ke-18, yang tentu jauh dari ekspektasi tim maupun penggemar. Dalam sprint race yang berlangsung sehari sebelum balapan utama, Binder bahkan menyebut performanya sebagai “balapan terburuk dalam hidup saya.”

Masalah teknis menjadi biang keladi dari hasil buruk tersebut. Motor RC16 miliknya mengalami gangguan chatter getaran berlebih yang membuat motor sulit dikendalikan, terutama saat melibas tikungan. Binder merasa tidak pernah benar-benar nyaman di atas motornya sepanjang akhir pekan.

“Setiap kali saya coba dorong, entah ban depan terasa hilang grip atau ban belakang spin parah. Nggak ada momen di mana saya merasa bisa percaya diri penuh dengan motor ini,” ujar Binder.

Sprint race berakhir dengan posisi ke-14 untuk Binder jauh dari zona poin yang biasanya ia tempati.

Grand Prix Tak Jauh Berbeda

Harapan untuk bangkit di race utama pada hari Minggu juga pupus. Binder kembali mengalami kesulitan besar dan hanya mampu finis di posisi ke-14. Namun, ia mendapat promosi ke posisi 13 setelah Maverick Vinales dari tim Tech3 (juga bagian dari keluarga KTM) dijatuhi penalti akibat tekanan ban yang tidak sesuai regulasi.

Meski naik satu peringkat, hasil tersebut tetap mengecewakan. Binder finis lebih dari 17 detik di belakang pemenang lomba sebuah jarak yang cukup mencolok untuk ukuran pembalap pabrikan.

“Kami sudah coba banyak settingan berbeda, tapi nggak ada yang benar-benar bekerja. Sejak lap pertama saya merasa ban belakang tidak punya grip sama sekali,” tambahnya. “Akhir pekan ini benar-benar berat, dan sekarang saya cuma bisa fokus ke balapan selanjutnya di Jerez.”

Pedro Acosta Lebih Stabil, Tapi Belum Maksimal

Di sisi lain, rekan setim Binder di KTM, Pedro Acosta, juga tidak sepenuhnya lepas dari masalah. Setelah penampilan cemerlang pada debutnya di Qatar tahun lalu, banyak yang berharap Acosta bisa mengulang performa gemilang tersebut. Sayangnya, sprint race kali ini juga menjadi mimpi buruk bagi pembalap muda asal Spanyol itu.

Namun, Acosta berhasil memperbaiki performanya saat balapan utama. Ia mampu finis di posisi kesembilan, dan kemudian naik ke posisi delapan karena penalti Vinales.

“Saya anggap ini balapan yang bisa diterima, walaupun bukan yang terbaik. Saya start dari posisi jauh, dan butuh waktu buat menyalip banyak pembalap,” jelas Acosta. “Tapi perasaannya mirip kayak tahun lalu nggak ada chatter, motor juga lebih stabil.”

Meskipun belum sesuai target, Acosta tetap optimis. Menurutnya, ketika motor berada dalam kondisi optimal, KTM bisa bersaing di barisan depan.

KTM Harus Segera Temukan Jawaban

Performa yang kurang menggembirakan dari dua pembalap andalan ini menunjukkan bahwa KTM masih memiliki pekerjaan rumah besar jika ingin bersaing dengan Ducati, Yamaha, dan Honda di papan atas klasemen. Terutama, mereka harus segera menemukan solusi atas masalah chatter dan grip ban belakang yang dikeluhkan Binder.

Balapan selanjutnya di Jerez akan menjadi ujian penting bagi tim pabrikan Austria ini. Apakah mereka bisa bangkit dan menemukan kembali performa terbaiknya? Atau justru kembali kesulitan dan tertinggal lebih jauh dari pesaing utama?

Yang jelas, para penggemar berharap Brad Binder dan Pedro Acosta bisa kembali menunjukkan kemampuan terbaik mereka di atas lintasan. Dengan musim yang masih panjang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar.

Drama Luar Biasa di MotoGP: Maverick Vinales Hadapi Penalti, Tapi Tetap Tunjukkan Karakter Luar Biasa!

Drama Luar Biasa di MotoGP Maverick Vinales Hadapi Penalti, Tapi Tetap Tunjukkan Karakter Luar Biasa!
Drama Luar Biasa di MotoGP: Maverick Vinales Hadapi Penalti, Tapi Tetap Tunjukkan Karakter Luar Biasa!.

JAKARTA - Maverick Vinales baru saja meraih pencapaian luar biasa di MotoGP 2025, yang hampir membawanya ke podium pertama untuk KTM. Namun, apa yang terjadi di Qatar membuat para penggemar dan tim sangat terkejut dan kecewa. 

Setelah tampil memukau dan berada di posisi kedua, Vinales dijatuhkan ke posisi 14 akibat penalti tekanan ban. 

Meskipun demikian, sikap dan karakter yang ia tunjukkan setelah kejadian ini memberikan inspirasi bagi banyak orang di dunia balap.

Sialnya Penalti yang Mematahkan Harapan

KTM, yang sempat menghadapi banyak masalah teknis di awal musim, akhirnya melihat adanya harapan besar ketika Maverick Vinales menunjukkan performa luar biasa. 

Di balapan pertama musim ini di Qatar, Vinales yang mengendarai motor KTM dari tim Tech3, hampir saja meraih podium pertamanya bersama KTM setelah beberapa tahun. 

Ia tampil luar biasa dengan melesat dari posisi ke-6 menjadi posisi ke-2 di awal balapan.

Namun, harapan itu kandas setelah dia menerima penalti karena tekanan ban yang terlalu rendah. 

Vinales menghabiskan beberapa lap di bawah batas tekanan ban yang ditetapkan, yang berujung pada penalti yang menjatuhkannya ke posisi 14. 

Meskipun ini adalah keputusan yang sah menurut aturan, bagi tim dan Vinales, hal ini terasa sangat berat, terutama mengingat usaha keras yang telah mereka lakukan untuk mencapai posisi tersebut.

Perjuangan Tim Tech3 dan Tanggapan Herve Poncharal

Herve Poncharal, bos tim Tech3, mengungkapkan betapa beratnya momen tersebut bagi seluruh tim. 

Tim Tech3 sangat percaya diri dengan potensi Vinales setelah balapan sprint yang kurang memuaskan, dan ketika dia tiba-tiba menunjukkan kecepatan luar biasa di balapan utama, mereka hampir tidak bisa mempercayainya. 

"Seluruh tim merasa terlibat di setiap putaran balapan. Ketika Maverick melewati garis finis di posisi kedua, seluruh tim merasa lega dan sangat bahagia," ujar Poncharal.

Namun, meskipun penalti itu sah, Poncharal mengakui bahwa rasa kecewa dan emosi tim sangat mendalam. 

"Kami bukan robot. Ini adalah olahraga dengan level yang sangat tinggi, dan meskipun terlihat dingin di luar, jangan pernah lupa bahwa seluruh tim memiliki hasrat besar terhadap olahraga ini. Kami bersama-sama dengan pembalap di atas motor," lanjut Poncharal.

Karakter Luar Biasa Maverick Vinales

Yang menarik dari situasi tersebut adalah sikap Maverick Vinales setelah menerima penalti. Sebagai pembalap yang sudah mengalami banyak kesulitan, baik di Texas maupun Qatar sebelumnya, Vinales justru menjadi sosok yang memotivasi timnya untuk tetap tersenyum dan merayakan pencapaian mereka meskipun tidak mendapatkan podium.

Poncharal sendiri sangat terkesan dengan sikap Vinales. "Setelah semuanya, Maverick justru datang kepada kami dan berkata, ‘Hei teman-teman, senyum, kita berhasil! Mari kita rayakan!’ Cara dia menghadapinya adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat dalam hidup saya—dan saya sudah berada di dunia balap hampir setengah abad!" ujar Poncharal dengan bangga.

Vinales yang pernah merasakan kesulitan dalam kariernya, menunjukkan bahwa meskipun hasil akhir tidak sesuai harapan, sikap positifnya tetap menginspirasi banyak orang. 

Ia membuktikan bahwa meskipun dilanda kesulitan, seorang juara sejati tetap dapat bangkit dan memimpin timnya dengan semangat.

Dukungan dari Marc Marquez, Francesco Bagnaia, dan Davide Tardozzi

Tidak hanya tim Tech3, bahkan rival-rival utama Vinales di MotoGP juga memberikan pujian. Dalam sebuah video di ruang pendinginan, Marc Marquez dan rekan setimnya di Ducati, Francesco Bagnaia, memuji penampilan Vinales dan KTM. 

Mereka sangat terkesan dengan percepatan motor KTM dan cara Vinales mengeluarkan performa maksimal di setiap tikungan.

"Tanggapan positif dari Marc dan Pecco memberikan dorongan besar bagi seluruh tim KTM. Mereka mengagumi cara motor KTM melesat keluar dari tikungan dan itu sangat memotivasi seluruh pembalap KTM lainnya," jelas Poncharal. 

Bahkan, Davide Tardozzi, manajer tim Ducati, memberikan komentar positif mengenai penampilan KTM, menyatakan bahwa persaingan di MotoGP sangat penting untuk meningkatkan kualitas kejuaraan.

Apakah KTM Bisa Mengulang Performa Ini di Balapan Berikutnya?

Kini, semua mata tertuju pada apakah Maverick Vinales dan KTM bisa mengulang performa luar biasa mereka di balapan berikutnya, terutama di Jerez. 

Poncharal mengungkapkan bahwa meskipun mereka merasa positif setelah balapan di Qatar, Jerez akan menjadi tantangan besar.

"Kami tahu Maverick suka dengan sirkuit Texas dan Qatar, namun Jerez adalah sirkuit yang sangat berbeda. Ini akan menjadi ujian yang sangat besar bagi kami," ujar Poncharal.

KTM, yang selama ini menghadapi banyak tantangan, akhirnya menunjukkan potensi besar mereka. Meskipun hasil akhirnya tidak sesuai harapan, performa yang mereka tunjukkan di Qatar memberikan sinyal positif bahwa mereka bisa bersaing dengan tim-tim besar di MotoGP.

Bagi Maverick Vinales dan tim KTM, balapan di Qatar adalah salah satu momen yang tidak akan terlupakan. 

Meskipun penalti menghalangi mereka untuk meraih podium, semangat juang dan karakter yang ditunjukkan Vinales menjadi bukti bahwa MotoGP lebih dari sekadar balapan. 

Ini adalah tentang bagaimana tim dan pembalap saling mendukung, menghadapi tantangan bersama, dan tetap optimis meskipun segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.

Bagi para penggemar MotoGP, cerita ini tentu memberikan pelajaran penting tentang ketahanan mental, kerja tim, dan sikap positif dalam menghadapi kegagalan. 

Untuk KTM, ini adalah awal dari babak baru yang penuh harapan, dan mungkin, di masa depan, kita akan melihat lebih banyak kejutan dari mereka.