Kanselir Jerman: Barat siap untuk dialog serius dengan Rusia tentang keamanan Eropa
Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, Ukraina (14/2). |
BorneoTribun.com - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Senin bahwa negara-negara Barat "siap untuk dialog serius dengan Rusia mengenai masalah keamanan Eropa", tetapi juga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengurangi ancaman invasi yang akan segera terjadi ke Ukraina.
Scholz menawarkan Kremlin sebuah dialog baru setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, bahkan ketika Amerika Serikat dan sekutunya telah memperingatkan bahwa Putin dapat meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina dalam beberapa hari dengan rudal dan pemboman udara diikuti oleh invasi darat yang cepat. .
Tidak ada komentar langsung dari Rusia atas komentar Scholz. Namun sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyarankan kepada Putin agar dia melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan negara-negara NATO, meskipun Barat telah menolak permintaan utama Putin untuk mengesampingkan kemungkinan keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer NATO.
Duduk berjauhan di meja konferensi yang sangat panjang, Lavrov mengatakan kepada pemimpin Rusia itu bahwa meskipun AS dan NATO telah menolak untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina atau menarik pasukan dari Eropa Timur, AS dan NATO juga telah menawarkan untuk bernegosiasi tentang penyebaran rudal Eropa dan latihan. militer di negara-negara anggota NATO terdekat dengan Rusia.
Lavrov mengatakan diskusi "tidak dapat berlangsung tanpa batas, tetapi saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan memperluasnya pada tahap ini."
Di Kyiv, Scholz mengumumkan kredit baru dari Jerman ke Ukraina sebesar $170 juta. Dia menegaskan bahwa Barat siap untuk menjatuhkan "sanksi (ekonomi) yang sangat luas dan efektif" pada Rusia jika menyerang Ukraina.
Rusia telah mengepung Ukraina dari tiga sisi dengan senjata dan 130.000 tentara, dari sekutunya Belarusia di utara, dari wilayah Rusia di timur dan di selatan dengan kapal perang yang berpatroli di Laut Hitam di sepanjang Semenanjung Krimea yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014.
Amerika Serikat mengatakan intelijennya menunjukkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mendesak warga Amerika yang tinggal di sana untuk segera meninggalkan negara itu. [lt/jam]
Oleh: VOA Indonesia