Berita Borneotribun.com: Jack Miller Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Jack Miller. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jack Miller. Tampilkan semua postingan

Minggu, 20 April 2025

Jack Miller Soroti Gaji Pembalap MotoGP yang Menurun: "Beberapa Pembalap Tidak Dibayar Sesuai dengan Yang Seharusnya"

Jack Miller Soroti Gaji Pembalap MotoGP yang Menurun Beberapa Pembalap Tidak Dibayar Sesuai dengan Yang Seharusnya
Jack Miller Soroti Gaji Pembalap MotoGP yang Menurun: "Beberapa Pembalap Tidak Dibayar Sesuai dengan Yang Seharusnya"

JAKARTA - Jack Miller, pembalap MotoGP asal Australia, baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang gaji yang diterima oleh pembalap MotoGP saat ini. Menurutnya, banyak pembalap masa kini tidak mendapatkan bayaran yang setimpal dengan risiko dan usaha yang mereka keluarkan di setiap balapan.

Miller membandingkan kondisi saat ini dengan era kejayaan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, di mana kedua pembalap tersebut dikenal mendapatkan bayaran yang sangat besar. Namun, Miller menegaskan bahwa gaji pembalap kini jauh lebih rendah dibandingkan dengan masa-masa keemasan tersebut.

Fabio Quartararo, yang saat ini dilaporkan sebagai pembalap dengan bayaran tertinggi, hanya menerima sekitar €12 juta per tahun. Bahkan, Marc Marquez, yang pada 2023 masih menjadi pembalap dengan penghasilan tertinggi di Honda, memutuskan untuk meninggalkan tim tersebut. Menurut Miller, penurunan gaji ini berkaitan dengan dominasi pabrikan dan motor mereka, yang sekarang lebih menentukan daripada keberhasilan individu seorang pembalap.

"Saat itu, pembalap-pembalap besar - seperti Rossi dan Lorenzo - mendapatkan gaji yang luar biasa," kata Miller dalam podcast Gypsy Tales. "Sekarang, pembalap yang baru masuk atau yang sudah berpengalaman, termasuk saya, harus menerima bayaran yang sangat rendah hanya untuk bisa naik motor dan mendapatkan kesempatan."

Miller juga menjelaskan bahwa, untuk mendapatkan gaji yang layak atau maju ke level yang lebih tinggi, beberapa pembalap harus mencari motor dari pabrikan lain yang memiliki potensi lebih besar. "Pasar sudah menurun. Pembalap-pembalap seperti Marc dan Pecco memang masih di atas, tapi jika kita mundur 10 tahun, situasinya sangat berbeda," tambahnya.

Menurut Miller, dominasi pabrikan dan motor mereka telah mengurangi daya tawar pembalap dalam negosiasi kontrak. "Sekarang, tidak ada yang benar-benar berusaha merekrut pembalap dari tim lain. Pembalap tidak merasa terancam kehilangan tempat mereka," jelasnya. "Motor-motor sekarang sangat kuat. Mereka menetapkan standar. Kalau kamu ingin naik motor itu, kamu harus memenuhi syarat."

Miller juga menyayangkan kenyataan bahwa banyak pembalap yang harus mempertaruhkan nyawa mereka setiap akhir pekan, namun tidak dibayar sesuai dengan risiko yang mereka ambil. "Pembalap-pembalap ini punya waktu yang terbatas untuk mencari uang. Sayangnya, pembayaran yang mereka terima semakin menurun dalam 10 tahun terakhir," katanya.

Sebagai seorang veteran MotoGP dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, Miller telah mengendarai motor dari berbagai pabrikan seperti Honda, Ducati, KTM, dan kini Yamaha. Meskipun kariernya sempat terancam setelah kehilangan tempat di KTM pada tahun lalu, peluang baru muncul ketika tim Pramac beralih dari Ducati ke Yamaha dan memberinya kesempatan untuk melanjutkan kariernya.

Pernyataan Miller ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menghargai kerja keras dan risiko yang dihadapi oleh pembalap MotoGP, sekaligus mencerminkan bagaimana dunia balap motor kini lebih dipengaruhi oleh kekuatan pabrikan daripada pembalap individu.

Sabtu, 19 April 2025

Jack Miller Bicara Jujur soal Motor Balap MotoGP: “Gak Ada Motor yang Sempurna, Tapi Harus Tetap Maksimal!”

Jack Miller Bicara Jujur soal Motor Balap MotoGP “Gak Ada Motor yang Sempurna, Tapi Harus Tetap Maksimal!”
Jack Miller Bicara Jujur soal Motor Balap MotoGP: “Gak Ada Motor yang Sempurna, Tapi Harus Tetap Maksimal!”

JAKARTA - Dalam dunia MotoGP yang serba cepat dan penuh tekanan, seorang Jack Miller kembali menunjukkan bahwa pengalaman dan mindset positif bisa membuat perbedaan besar. 

Pembalap asal Australia ini sekarang membela tim satelit Pramac Yamaha, dan walaupun belum berada di posisi atas klasemen, kontribusinya terhadap pengembangan motor Yamaha patut diacungi jempol.

Setelah pindah dari tim pabrikan KTM ke Yamaha musim ini, performa Miller terbilang cukup menjanjikan. 

Ia terlihat lebih nyaman dan percaya diri saat menunggangi motor Yamaha, dibanding saat bersama KTM tahun lalu yang sering ia keluhkan karena masalah chatter alias getaran berlebihan. 

Masalah ini, nyatanya, masih jadi keluhan utama bagi para rider KTM musim 2025.

Miller saat ini berada di peringkat ke-15 klasemen MotoGP setelah empat seri awal. Tapi angka bukan segalanya. 

Perannya dalam membantu kebangkitan proyek Yamaha yang sempat tenggelam setelah Fabio Quartararo juara dunia tahun 2021 sangat penting. 

Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, ada semacam semangat baru di paddock Yamaha dan Miller adalah bagian dari perubahan itu.

Dalam wawancara bersama Speedweek, Miller mengungkapkan filosofi hidup dan balapnya yang selalu berusaha mencari sisi positif dari situasi apa pun, bahkan ketika segalanya terlihat tidak sempurna.

“Saya selalu berusaha melihat kekuatan motor dan membangunnya dari situ. Baik itu waktu di Honda, Ducati, KTM, atau sekarang di Yamaha. Walau kondisinya tidak ideal, tetap harus dimaksimalkan. Kita gak pernah dapat motor yang sempurna, mau itu motor terbaik atau terburuk, pasti tetap ada tantangannya,” ungkap Miller.

Menurutnya, kunci untuk berkembang adalah memahami dengan baik di mana keunggulan motor, dan bagaimana mengoptimalkannya di lintasan. Filosofi ini yang terus ia pegang sejak awal karier balapnya.

Tak cuma soal teknis, Miller juga menekankan pentingnya fokus terhadap pekerjaan sendiri tanpa terganggu oleh komentar atau tekanan media. 

Ia mencontohkan rekan sesama rider, Francesco Bagnaia (Pecco), yang walaupun punya start musim terbaik dalam kariernya, tetap saja mendapat kritik karena “hanya” finish di posisi tiga.

“Itu omong kosong. Kadang media terlalu fokus sama angka, padahal yang penting adalah progres dan kerja keras yang dilakukan,” ujarnya.

Selain berpindah motor, Miller juga melakukan transisi dari tim pabrikan ke tim satelit. Tapi baginya, hal itu tidak terlalu jadi masalah. 

Menurutnya, pengembangan motor tetap ditentukan oleh hasil di lintasan, bukan sekadar label tim.

“Mau di tim pabrikan atau satelit, tetap sama saja. Yang penting adalah hasil. Semua orang di sini kerja keras dan ingin motor mereka kompetitif,” katanya.

Di seri MotoGP Texas, Miller sempat bikin kejutan dengan finish di posisi lima besar sebuah bukti bahwa dia masih punya taji di tengah kompetisi yang makin ketat. 

Sayangnya, di balapan berikutnya di Qatar, ia gagal menyelesaikan lomba. Meski begitu, semangat Miller tetap membara.

Perjalanan Miller di MotoGP memang penuh warna. Dari naik-turun performa hingga berganti-ganti tim, tapi satu hal yang tetap konsisten adalah cara berpikirnya yang selalu positif dan pantang menyerah. 

Inilah yang membuatnya tetap relevan di tengah generasi pembalap muda yang terus bermunculan.

Bagi penggemar MotoGP, cerita Jack Miller ini bisa jadi inspirasi tersendiri. Bahwa dalam hidup dan balapan kita gak harus menunggu semuanya sempurna untuk mulai bergerak. 

Justru dari keterbatasanlah kita bisa belajar banyak, selama kita tahu di mana kekuatan kita dan tetap fokus pada tujuan.

Yamaha pun beruntung punya pembalap seperti Miller, yang bukan hanya bisa ngebut di lintasan, tapi juga punya jiwa pemimpin dan mental tangguh yang bisa membantu tim bangkit dari masa-masa sulit.

Jack Miller bukan hanya pembalap yang handal, tapi juga simbol konsistensi dan sikap positif dalam menghadapi tantangan. 

Dengan pengalaman segudang di Honda, Ducati, KTM, dan kini Yamaha, dia membawa energi baru ke tim dan mengingatkan kita semua: motor boleh gak sempurna, tapi semangat harus tetap 100 persen.