Berita Borneotribun.com: Isis Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Isis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Isis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Februari 2022

Amerika: Pemimpin ISIS Bunuh Diri dalam Aksi Pengecut

Bangunan tiga lantai di Suriah barat laut tampak rusak pasca operasi militer AS yang menewaskan pemimpin ISIS, Amir Muhammad Sa'id Abdal-Rahman al-Mawla, di Idlib Suriah, Kamis (3/2).

BorneoTribun.com - Beberapa bulan setelah operasi intelijen Amerika melacak pemimpin kelompok ISIS ke satu bangunan perumahan di Suriah barat laut, Amir Muhammad Sa'id Abdal-Rahman al-Mawla, meledakkan bom, membunuh diri dan keluarganya, sewaktu pasukan Amerika mendekat.

Laporan kematian pemimpin ISIS itu pada Kamis (3/2), dari pejabat senior pemerintah Amerika, muncul beberapa jam setelah laporan operasi besar kontraterorisme Amerika pertama kali dimulai dari Atmeh, kota di provinsi Idlib, tidak jauh dari perbatasan dengan Turki.

Akun di media sosial menggambarkan helikopter dan pasukan Amerika turun ke gedung tiga lantai sebagai bagian dari operasi berjam-jam. Sebagian mengatakan pasukan Amerika menggunakan pengeras suara untuk mengeluarkan warga sipil dari gedung itu sebelum terjadi baku tembak yang sengit.

Namun para pejabat Amerika, yang berbicara tanpa mau disebut namanya, mengatakan sebagian besar kematian dan kerusakan disebabkan oleh al-Mawla, juga dikenal sebagai Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi dan sebagai Hajji 'Abdallah, dan salah satu dari ajudannya juga tinggal di gedung itu, mereka bertekad untuk tidak ditangkap hidup-hidup.

Para pejabat Amerika mengatakan mereka tidak bisa memastikan berapa banyak warga sipil yang tewas dalam operasi itu, tetapi menekankan bahwa pemimpin ISIS itu tampaknya memilih untuk tinggal di gedung perumahan justru karena adanya warga sipil, termasuk keluarga dengan anak-anak. 

Berbagai organisasi, seperti Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris Kamis mengatakan bahwa setidaknya 13 tewas, termasuk tiga wanita dan empat anak-anak.

Presiden Amerika Joe Biden mengonfirmasi kematian al-Mawla dalam pernyataan Kamis pagi. Dia memuji "keterampilan dan keberanian Angkatan Bersenjata kita."

Berbicara beberapa jam kemudian di Gedung Putih, Biden mengatakan, operasi untuk menyingkirkan al-Mawla dari medan perang harus mengirim pesan yang kuat. 

"Operasi ini merupakan bukti jangkauan dan kemampuan Amerika untuk mengatasi ancaman teroris di mana pun mereka mencoba bersembunyi," kata Biden.

Presiden Joe Biden juga mengatakan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas seperti yang dilakukan al-Baghdadi, dengan meledakkan bom yang membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarganya, termasuk perempuan dan anak-anak, ketika pasukan AS mendekat.

"Kita tahu bahwa ketika pasukan kita mendekati untuk menangkap teroris dalam tindakan terakhir dari pengecut yang putus asa, tanpa memperhatikan kehidupan keluarganya sendiri atau orang lain di dalam gedung, ia memilih untuk meledakkan dirinya sendiri, bukan hanya pada rompinya, tetapi untuk meledakkan lantai tiga bangunan itu daripada diadili atas kejahatan yang telah dilakukannya, menewaskan beberapa anggota keluarganya bersamanya, seperti yang dilakukan pendahulunya."

Para pejabat Amerika mengatakan, Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris menyaksikan jalannya operasi itu dari Situation Room Gedung Putih. 

Mereka sangat menyadari betapa berbahayanya upaya menciduk pemimpin teror itu karena dia bersembunyi di antara warga sipil.

Rekaman kantor berita Associated Press setelah serangan itu menunjukkan, lantai bagian atas rumah yang hampir hancur total dalam serangan hari Kamis, dengan langit-langit dan dinding yang roboh.

Darah tampak di dinding dan lantai bangunan yang tersisa, yang terdiri dari kamar tidur yang rusak dengan tempat tidur kayu anak di lantai. 

Di salah satu dinding yang rusak, ayunan anak-anak dari plastik biru masih tergantung dan dapurnya menghitam akibat kebakaran.

Operasi itu dilakukan saat ISIS berusaha bangkit kembali, dengan serangkaian serangan di kawasan itu, termasuk serangan 10 hari akhir bulan lalu untuk merebut sebuah penjara.

Operasi itu dilakukan saat ISIS berusaha bangkit kembali, dengan serangkaian serangan di kawasan itu, termasuk serangan 10 hari akhir bulan lalu untuk merebut sebuah penjara.

Pasukan khusus AS mendarat dengan helikopter dan menyerang sebuah rumah di sudut Suriah yang dikuasai pemberontak, bentrok selama dua jam dengan orang-orang bersenjata, kata saksi mata.

Oman Saleh penduduk yang tinggal di dekat bangunan tersebut menyaksikan peristiwa saat penyerbuan di bangunan rumah tersebut.

“Kami mendengar seorang laki-laki yang memiliki aksen seperti orang Irak atau Saudi dan ia berbicara dengan seorang perempuan. Ia menyuruhnya untuk menyerahkan diri. Ada upaya terus-menerus (laki-laki yang berbicara melalui speaker) dan pesawat melayang selama sekitar 45 menit dan tidak ada yang menjawab. Kemudian ada tembakan dari pesawat dan kemudian saya mendengar suara seperti parasut."

Pentagon Kamis juga mengkonfirmasi misi kontraterorisme yang “berhasil” di barat laut Suriah.

Serangan malam hari itu terjadi di provinsi Idlib, Suriah, daerah terakhir yang dikuasai pemberontak, dekat perbatasan dengan Turki. 

Daerah itu juga merupakan tempat tinggal beberapa tokoh senior al-Qaida dan kelompok militan lainnya. [ka/my/jm]

Sumber: VOA Indonesia

Rabu, 07 Juli 2021

Jerman Gerebek Rumah Dua Kenalan Penyerang Wina

Jerman Gerebek Rumah Dua Kenalan Penyerang Wina
Rumah dua kenalan simpatisan kelompok ISIS pelaku penembakan mematikan di Wina November tahun lalu, digerebek oleh pihak berwenang Jerman. (Foto: ilustrasi).

BORNEOTRIBUN - Para penyelidik Jerman, Rabu (7/7), menggerebek rumah dua kenalan simpatisan kelompok ISIS yang melakukan penembakan mematikan di Wina November tahun lalu. 

Kedua pria itu diperkirakan tahu tentang rencana serangan Kujtim Fejzulai namun tidak memberitahu pihak berwenang, kata kejaksaan federal dalam sebuah pernyataannya.

Kedua orang itu dituduh menghapus materi di ponsel dan platform media sosial mereka untuk menutupi koneksi mereka dengan Fejzulai.

Lima orang tewas dalam serangan pada 2 November 2020, termasuk pria bersenjata itu. Dua puluh orang lainnya, termasuk seorang polisi, terluka.

Fejzulai, yang berkewarganegaraan ganda Austria dan Makedonia Utara, sebelumnya pernah dinyatakan bersalah karena mencoba bergabung dengan ISIS di Suriah.  

Kantor kejaksaan federal mengidentifikasi orang-orang yang rumahnya digeledah pada Rabu (7/7) di Osnabrueck dan Kassel hanya sebagai warga negara Kosovo Blinor S. dan warga negara Jerman Drilon G., sesuai dengan aturan privasi Jerman.

Kantor itu tidak mengatakan apakah kedua orang itu telah ditangkap.

Kantor kejaksaan federal mengatakan bahwa keduanya adalah muslim radikal dan telah berhubungan dekat dengan Fejzulai melalui media sosial.

Mereka mengunjungi Fejzulai di Wina selama beberapa hari pada Juli 2020, tak lama setelah Fejzulai memperoleh senjata yang ia gunakan dalam serangan itu, dan bertemu dengan sejumlah Muslim radikal lain dari Austria dan Swiss.

Mengingat hubungan pribadi yang dekat dengan Fejzulai dan pandangan radikal mereka sendiri, kedua pria itu diduga tahu setelah kunjungan mereka bahwa Fejzulai akan mewujudkan niatnya untuk melakukan serangan.

Kantor kejaksaan mengatakan bahwa pasangan itu mulai menghapus materi yang menghubungkan mereka dengan penyerang tidak lama sebelum serangan dimulai. [ab/uh]

VOA INDONESIA

Minggu, 20 Juni 2021

Menhan AS Ingatkan Potensi Kebangkitan Al-Qaida dan ISIS di Afghanistan

Menhan AS Ingatkan Potensi Kebangkitan Al-Qaida dan ISIS di Afghanistan
Para militan ISIS yang menyerahkan diri kepada pemerintah Afghanistan hadir di hadapan media di Jalalabad, Provinsi Nangarhar, Afghanistan, 17 November 2019. (Foto: Reuters)

BorneoTribun Internasional - Pejabat tinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memberi peringatan yang serius tentang bahaya kelompok teroris terhadap AS, kalau pasukan AS dan koalisi sudah meninggalkan negara itu dalam bulan-bulan mendatang.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Kamis (17/6), mengatakan kepada anggota Kongres, diperkirakan dibutuhkan waktu “mungkin dua tahun” bagi kelompok seperti Al-Qaida atau ISIS untuk menyusun kekuatan dan kapabilitas merencanakan serangan terhadap AS dan sekutu Barat.

Perwira militer tertinggi Amerika yang juga Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley lebih jauh memperingatkan potensi kebangkitan organisasi-organisasi teroris ini bisa lebih cepat lagi, tergantung pada nasib pemerintahan Afghanistan yang sekarang.

“Kalau pemerintah ambruk atau pembubaran dari pasukan keamanan Afghanistan, risiko itu sudah tentu semakin besar,” kata Milley.

Presiden Joe Biden pada April lalu mengumumkan keputusan untuk menarik semua sisa pasukan dari Afghanistan, di mana ia mengatakan AS telah mencapai sasarannya, yakni menuntut pertanggungjawaban Al Qaida dan pemimpinnya Osama bin Laden atas serangan mematikan pada 11 September 2001 terhadap Gedung WTC di New York dan Pentagon. [jm/em]

Oleh: VOA

Rabu, 19 Mei 2021

AS Sasar Fasilitator Transfer Uang ke ISIS

AS Sasar Fasilitator Transfer Uang ke ISIS
Para kombatan ISIS dan senjata yang disita setelah mereka menyerahkan diri kepada pemerintah Afghanistan, di Jalalabad, Provinsi Nangarhar, 17 November 2019. (Foto: AFP)

BorneoTribun Internasional -- Amerika Serikat (AS) mengambil langkah baru untuk mempersulit kelompok teror ISIS memindahkan uang, termasuk sumbangan dari pendukung internasional, melalui Suriah dan Turki.

Departemen Keuangan AS, Senin (17/5), mengumumkan sanksi terhadap tiga orang dan satu perusahaan, yang semuanya memainkan peran kunci dalam apa yang oleh para pejabat digambarkan sebagai jaringan keuangan terlarang kelompok teror itu.

Salah seorang individu yang dijatuhi sanksi, Alaa Khanfurah, dituduh menggunakan perusahaan jasa keuangannya yang berbasis di Turki untuk mentransfer ribuan dolar ke agen-agen ISIS di seluruh Suriah. Para pejabat Departemen Keuangan AS juga mengatakan Khanfurah pada 2017 dan sekali lagi pada 2019 memfasilitasi transfer uang antara para pemimpin puncak ISIS.

Sanksi baru itu juga menarget Perusahaan Al-Fay, bisnis jasa keuangan yang berbasis di Turki, dan dua bersaudara, Idris al-Fay dan Ibrahim al-Fay.

Departemen Keuangan AS mengatakan Idris al-Fay telah menggunakan perusahaan tersebut untuk menyalurkan donasi kepada para anggota ISIS, termasuk ke agen-agen yang bekerja di kamp pengungsi al-Hol di Suriah timur laut. Menurut pernyataan Departemen itu, Idris al-Fay kini ditahan di Irak. [lt/em]

Oleh: VOA

Selasa, 13 April 2021

Kurdi Irak: Serangan Besar ISIS Terhadap Ibu Kota Irbil Digagalkan

Kurdi Irak: Serangan Besar ISIS Terhadap Ibu Kota Irbil Digagalkan
Pasukan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) di Suriah sedang melakukan operasi keamanan di kamp al-Hol yang menampung para pengungsi keluarga bekas anggota teroris ISIS. (Foto: YPG via AFP)

BorneoTribun Irak, Internasional -- Pejabat Kurdi Irak mengumumkan, Senin (12/4), bahwa unit kontraterorisme mereka menangkap lima tersangka anggota ISIS yang telah masuk ke Daerah Otonom Kurdistan dari Suriah yang dikoyak perang untuk melakukan ledakan dan pembunuhan di ibu kota wilayah itu, Irbil.

Pengumuman itu termasuk pengakuan yang disiarkan lewat televisi dengan lima tersangka dan pernyataan dari Perdana Menteri Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) Masrour Barzani.

Barzani mengatakan semua tersangka berasal dari kamp al-Hol di Suriah, yang menampung lebih dari 60.000 pengungsi Suriah dan keluarga-keluarga para bekas anggota teroris ISIS maupun yang saat ini masih aktif.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS baru-baru ini melakukan operasi keamanan besar-besaran terhadap sel-sel ISIS di al-Hol. Puluhan anggota ISIS ditahan dalam operasi beberapa hari tersebut.

Dalam video pengakuan, kelima tersangka mengatakan khalifah baru kelompok itu, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi, yang dikenal dengan nama panggilannya Haji Abdullah, secara pribadi telah mengizinkan misi tersebut untuk mengguncang wilayah di Irak utara itu. Mereka menambahkan bahwa mereka sedang menunggu bahan peledak. dan peredam suara untuk mulai menjalankan misi mereka. [lt/ft]

Oleh: VOA

Senin, 29 Maret 2021

Ledakan yang Diduga Bom Guncang Gereja di Makassar

Ledakan yang Diduga Bom Guncang Gereja di Makassar
Polisi berjaga di samping kendaraan yang rusak setelah ledakan di luar sebuah gereja di Makassar pada 28 Maret 2021. (Foto: AFP/Indra Abriyanto)

BorneoTribun Jakarta -- Sebuah ledakan yang diduga bom mengguncang sebuah gereja Katolik di kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3) dan menimbulkan kerusakan, kata polisi.

Sejumlah jemaat berada di dalam gereja saat ledakan terjadi, kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E. Zulpan kepada Reuters. Dia mengatakan belum jelas apakah beberapa potongan tubuh yang ditemukan di tempat kejadian adalah milik pelaku.

"Kami lihat ada beberapa korban dan beberapa potongan jenazah manusia. Kami belum tahu apakah jenazah itu dari pelaku atau dari orang-orang yang berada di dekatnya," katanya.

Polisi dan seorang saksi mata mengatakan seorang tersangka pembom bunuh diri meledakkan diri di luar sebuah gereja Katolik dan melukai beberapa orang pada hari perayaan Minggu Palma.

Wilhemus Tulak, pastor di gereja itu, mengatakan kepada Metro TV bahwa satu orang terluka karena menahan seorang pelaku dan bahwa sebanyak 10 orang terluka, sebagian luka serius.

Dilansir dari TVONE mengatakan satu orang yang tewas adalah pelakunya.

Video dari tempat kejadian memperlihatkan polisi telah memasang garis pengaman di sekitar gereja dan mobil-mobil di dekatnya rusak.

Polisi tidak mengatakan siapa yang mungkin bertanggungjawab atas serangan itu dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab.

Polisi menyalahkan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terinspirasi ISIS atas serangan bunuh diri pada 2018 di gereja-gereja dan sebuah pos polisi di Surabaya yang menewaskan lebih dari 30 orang.

Serangan militan Islamis paling mematikan di Indonesia terjadi di Bali pada 2002, ketika beberapa pembom menewaskan 202 orang, kebanyakan turis asing.

Tahun-tahun berikutnya, pasukan keamanan di Indonesia, negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, mencapai sejumlah kemajuan dalam mengatasi militansi.

Namun, akhir-akhir ini kekerasan militan semakin marak dan banyak warga Indonesia pergi ke Timur Tengah untuk berjuang bersama ISIS. [vm/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Jumat, 05 Juni 2020

Densus 88 Polda Kalbar Tangkap Terduga Teroris Jaringan ISIS di Sungai Pinyuh


Fhoto : Penggerebekan Kediaman Terduga Teroris Jaringan Isis Di Sungai Pinyuh, Kalbar/ Ist.

BORNEOTRIBUN I SUNGAI PINYUH - Berawal dari unggahan di media sosial Facebook yang berani tampil sebagai relawan ISIS yang dikenalnya di facebook, terduga teroris AR digeledah dan diamankan oleh tim Gabungan Resmob dan Datasemen Khusus Anti Teror Polda Kalbar. Jumat, 5/6/20.

Pelaku berhasil ditangkap dilokasi Depot Air tempatnya bekerja di Jalan Jurusan Pontianak Kelurahan Sungai Pinyuh, Kecamatan Sungai Pinyuh.
Setelah dilakukan penangkapan selanjutnya tim Gabungan Resmob, Densus, Inafis dan Res Mempawah membawa tersangka ke Polsek Sungai Pinyuh untuk dilakukan pemeriksaan awal dan dilakukan Rapid Tes oleh Satgas Covid 19.

Tersangka kemudian di Bawa ke Pontianak ( Mako Brimob ) oleh sebagian Tim Satgas Densus sedangkan sebagian tim satgas densus lainnya melakukan penggeledehan dirumah kediaman  kakek tersangka di Gg Seroja Rt /Rw 001/004 Kelurahan Sungai Pinyuh dengan disaksikan oleh Lurah Sungai Pinyuh dan Wakil Ketua Rt Setempat.

Alhasil dari penggeledahan Tim Densus 88 Polda Kalbar berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan aktifitas tersangka sehari-hari berupa 
Dua Buah Pisau Sangkur, Satu Buah Belati, Satu bungkus Black Powder, Dua Bungkus Belerang, Amunisi Senpi Laras Panjang, Topi berlambang ISIS, Jaket Loreng, Hp andorid, Tab dan Hp Lipat, Buku / Lembaran buku Berisikan Jihad, Satu Box peralatan listrik ( Solder, Baterai, Kabel dll), Identitas tersangka ( KTP dan Paspor) dan Buku Rekening tersangka.


Kapolsek Sungai Pinyuh Kompol M.Pangaribuan,SH,MH melakukan Koordinasi dengan pihak pihak terkait ( Lurah ) untuk menyaksikan penggeledahan dan melakukan penggalangan kepada tokoh agama, Ketua Rt dan  Masyarakat di sekitar lokasi kejadian paska kejadian penangkapan sedangkan Unit Intelkam dan Bhabinkamtibmas melaksanakan pembinaan dan penggalangan kepada pihak keluarga tersangka untuk diberikan penjelasan dan pencerahan tentang langkah upaya hukum yang di laksanakan dari pihak Kepolisian.

Bertempat di Ruang Pertemuan Motel Jumbo Sungai Pinyuh telah dilukan gelar ( Konsolidasi) kembali oleh Dir Krimum Polda Kalbar Kombes Pol Veris Septiansyah,S.I.K,SH,MH kepada Satuan Tugas dari Densus 88, Brimob, Krimum Polda Kalbar, Polres Mempawah dan Polsek Sungai Pinyuh terkait dengan penangkapan tersangka terosis ISIS Arif Ridwan dengan beberapa penekanan.

" kita segera melakukan monitoring situasi pasca penangkapan, menghindari tindakan arogansi dan lakukan pendekatan, tidak melakukan ekspose sendiri tetapi harus melalui jenjang dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada kesatuan yang terlibat didalam proses penangkapan tersebut ". Ujar Kapolsek Sungai Pinyuh Kompol M. Pangaribuan.

Pihak kepolisian memprediksi untuk tidak menutup kemungkinan paska penangkapan terhadap tersangka Arif Ridwan dengan status sebagai Kelompok jaringan ISIS memberikan dampak yang besar bagi pihak keluarga dimana pihak keluarga merasa perbuatan Arif Ridwan telah mencoreng nama baik keluarga dan terhadap upaya penggeledahan rumah dan penyitaan terhadap barang bukti yang dilakukan oleh Kepolisian secara Kejiwaan telah menimbulkan truma bagi pihak keluarga.

Tidak menutup kemungkinan paska penggeledahan tersebut terjadi komplain dari pihak keluarga tersangka kepada pihak Kepolisian yang mengamankan barang bukti milik tersangka baik komplain secara terbuka ( Unjuk Rasa ) Atau melalui Jalur Hukum dan tidak menutup kemungkinan masih adanya jaringan-jaringan Radikal lain yang masih aktif dan  belum tersentuh oleh pihak Kepolisian.


Penulis : Tim Liputan
Editor    : Herman

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno