Berita Borneotribun.com: Gempa Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Gempa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gempa. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Maret 2024

Ridwan Nugraha Ungkap Kesulitan Analisis Gempa di Kapuas Hulu

Ridwan Nugraha Ungkap Kesulitan Analisis Gempa di Kapuas Hulu. (Gambar ilustrasi)
Ridwan Nugraha Ungkap Kesulitan Analisis Gempa di Kapuas Hulu. (Gambar ilustrasi)
KAPUAS HULU - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangsuma, Kabupaten Kapuas Hulu, Ridwan Nugraha, mengungkapkan kesulitan dalam menganalisis gempa yang terjadi di Desa Jelemuk dan Nanga Manday di Kecamatan Bika, Kapuas Hulu, pada Selasa (19/3). Ridwan menyatakan bahwa keterbatasan titik sensor menjadi kendala utama dalam proses analisis gempa tersebut.

"Yang jelas guncangan di Jelemuk dan Nanga Manday dikarenakan adanya pergerakan atau patahan pada lempeng bumi," ujar Ridwan kepada ANTARA di Putussibau, Kapuas Hulu, Kamis.
Petugas BMKG Pangsuma Kapuas Hulu bersama kepolisian memantau titik gempa yang terjadi di Jelemuk dan Nanga Manday, Kecamatan Bika, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-BMKG Pangsuma Kapuas Hulu
Petugas BMKG Pangsuma Kapuas Hulu bersama kepolisian memantau titik gempa yang terjadi di Jelemuk dan Nanga Manday, Kecamatan Bika, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. ANTARA/HO-BMKG Pangsuma Kapuas Hulu
Ridwan mengaku bahwa posisi titik sensor yang terlalu jauh menjadi faktor utama yang menghambat analisis lebih lanjut. Di Kapuas Hulu sendiri, belum tersedia titik sensor yang memadai untuk mengukur guncangan gempa tersebut.

"Kami belum bisa menganalisis karena posisi titik sensor yang terlalu jauh, sementara Kapuas Hulu sendiri belum memiliki titik sensor tersebut," jelas Ridwan.

Menurut Ridwan, meskipun pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak Stageof Balikpapan, Katingan, Kalimantan Tengah yang merupakan titik sensor terdekat, namun kejadian tersebut tidak terdeteksi dengan jelas.

"Guncangan gempa di Desa Jelemuk dan Desa Nanga Manday terjadi tiga kali pada Selasa (19/3). Pertama sekitar pukul 02.00 WIB, kedua pukul 20.00 WIB dan guncangan ketiga sekitar pukul 21.00 WIB," tambahnya.

Ridwan menegaskan bahwa untuk melakukan analisis yang akurat, diperlukan titik-titik sensor yang berdekatan. Namun, hal ini masih menjadi tantangan di Kapuas Hulu.

"Untuk guncangan yang terjadi itu merupakan gempa yang bersifat lokal dan belum bisa dianalisis karena kurangnya titik-titik sensor gempa. Untuk menganalisanya dibutuhkan titik-titik sensor yang berdekatan," jelas Ridwan.

Ia berharap agar di masa depan, Kabupaten Kapuas Hulu dapat memasang lebih banyak titik sensor gempa sebagai bagian dari infrastruktur yang diperlukan, terutama setelah terjadinya gempa di Jelemuk dan Nanga Manday.

Dengan demikian, peringatan dini dan analisis lebih lanjut terhadap gempa-gempa di daerah tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif dan akurat.

Oleh: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Senin, 27 Februari 2023

Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5

Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5
Sulawesi Tengah Diguncang Gempa Magnitudo 5,5. Foto: Gempa bumi guncang 42 km Tenggara SIGI-SULTENG Gempa ini tidak berpotensi TSUNAMI. (Dok. BMKG)
SULTENG - Terjadinya gempa di Sulawesi Tengah dengan kekuatan Magnitudo 5,5 pada pukul 08.26.02 WIB. 

Hal tersebut disampaikan dalam laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari Senin (27/2/2023). 

"Gempa Magnitudo 5,5," tulis BMKG dalam keterangan tertulis.

Gempa tepatnya terjadi di titik 1,59LS, 120,21BT atau 42 km Tenggara Sigi dan 64 km Poso Sulawesi Tengah dengan ingkat kedalaman gempa adalah 10 km.

BMKG menyarankan agar masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap gempa susulan yang mungkin terjadi serta cermat dalam menanggapi informasi yang muncul.

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa tidak berpotensi tsunami.

Editor: Yakop

Senin, 20 Februari 2023

Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional

Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional
Dua warga ngara Indonesia di Diyarbakir, Turki, menjadi korban tewas dalam gempa bumi di negara itu dua pekan lalu, menambah korban tewas menjadi empat orang. (Foto: Courtesy/KBRI Ankara)
JAKARTA - Dua Warga Negara Indonesia (WNI) di Diyarbakir, Turki, menjadi korban tewas dalam gempa bumi di negara itu dua pekan lalu, menambah korban tewas menjadi empat orang.  

Dua warga negara Indonesia (WNI) di Dyarbakir, Turki, yang pasca gempa bumi belum berhasil dikontak oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal.

Kedua WNI tersebut adalah Irma Lestari asal Lombok dan Ni Wayan Supini asal Bali. Keduanya ditemukan pada Jumat (17/2) di antara reruntuhan Apartemen Galeria di Dyarbakir.

Mereka adalah pekerja migran Indonesia yang bekerja sebagai terapis spa profesional di Dyarbakir. Apartemen tempat mereka tinggal hancur total akibat gempa. Secara keseluruhan 89 orang penghuni apartemen itu tewas.
Dua WNI di Dyarbakir Ditemukan Meninggal Pasca Gempa Bumi, Korban Bekerja Sebagai Terapis Spa Profesional
Salat jenazah WNI yang menjadi korban gempa Turki. (Foto: Courtesy/KBRI Ankara)
Sebelumnya, pada 16 Februari 2023, tim gabungan KBRI dan INASAR (BASARNAS) yang dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, telah berangkat menuju Diyarbakir untuk melakukan pencarian kedua WNI tersebut. Dalam proses pencarian di lokasi apartemen tersebut, tim gabungan itu berkoordinasi dengan AFAD (Badan Penanggulangan Bencana Turki).

Segera setelah kedua jenazah ditemukan, dilakukan proses identifikasi dengan dukungan tim DVI Polri yang berada di Hatay.

Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal, telah menyampaikan langsung kabar duka itu kepada keluarga di Indonesia.

"Kita semua sangat berduka cita. Insyaallah dengan telah terkonfirmasinya jenazah kedua saudara kita, KBRI Ankara dan Kementerian Luar Negeri akan segera mengupayakan pemulangan jenazah ke kampung halaman masing-masing,” ujarnya.

Saat ini tim KBRI sedang melakukan pemulasaraan jenazah untuk kemudian dibawa dari Diyarbakir ke Adana dan selanjutnya dipulangkan ke Tanah Air. Jenazah akan diberangkatkan dari Adana ke Jakarta pada 22 Februari 2023.

Ratusan WNI Masih Bertahan di Lokasi Gempa

Ada sekitar 500 WNI yang berada di sekitar lokasi gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,8 magnitudo itu. Sebanyak 128 orang sudah berhasil dievakuasi dari lokasi gempa, tetapi sekitar 350 lainnya masih berada di berbagai tempat penampungan di sekitar lokasi gempa. Dari jumlah itu 10 orang mengalami luka berat.

Dengan penemuan dua jenazah WNI di Diyarbakir, jumlah korban WNI yang tewas kini menjadi empat orang.

Dalam perkembangan lainnya, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul juga menerima sejumlah laporan bahwa seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII),Yogyakarta, berinisial ARP yang hingga kini juga tidak dapat dikontak. Ia dilaporkan melakukan perjalanan ke Oslo, Norwegia, pada 4 Februari dalam rangka tugas kampus, dan seharusnya kembali pada pada 12 Februari melalui Istanbul dengan penerbangan Turkish Airlines.

“Terakhir berkontak pada Minggu, 12 Februari 2023 kemarin. Saat itu posisi beliau berada di Bandara Oslo,” ucap istri ARP dalam pesan Whatsapp yang diterima KBRI Ankara.

Segera setelah menerima informasi tersebut, KJRI Istanbul melakukan komunikasi formal dan informal dengan sejumlah otoritas terkait di Istanbul guna mencari petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan.

“KJRI sudah menghubungi imigrasi dan otoritas bandara untuk meminta sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan. Selain itu KJRI juga Sudah menanyakan kepada simpul-simpul masyarakat Indonesia di Istanbul,” ujar Konsul Jenderal RI Istanbul, Imam Asyari.

Banyak yang berspekulasi ARP menjadi korban gempa, tetapi Dubes Lalu Muhamad mengatakan ada banyak kemungkinan terkait kehilangan tersebut. Apalagi belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan masih berada di Oslo atau sudah di Istanbul. Kecil kemungkinan ARP menjadi korban gempa karena ia baru menuju ke Turki pada 12 Februari, sedangkan gempa terjadi pada 6 Februari.

Korban Tewas Gempa Tembus 45.000 Orang

Hingga laporan ini disampaikan lebih dari 40.000 orang di Turki dan hampir 5.000 lainnya di Suriah tewas dalam dua gempa bumi itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan jumlah korban di Suriah bisa jadi lebih besar karena banyak wilayah terpencil yang belum dapat diakses, baik karena hancurnya jalan dan bangunan, maupun karena masih terus berkobarnya perang saudara.

Kantor berita Associated Press melaporkan tim SAR berhasil mengevakuasi sepasang suami-istri dan anak mereka yang berusia 12 tahun dari reruntuhan apartemen di Antakya, ibu kota provinsi Hatay, pada hari ke-13 operasi pencarian.

Stasiun televisi lokal melaporkan ketiganya segera dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit setelah terjebak puing-puing reruntuhan selama lebih dair 296 jam. Namun sang anak meninggal dalam perawatan di rumah sakit.

Associated Press juga melaporkan Christian Atsu, pesepak bola profesional asal Ghana yang bermain di klub Chelsea dan Newcastle pada Liga Premier lalu, juga tewas dalam gempa bumi di Turki. 

Tim SAR menemukan jenazah Atsu di antara puing reruntuhan gedung apartemen mewah setinggi 12 lantai di Antakya di mana ia tinggal.

Atsu bergabung dengan klub Turki Hatayspor pada September lalu dan membukukan kemenangan bagi tim baru itu dalam pertandingan melawan Kasimpasa SK pada 5 Februari, hanya beberapa jam sebelum gempa mengguncang sebagian Turki pada 6 Februari. [fw/em]

Oleh: VOA Indonesia
Editor: Yakop

Rabu, 08 Februari 2023

Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8

Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8
Ratusan Orang di Suriah dan Turki Tewas Akibat Gempa Besar Bermagnitudo 7,8.
JAKARTA - Ratusan orang di Suriah dan Turki tewas akibat gempa besar bermagnitudo 7,8 yang mengguncang dua negara tetangga itu.

Gempa ini merupakan yang terkuat sejak gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter menghancurkan Provinsi Erzincan pada tahun 1939 dan merenggut hingga 30.000 jiwa.

Sejumlah pemberitaan media asing menyebut gempa dahsyat yang melanda Turki kerap terjadi karena Turki berada di jalur gempa yang termasuk paling aktif di dunia, terutama karena adanya dua patahan di Lempeng Anatolia.

Kedua patahan tersebut adalah Sesar Anatolia Utara yang membentang antara Lempeng Anatolia dan Eurasia di utara daratan Turki, dan Sesar Anatolia Timur yang membentang sepanjang Lempeng Arab hingga tenggara Turki.

Pergerakan di Sesar Anatolia Timur inilah yang diyakini menjadi pemicu gempa dahsyat yang terjadi Senin ini.

Padahal, gempa yang mengguncang 6 Februari itu sendiri berpusat di tenggara Turki, yang dekat dengan perbatasan Turki-Suriah.

Sejauh ini gempa ini telah merenggut 640 jiwa yang diperkirakan akan terus bertambah. Jumlah korban yang begitu tinggi ditemukan di wilayah Turki tenggara dan Suriah utara.

Guncangan gempa juga dirasakan di Siprus yang berada di Mediterania atau Laut Tengah, Lebanon yang berbatasan dengan Suriah, dan Mesir.

Tim pencarian dan penyelamatan Turki dan Suriah berusaha menemukan korban yang masih terkubur di bawah rentetan bangunan runtuh yang diguncang gempa.

Otoritas Turki mengatakan 1.718 bangunan runtuh dan 2.023 orang terluka.

"Tim SAR akan segera dikirim ke daerah yang terkena dampak gempa," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui Twitter, Senin.

Berikut dua peristiwa penting dari gempa dahsyat tersebut seperti dikutip dari laman Al Jazeera.

Kapan dan dimana tepatnya gempa ini terjadi?

Terjadi pada pukul 04.17 waktu setempat atau 08.17 WIB dengan pusat gempa di Kahramanmaras di Provinsi Gaziantep yang berjarak 33 km dari ibu kota provinsi yang juga bernama Gaziantep.

Gaziantep berpenduduk dua juta orang yang juga menjadi rumah bagi ratusan ribu pengungsi akibat perang sipil Suriah yang dimulai pada 2011.

Gempa ini langsung disusul 40 gempa susulan, salah satunya bermagnitudo 6,7.

Menurut Chris Elders dari School of Earth and Planetary Sciences di Curtin University di Perth, Australia, gempa susulan membentang sekitar 200 km di sepanjang garis patahan utama, Patahan Anatolia Timur, di sepanjang tenggara Turki.

Mengapa gempa ini begitu mematikan?

Chris Elders mengungkapkan gempa ini sangat dahsyat dan dahsyat karena kedalamannya hanya 18 km dari permukaan bumi atau sangat dangkal.

Akibatnya, tidak hanya menimbulkan suara yang mengerikan, tetapi juga melepaskan energi yang jauh lebih besar daripada gempa bumi jauh di dalam kerak bumi.

Bahkan seorang seismolog Turki mendesak pemerintah negara ini untuk memeriksa retakan pada beberapa bendungan di wilayah gempa untuk mengantisipasi kemungkinan jebolnya bendungan tersebut sehingga menimbulkan banjir bandang.

Sebagian Turki berada tepat di atas Lempeng Anatolia yang memiliki dua patahan besar, yakni Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur. Lempeng ini berbelit ke selatan di Lempeng Arab.

Karena letak geologisnya, seperti sebagian Indonesia dan negara rawan gempa lainnya seperti Iran dan Jepang, Turki merupakan salah satu zona seismik teraktif di dunia.

Gempa serupa berkekuatan 7,4 mengguncang Turki pada tahun 1999 menewaskan lebih dari 17.000 orang, termasuk sekitar 1.000 di kota terbesar di negara itu, Istanbul. (*)

Selasa, 07 Februari 2023

Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang

Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang
Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang.
JAKARTA - Korban tewas gempa Turki diperkirakan lebih dari 20.000 orang karena masih banyak korban di bawah reruntuhan.

Dilansir BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa Turki dengan magnitudo 7,8 masih akan bertambah.

Organisasi itu mengatakan jumlah korban bisa mencapai delapan kali lipat dari yang telah dikonfirmasi. Sedangkan hingga Selasa (7/2/2023) pagi, jumlah korban tewas sudah melebihi 3.800 orang.

Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang
Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang.
Kami selalu melihat hal yang sama dengan gempa bumi, sayangnya laporan awal jumlah orang yang tewas atau terluka akan meningkat cukup signifikan pada minggu berikutnya, kata Catherine Smallwood, pejabat darurat senior WHO untuk Eropa.

Setidaknya 1.444 orang telah tewas di seluruh Suriah, kata pemerintah dan petugas penyelamat.

Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang
Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang.
Jumlah korban baru membuat total kematian di Suriah dan Turki menjadi setidaknya 3.823 setelah Turki merevisi jumlah korban sebelumnya menjadi 2.379. Turki mengumumkan tujuh hari berkabung bagi yang meninggal.

Ankara juga mengumumkan pada Senin (6/2/2023) malam hampir 14.500 orang terluka dan 4.900 bangunan rata dengan tanah.

Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang
Korban Gempa Turki Bisa Mencapai 20.000 Orang.
Penyelamatan juga terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Para pejabat mengatakan gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu terhenti, sehingga sulit untuk mengirimkan bantuan vital.(*) 

Sabtu, 01 Oktober 2022

Satu Orang Meninggal akibat Gempa magnitudo 5,8 di Tapanuli Utara

Satu Orang Meninggal akibat Gempa dengan magnitudo 5,8 di Tapanuli Utara
Gempa bumi yang terjadi pada Sabtu dini hari (1/10/2022) menyebabkan kerusakan bangunan rumah dan tempat ibadah serta jalan umum di Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. (BorneoTribune/ANTARA/Rinto Aritonang)
BorneoTribune, Tapanuli Utara - selain mengakibatkan satu orang meninggal dan beberapa orang terluka, gempa dengan magnitudo 5,8 yang terjadi pada Sabtu dini hari juga menyebabkan kerusakan rumah dan fasilitas umum. 

Hal itu dikatakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Bonggas Pasaribu, Sabtu (1/10/2022).

Kepada ANTARA, Bonggas mengatakan bahwa gempa bumi memicu terjadinya kebakaran kios, menyebabkan tanah longsor dan badan jalan rusak, serta mengakibatkan kerusakan rumah warga dan tempat ibadah.

Tempat ibadah yang rusak akibat gempa antara lain Gedung HKBP Tarutung Kota di Kota Tarutung. Selain itu, tidak sedikit rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa. 

​​​​​​"Sepanjang 50 hingga 60 meter badan jalan menuju kawasan wisata Salib Kasih juga tertutup material tanah longsor setinggi tiga meter," kata Bonggas.

Ia menambahkan, pemerintah kabupaten mengerahkan alat berat untuk membersihkan longsoran tanah di kawasan wisata Salib Kasih.

Menurut dia, gempa juga menyebabkan kerusakan seratusan meter bagian jalan di Desa Simorangkir, Kecamatan Siatasbarita, serta seratusan meter bagian jalan di Desa Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung.

"Saat ini kita masih terus mendata kerusakan yang timbul akibat gempa bumi," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa yang terjadi di Tapanuli Utara pusatnya berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 2,11 derajat Lintang Utara dan 98,83 derajat Bujur Timur.

Menurut Pelaksana Tugas ​​​​​​​Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa bumi tersebut termasuk jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar besar Sumatra segmen Renun.

Pewarta : Juraidi/Antara
Editor: Yakop

Sabtu, 15 Januari 2022

BMKG: Kedalaman Gempa di Banten 10 Km

BMKG: Kedalaman Gempa di Banten 10 Km
BMKG: Kedalaman Gempa di Banten 10 Km. 

BorneoTribun Jakarta – Gempa magnitudo 6,7 mengguncang Banten, Jumat (14/1/2022). Gempa terjadi pada pukul 16.05 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, lokasi gempa pada koordinat 7.01 LS, 105.26 BT atau 52 km Barat Daya Sumur, Banten.

BMKG menyatakan, kedalaman gempa 10 Km. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi.

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada di dalam bangunan: keluar dari bangunan tersebut dengan tertib; jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K; telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda: apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa,karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Sumber: Liputan6

Sabtu, 10 Juli 2021

Gempa 5,9 Guncang Perbatasan California-Nevada

Gempa 5,9 Guncang Perbatasan California-Nevada
Ilustrasi. Retakan terlihat di jalan di sebelah Gereja Komunitas Trona setelah gempa berkekuatan 7,1 SR pecah, dipicu oleh 6,4 pada hari sebelumnya, di dekat pusat gempa di Trona, California, AS, 6 Juli 2019. (Foto: REUTERS/David McNew)

BORNEO TRIBUN - Gempa bumi yang kekuatan awalnya mencapai 5,9 mengguncang perbatasan California-Nevada pada Kamis (8/7) sore kemarin.

Warga dari sekitar kawasan Danau Tahoe hingga Fresno melaporkan mereka merasakan getaran gempa itu, namun belum ada laporan tentang kerusakan atau korban cedera.

Survei geologi Amerika mengatakan gempa terjadi sekitar pukul 15.49 sore, di wilayah sekitar 402 kilometer timur San Fransisco dan selatan Danau Tahoe.

Pusat gempa terletak sekitar 32 kilometer barat daya Smith Valley, Nevada; diikuti selusin gempa susulan yang salah satu diantaranya berkekuatan 4,6.

Departemen Perhubungan di negara bagian Nevada mengatakan US 395 yang merupakan jalur darat utama di bagian utara Sierra Nevada ditutup karena longsoran batu.

Penutupan itu membentang sekitar 64 kilometer dari dekat kota Willow Springs hingga ke perbatasan Nevada.

“Meskipun tidak ada laporan awal tentang kerusakan dan cedera, ini merupakan situasi yang berkembang pesat dan rincian lebih lanjut akan disampaikan dalam beberapa jam mendatang,” cuit Kantor Layanan Darurat California.

“Kami bekerjasama erat dengan pejabat-pejabat lokal untuk memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya dan dukungan yang cukup untuk bergerak cepat menanggapi gempa bumi ini,” tambahnya. [em/ft]

VOA

Minggu, 23 Mei 2021

Gempa 5,9 magnitudo Merusakan Ratusan Bangunan di Jawa Timur, Tidak Ada Korban Jiwa

Gempa 5,9 magnitudo Merusakan Ratusan Bangunan di Jawa Timur, Tidak Ada Korban Jiwa
Salah satu rumah warga terdampak gempa M5,9 di Provinsi Jawa Timur, Jumat (21/5). (Foto: Courtesy/Situs Web BNPB)

BorneoTribun Jatim -- Gempa berkekuatan 5,9 magnitudo yang menggoyang Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (21/5), mengakibatkan ratusan bangunan di sejumlah kota di provinsi tersebut rusak. 

Bencana itu juga mengakibatkan satu warga luka berat, satu luka ringan, tetapi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tidak ada korban tewas.

BNPB dalam keterangannya di situs webnya, Sabtu (22/5), mengatakan kerusakan pada bangunan memiliki tingkatan yang berbeda. Selain rumah, gempa tersebut juga merusak sejumlah fasilitas kesehatan, rumah ibadah, sekolah dan fasilitas umum lainnya.

BNPB mengatakan pasca gempa yang terjadi pada dan pukul 19.09 WIB dan berpusat 57 km tenggara Blitar itu, masih terdapat empat gempa susulan dengan kekuatan 2,7 hingga 3,1 magnitudo. Pusat gempa susulan, kata BNPB, terjadi dengan kedalaman yang berbeda.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendistribusikan sejumlah bantuan untuk warga terdampak gempa antara lain sembako, lauk pauk dan terpal. Bantuan untuk mendukung penanganan COVID-19, seperti masker kain dan masker medis, juga diberikan. [ah]

Oleh: VOA

Jumat, 30 April 2021

Jokowi Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Kabupaten Malang

Jokowi Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Kabupaten Malang
Presiden Jokowi berdialog dengan warga terdampak gempa di Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur  Kamis, (29/04/2021). (Foto: Humas Setkab/Oji)

BorneoTribun Jakarta -- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi terdampak gempa di Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur,  Kamis (29/04/2021).

Seperti telah diketahui sebelumnya, di lokasi tersebut telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 6,1 SR yang dampaknya dapat dirasakan hampir di 32 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur.

“Sore hari ini saya berada di Desa Majangtengah, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur untuk meninjau gempa yang terjadi beberapa hari yang lalu,” ujarnya.

Dalam peninjauan tersebut, Presiden Jokowi tampak didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Malang H.M. Sanusi.

Berdasarkan laporan yang diterima, Presiden mengungkapkan bahwa gempa yang telah terjadi mengakibatkan kerusakan terhadap 1.716 rumah, baik itu rusak berat, rusak sedang, maupun rusak ringan.

Untuk menanggulangi kerusakan akibat gempa, Presiden mengungkapkan, pemerintah akan memberikan bantuan sejumlah uang untuk biaya pembangunan ulang rumah-rumah warga. Sedangkan untuk fasilitas umum yang mengalami kerusakan akan segera dikerjakan oleh pemerintah pusat.

“Semuanya nanti akan dibantu dari pemerintah, yang berat akan dibantu Rp50 juta, yang sedang dibantu Rp25 juta, dan yang ringan dibantu Rp10 juta. Dan kita harapkan nanti bisa segera dilaksanakan rekonstruksi dan untuk fasilitas umum seperti yang ada di belakang saya ini musala juga akan dikerjakan oleh Kementerian PUPR,” jelasnya.

Presiden berharap pembangunan ulang bagi rumah-rumah maupun fasilitas umum yang mengalami kerusakan dapat segera dikerjakan agar keadaan dapat pulih seperti sebelumnya.

“Saya kira kita ingin agar kehidupan bisa normal kembali dan kita harapkan kita semuanya nanti ke sini, ke Kabupaten Malang, semuanya sudah segera dimulai dikerjakan dalam bulan-bulan Mei ini,” pungkasnya. 

(TGH/AIT/TAR)

Senin, 12 April 2021

Gempa Jawa Timur, Jokowi Instruksikan Langkah Tanggap Darurat

Seorang pria menyelamatkan barang miliknya di sebuah rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lumajang, Jawa Timur, 11 April 2021. (Foto: Antara/Zabur Karuru via REUTERS)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri PUPR beserta Panglima TNI dan Kapolri untuk mengambil langkah-langkah tanggap darurat guna mengatasi dampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.1 yang terjadi di Jawa Timur, Sabtu, (10/4).

“Aparat terkait lainnya juga pemprov, pemerintah kota dan kabupaten untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat mencari dan menemukan korban yang tertimpa teruntuhan dan melakukan segera, melakukan perawatan pada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (11/4).

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengingatkan semua pihak bahwa letak geografis Indonesia berada di wilayah cincin api atau ring of fire. Maka dari itu aktivitas alam, baik berupa gempa bumi dan bencana alam lainnya, bisa terjadi kapan saja.

“Dan oleh sebab itu saya mengingatkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan, kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” katanya.

Tidak lupa atas nama pribadi dan rakyat Indonesia, Jokowi mengucapkan duka cita mendalam atas korban meninggal dunia yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.

Bencana gempa mengguncang Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4), pada pukul 14.00 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 km. Sebelumnya, gempa tersebut diperkirakan mencapai skala 6,7, tetapi BMKG memutakhirkan parameter gempa menjadi 6,1.

Gempa tersebut berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

BNPB, Sabtu (10/4), melaporkan gempa tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia, satu orang luka berat dan 22 orang luka ringan, dan lebih dari 300 rumah di Jawa Timur rusak. [gi/ah]

Oleh: VOA

Gempa magnitudo 6,1 di Jatim, Presiden Jokowi: Segera Lakukan Upaya Tanggap Darurat

Gempa magnitudo 6,1 di Jatim, Presiden Jokowi: Segera Lakukan Upaya Tanggap Darurat
Presiden Joko Widodo

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Presiden Jokowi menyampaikan, telah mendapatkan laporan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengenai terjadinya gempa magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada hari Sabtu (10/04/2021) siang kemarin serta gempa susulan yang terjadi pagi hari ini, Minggu (11/04/2021).

Kepala Negara pun langsung memerintahkan sejumlah jajarannya untuk bertindak cepat melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Hal tersebut disampaikannya dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Minggu (11/04/2021).

“Saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, kepada Kepala Basarnas, kepada Menteri Sosial, kepada Menteri Kesehatan, dan juga Menteri PUPR, serta Panglima TNI dan Kapolri beserta seluruh jajaran aparat terkait lainnya, juga pemprov [pemerintah provinsi], pemerintah kota dan kabupaten, untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat. Mencari dan menemukan korban yang tertimpa reruntuhan, dan segera melakukan perawatan kepada korban yang luka-luka dan juga penanganan dampak dari adanya gempa bumi tersebut,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban meninggal dunia akibat musibah tersebut.

“Saya atas nama pemerintah dan seluruh rakyat menyampaikan dukacita yang mendalam atas korban yang meninggal dunia,” ucapnya.

Lebih lanjut, Presiden meminta agar kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana terus ditingkatkan. Ia mengingatkan bahwa Indonesia berada di wilayah cincin api dan aktivitas alam dapat terjadi setiap saat, baik itu gempa maupun aktivitas lain.

“Saya perlu mengingatkan bahwa kita ini berada di wilayah ring of fire, di wilayah cincin api. Oleh karena itu, aktivitas alam dapat terjadi setiap saat, baik itu gempa dan yang lain-lainnya, kapan saja. Oleh sebab itu, saya mengingatkan kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk terus mengimbau masyarakat untuk mempererat kerja sama dan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan datangnya sebuah bencana,” tandasnya.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tektonik magnitudo 6,1 terjadi Sabtu (10/04/2021) pukul 14.00.16 WIB di wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa, dengan episenter pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 kilometer arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim pada kedalaman 80 kilometer.

Tak hanya di wilayah Malang, guncangan akibat gempa juga dirasakan di sejumlah daerah, antara lain Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Banjarnegara, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Mojokerto, Klaten, Yogyakarta, bahkan hingga beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat dan Bali. 

(FID/UN)

[FOTO] Dampak Kerusakan Gempa Malang

[FOTO] Dampak Kerusakan Gempa Malang
Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. ANTARA FOTO/STR

BorneoTribun Jatim -- Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,1 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang. 

Berikut foto-foto terkininya.

Seorang pria menyelamatkan barang miliknya di sebuah rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lumajang, Jawa Timur, 11 April 2021. (Foto: Antara/Zabur Karuru via REUTERS)

Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,1 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur. ANTARA FOTO/STR

Sejumlah karyawan dan tamu hotel The Balava keluar untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Tim PMI Kabupaten Malang di depan sebuah rumah yang rusak berat. Data sementara ada ratusan rumah rusak mulai kategi berat, sedang dan ringan dampak gempa berkekuatan 6.1 SR di Malang pada Sabtu, 10 April 2021 (PMI Kabupaten Malang)


Kondisi sekolah MAN Turen pascagempa di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). ANTARA FOTO/STR

Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 di Jatim, Kemensos Terjunkan 700 Personil Tagana

Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 di Jatim, Kemensos Terjunkan 700 Personil Tagana
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Foto: Dokumentasi Humas Setkab)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 yang mengguncang Malang, Jawa Timur (Jatim) dan wilayah sekitarnya, Sabtu (10/04/2021), pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat dengan menerjunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana).

Sebanyak 700 personil Tagana  yang berasal dari 10 kabupaten/kota se-Jatim diterjunkan ke lokasi terdampak untuk melaksanakan empat tugas yaitu membantu evakuasi korban, membangun shelter, mendirikan dapur umum, dan menyelenggarakan layanan dukungan psikososial.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini juga meninjau langsung lokasi terdampak gempa. Tiba di Malang, Minggu (11/04/2021) dini hari, Mensos langsung menyapa serta memberikan bantuan kepada penyintas gempa.

“Yang sabar ya Bapak/Ibu. Mudah-mudahan situasi segera pulih,”  ucapnya.

Risma juga mengunjungi pengungsi di Kabupaten Lumajang, Jatim untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi.

Sebelumnya, pascabanjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) Mensos juga terjun ke lokasi terdampak untuk memastikan ketersediaan logistik dan kebutuhan dasar mereka terpenuhi.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) gempa tektonik magnitudo 6,7 yang kemudian di-update menjadi magnitudo 6,1 terjadi Sabtu (10/04/2021) pukul 14.00.16 WIB di wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa, dengan episenter pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 kilometer arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jatim pada kedalaman 80 kilometer.

“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi pergerakan naik (thrust fault),” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Sabtu (10/04/2021).

Kepala BMKG mengungkapkan, tak hanya di wilayah Malang, guncangan akibat gempa juga dirasakan di sejumlah daerah antara lain yaitu Blitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Nganjuk, Banjarnegara, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Mojokerto, Klaten, Yogyakarta, bahkan hingga beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Menutup keterangan persnya, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg,” tandasnya. 

(HUMAS KEMENSOS/HUMAS BMKG/UN)

Minggu, 11 April 2021

Lebih dari 300 Rumah di Jawa Timur Rusak Akibat Gempa

Lebih dari 300 Rumah di Jawa Timur Rusak Akibat Gempa
Seorang pria membersihkan ruang sidang yang rusak akibat gempa bumi yang melanda laut 91 km tenggara Blitar, foto di Blitar, Jawa Timur, 10 April 2021. (Foto: Antara/Irfan Anshori via Reuters)

BORNEOTRIBUN JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (10/4), melaporkan lebih dari 300 rumah di Jawa Timur rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,1 di Malang.

Berdasarkan data yang dihimpun BNPB dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Jawa Timur, hingga pukul 20.00 WIB terdapat setidaknya 11 rumah rusak berat, 194 rumah rusak sedang dan 126 rusak ringan. 

Dalam situs webnya, Sabtu (10/4), BNPB menyebutkan gempa tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum, antara lain 11 unit sarana pendidikan, tujuh kantor pemerintah, enam unit sarana ibadah, satu unit RSUD, dan sebuah pondok pesantren.

Sebuah rumah terlihat rusak akibat gempa di Malang, Jawa Timur, 10 April 2021. (Foto: Antara via Reuters)

Selain merusak bangunan, gempa tersebut juga menelan korban jiwa. Hingga pukul 21.00 WIB, BNPB mencatat terdapat delapan orang meninggal dunia, satu orang luka berat dan 22 orang luka ringan.

Bencana gempa mengguncang Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4), pada pukul 14.00 WIB. Pusat gempa berada di laut dengan jarak 96 km arah selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, dengan kedalaman 80 km. 

Sebelumnya, gempa tersebut diperkirakan mencapai skala 6,7, tetapi BMKG memutakhirkan parameter gempa menjadi 6,1.

Gempa tersebut berdampak pada delapan wilayah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, meliputi Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

Waspadai Fenomena

BNPB, mengutip keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sabtu (10/4), melaporkan episentrum gempa di Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi yang telah merusak Jawa Timur pada tahun-tahun sebelumnya. 

Provinsi tersebut tercatat pernah mengalami gempa bumi pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai.

“Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempa bumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” jelas Daryono.

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kecil dan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan. [ah]

Oleh: VOA

Selasa, 02 Februari 2021

Jalan Berbukitan, Mahasiswa Unsa Berjuang Bantu Korban Gempa Bumi di Majene

Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar. (Foto: BT/Irwan)

BorneoTribun | Makassar - Mahasiswa Fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar harus berjuang menemui korban gempa bumi di Sulawesi Barat yang berada diatas perbukitan guna menyalurkan langsung bantuan logistik, Majene (selasa, 2/2/2021)

Pengungsi yang berada diperbukitan itu harus dijangkau dengan berjalan kaki, selain karena akses kendaraan yang sulit mereka lebih memilih membangun tenda pengunsian diatas bukit karena kuatir terjadinya gempa susulan dan tsunami.

Yudha jaya Koordinator Mahasiswa FH. UNSA Makassar mengatakan bahwa kami harus berjalan kaki untuk menemui langsung para pengungsi yang berada di atas perbukitan.

"Kami sengaja menyentuh mereka karena mereka jarang mendapatkan bantuan, bahkan kami sempat ketemu dengan salah satu pengungsi di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Sulbar yang dalam keadaan sakit dan menggunkan kursi roda," ungkap Yudha.

Selain itu di Kecamatan Tapalang kabupaten Mamuju kami juga menemui beberapa kepala keluarga yang sudah mengungsi sejak terjadinya gempa bumi dan mengaku rumahnya sudah rusak parah bahkan ada diantara pengungsi yang salah satu keluarganya meninggal dunia akibat reruntuhan bangunan.

"Yah sangat memprihatinkan memang namun kami melihatnya mereka sangat sabar dengan kondisi yang sekarang dan atas nama Mahasiswa Fakultas Hukum Unsa makassar kami ikut berduka dan semoga sulbar cepat bangkit", ucap Yudha pimpinan rombongan dari FH. Unsa Makassar.

(Yk/Irwan)

Senin, 01 Februari 2021

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju

Unsa Makassar Salur Bantuan Korban Gempa Bumi di Majene dan Mamuju.

BorneoTribun | Makassar - Dekan fakultas hukum Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar melakukan penyaluran bantuan logistik untuk korban bencana alam (Gempa bumi) Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat di Halaman Kampus Unsa Makassar Jalan Kandea III Kota Makassar Senin (1/2/2021).

DR. Hj. Asmah, SH.,MH Dekan Fakultas Hukum Unsa Makassar saat melepas Mahasiswa Fak. Hukum Unsa ke lokasi Gempa bumi di Sulbar mengatakan bahwa semoga bantuan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Sulbar yang terkena dampak gempa bumi dan merupakan program kemanusiaan FH. Unsa juga bukti nyata pengabdian kemasyarakat. 

"Sumber anggarannya selain dari penggalangan dana mahasiswa FH. Unsa secara mandiri juga sumbangan dari Fakultas hukum itu sendiri, rombongan Fak. Hukum Unsa kami juga tekankan untuk prokes kesehatan Covid-19," Ujar Hj. Asmah.

Koordinator aksi kemanusian FH. Unsa Makassar Yudha jaya juga menyampaikan bahwa terima kasih kepada Ibu Dekan FH. Unsa yang mensupport kami dan ini amanah yang wajib kami lakukan apalagi ini menyangkut aksi kemanusiaan.

Turut hadir saat pelepasan ini beberapa Dosen FH. Unsa Makassar yakni Nurmiati Muhiddin dan Sri Handayani.

Oleh: Irwan

Minggu, 31 Januari 2021

Gempa Sulbar: Penyintas Bencana Butuh Tambahan Terpal untuk Tenda Darurat

Situasi desa Kayuangin dilihat dari udara yang memperlihatkan salah satu rumah yang roboh akibat gempa bumi. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

BorneoTribun | Majene, Sulbar - Kebutuhan pasokan terpal untuk tempat tinggal sementara para penyintas gempa bumi di Sulawesi Barat sangat mendesak. Tenda darurat yang ada saat ini penuh sesak. Akibatnya penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 sulit dilakukan.

Pengungsi gempa Sulawesi Barat membutuhkan pasokan terpal tambahan untuk digunakan sebagai tenda darurat. Tenda-tenda darurat yang dibangun di halaman rumah warga saat ini sangat tidak memadai karena terlalu penuh sesak. Rata-rata satu tenda bisa dihuni hingga tujuh keluarga atau sekitar 36 orang. Padahal di tengah situasi pandemi COVID-19, para penduduknya seharusnya saling menjaga jarak.

“Ada tujuh kepala keluarga dalam satu tenda, itu kan 36 orang lebih. Ukuran terpal empat kali enam meter, disambung-sambung,” papar Muhammad Yusuf, Kepala Desa Kayuangin di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Padahal, lanjutnya, ukuran terpal yang ideal setidaknya berukuran lima kali tujuh meter untuk satu keluarga.

Seorang anak sedang makan diatas puing bangunan rumah yang roboh di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Mengutip laporan Pusdalops BNPB, per tanggal 27 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, jumlah rumah penduduk yang rusak akibat gempa di Kabupaten Majene mencapai 1.150 unit, dan masih akan bertambah karena pendataan masih terus dilakukan. Gempa tersebut juga mengakibatkan 27.537 jiwa mengungsi di 20 lokasi.

Desa Kayuangin, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah oleh guncangan gempa magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1). Berdasarkan pemantauan VOA pada Jumat (30/1), kondisi rumah warga di desa yang dihuni 372 keluarga (1.572 jiwa) itu rusak, baik roboh, retak, maupun kehilangan bagian dinding rumah yang terlepas akibat guncangan gempa.

Warga sedang mengantri mengakses air bersih dari sebuah tandon air dengan latar rumah yang rusak berat akibat gempa di desa Banua, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

“Sembilan puluh persen –yang rusak- paling tidak yang rusak ringan ya rumah-rumah kayu. Kalau semua rumah batu ada yang sekalian hancur, ada yang retak tidak bisa lagi masuk,” kata Yusuf. Pria berusia 56 tahun itu mengungkapkan korban jiwa bisa dihindari karena sejak gempa pertama dengan magnitudo 5,9 Skala Ritcher pada Kamis (14/1) siang warga di desa itu sudah tidur di luar rumah pada malam harinya.

Yusuf juga menekankan harapannya bantuan segera turun ke desa tersebut. Bantuan tersebut bisa berupa kunjungan tim medis dan juga pembuatan sarana sanitasi mandi, cuci, kakus, agar warga tidak lagi buang air besar sembarangan.

Ibu Rida (baju kuning) saat berada di tenda terpal yang didirikan di depan rumahnya yang rusak berat akibat gempa di desa Kayuangi, Kecamatan Malunda. Jumat (28/1/2021). (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Rida (32) seorang ibu rumah tangga yang berada di salah satu tenda darurat kepada VOA mengatakan dampak gempa membuat sumber-sumber air tidak lagi dapat digunakan, kini dia sangat membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk air minum.

“Biar air untuk dipakai masak dan mencuci susah juga Pak karena disini tidak ada sumur,” ujar Rida.

Anisa (43) berharap ada bantuan alat memasak karena perlengkapan dapur miliknya rusak tertimpa reruntuhan bangunan rumahnya roboh.

“Pinjam dari teman-teman disini, pancinya, tidak ada panciku, piring habis” ujar Anisa yang tinggal di tenda terpal bersama suami, lima anak dan satu cucunya. [yl/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Rabu, 20 Januari 2021

Gempa 6,2 Magnitudo, DPC PERMAHI Galang Dana Untuk Masyarakat Sulbar

Gempa 6,2 Magnitudo, DPC PERMAHI Galang Dana Untuk Masyarakat Sulbar.

BorneoTribun | Sulbar - Gempa bumi dengan kekuatan 6,2 magnitudo mengguncang sulawesi barat pada jumat (15/1) lalu.

Gempa tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas publik, bangunan dan rumah masyarakat hancur.

Selain itu bencana tersebut mengakibatkan banyak korban yang mengalami luka-luka bahkan merenggut nyawa.

Ketua Umum DPC PERMAHI Makassar, Agung Marwansyah.

Atas kejadian tersebut Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (DPC PERMAHI) Makassar melakukan aksi nyata open donasi dan galang dana di beberapa titik persimpangan yang ada di kota makassar.

Ketua Umum DPC PERMAHI Makassar, Agung Marwansyah mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan aksi kemanusiaan untuk membantu masyarakat sulbar yang terkena musibah.

"kami tengah melakukan aksi kemanusiaan dengan open donasi dan galang dana sebagai bentuk kepedilan membantu meringankan beban masyarakat Sulbar yang tertimpa musiba" ungkapnya

"Apalagi di Sulbar tepatnya di Mamuju dan Majene ada kader permahi yang menjadi korban gempa" lanjutnya

Lebih lanjut Agung berharap dengan adanya aksi kemanusiaan ini dapat menggugah hati nurani kita semua untuk sama-sama bergerak membantu korban bencana gempa di Sulbar

"Atas nama kemanusiaan, nurani dan cinta kasih saya mengajak kita semua untuk sama-sama berkhidmat membantu meringankan beban penderitaan saudara kita yang sedang tertimpa musiba" 

Diketahui DPC PERMAHI Makassar masih mengumpulkan dana, lalu kemudian dibelanjakan sesuai kebutuhan untuk diantarkan langsung ke lokasi

"Kami masih mengumpulkan dana dari para donatur, dana ini nantinya kita belanjakan sesuai dengan kebutuhan korban dan akan di distribusikan langsung ke lokasi"

Oleh: Irwan

Sabtu, 31 Oktober 2020

Lebih 20 Orang Tewas Akibat Gempa di Turki

Pejabat dan tim SAR melakukan pencarian korban di sebuah bangunan yang runtuh akibat gempa yang mengguncang Laut Aegea, Jumat (30/10) dan merobohkan sejumlah bangunan di provinsi pesisir Izmir, Turki, 30 Oktober 2020.


BorneoTribun - Gempa berkekuatan M 7,0 mengguncang provinsi Izmir, Turki, Jumat (30/10/2020). Seperti dilaporkan BBC, USGS mencatat gempa yang berpusat di Laut Aegean itu terasa hingga Athena (ibu kota Yunani) dan Istanbul (salah satu kota terbesar di Turki).


Dilansir Associated Press, menurut Lembaga Tanggap Bencana dan Manajemen Darurat Turki, pusat gempa berada di Laut Aegea pada kedalaman 16,5 kilometer. Guncangan sangat terasa di kota Izmir, Turki, bahkan hingga merobohkan sejumlah bangunan.


Ilke Cide, seorang mahasiswa doktoral yang berada di wilayah Guzelbahce Izmir selama gempa bumi, mengatakan dia pergi ke pedalaman setelah air naik setelah gempa.


“Saya sangat terbiasa dengan gempa bumi, jadi saya tidak menganggapnya serius pada awalnya, tetapi kali ini sangat menakutkan,” katanya, seraya menambahkan gempa tersebut telah berlangsung setidaknya 25-30 detik, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (31/10/2020). 


Sebagaimana dilansir BBC News, Turki mengonfirmasi jumlah korban tewas mencapai 20 orang di Provinsi Izmir, dan dua remaja lainnya tewas di Provinsi Samos. Sementara 786 lainnya mengalami luka-luka. 70 orang di antaranya dievakuasi dari bawah reruntuhan bangunan.


Dari pantauan dilaporkan ketinggian air laut naik di dermaga utama di Samos hingga membanjiri jalanan setempat. Gubernur Samos, Yiannis Stamoulis, menyatakan tidak ada penduduk yang terluka akibat gempa.


Namun, dia memerintahkan supaya penduduk untuk sementara menjauh dari bangunan dan mewaspadai gempa susulan. Bahkan dilaporkan terjadi longsor di sebagian wilayah Yunani dekat pusat gempa.


Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan 12 orang tewas, satu karena tenggelam, sementara 419 orang terluka. Di pulau Samos, Yunani, dua remaja, laki-laki dan perempuan, ditemukan tewas di daerah di mana tembok telah runtuh.


Operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut di 17 bangunan yang roboh atau rusak, kata AFAD. Gubernur Izmir mengatakan 70 orang telah diselamatkan dari bawah reruntuhan.


Adapun Turki dan Yunani sama-sama berada di garis patahan dan gempa bumi biasa terjadi di kawasan ini. Sejumlah gempa susulan juga tercatat di Turki dan Yunani. Guncangan gempa juga dilaporkan terasa hingga Bulgaria. (red)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno