Berita Borneotribun.com: Final Copa del Rey Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Final Copa del Rey. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Final Copa del Rey. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 April 2025

Antonio Rudiger Dikecam DFB Karena Kemarahannya di Final Copa del Rey

Antonio Rudiger Dikecam DFB Karena Kemarahannya di Final Copa del Rey
Antonio Rudiger Dikecam DFB Karena Kemarahannya di Final Copa del Rey.

JAKARTA - Antonio Rudiger, bek tengah Real Madrid, kini tengah menjadi sorotan setelah mendapat teguran keras dari Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) atas perilakunya yang tak terkontrol saat final Copa del Rey melawan Barcelona. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit itu, Rudiger menunjukkan kemarahan yang luar biasa terhadap wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea di penghujung waktu tambahan, yang berujung pada kartu merah dan reaksi keras dari pihak DFB.

Peristiwa ini terjadi setelah beberapa serangan verbal yang dilontarkan oleh tim Madrid terhadap para pejabat pertandingan sebelum laga. Rudiger tampaknya merasa kecewa dengan keputusan wasit yang ia anggap tidak adil, dan dengan emosi yang meledak, ia melompat dari bangku cadangan serta diduga melemparkan sebuah objek (kemungkinan kantong es yang dipakai untuk melindungi lututnya) ke arah wasit. Ia pun harus ditahan secara fisik setelah menerima kartu merah.

Aturan La Liga menyebutkan bahwa Rudiger bisa menghadapi larangan bermain hingga 12 pertandingan karena tindakannya tersebut. DFB juga mengingatkan Rudiger tentang tanggung jawabnya sebagai wakil tim nasional Jerman. Rudi Voller, Direktur Olahraga DFB, menegaskan bahwa sebagai pemain nasional, Rudiger harus menunjukkan perilaku yang terhormat di luar lapangan.

"Toni adalah pemain kelas dunia, tetapi sebagai pemain internasional, dia juga harus menunjukkan kelas dalam sikapnya," kata Voller kepada SID. "Dia memang pantas mendapatkan rasa hormat, dan dia juga harus memberikan rasa hormat yang sama kepada orang lain tanpa kecuali."

Voller mengakui bahwa Rudiger adalah sosok yang emosional dan penuh semangat di lapangan, namun ia menambahkan bahwa dalam situasi ini, Rudiger dan beberapa rekan setimnya terlalu terbawa suasana panas yang melingkupi pertandingan tersebut, yang memang kerap terjadi di sekitar klub.

"Ini tidak bisa diterima. Apalagi sebagai pemain tim nasional Jerman," lanjut Voller. "Toni sudah menghubungi Julian [Nagelsmann, manajer timnas Jerman] dan saya kemarin, dan kami berbicara panjang lebar mengenai situasi ini."

Rudiger, yang saat ini menjabat sebagai wakil kapten timnas Jerman, sudah meminta maaf melalui media sosial dan diperkirakan tidak akan mendapatkan hukuman lebih lanjut dari DFB. Namun, otoritas Spanyol masih menyusun tanggapan mereka terkait insiden tersebut.

Minggu, 27 April 2025

Hansi Flick Bawa Barcelona Juara Copa del Rey, Optimis Raih Treble Musim Ini

Hansi Flick Bawa Barcelona Juara Copa del Rey, Optimis Raih Treble Musim Ini
Hansi Flick Bawa Barcelona Juara Copa del Rey, Optimis Raih Treble Musim Ini.

JAKARTA - Pelatih Barcelona, Hansi Flick, baru saja meraih gelar besar pertamanya bersama Blaugrana. Dalam laga final Copa del Rey yang super dramatis melawan Real Madrid, Barca sukses comeback dan menang 3-2 lewat perpanjangan waktu. Flick pun kini mulai berbicara soal peluang Barcelona untuk meraih treble winner musim ini!

Drama Klasik di Final Copa del Rey

Final Copa del Rey 2025 yang digelar Sabtu malam benar-benar penuh ketegangan. Barcelona sempat tertinggal dan hampir saja menyerah sebelum akhirnya bangkit luar biasa. Gol pertama dicetak oleh Pedri yang membawa Barca unggul lebih dulu. Tapi Real Madrid langsung membalikkan keadaan lewat dua gol dari Kylian Mbappe dan Aurelien Tchouameni.

Saat waktu normal tinggal enam menit, nasib Barcelona seperti di ujung tanduk. Tapi Ferran Torres jadi pahlawan dengan mencetak gol penyama kedudukan di menit-menit akhir, memaksa laga dilanjutkan ke babak tambahan.

Di babak extra time, ketegangan makin menjadi. Hingga akhirnya di menit ke-116, sebuah kesalahan fatal dari Luka Modric dimanfaatkan sempurna oleh Jules Kounde. Bek asal Prancis itu mencuri bola dan langsung melepaskan tendangan keras ke sudut kiri bawah gawang Madrid. Gol itu memastikan kemenangan dramatis Barcelona dan membawa mereka meraih trofi Copa del Rey ke-32 sepanjang sejarah!

Flick: "Malam yang Sempurna, Tapi Kita Masih Punya Misi!"

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Hansi Flick tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Ia menyebut malam final itu sebagai "malam yang sempurna" untuk Barcelona.

"Apa yang dilakukan pemain-pemain saya malam ini benar-benar luar biasa," kata Flick dengan penuh emosi. "Mereka berjuang sampai akhir, tidak pernah menyerah, dan menunjukkan mental juara. Saya benar-benar bangga kepada mereka."

Flick juga mengingatkan bahwa meskipun euforia ini pantas dirayakan, perjalanan mereka belum selesai. Barcelona saat ini memimpin klasemen LaLiga dan juga masih berlaga di semifinal Liga Champions melawan Inter Milan.

"Kita harus menikmati momen ini, tapi setelah itu, fokus kita harus langsung kembali ke pertandingan melawan Inter," lanjutnya. "Treble? Ya, sekarang itu bukan mimpi lagi. Tapi untuk mencapainya, kami harus tetap kerja keras dan rendah hati."

Rekor Baru dan Catatan Manis untuk Flick

Kemenangan ini juga mencatatkan rekor baru buat Hansi Flick. Ia menjadi pelatih kedua Barcelona yang sukses memenangkan tiga El Clasico pertamanya di semua kompetisi. Sebelumnya, hanya Pep Guardiola yang mampu melakukan hal itu, bahkan Guardiola memenangkan lima El Clasico pertamanya.

Lebih hebatnya lagi, sejak akhir Desember lalu, Barcelona asuhan Flick belum pernah kalah di kompetisi domestik! Mereka juga sudah menghajar Real Madrid dua kali sebelumnya, termasuk kemenangan 4-0 di LaLiga dan 5-2 di final Supercopa de Espana Januari lalu.

Kini, Barca unggul empat poin dari Madrid di puncak klasemen LaLiga. Jika tren positif ini terus berlanjut, besar kemungkinan gelar liga juga bakal mendarat di Camp Nou musim ini.

Jadwal Krusial Menanti Barcelona

Setelah pesta di Copa del Rey, Barcelona harus langsung bersiap menghadapi tantangan berat. Di tengah pekan ini, mereka akan bertandang ke markas Inter Milan di leg pertama semifinal Liga Champions.

Kemudian, di LaLiga, mereka akan menghadapi tim juru kunci Real Valladolid. Tapi yang paling ditunggu tentu saja pertemuan lanjutan dengan Real Madrid pada 11 Mei nanti, yang bisa jadi laga penentu gelar juara liga.

Flick tahu betul tantangan yang ada di depan mata, tapi ia percaya kunci kesuksesan ada pada sikap para pemainnya.

"Sejak awal musim saya bilang, yang penting adalah membangun suasana yang positif di ruang ganti," jelas Flick. "Pemain-pemain harus menikmati sepak bola, harus percaya diri, dan merasa bahwa mereka bisa bermain di level tertinggi."

Menurut Flick, suasana di ruang ganti Barcelona saat ini luar biasa. Semua pihak, mulai dari staf, pelatih, hingga pemain, saling mendukung satu sama lain. "Kalau kita terus menjaga mentalitas ini, saya percaya langit adalah batasnya," ucapnya optimistis.

Treble Semakin Dekat, Tapi Tetap Waspada

Treble winner juara LaLiga, Liga Champions, dan Copa del Rey dalam satu musim — adalah prestasi luar biasa yang sangat langka di dunia sepak bola. Barcelona sendiri pernah meraihnya di era Pep Guardiola tahun 2009.

Kini, di tangan Flick, harapan itu kembali membara. Dengan performa yang konsisten, kedalaman skuad yang kuat, dan semangat juang yang tinggi, peluang untuk meraih treble sangat terbuka lebar.

Tapi Flick mengingatkan, justru di saat seperti ini, mereka harus lebih fokus dan tidak boleh lengah.

"Kita belum memenangkan apa-apa selain Copa del Rey. LaLiga dan Liga Champions masih ada di depan kita. Jadi sekarang, tugas kita adalah: kerja keras, pemulihan fisik, dan menjaga mentalitas juara," tegas Flick.

Era Baru Barcelona di Bawah Flick

Kemenangan dramatis atas Real Madrid ini seolah menjadi bukti bahwa era baru Barcelona di bawah Hansi Flick telah benar-benar dimulai. Bukan cuma menang, tapi juga bagaimana cara mereka bangkit dari ketertinggalan, bagaimana semangat pantang menyerah itu terus terlihat sampai peluit panjang berbunyi.

Jika Barca bisa terus menjaga momentum ini, siapa tahu musim ini akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu musim paling sukses mereka.

Yang jelas, buat fans Barcelona, kemenangan ini sudah jadi alasan besar untuk bermimpi lebih tinggi!

Barcelona Tumbangkan Real Madrid 3-2 di Final Copa del Rey: Jules Kounde Jadi Pahlawan di Laga Dramatis

Barcelona Tumbangkan Real Madrid 3-2 di Final Copa del Rey Jules Kounde Jadi Pahlawan di Laga Dramatis
Barcelona Tumbangkan Real Madrid 3-2 di Final Copa del Rey Jules Kounde Jadi Pahlawan di Laga Dramatis.

JAKARTA - Pertandingan penuh emosi terjadi saat Barcelona berhasil menaklukkan Real Madrid dengan skor 3-2 dalam final Copa del Rey yang digelar di Estadio La Cartuja, Sabtu malam waktu setempat. 

Lewat drama panjang hingga babak tambahan, Jules Kounde muncul sebagai pahlawan dengan gol krusial di menit-menit akhir. Kemenangan ini membuat Barcelona semakin dekat untuk meraih treble winner musim ini di bawah arahan pelatih baru mereka, Hansi Flick.

Jalannya Pertandingan: Ketegangan Sejak Awal Hingga Akhir

Laga ini benar-benar layak disebut sebagai salah satu El Clasico terbaik dalam sejarah Copa del Rey. Barcelona tampil percaya diri meski harus tampil tanpa Robert Lewandowski yang absen karena cedera. Sebagai gantinya, Ferran Torres dipercaya menjadi ujung tombak dan tampil luar biasa.

Barcelona membuka keunggulan lebih dulu lewat gol cantik dari Pedri pada menit ke-28. Pemuda asal Spanyol itu memanfaatkan umpan brilian dari Lamine Yamal, pemain muda sensasional yang lagi-lagi membuktikan kualitasnya di laga besar. Ini menjadi kontribusi ketiga Yamal dalam tiga laga Clasico berturut-turut rekor yang sebelumnya hanya dipegang nama-nama besar seperti Luis Suarez dan Sergi Roberto.

Namun, Real Madrid tak tinggal diam. Masuknya Kylian Mbappe di babak kedua mengubah jalannya pertandingan. Mbappe langsung menunjukkan kualitasnya dengan mencetak gol penyeimbang lewat tendangan bebas keras yang membentur tiang sebelum masuk ke gawang. Tak lama berselang, Aurelien Tchouameni membawa Madrid berbalik unggul lewat sundulan dari skema sepak pojok yang dieksekusi Arda Guler.

Saat banyak yang mengira Madrid akan membawa pulang trofi, Barcelona membuktikan mental juara mereka. Melalui serangan balik cepat, bola lambung melewati Antonio Rudiger dan Thibaut Courtois, yang kemudian dikonversi menjadi gol oleh Ferran Torres dengan tenang.

Kontroversi Penalti dan Drama Kartu Merah

Ketegangan semakin memuncak ketika di detik-detik akhir waktu normal, wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea sempat memberikan penalti kepada Barcelona setelah Raul Asencio dianggap melanggar Raphinha. Namun, setelah pemeriksaan VAR, keputusan itu dibatalkan. Raphinha dinilai terlalu mudah terjatuh dan penalti pun dianulir.

Drama belum berhenti. Madrid harus kehilangan Vinicius Junior yang cedera, membuat serangan mereka kurang tajam di masa tambahan waktu. Sementara itu, suasana makin panas saat Antonio Rudiger yang sudah diganti, harus menerima kartu merah karena melontarkan protes keras dari bangku cadangan. Setelah peluit panjang berbunyi, Lucas Vazquez juga menerima kartu merah akibat keributan tambahan.

Jules Kounde Jadi Penentu Kemenangan

Kemenangan Barcelona akhirnya dipastikan di menit ke-116 lewat aksi individu Jules Kounde. Bek asal Prancis itu memotong umpan buruk Luka Modric, lalu melepaskan tembakan keras mendatar dari luar kotak penalti yang tidak mampu dihalau Courtois.

Kounde tampil sebagai pahlawan tak terduga di malam bersejarah ini, membantu Barca mengangkat trofi Copa del Rey ke-32, memperpanjang rekor sebagai klub tersukses di ajang tersebut. Ini juga menjadi kemenangan ketiga beruntun Barcelona atas Real Madrid musim ini, setelah sebelumnya menang di Supercopa de Espana dan LaLiga.

Barcelona Makin Mantap Menuju Treble

Di bawah tangan dingin Hansi Flick, Barcelona hanya kalah sekali dari 28 pertandingan terakhir di semua kompetisi. Mereka sejajar dengan Paris Saint-Germain dalam jumlah kemenangan terbanyak di liga-liga top Eropa tahun ini.

Produktivitas gol Barcelona juga luar biasa. Mereka menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak di Eropa musim ini dengan total 155 gol di semua ajang. Fleksibilitas serangan mereka menjadi kunci utama, terutama saat bertahan menghadapi serangan bertubi-tubi Madrid yang bertabur bintang.

Tantangan besar berikutnya menanti: mengunci gelar LaLiga dan mengangkat trofi Liga Champions. Jika berhasil, Flick akan mengikuti jejak Pep Guardiola sebagai pelatih Barcelona yang langsung meraih kesuksesan besar di musim pertamanya.

Masa Depan Carlo Ancelotti di Madrid Dipertanyakan

Sementara itu, kekalahan ini memperbesar tekanan terhadap pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. Meskipun telah memberikan 15 trofi bagi Los Blancos, sinyal perpisahan sepertinya sudah semakin kuat.

Madrid sempat memimpin dan punya peluang besar untuk menang, tetapi mereka gagal menjaga konsentrasi di momen-momen penting. Kesalahan fatal dari Modric saat memberikan umpan yang dipotong Kounde menjadi titik balik kekalahan ini.

Kylian Mbappe yang baru saja pulih dari cedera sempat memberi harapan, tetapi bahkan kehadirannya tak cukup untuk membalikkan keadaan. Statistik pun menunjukkan Madrid tampil kurang efektif: mereka hanya menghasilkan expected goals (xG) sebesar 0,82, jauh dibandingkan Barcelona yang punya xG 1,76.

Dengan jarak empat poin di belakang Barcelona di klasemen LaLiga dan peluang meraih gelar semakin menipis, musim ini bisa menjadi salah satu musim terburuk Madrid dalam beberapa tahun terakhir.

Barca Unggul, Madrid Harus Bangkit

Final Copa del Rey 2025 ini memperlihatkan bahwa Barcelona lebih siap, lebih fokus, dan lebih kuat mental dibanding rival abadinya. Dukungan penuh untuk para pemain muda seperti Lamine Yamal, kepercayaan terhadap Ferran Torres, hingga kepemimpinan Hansi Flick membuat Blaugrana kembali ke jalur kejayaan.

Bagi Real Madrid, ini adalah alarm keras. Mereka harus segera berbenah jika tidak ingin mengakhiri musim dengan tangan kosong. Dengan sisa musim yang ketat, El Clasico berikutnya pada 11 Mei bisa menjadi laga penentu nasib kedua tim di LaLiga.

Satu hal yang pasti, sepak bola Spanyol baru saja disuguhkan salah satu final Copa del Rey paling seru sepanjang masadan kali ini, Barcelona keluar sebagai rajanya.

Sabtu, 26 April 2025

Isu Panas Soal Wasit Tidak Menghalangi Semangat Real Madrid untuk Final Copa del Rey di Seville

Isu Panas Soal Wasit Tidak Menghalangi Semangat Real Madrid untuk Final Copa del Rey di Seville
Isu Panas Soal Wasit Tidak Menghalangi Semangat Real Madrid untuk Final Copa del Rey di Seville.

JAKARTA - Real Madrid akhirnya buka suara terkait rumor panas soal kemungkinan mereka mundur dari final Copa del Rey melawan Barcelona. Dalam pernyataan resminya, Los Blancos menegaskan bahwa mereka tidak pernah mempertimbangkan untuk memboikot laga final, meski suasana di sekitar pertandingan ini sudah panas karena drama soal wasit.

Isu ini bermula dari kritik keras yang disampaikan oleh Real Madrid TV terhadap wasit yang ditunjuk memimpin laga final, Ricardo de Burgos Bengoetxea. Video tersebut menampilkan beberapa keputusan kontroversial sang wasit di masa lalu, yang dinilai merugikan Real Madrid. Reaksi terhadap video ini ternyata sangat emosional, sampai-sampai Ricardo de Burgos Bengoetxea menangis saat konferensi pers.

Tak berhenti di situ, wasit VAR untuk laga final, Pablo Gonzalez Fuertes, juga ikut buka suara. Dalam pernyataannya, Fuertes mengancam akan ada konsekuensi serius terhadap sikap Madrid yang dianggap tidak menghormati otoritas wasit.

"Kami tidak akan tinggal diam lagi. Dalam beberapa hari ke depan, Anda akan mendengar apa yang akan terjadi. Ini akan menjadi momen bersejarah, karena kami tidak akan terus menerima perlakuan seperti ini," ucap Gonzalez Fuertes.

Pernyataan keras dari pihak wasit ini membuat suasana semakin panas menjelang pertandingan besar di Seville. Madrid sendiri menanggapi dengan sikap tegas: mereka mengeluarkan pernyataan resmi yang mengecam komentar wasit, sekaligus meminta pergantian tim wasit untuk pertandingan final. Namun, permintaan itu langsung ditolak.

Sebagai bentuk protes, Real Madrid membatalkan sesi latihan terbuka yang seharusnya bisa disaksikan publik. Mereka juga absen dari konferensi pers pra-pertandingan dan bahkan tidak menghadiri sesi pemotretan resmi bersama Barcelona.

Akibat ketegangan ini, muncul spekulasi liar bahwa Real Madrid mungkin akan memilih untuk tidak tampil di final Copa del Rey. Namun, rumor itu langsung ditepis oleh pihak klub lewat pernyataan terbaru mereka.

Dalam pernyataan itu, Real Madrid menulis:
"Sehubungan dengan rumor yang beredar dalam beberapa jam terakhir, Real Madrid CF menyatakan bahwa tim kami tidak pernah mempertimbangkan untuk menarik diri dari final hari ini."

Mereka menambahkan bahwa walaupun kecewa dengan pernyataan tidak pantas dari para wasit sehari sebelum laga penting, klub tetap menghormati arti besar dari ajang final ini, yang disaksikan oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia.

"Klub kami memahami bahwa pernyataan yang tidak pantas dari para wasit yang ditunjuk untuk laga ini tidak boleh merusak acara olahraga berskala global, yang akan disaksikan oleh ratusan juta orang. Kami juga menghormati para fans yang telah merencanakan perjalanan mereka ke Seville, serta mereka yang sudah berada di sana," lanjut pernyataan itu.

Real Madrid menegaskan bahwa nilai-nilai sportivitas dalam sepak bola harus tetap dijunjung tinggi, meski klub merasa terus diserang dan diperlakukan tidak adil oleh pihak wasit.

Situasi di Balik Layar: Masa Depan Carlo Ancelotti Dipertaruhkan?

Di tengah semua drama ini, ada satu isu besar lain yang diam-diam menyelimuti Real Madrid: masa depan pelatih Carlo Ancelotti. Menurut sejumlah laporan dari media Spanyol, laga final Copa del Rey ini bisa jadi menjadi pertandingan terakhir Ancelotti bersama Real Madrid.

Ancelotti, yang sebelumnya sukses membawa Madrid meraih gelar LaLiga dan Liga Champions, belakangan ini mulai mendapatkan tekanan karena hasil kurang konsisten musim ini. Bahkan, ada rumor kuat bahwa pihak manajemen sudah memutuskan untuk mengganti pelatih setelah laga final, apapun hasilnya.

Beberapa nama besar seperti Xabi Alonso dan Raul Gonzalez disebut-sebut sebagai kandidat pengganti. Tapi tentu saja, semua perhatian saat ini masih tertuju pada bagaimana Real Madrid akan menutup musim ini dengan mengangkat trofi Copa del Rey apalagi melawan rival abadi, Barcelona.

Final yang Sarat Emosi

Dengan segala kontroversi ini, bisa dipastikan bahwa final Copa del Rey kali ini akan berjalan dalam atmosfer yang super panas. Selain rivalitas abadi El Clasico, ada beban emosional ekstra di pundak para pemain, staf, hingga fans.

Barcelona sendiri datang ke final dengan semangat membara, ingin menegaskan dominasi mereka di bawah asuhan Xavi Hernandez. Sementara Real Madrid, selain berusaha membuktikan bahwa mereka bisa tetap tampil profesional di tengah tekanan, juga ingin memberikan "kado perpisahan" manis untuk Ancelotti kalau memang ini benar-benar pertandingan terakhirnya.

Yang jelas, pertandingan ini akan lebih dari sekadar soal taktik dan gol. Ini adalah soal harga diri, kehormatan, dan bagaimana klub besar seperti Real Madrid menghadapi badai dengan kepala tegak.

Real Madrid menunjukkan kelasnya dengan tetap tampil di final Copa del Rey meski diterpa badai kontroversi. Keputusan ini mempertegas prinsip klub bahwa nilai sportivitas lebih penting dibandingkan tekanan atau ketidakpuasan terhadap keputusan-keputusan tertentu.

Dengan segala ketegangan ini, para fans sepak bola di seluruh dunia tentu tak sabar menyaksikan siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam duel klasik ini. Apakah Madrid akan membuktikan bahwa mereka tetap raja di saat krisis, atau Barcelona yang akan berpesta di Seville?

Yang pasti, final Copa del Rey 2025 ini akan dikenang sebagai salah satu yang paling emosional dan dramatis dalam sejarah sepak bola Spanyol.

Preview Final Copa del Rey: Barcelona vs Real Madrid – El Clásico Penentu Trofi!

Preview Final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid – El Clásico Penentu Trofi!
Preview Final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid – El Clásico Penentu Trofi!

JAKARTA - Akhir pekan ini bakal jadi momen panas buat para pecinta sepak bola, karena dua raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, bakal bentrok di Final Copa del Rey! Bukan sekadar pertandingan biasa, ini adalah El Clásico versi final yang bisa jadi salah satu duel paling seru tahun ini.

Pertandingan ini nggak cuma soal siapa yang paling kuat di lapangan, tapi juga soal harga diri. Buat Barcelona dan Madrid, kalah dari satu sama lain bukan pilihan. Dan kali ini, selain mempertaruhkan trofi, mereka juga mempertaruhkan momen spesial dalam perjalanan musim mereka masing-masing.

Duel Dua Raksasa dengan Musim yang Kontras

Barcelona boleh dibilang lagi menikmati musim yang cukup solid. Di bawah pelatih baru, mereka tampil konsisten dan sedang nyaman di puncak klasemen LaLiga. Selain itu, performa mereka sepanjang 2024/25 terbilang mengesankan, dengan hanya satu kekalahan dalam 27 pertandingan terakhir mereka di semua ajang itupun terjadi saat melawan Dortmund di leg kedua Liga Champions.

Sementara itu, Real Madrid justru terlihat sedikit goyah belakangan ini. Dari enam laga terakhir, mereka menang tiga kali dan kalah tiga kali. Padahal biasanya, Madrid dikenal sebagai tim yang justru naik level saat menghadapi laga besar. Tapi musim ini, performa mereka di laga-laga besar seringkali kurang maksimal.

Namun, jangan salah. Hansi Flick yang menukangi Madrid tetap punya kans menjadikan musim ini sangat berkesan. Setelah mengangkat trofi Supercopa dan masih bersaing di Liga Champions, memenangkan Copa del Rey bisa jadi langkah penting menuju musim penuh prestasi. Apalagi, bagi Carlo Ancelotti, final ini juga bisa jadi bagian dari perpisahan manis kalau ia benar-benar bakal angkat kaki dari Madrid akhir musim nanti.

Performa dan Cedera Jelang Final

Kalau dilihat dari performa terkini, Barcelona lebih diunggulkan. Mereka tampil konsisten dan solid. Tapi ada satu masalah besar: Robert Lewandowski cedera hamstring dan dipastikan absen. Selain itu, Alejandro Balde dan Marc-André ter Stegen juga belum pulih.

Di kubu Madrid, Kylian Mbappé sedang kejar waktu buat fit setelah cedera engkel. Begitu juga dengan Ferland Mendy yang masih belum 100% bugar. Tiga pemain lain yang dipastikan absen adalah Éder Militão, Dani Carvajal, dan Eduardo Camavinga.

Absennya pemain-pemain kunci ini tentu bakal berpengaruh ke strategi kedua tim. Tapi justru di sinilah menariknya siapa yang bisa beradaptasi dengan kondisi yang ada dan tetap tampil maksimal?

Raphinha: Tumpuan Baru Barca

Tanpa Lewandowski, beban di lini depan Barcelona bakal jatuh ke pundak Raphinha. Dan sejauh ini, si pemain Brasil ini tampil luar biasa. Dalam sembilan laga terakhirnya, dia mencetak enam gol dan memberi lima assist. Nggak heran kalau dia disebut sebagai salah satu pemain terbaik Barcelona musim ini.

Statistik Raphinha juga bikin kagum. Di antara pemain sayap di lima liga top Eropa, dia masuk 3% teratas dalam hal menciptakan peluang, 2% teratas untuk jumlah tembakan, dan bahkan 1% teratas untuk kontribusi gol. Nggak peduli dimainkan di kanan, kiri, atau sebagai gelandang serang, Raphinha tetap berbahaya!

Kalau Madrid lengah sedikit saja, Raphinha bisa jadi mimpi buruk buat lini belakang mereka.

Prediksi: Barcelona 4-2 Real Madrid

Dengan segala kondisi yang ada, Barcelona sedikit lebih diunggulkan di laga ini. Mereka lebih konsisten, punya lini depan yang tajam, dan sedang dalam tren positif. Madrid tentu nggak bisa diremehkan, apalagi dengan pengalaman segudang mereka di laga besar. Tapi kalau dilihat dari performa terakhir, Barca lebih siap.

Kami memprediksi laga ini bakal jadi salah satu El Clásico paling seru dan penuh gol. Dengan banyaknya pemain bintang di kedua kubu dan lini pertahanan yang sama-sama rapuh, kemungkinan besar kita akan melihat pertandingan yang penuh drama.

Skor akhir: Barcelona 4-2 Real Madrid.

El Clásico yang Menentukan

Pertandingan ini bukan cuma soal siapa yang angkat piala, tapi juga soal momentum dan kebanggaan. El Clásico selalu punya makna lebih, dan final Copa del Rey kali ini adalah panggung yang sempurna untuk itu.

Buat kamu para penggemar sepak bola, jangan sampai kelewatan duel panas ini. Siapkan camilan, undang teman, dan nikmati 90 menit penuh tensi tinggi antara dua klub terbesar di Spanyol. Siapa yang bakal tertawa terakhir? Kita tunggu saja di akhir pekan!

Prediksi Lineup Barcelona vs Real Madrid di Final Copa del Rey 2025: Siapa Saja Starter Andalannya?

Prediksi Lineup Barcelona vs Real Madrid di Final Copa del Rey 2025 Siapa Saja Starter Andalannya
Prediksi Lineup Barcelona vs Real Madrid di Final Copa del Rey 2025 Siapa Saja Starter Andalannya.

JAKARTA - Laga panas bertajuk El Clasico akan kembali tersaji akhir pekan ini! Barcelona dan Real Madrid bakal bentrok di final Copa del Rey 2025 yang digelar di Sevilla pada Sabtu malam waktu setempat. Buat Barcelona, ini bukan cuma sekadar laga penentu trofi, tapi bagian dari ambisi besar mereka: meraih quadruple bersejarah!

Tim asuhan Hansi Flick sudah mengantongi gelar Supercopa de España, masih bertengger di puncak klasemen La Liga, dan lolos ke semifinal Liga Champions. Tapi sebelum mimpi besar itu jadi nyata, mereka harus lebih dulu menaklukkan sang rival abadi: Real Madrid.

Nah, dengan jadwal yang super padat dan beberapa pemain kunci yang cedera, seperti Robert Lewandowski dan Alejandro Balde, Flick harus pintar-pintar meracik tim. Kira-kira siapa saja yang bakal jadi starter Barcelona di laga penting ini? Yuk, simak prediksi line-up lengkapnya!

Prediksi Lineup Barcelona vs Real Madrid (Formasi 4-2-3-1)

Kiper: Wojciech Szczesny
Kiper asal Polandia ini kemungkinan besar bakal dipercaya jadi starter. Meski tak tampil di final Supercopa, Szczesny siap unjuk gigi di laga besar ini. Pengalaman dan ketenangannya akan sangat dibutuhkan untuk menjaga gawang Barca tetap aman dari gempuran lini depan Madrid.

Bek Kanan: Jules Kounde
Kounde hampir tak pernah absen di Copa del Rey musim ini. Dia jadi salah satu pemain yang paling sering tampil, dan sepertinya Flick bakal kembali mengandalkannya untuk meredam kecepatan Vinicius Junior di sisi kiri Madrid.

Bek Tengah: Pau Cubarsi
Meski masih muda, Cubarsi sudah tampil sangat matang. Dia punya kemampuan distribusi bola yang oke dan pintar membaca permainan. Lawan Madrid yang suka pressing, kehadiran Cubarsi bisa jadi kunci untuk membangun serangan dari belakang.

Bek Tengah: Inigo Martinez
Bek senior ini makin solid di musim ini. Duetnya bareng Cubarsi berhasil membuat Mbappe frustrasi di pertemuan pertama melawan PSG. Kepercayaan dan pengalaman Martinez akan sangat berharga di laga panas seperti ini.

Bek Kiri: Hector Fort
Dengan absennya Balde, Hector Fort kemungkinan besar bakal kembali jadi pilihan utama. Performanya jauh lebih stabil dibanding Gerard Martin, dan dia sudah membuktikan layak jadi starter di laga-laga penting.

Gelandang Bertahan: Pedri & Frenkie de Jong

Duet impian ini akhirnya bisa kita nikmati lagi! Pedri tampil luar biasa lawan Mallorca, sementara De Jong perlahan kembali ke performa terbaiknya. Keduanya punya visi bermain tinggi dan mampu mengontrol tempo permainan, sesuatu yang sangat penting saat menghadapi lini tengah Madrid yang juga kuat.

Lini Serang

Sayap Kanan: Lamine Yamal
Si bocah ajaib ini makin menggila! Di usia 17 tahun, Yamal sudah mencatatkan 5 kontribusi gol di ajang Copa del Rey. Ia tampil luar biasa saat comeback dramatis lawan Celta Vigo dan diprediksi akan jadi ancaman utama di sisi kanan serangan Barca.

Gelandang Serang: Dani Olmo
Dani Olmo tampil brilian di laga sebelumnya dan mencetak gol penentu kemenangan. Meskipun Fermin Lopez juga tampil oke, Olmo lebih berpengalaman dan lebih cocok untuk laga sebesar ini.

Sayap Kiri: Raphinha
Lari-lari Raphinha di belakang lini pertahanan lawan selalu bikin repot. Ia jadi senjata utama Barcelona dalam hal kecepatan dan penetrasi. Di laga melawan Madrid, eks pemain Leeds ini tentu ingin menunjukkan kemampuannya sekali lagi.

Striker: Ferran Torres

Dengan absennya Lewandowski, Ferran jadi pilihan utama di lini depan. Tapi jangan salah, dia bukan pelapis biasa. Ferran adalah top skor Barcelona di Copa del Rey musim ini. Ketajamannya dan pergerakannya yang cerdik bisa jadi pembeda di final nanti.

Analisis Taktik Singkat

Formasi 4-2-3-1 ini memberi keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Duet Pedri-De Jong di tengah akan memudahkan transisi, sementara trio Yamal-Olmo-Raphinha siap menusuk dari berbagai sisi. Ferran di depan akan jadi target utama serangan cepat dan umpan-umpan terobosan.

Kunci utama laga ini terletak pada bagaimana Flick meredam serangan cepat Madrid, khususnya dari Vinicius dan Bellingham. Tapi jika Barca bisa menguasai bola dan mendikte tempo, peluang mereka untuk mengangkat trofi sangat besar.

Pemain yang Absen

  • Robert Lewandowski (cedera)

  • Alejandro Balde (cedera)

Absennya dua nama ini memang cukup berat, tapi kedalaman skuad Barcelona musim ini memungkinkan Flick untuk tetap tampil kompetitif.

Barcelona punya semua amunisi untuk memenangkan final Copa del Rey 2025 ini. Meski Real Madrid bukan lawan yang mudah, kombinasi pemain muda dan senior, serta tangan dingin Hansi Flick, bikin Blaugrana jadi favorit kuat. Kalau mereka bisa mengatasi tekanan dan bermain tenang, bukan tidak mungkin Barca akan mengangkat trofi kedua musim ini.

Apakah ini akan jadi langkah penting menuju quadruple bersejarah? Kita tunggu saja duel sengitnya di Sevilla!

Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey: Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh?

Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh
Prediksi Line Up Real Madrid vs Barcelona di Final Copa del Rey: Apakah Ancelotti Turunkan Kekuatan Penuh?

JAKARTA - Meski Real Madrid sudah tersingkir dari Liga Champions musim ini, perjuangan mereka belum selesai. El Real masih punya dua target besar: mengejar gelar La Liga dan memburu trofi Copa del Rey.

Kemenangan tipis 1-0 atas Getafe di pekan terakhir La Liga menjaga peluang mereka tetap hidup. Kini, pasukan Carlo Ancelotti hanya terpaut empat poin dari sang rival abadi, Barcelona. Tapi sebelum mereka bentrok lagi di ajang La Liga pada 11 Mei, ada “pemanasan” super penting di depan mata final Copa del Rey.

Yup, El Clasico edisi final piala domestik akan kembali tersaji, dan ini adalah pertemuan ketiga mereka di final sejak abad ke-21. Meskipun dua tim ini mendominasi Copa del Rey dengan total 51 gelar, pertemuan di final justru jarang terjadi. Makanya, laga ini bakal jadi tontonan wajib bagi pecinta sepak bola di seluruh dunia.

Nah, bagaimana kira-kira susunan pemain Real Madrid untuk laga besar ini? Yuk kita bahas prediksi line up Los Blancos dalam formasi 4-2-3-1 yang kemungkinan besar akan diturunkan oleh Ancelotti!

Penjaga Gawang

GK: Thibaut Courtois
Setelah kembali dari cedera panjang, Courtois diyakini akan langsung turun di laga penting ini. Meski Andriy Lunin tampil cukup oke di beberapa pertandingan Copa del Rey sebelumnya, Ancelotti tentu ingin mengandalkan kiper utamanya untuk laga sekelas final melawan Barca.

Lini Belakang

RB: Federico Valverde
Posisi ini agak mengejutkan, karena Valverde aslinya gelandang. Tapi musim ini dia beberapa kali dimainkan di posisi bek kanan, dan performanya cukup solid. Apalagi, duel fisik dan kecepatan melawan Raphinha akan sangat menantang. Tenaganya bakal sangat dibutuhkan di sisi kanan pertahanan.

CB: Raul Asencio
Nama yang satu ini mungkin belum terlalu familiar bagi fans kasual, tapi Asencio adalah salah satu bintang muda yang bersinar musim ini. Dia tampil percaya diri dan menunjukkan kedewasaan dalam bertahan. Di final ini, dia diprediksi akan kembali dipercaya tampil sejak menit pertama.

CB: Antonio Rudiger
Pilar utama di jantung pertahanan Madrid. Setelah diistirahatkan saat lawan Getafe, Rudiger dalam kondisi prima dan siap menghadapi tekanan dari lini depan Barca yang terkenal tajam.

LB: Ferland Mendy
Mendy kembali berlatih penuh setelah absen lebih dari sebulan. Dengan David Alaba masih diragukan dan Eduardo Camavinga dipastikan absen, Mendy jadi opsi paling logis untuk mengisi sisi kiri pertahanan. Alternatif lain seperti Fran Garcia kemungkinan besar hanya akan jadi cadangan.

Lini Tengah

CM: Luka Modric
Siapa lagi kalau bukan sang maestro? Meski sudah berusia 38 tahun, Modric masih jadi tulang punggung di lini tengah. Pengalamannya akan sangat krusial dalam mengatur ritme dan meredam kreativitas lini tengah Barca yang dikomandoi oleh Gavi dan Pedri.

CM: Aurelien Tchouameni
Tugas berat menanti Tchouameni. Gelandang muda Prancis ini harus tampil disiplin dan agresif demi mengganggu permainan Barcelona yang terkenal dominan di tengah. Laga ini bisa jadi panggung pembuktian baginya.

Lini Serang

RW: Rodrygo
Sempat tidak diturunkan saat lawan Getafe, Rodrygo kemungkinan besar sengaja disimpan untuk laga final. Kecepatannya di sisi kanan sangat dibutuhkan untuk membongkar pertahanan Barca.

AM: Jude Bellingham
Bellingham adalah jantung serangan Madrid musim ini. Dengan kemampuan menggiring bola, mengatur tempo, hingga mencetak gol dari lini kedua, dia adalah ancaman nyata bagi pertahanan Blaugrana. Jangan heran kalau namanya ada di papan skor lagi nanti!

LW: Vinicius Junior
Bintang Brasil ini punya sejarah menarik dengan Barca. Kadang bikin repot, kadang berhasil dimatikan. Namun duel antara Vini vs Jules Kounde di sisi kiri akan jadi salah satu tontonan utama. Siapa yang menang di duel ini, bisa menentukan hasil akhir laga.

Striker

ST: Kylian Mbappe
Yes, Mbappe dipastikan kembali ke starting lineup setelah pulih dari cedera ringan di engkel. Meskipun Madrid memboyongnya untuk jadi mesin gol di Liga Champions, mencetak gol di final Copa del Rey tentu tak kalah penting. Mental juara dan naluri golnya bisa jadi pembeda di laga penuh tekanan seperti ini.

Real Madrid datang ke laga final ini dengan motivasi tinggi dan skuad yang (hampir) komplet. Meskipun ada beberapa kekhawatiran soal kebugaran pemain seperti Alaba dan Camavinga, Ancelotti masih punya cukup kedalaman untuk menurunkan tim yang sangat kompetitif.

Di atas kertas, formasi 4-2-3-1 ini sangat seimbang kuat di lini tengah, tajam di depan, dan cukup solid di belakang. Laga ini bukan cuma soal trofi, tapi juga soal gengsi El Clasico yang tak pernah redup.

Akan jadi menarik melihat apakah strategi Ancelotti bisa mengatasi pressing ketat dan permainan cepat Barcelona. Apapun hasilnya, satu hal yang pasti: laga ini akan jadi salah satu partai paling seru musim ini!

Drama Panas Jelang Final Copa del Rey: Real Madrid Vs RFEF, Siapa yang Menang di Luar Lapangan?

Drama Panas Jelang Final Copa del Rey Real Madrid Vs RFEF, Siapa yang Menang di Luar Lapangan
Javier Tebas, presiden LaLiga dan wakil presiden Federasi Sepakbola Kerajaan Spanyol (RFEF), menerbitkan sebuah cuitan di akun resminya, X, yang isinya menyerang keras Florentino Pérez dan Real Madrid.

JAKARTA - Final Copa del Rey 2025 yang seharusnya jadi panggung akbar sepak bola Spanyol malah berubah jadi drama panas di luar lapangan. 

Bukannya fokus ke pertandingan seru antara dua raksasa La Liga, publik justru disuguhi ketegangan antara Real Madrid dan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), lengkap dengan bumbu kritik pedas dari Presiden LaLiga, Javier Tebas.

Situasi ini bukan cuma bikin publik bingung, tapi juga bikin pertanyaan besar muncul: apakah Real Madrid akan tetap bermain di final atau justru memilih mundur?

Ketegangan Meningkat Gara-Gara Komentar Wasit

Semua berawal dari konferensi pers yang diadakan oleh dua wasit yang akan memimpin jalannya final, yaitu De Burgos Bengoetxea dan González Fuertes. 

Dalam sesi itu, mereka menyampaikan rasa kesal terhadap Real Madrid TV yang selama ini dianggap terlalu sering mengkritik keputusan wasit secara terbuka.

Pernyataan itu langsung memicu reaksi keras dari Real Madrid. Klub menganggap komentar wasit tersebut sebagai bentuk ketidaksukaan yang terang-terangan terhadap mereka, bahkan menyebutnya sebagai bentuk “permusuhan” dan “ancaman” yang tak sepatutnya diucapkan menjelang laga besar.

Real Madrid pun mengambil sikap tegas: mereka menolak menghadiri sesi latihan resmi di Stadion La Cartuja dan juga tidak hadir dalam acara formal yang digelar menjelang final. 

Bahkan, muncul kabar kalau mereka bisa saja tidak hadir di final jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Tuntutan Real Madrid: Ganti Wasit dan Evaluasi Total

Lewat pernyataan resminya, Real Madrid mendesak RFEF untuk mengambil tindakan tegas terhadap dua wasit tersebut. 

Klub menilai, pernyataan mereka tidak mencerminkan netralitas, keadilan, dan profesionalisme yang seharusnya jadi landasan utama dalam memimpin laga sebesar ini.

Bahkan, Real Madrid meminta agar ada evaluasi menyeluruh terhadap Komite Teknis Wasit di akhir musim nanti. 

Jika tuntutan ini tidak direspons, mereka tidak segan-segan untuk mengambil langkah ekstrem, termasuk tidak bermain di final.

Mereka juga menyindir bahwa pernyataan dua wasit itu seolah-olah menggiring opini publik melawan media mereka sendiri, Real Madrid TV, yang sebenarnya beroperasi berdasarkan kebebasan berekspresi.

Javier Tebas Ikut Menyiram Bensin ke Api

Di tengah panasnya suasana, Presiden LaLiga Javier Tebas muncul dengan komentar pedas di akun media sosialnya. 

Tanpa menyebut nama langsung, Tebas secara gamblang menyindir Presiden Real Madrid, Florentino Pérez.

Menurut Tebas, masalah utama dalam konflik ini bukan soal sepak bola, melainkan soal kekuasaan. 

Ia menuding Pérez sebagai sosok yang hanya ingin segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginannya. 

“Kalau dia nggak bisa ngatur, dia marah. Kalau komentator TV nggak bilang apa yang dia mau, dia benci. Kalau reformasi wasit nggak sesuai keinginannya, dia tolak,” tulis Tebas.

Lebih lanjut, Tebas menyatakan bahwa apa yang dilakukan Pérez bukanlah bentuk protes biasa, tapi lebih kepada bentuk tekanan dan intimidasi. 

“Dia nggak protes, dia mengancam. Dia nggak berdiskusi, dia menghukum,” tambahnya.

Respons Netizen dan Pengamat

Reaksi publik atas drama ini pun terbagi dua. Ada yang mendukung Real Madrid dan merasa klub punya hak untuk menuntut keadilan, terutama jika merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit. 

Namun, tak sedikit juga yang menilai sikap Madrid berlebihan dan justru memperkeruh suasana menjelang laga besar yang ditunggu-tunggu banyak orang.

Banyak pengamat juga menilai, polemik ini seharusnya bisa diselesaikan lewat komunikasi tertutup antar pihak, bukan lewat pernyataan terbuka yang justru memicu perpecahan dan mencoreng nama baik sepak bola Spanyol.

Akankah Real Madrid Tetap Tampil di Final?

Sampai saat artikel ini ditulis, belum ada kepastian apakah Real Madrid akan tetap tampil di partai final atau benar-benar memilih mundur. 

Namun satu hal yang pasti, tekanan kepada RFEF untuk memberikan solusi semakin besar.

Jika Madrid benar-benar absen, ini akan menjadi preseden buruk dalam sejarah Copa del Rey dan bisa memicu konflik berkepanjangan di dunia sepak bola Spanyol. 

Padahal, laga final ini seharusnya jadi pesta besar untuk para fans, bukan ajang saling serang antar institusi.

Apa Dampaknya ke Sepak Bola Spanyol?

Situasi ini menunjukkan bahwa masalah struktural dalam sepak bola Spanyol masih besar. Mulai dari ketidakpuasan terhadap sistem perwasitan, hingga tarik ulur kepentingan antara klub-klub besar dan federasi. 

Kalau tidak ada perbaikan nyata, bukan tidak mungkin kepercayaan publik terhadap liga dan institusi sepak bola di Spanyol akan terus menurun.

Bagi fans netral, tentu yang diinginkan adalah laga final yang seru, adil, dan sportif. Tapi kalau drama seperti ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin banyak yang mulai malas mengikuti kompetisi domestik karena dianggap terlalu banyak konflik politiknya.

Final Copa del Rey di Bawah Bayang-Bayang Konflik Kekuasaan

Pertandingan antara Real Madrid dan Barcelona di final Copa del Rey 2025 semestinya jadi momen puncak musim ini. 

Tapi ketegangan antara Real Madrid dan federasi membuat segalanya terasa tidak lagi tentang sepak bola, melainkan tentang siapa yang paling berkuasa.

Kita tunggu saja, apakah final ini tetap digelar sesuai rencana, atau malah menjadi contoh baru betapa dalamnya masalah yang menggerogoti sepak bola Spanyol dari dalam.

Hansi Flick Siapkan Kejutan Taktik dan Formasi Baru Barcelona untuk Final Copa del Rey Melawan Real Madrid

Hansi Flick Siapkan Kejutan Taktik dan Formasi Baru Barcelona untuk Final Copa del Rey Melawan Real Madrid
Hansi Flick Siapkan Kejutan Taktik dan Formasi Baru Barcelona untuk Final Copa del Rey Melawan Real Madrid.

JAKARTA - Laga panas dan bergengsi akan kembali tersaji di pentas sepak bola Spanyol. Barcelona dan Real Madrid bakal kembali bentrok dalam duel klasik El Clasico, kali ini di ajang Final Copa del Rey yang akan digelar pada 26 April mendatang. 

Kedua tim punya sejarah panjang dalam rivalitas yang tak pernah sepi drama, namun kali ini, sorotan tertuju pada sosok Hansi Flick.

Pelatih anyar Barcelona tersebut dikabarkan telah menyiapkan racikan strategis yang dipercaya bisa kembali menaklukkan Real Madrid, seperti yang sudah dua kali ia lakukan musim ini. 

Dari laporan media ternama Spanyol, Mundo Deportivo, susunan pemain saat melawan Mallorca menjadi petunjuk penting akan taktik yang akan digunakan Flick di laga final.

Dominasi Barca atas Real Madrid Musim Ini

Barcelona tampil superior dalam dua pertemuan terakhir melawan Real Madrid di semua kompetisi musim ini. 

Kedua laga itu berakhir dengan kemenangan untuk Blaugrana. Kepercayaan diri skuad asuhan Flick pun sedang tinggi-tingginya. 

Mereka tak hanya unggul dalam permainan, tetapi juga secara mentalitas menghadapi sang rival bebuyutan.

Hansi Flick sendiri dikenal sebagai pelatih yang sangat detail dalam menyiapkan tim. Ia bukan tipe pelatih yang hanya mengandalkan nama besar, melainkan lebih fokus pada keseimbangan, strategi, dan kesiapan fisik para pemain.

Fokus di Lini Belakang dan Tengah, Flick Tahu Apa yang Harus Dilakukan

Salah satu kunci kesuksesan Barcelona musim ini adalah solidnya lini pertahanan. Dalam laga terakhir melawan Mallorca, dua bek utama mereka, Jules Koundé dan Pau Cubarsí, sengaja diistirahatkan untuk menjaga kebugaran demi partai final. 

Langkah ini jelas menunjukkan bahwa keduanya akan jadi andalan utama di jantung pertahanan menghadapi tekanan dari Vinicius Jr. dan kawan-kawan.

Selain Koundé dan Cubarsí, ada nama Iñigo Martínez dan Gerard Martín yang juga dipersiapkan untuk memperkuat barisan pertahanan. 

Keempat nama ini akan menjadi tameng utama dalam menghalau agresivitas serangan Real Madrid yang dikenal mematikan.

Di lini tengah, Frenkie De Jong dan Pedri bakal kembali mengomandoi aliran bola. Saat laga melawan Mallorca, De Jong tidak tampil sebagai starter, pertanda bahwa ia akan menjadi bagian penting dalam susunan utama Flick untuk laga final. 

Pedri yang hampir selalu tampil dalam pertandingan besar juga tak akan absen. 

Sayangnya, Gavi kemungkinan besar tak masuk starting XI setelah performa gemilang dari duet De Jong dan Pedri belakangan ini.

Lini Serang Masih Jadi Tanda Tanya, Tapi Flick Punya Banyak Opsi

Jika sektor belakang dan tengah hampir bisa dipastikan, maka sektor serang masih menyimpan sejumlah tanda tanya. Kembalinya Dani Olmo dari cedera menambah opsi di lini depan. 

Setelah absen cukup lama, Olmo perlahan kembali mendapatkan menit bermain secara bertahap dari 4 menit lawan Dortmund, 31 menit saat kontra Celta Vigo, hingga tampil sebagai starter saat melawan Mallorca. Semua ini menunjukkan bahwa kondisi fisiknya semakin prima.

Flick juga memiliki pemain muda potensial Lamine Yamal dan Raphinha yang diistirahatkan saat melawan Mallorca. Keduanya diperkirakan akan mengisi posisi sayap kanan dan kiri. 

Absennya Robert Lewandowski di lini depan membuka peluang bagi Ferrán Torres untuk tampil sebagai penyerang utama. Torres sudah terbukti mampu mengisi peran tersebut di beberapa pertandingan, namun Flick juga membuka opsi untuk menempatkan Dani Olmo sebagai false nine.

Jika skenario ini dijalankan, maka akan ada tempat bagi Fermín López di lini tengah atau bahkan sebagai gelandang serang. 

Keberadaan Fermín bisa menambah kreativitas serta kecepatan dalam transisi menyerang Barcelona.

Final El Clasico yang Sarat Gengsi dan Sejarah

Pertandingan ini akan menjadi pertemuan kedelapan Barcelona dan Real Madrid di final Copa del Rey sepanjang sejarah. 

Barcelona sejauh ini sudah mengoleksi 31 gelar Copa del Rey, menjadikan mereka sebagai pemegang gelar terbanyak dalam kompetisi ini. 

Sementara Real Madrid baru memiliki 20 trofi dan tentu ingin mengejar ketertinggalan tersebut.

Tensi tinggi tentu akan mengiringi laga nanti. Selain soal gengsi antar dua klub raksasa, laga ini juga jadi ajang pembuktian Hansi Flick di musim perdananya. 

Mampukah ia mempersembahkan trofi pertama untuk publik Camp Nou? Ataukah Ancelotti yang akan kembali unjuk pengalaman dan membawa pulang trofi ke-21 untuk Los Blancos?

Analisis dan Prediksi Formasi Barcelona

Berdasarkan semua indikasi dari laga terakhir dan informasi dari Mundo Deportivo, berikut prediksi susunan pemain yang kemungkinan besar akan diturunkan Hansi Flick:

Formasi 4-3-3

  • Kiper: Marc-André ter Stegen

  • Belakang: Jules Koundé, Pau Cubarsí, Iñigo Martínez, Gerard Martín

  • Tengah: Frenkie De Jong, Pedri, Fermín López

  • Depan: Lamine Yamal, Dani Olmo (false nine), Raphinha

Namun, jika Dani Olmo tidak digunakan sebagai penyerang tengah, Ferrán Torres kemungkinan besar akan mengambil posisi tersebut, sementara Fermín bisa kembali ke bangku cadangan.

Laga Penentu untuk Flick dan Barcelona

Final Copa del Rey ini bukan hanya soal trofi. Ini juga tentang membangun kembali kepercayaan fans terhadap proyek baru Barcelona di bawah Hansi Flick. 

Mengalahkan Real Madrid dalam laga final bisa jadi momentum besar untuk membuka era baru kejayaan Blaugrana. 

Apalagi jika Flick bisa menorehkan tiga kemenangan beruntun atas Ancelotti dalam satu musim sesuatu yang sangat langka terjadi dalam sejarah El Clasico.

Bagi para penggemar sepak bola, duel ini jelas wajib ditunggu. Bukan hanya karena tensi rivalitas, tapi juga karena banyaknya cerita menarik di balik strategi pelatih, kondisi pemain, dan ambisi besar kedua klub.

Sejarah Panas El Clasico di Final Copa del Rey: Persaingan Abadi Barcelona vs Real Madrid

Sejarah Panas El Clasico di Final Copa del Rey Persaingan Abadi Barcelona vs Real Madrid
Sejarah Panas El Clasico di Final Copa del Rey Persaingan Abadi Barcelona vs Real Madrid.

JAKARTA - Pertandingan final Copa del Rey antara Barcelona dan Real Madrid selalu jadi tontonan yang ditunggu-tunggu para pecinta sepak bola, bukan cuma di Spanyol, tapi juga di seluruh dunia. 

Kedua klub raksasa ini memang dikenal punya rivalitas panjang dan penuh gengsi, yang nggak cuma terjadi di La Liga, tapi juga di ajang piala domestik seperti Copa del Rey.

Meski mereka adalah dua klub tersukses di Spanyol Barcelona dengan 31 gelar dan Real Madrid dengan 20 gelar Copa del Rey ternyata mereka baru delapan kali bertemu di final dalam sejarah panjang turnamen ini. 

Dan dari delapan kali pertemuan itu, Real Madrid unggul tipis dengan empat kemenangan, sedangkan Barcelona menang tiga kali. Yuk, kita flashback ke momen-momen paling berkesan dari duel dua raksasa ini di final Copa del Rey!

Final Pertama: 1936, Sebulan Sebelum Perang Sipil Meletus

Final pertama antara Barcelona dan Madrid terjadi pada 21 Juni 1936 di Stadion Mestalla, Valencia. Ini adalah pertandingan yang penuh sejarah, karena digelar hanya beberapa minggu sebelum Perang Sipil Spanyol pecah. 

Saat itu, klub ibu kota masih bernama Madrid FC karena gelar "Real" (yang artinya kerajaan) dicabut selama masa republik.

Madrid menang 2-1, dan pertandingan ini juga jadi laga perpisahan untuk kiper legendaris Ricardo Zamora. 

Ia melakukan penyelamatan dramatis di menit-menit akhir, yang membuat Madrid keluar sebagai juara. Nama Zamora kini diabadikan sebagai trofi untuk kiper terbaik La Liga setiap musim.

Butuh 32 Tahun untuk Final Berikutnya

Setelah final 1936, butuh waktu 32 tahun sampai kedua klub ini bertemu lagi di final Copa del Rey, yaitu pada musim 1967-1968. Kali ini giliran Barcelona yang menang 1-0 lewat gol bunuh diri bek Madrid, Fernando Zunzunegui. 

Uniknya, laga ini digelar di markas Madrid sendiri, Santiago Bernabéu pasti pedih banget buat fans Los Blancos!

Final 1974: Pembalasan Dendam Madrid Setelah Dipermalukan di Liga

Pada 29 Juni 1974, Madrid sukses membalas kekalahan memalukan dari Barcelona di La Liga (yang saat itu Barca menang 5-0 di Bernabéu). 

Di final Copa del Rey yang digelar di Stadion Vicente Calderón, Madrid malah menang telak 4-0 atas Barca. 

Gol-gol dicetak oleh Santillana, Rubiñán, Aguilar, dan Pirri. Kemenangan ini masih jadi margin kemenangan terbesar dalam final El Clasico.

Menariknya, bintang besar Barcelona saat itu, Johan Cruyff, nggak bisa main karena pemain asing dilarang tampil di Copa del Rey. Padahal dia jadi salah satu aktor utama dalam kemenangan 5-0 di liga sebelumnya.

Tahun 1983: Satu-satunya Gelar Maradona di Barcelona

Walau dikenal sebagai legenda sepak bola dunia, Diego Maradona nggak banyak mengangkat trofi saat di Barcelona. 

Tapi, salah satu momen manisnya adalah saat menang 2-1 atas Real Madrid di final Copa del Rey 1983, yang digelar di Stadion La Romareda, Zaragoza. 

Pertandingan ini keras banget dan dikenal sebagai salah satu laga paling "panas" di sejarah turnamen.

Gol penentu kemenangan dicetak lewat sundulan Marcos Alonso di menit ke-90. Dan jangan lupakan aksi Bernd Schuster, yang selebrasi dengan gestur "corte de manga" (gerakan tidak sopan) ke arah fans Madrid bener-bener panas!

Era Cruyff sebagai Pelatih: Awal Kebangkitan Barcelona

Tahun 1990, Barcelona kembali menang atas Real Madrid dengan skor 2-0 di final Copa del Rey yang juga digelar di Mestalla. Waktu itu, Johan Cruyff udah duduk di bangku pelatih. 

Kemenangan ini jadi trofi pertama Cruyff sebagai pelatih Barcelona, membuka era keemasan dengan empat gelar La Liga beruntun (1991-1994) dan satu trofi Liga Champions pertama mereka di tahun 1992.

Final 2011: Gol Ronaldo di Masa Emas Barca

Di era kejayaan Barcelona asuhan Guardiola, Real Madrid sempat kesulitan menyaingi dominasi Blaugrana. 

Tapi di final Copa del Rey 2011, mereka berhasil curi kemenangan lewat gol sundulan Cristiano Ronaldo di babak tambahan waktu. 

Laga ini digelar di Stadion Mestalla dan jadi satu-satunya final El Clasico yang harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu.

Saat itu, Madrid dilatih oleh Jose Mourinho, dan kemenangan ini terasa manis banget karena mereka berhasil menaklukkan tim terbaik dunia versi banyak orang.

2014: Aksi Solo Gareth Bale yang Melegenda

Final terakhir antara Barcelona dan Real Madrid di Copa del Rey terjadi pada 2014, dan lagi-lagi digelar di Mestalla. 

Madrid menang 2-1, tapi yang paling diingat dari laga ini adalah gol ikonik Gareth Bale.

Bale melakukan sprint luar biasa dari tengah lapangan, melewati bek Barcelona Marc Bartra, dan mencetak gol yang memastikan kemenangan Madrid. 

Gol itu masih sering masuk highlight sebagai salah satu gol solo terbaik di sejarah sepak bola Spanyol.

Rivalitas Tak Pernah Reda

Meskipun hanya delapan kali bertemu di final Copa del Rey, setiap duel Barcelona vs Real Madrid selalu penuh emosi, sejarah, dan cerita tak terlupakan. 

Dari drama politik, bintang dunia, hingga aksi panas di lapangan, El Clasico selalu berhasil mencuri perhatian.

Dengan sejarah yang panjang dan penuh warna ini, nggak heran kalau setiap pertemuan mereka selalu jadi momen bersejarah, apalagi jika dipertaruhkan di laga final. 

Kita tunggu saja kapan kedua raksasa ini akan bertemu lagi di final dan siapa yang bakal menambah koleksi trofinya!

Jumat, 25 April 2025

El Clasico Panas di Final Copa del Rey: Barcelona vs Real Madrid Siap Bakar Semangat Sepak Bola Spanyol

El Clasico Panas di Final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid Siap Bakar Semangat Sepak Bola Spanyol
El Clasico Panas di Final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid Siap Bakar Semangat Sepak Bola Spanyol.

JAKARTA - Duel dua raksasa sepak bola Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, bakal kembali memanaskan panggung sepak bola dunia pada hari minggu dini hari (27/4) pukul 03.00 WIB. 

Kali ini bukan di ajang LaLiga, melainkan di partai puncak Copa del Rey 2025 yang digelar di Stadion La Cartuja, Sevilla. 

Pertandingan yang sudah lama dinanti ini dijamin bakal jadi salah satu laga paling ditunggu oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia.

Laga final ini bukan hanya soal perebutan trofi, tapi juga soal gengsi, sejarah, dan pembuktian siapa yang paling kuat di tanah Spanyol. 

Apalagi, ini merupakan final Copa del Rey pertama yang mempertemukan Real Madrid dan Barcelona sejak lebih dari satu dekade terakhir!

Klasik Tapi Selalu Spesial: Pertemuan Ke-260

Pertandingan ini akan jadi pertemuan ke-260 antara Real Madrid dan Barcelona di semua ajang. Meskipun keduanya sudah sering berhadapan, tiap pertemuan mereka tetap saja jadi sorotan. 

Apalagi jika mempertimbangkan bahwa ini baru kali ke-8 mereka saling bertarung di final Copa del Rey. 

Statistiknya pun cukup seimbang: Madrid menang empat kali, sementara Barcelona menang tiga kali dalam pertemuan final sebelumnya.

Madrid terakhir kali menang atas Barcelona di final Copa del Rey pada tahun 2014. Saat itu, Gareth Bale mencetak gol legendaris dengan solo run sejauh 50 meter yang bikin semua fans bersorak kegirangan. 

Sebelumnya, pada tahun 2011, Cristiano Ronaldo juga mencetak gol sundulan ikonik yang memastikan kemenangan tipis 1-0 bagi Madrid di bawah asuhan Jose Mourinho.

Barcelona sendiri terakhir kali mengalahkan Madrid di final Copa del Rey pada tahun 1990. Mereka juga pernah menang di final tahun 1968 dan 1983. 

Namun, secara keseluruhan, Blaugrana tetap jadi tim dengan koleksi gelar Copa del Rey terbanyak, yakni 31 trofi. Mereka unggul jauh dari Athletic Bilbao (24) dan Real Madrid (20).

Barca Lebih Percaya Diri, Madrid Punya Pengalaman

Musim ini, Barcelona sudah dua kali mengalahkan Real Madrid. Mereka menang telak 4-0 di Santiago Bernabeu dalam laga LaLiga dan juga menang 5-2 di final Supercopa de Espana yang digelar di Arab Saudi. Kemenangan besar ini tentu menambah kepercayaan diri pasukan Hansi Flick menjelang partai puncak.

Kalau Flick kembali menang di final ini, dia akan jadi pelatih Barcelona kedua yang mampu menang di tiga El Clasico pertamanya, setelah Pep Guardiola. 

Guardiola bahkan menang lima kali berturut-turut dalam debut El Clasico-nya antara tahun 2008 hingga 2010.

Tapi jangan anggap enteng Real Madrid. Carlo Ancelotti adalah pelatih dengan segudang pengalaman. Ia sudah mempersembahkan 15 trofi selama membesut Los Blancos dan kini mengincar trofi ke-16-nya. 

Ancelotti juga pernah mengalahkan Barcelona di final pada tahun 2014 (Copa del Rey dan Supercopa), jadi dia tahu betul cara menaklukkan rival abadinya itu.

Pertaruhan Gengsi Menjelang El Clasico LaLiga

Pertemuan ini juga bisa dibilang sebagai "pemanasan" sebelum bentrokan besar di ajang LaLiga yang dijadwalkan pada 11 Mei mendatang. Saat ini, Barcelona unggul empat poin dari Real Madrid di klasemen sementara. 

Jadi, jika Barca menang di Copa del Rey, mereka bakal makin percaya diri untuk mengamankan gelar juara LaLiga.

Sebaliknya, jika Real Madrid menang di final ini, mental mereka bakal terdongkrak dan bisa jadi ancaman serius bagi Barca di sisa pertandingan musim ini.

El Clasico selalu penuh drama, gol indah, dan emosi tinggi. Dengan dua pelatih top di pinggir lapangan, kita bisa berharap strategi yang cerdas dan duel taktis yang menarik. 

Barcelona kemungkinan bakal tampil dengan permainan menyerang khas mereka, mengandalkan kecepatan lini depan dan kreativitas lini tengah.

Sementara Real Madrid, yang punya pengalaman dan mentalitas juara, bisa mengandalkan serangan balik cepat dan kemampuan individu dari para pemain bintang mereka. 

Duel lini tengah juga bakal jadi kunci penting. Siapa yang mampu mengontrol permainan, dia yang punya peluang lebih besar untuk menang.

Dari kubu Barcelona, pemain muda seperti Lamine Yamal dan Gavi bisa jadi pembeda, sementara Robert Lewandowski tentu diharapkan jadi tumpuan gol. Di lini belakang, Inigo Martinez akan diuji oleh kecepatan serangan Madrid.

Sementara dari Real Madrid, semua mata tertuju pada Jude Bellingham yang musim ini tampil luar biasa. Tak lupa, Vinicius Jr dan Rodrygo yang dikenal dengan kecepatan dan kemampuan dribbling mereka bisa jadi mimpi buruk untuk pertahanan Barca.

Final Copa del Rey ini bukan cuma soal siapa yang angkat trofi, tapi juga tentang warisan, dominasi, dan kebanggaan. Ini adalah salah satu pertandingan yang akan dikenang oleh generasi mendatang, apalagi jika ada momen-momen magis seperti gol Ronaldo 2011 atau sprint epik Bale 2014.

Bagi para penggemar, ini adalah waktu untuk menikmati salah satu rivalitas paling bersejarah di dunia olahraga. Buat para pemain, ini adalah kesempatan untuk menulis nama mereka dalam sejarah klub.

El Clasico di Final Copa del Rey 2025 bukan hanya sekadar pertandingan biasa. Ini adalah duel dua kekuatan besar yang siap saling hancurkan demi supremasi. Apapun hasilnya, kita semua sebagai penonton pasti bakal disuguhkan tontonan yang epik, emosional, dan penuh drama.

Siapapun yang menang, satu hal yang pasti: sepak bola Spanyol kembali membuktikan kalau mereka punya salah satu rivalitas paling seru dan menegangkan di dunia. Jadi, siapkan popcorn dan jangan sampai kelewatan laga ini!

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey
Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey.

JAKARATA - Real Madrid kembali mendapat kabar buruk jelang akhir musim 2024/25. Salah satu gelandang muda andalan mereka, Eduardo Camavinga, dipastikan harus menepi sampai musim ini berakhir akibat cedera groin yang dideritanya saat laga melawan Getafe. Kabar ini tentu menjadi pukulan berat buat skuad asuhan Carlo Ancelotti yang sedang berburu gelar juara di beberapa kompetisi besar.

Camavinga mengalami cedera saat Real Madrid menang tipis 1-0 atas Getafe dalam laga lanjutan LaLiga, Rabu lalu. Dalam pertandingan yang berlangsung cukup ketat itu, pemain asal Prancis ini terlihat kesakitan setelah melakukan sprint dan harus ditarik keluar lapangan. Setelah menjalani pemeriksaan medis, pihak klub mengonfirmasi bahwa Camavinga mengalami cedera pada bagian selangkangan (groin) yang cukup serius.

Pihak Real Madrid menyampaikan pengumuman resmi melalui situs klub dan media sosial mereka. Mereka menyebutkan bahwa sang pemain akan menjalani proses pemulihan dalam waktu yang tidak sebentar, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk tampil di sisa musim ini.

Dengan hanya lima pertandingan LaLiga tersisa, dan juga laga penting di final Copa del Rey melawan Barcelona yang sudah di depan mata, absennya Camavinga tentu jadi kehilangan besar buat Los Blancos. Pemain berusia 21 tahun itu telah memainkan 34 pertandingan musim ini di semua kompetisi dan menjadi salah satu pilar penting di lini tengah Madrid bersama Toni Kroos dan Luka Modric.

Bukan hanya di level klub, cedera ini juga berpotensi membuat Camavinga absen dari ajang Piala Dunia Antarklub yang akan digelar musim panas ini. Padahal, ia sebelumnya diprediksi bakal jadi andalan utama di turnamen tersebut.

Kondisi ini jelas menambah daftar panjang pemain Real Madrid yang sedang mengalami cedera. Selain Camavinga, beberapa nama penting lainnya juga tengah diragukan tampil karena kondisi fisik yang tidak ideal. Kylian Mbappe yang baru bergabung di musim panas ini juga tengah menjalani observasi medis, sementara Ferland Mendy dan David Alaba juga belum bisa dipastikan kebugarannya menjelang laga penting melawan Barcelona di final Copa del Rey.

Pelatih Carlo Ancelotti tentu harus memutar otak untuk menyusun strategi tanpa beberapa pemain kunci. Apalagi, laga final melawan rival abadi seperti Barcelona selalu menjadi pertandingan sarat gengsi dan tensi tinggi. Dalam kondisi normal, Camavinga biasanya menjadi pilihan utama Ancelotti untuk menjaga kestabilan lini tengah dan menyambung permainan antara lini belakang dan lini depan.

Meski usianya masih sangat muda, Camavinga telah menunjukkan kedewasaan dalam bermain dan konsistensi tinggi sepanjang musim. Ia mampu beradaptasi di berbagai posisi, mulai dari gelandang bertahan hingga bek kiri, saat tim membutuhkannya. Fleksibilitas dan semangat juangnya membuatnya menjadi pemain favorit fans Madrid dan juga menjadi kepercayaan pelatih.

Dalam 34 laga yang ia mainkan musim ini, Camavinga mencatatkan sejumlah kontribusi penting, baik dalam bentuk assist maupun peran krusial dalam membangun serangan dari lini belakang. Statistik juga menunjukkan bahwa ia termasuk pemain dengan tingkat intersepsi dan pemulihan bola tertinggi di timnya.

Real Madrid saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara LaLiga dengan selisih empat poin dari pemuncak klasemen, Barcelona. Dengan lima laga tersisa, peluang untuk mengejar masih terbuka, tetapi tentunya tidak mudah—terlebih tanpa kehadiran Camavinga di lini tengah.

Di ajang Copa del Rey, Madrid akan menghadapi Barcelona di final yang akan digelar akhir pekan ini. Laga tersebut menjadi salah satu peluang terbesar mereka untuk meraih trofi musim ini. Namun, dengan beberapa pemain pilar absen atau belum fit sepenuhnya, tantangan menjadi jauh lebih berat.

Tak hanya itu, di musim panas nanti, Real Madrid juga dijadwalkan tampil di Piala Dunia Antarklub, sebuah turnamen prestisius yang mempertemukan juara dari berbagai benua. Absennya Camavinga bisa memengaruhi kekuatan Madrid secara keseluruhan, apalagi jadwal pertandingan di turnamen tersebut biasanya cukup padat dan intens.

Meskipun kecewa dengan kabar ini, para penggemar Madrid berharap Camavinga bisa menjalani pemulihan dengan lancar dan kembali dalam kondisi terbaiknya musim depan. Mengingat usianya yang masih muda dan rekam jejak cedera sebelumnya yang minim, peluang untuk pulih total tentu sangat besar.

Proses pemulihan cedera groin biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada tingkat keparahannya. Klub dipastikan akan memberikan penanganan medis terbaik agar sang pemain bisa pulih tanpa perlu menjalani operasi besar.

Kehilangan Eduardo Camavinga tentu menjadi tantangan besar bagi Real Madrid di sisa musim ini. Namun, seperti kata pepatah, “dalam setiap krisis, selalu ada peluang.” Cedera ini bisa membuka jalan bagi pemain muda lainnya untuk unjuk gigi dan menunjukkan kualitas mereka di saat tim membutuhkannya.

Bagi Madridista, saatnya untuk terus mendukung tim apa pun kondisinya. Dan buat Camavinga, semoga proses pemulihannya berjalan lancar dan bisa kembali lebih kuat musim depan.