Berita Borneotribun.com: Facebook Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Facebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Facebook. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Agustus 2022

Facebook Tetap Blokir Trump Meski Jadi Capres

Facebook Tetap Blokir Trump Meski Jadi Capres
Donald Trump. (BorneoTribun/Pixabay)
BorneoTribun Jakarta - Meta, perusahaan induk Facebook, tetap memblokir akun milik Donald Trump meski pun dia berencana mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat pada pemilihan umum 2024 nanti.

Diberitakan Politico dan The Verge, Kamis, Presiden Urusan Global Meta, Nick Clegg menyatakan penentuan apakah akun Donal Trump akan dipulihkan atau tidak tetap pada 7 Januari 2023, tidak ada perubahan untuk jadwal tersebut.

Trump dikabarkan akan mencalonkan diri sebagai presiden untuk Pemilu Presiden AS 2024. Dia diprediksi akan mengumumkan pencalonan ini sebelum pemilu sela November tahun ini.

Akun resmi Donald Trump diblokir dari Facebook dan Instagram, dua media sosial besar milik Meta, tidak lama setelah kerusuhan 6 Januari 2021.

Meta menilai unggahan Trump sebelum dan saat kerusuhan di Capitol tersebut melanggar kebijakan mereka soal memantik kekerasan.

Trump tidak hanya diblokir di Facebook dan Instagrma, Twitter, platform media sosial arus utama, juga melarang akun Donald Trump pada waktu yang sama. Twitter sempat menyatakan blokir itu bersifat permanen.

Sementara YouTube, platform itu akan mencabut larangan akun Trump jika risiko kekerasan yang ditimbulkan akun tersebut berkurang.

Media sosial di AS saat ini sedang bersiap menyambut pemilu sela. Meta akan menggunakan strategi yang mereka terapkan pada pemilu 2020, antara menghapus hoaks soal waktu dan lokasi pemungutan suara.

(YK/AN/ANT)

Selasa, 01 Februari 2022

Meta Menghentikan Program WiFi Murahnya untuk Negara Berkembang

Meta menghentikan program WiFi murahnya untuk negara berkembang
Meta menghentikan program WiFi murahnya untuk negara berkembang.

BorneoTribun Tekno - Meta mengakhiri program Express Wi-Fi yang dirancang untuk menyediakan internet murah di negara berkembang melalui kemitraan dengan komunitas lokal, operator seluler, dan bisnis. 

Dilansir BorneoTribun dari engadget, (1/2/2022), diluncurkan pada tahun 2016 lalu, itu tidak gratis seperti program Free Basics milik Meta milik Facebook yang gagal, dijatuhkan oleh pengadilan India karena melanggar netralitas bersih. 

Sebaliknya, itu dirancang untuk menjadi murah, mulai dari sekitar 15 sen untuk 100MB atau $5 untuk 20GB.

Facebook bermitra dengan perusahaan satelit, ISP, dan lainnya di tempat-tempat seperti India, Afrika Selatan, dan Filipina. 

Pengecer dapat menjual hotspot dengan harga yang wajar yang diputuskan oleh mereka dan operator, daripada Facebook. 

Meta akan mendapatkan keuntungan, tentu saja, dengan mendapatkan akses ke pelanggan baru, tidak diragukan lagi diharapkan akan membuat akun Facebook. 

Seperti halnya Google, sebagian besar pertumbuhan perusahaan baru-baru ini datang dari negara-negara berkembang tempat orang-orang online untuk pertama kalinya.

Baru-baru ini, The Wall Street Journal melaporkan bahwa gangguan pada layanan internet gratis Meta menimbulkan biaya yang tidak diinginkan bagi pengguna di negara-negara seperti Pakistan. Meta juga dilaporkan menyukai kontennya sendiri pada layanan Discover data gratisnya sehingga merugikan situs lain.

Meta mengatakan bahwa sementara itu mereda Wi-Fi Ekspres, itu berfokus pada proyek-proyek lain di sekitar akses internet. 

"Sementara kami menyelesaikan pekerjaan kami pada program ini untuk fokus pada pengembangan proyek lain, kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan mitra di seluruh ekosistem telekomunikasi untuk memberikan konektivitas yang lebih baik," kata juru bicara Meta dalam sebuah pernyataan. 

Ia berjanji untuk bekerja dengan Express Wi- Mitra Fi untuk "meminimalkan dampak terhadap bisnis mereka sambil menjaga jaringan tetap berjalan.

Reporter: Yakop

Senin, 18 Oktober 2021

Viral! Live Di Akun Facebook, Ibu ini Kesal Kinerja BKD Kota Singkawang

Viral! Live Di Akun Facebook, Ibu ini Protes Kinerja BKD Kota Singkawang
Viral! Live Di Akun Facebook, Ibu ini Protes Kinerja BKD Kota Singkawang. 

BORNEOTRIBUN SINGKAWANG, KALBAR - Lagi-lagi viral secara live di akun Facebook @Lusiana Susan seorang warga kesal dengan kinerja Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Singkawang kurang baik.Minggu (17/10/2021).

Bermacam netzin yang berkomentar di live akun Facebook @Lusiana Susan yang menglike 249 orang,komentar 200 orang dan yang membagikan (shere) 243 kali

Screenshot Facebook. 

Terliat di akun Facebook @Lusiana Susan menuliskan status:
Tolong shere..buat kemajuan kota singkawang..dg kinerja kantor BKD(badan keuangan daerah singkawang)..luar biasa..capek kita urus sesuai SOP..malah di persulit.. urus pbb 3 bulan belum selesai..bisa bangkrut singkawang kena oknum begini..

Dalam secara live di akun Facebook @Lusiana Susan tampak sangat kecewa kepada BKD Singkawang,Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie untuk menindak tegas pegawai Kantor BKD Singkawang untuk tidak mempersulit masyarakat Kota Singkawang.

Screenshot Facebook. 

Terlihat jelas di akun Facebook @Lusiana Susan sangat marah kepada kantor BKD Singkawang,"Saya ini mau bayar pajak dan untuk pendapatan daerah.Saya ini juga membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Kota Singkawang".kata akun @Lusiana Susan saat live di Facebook

"Bagus saya protes pemerintah dari pada saya di1 protes sama konsumen saya terus,di kirain saya bohong".kata akun @Lusiana Susan saat live di Facebook

Ia juga menyebutakan"Kata disini ada wartawan nggak,kalau ada wartawan saya akan kasih liat berkasnya".kata akun @Lusiana Susan saat live di Facebook. 

Reporter: Rinto Andreas

Kamis, 20 Mei 2021

Facebook tegaskan tak bisa baca isi pesan pengguna di WA

Facebook tegaskan tak bisa baca isi pesan pengguna di WA
ILUSTRASI.

BorneoTribun Tekno -- Facebook menegaskan tidak akan bisa membaca isi pesan atau mengambil data pribadi pengguna WhatsApp setelah memperbarui kebijakan privasinya.

Kebijakan privasi baru WhatsApp menghadapi reaksi keras karena kekhawatiran bahwa hal itu akan melemahkan enkripsi layanan obrolan atau memungkinkannya untuk berbagi lebih banyak data pribadi pengguna dengan perusahaan induk Facebook.

"Kami sangat berkomitmen soal enkripsi secara end-to-end dalam WhatsApp, ada banyak kebingungan tentang update kebijakan policy privacy WhatsApp," ujar Steve Satterfield, Privacy Policy Director Facebook dalam webinar pada Kamis.

"Update ini tidak mempengaruhi privasi orang-orang atau pesan orang-orang kepada teman atau keluarga mereka, karena masih tetap dilindungi oleh enkripsi end-to-end," imbuhnya.

Steve mengatakan bahwa 100 persen pesan yang dikirim oleh pengguna tidak dapat dibaca oleh Facebook bahkan pihak WhatsApp sendiri.

Ia juga menyadari banyak orang yang khawatir mengenai kebijakan privasi baru ini. Semua pesan yang dikirim oleh pengguna hanya dapat dibaca oleh setiap penerima saja.

"Ada banyak orang khawatir apakah Facebook bisa membaca pesan di WhatsApp. Tidak bisa, Facebook tidak bisa membacanya, WhatsApp juga tidak bisa membacanya," kata Steve.

Steve melanjutkan, "Ini sangat penting agar orang-orang bisa paham bahwa upgrade kebijakan privasi ini tidak berubah dalam hal enkripsi end-to-end."

Pada awal 2021, WhatsApp mengeluarkan kebijakan privasi yang baru. Beberapa hal yang harus disetujui pengguna adalah rekam jejak transaksi dan pembayaran yang dilakukan pengguna lewat aplikasi itu.

Meski demikian, pengguna WhatsApp bebas memilih untuk menerima atau pun menolak kebijakan baru tersebut.

Oleh: Antaranews

Minggu, 11 April 2021

Kelompok Advokasi Muslim Gugat Facebook Terkait Penghapusan Ujaran Kebencian

Kelompok Advokasi Muslim Gugat Facebook Terkait Penghapusan Ujaran Kebencian
Halaman Facebook. (Gambar iStock).

BorneoTribun Amerika, Internasional -- Kelompok hak-hak sipil, Muslim Advocates, yang berbasis di AS menggugat Facebook Inc dan jajaran eksekutifnya pada Kamis (8/4) dengan tuduhan mereka menyesatkan Kongres AS dan lainnya dengan secara keliru mengklaim perusahaan tersebut menghapus konten yang melanggar kebijakannya.

Seperti dilansir oleh Reuters, gugatan tersebut mengklaim bahwa Facebook secara berkala tidak dapat menghapus konten yang melanggar aturannya, termasuk organisasi anti-Muslim dan halaman yang ditandai oleh organisasi hak asasi dan para pakar. Gugatan itu menyatakan bahwa konten-konten itu termasuk laman-laman dan kelompok-kelompok dengan nama-nama yang membandingkan Muslim dengan "kotor" dan berisi seruan untuk "bersatu melawan", "membersihkan" atau "berantas" Islam.

Platform media sosial sudah sejak lama menjadi sorotan mengenai cara mereka menangani ujaran kebencian, konten kekerasan, dan aktivitas ilegal lainnya di platform tersebut.

Pada Juli 2020, Facebook merilis hasil audit hak-hak sipil yang ditugaskan oleh perusahaan. Hasil audit itu menyatakan Facebook harus menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk mempelajari dan menangani kebencian terorganisasi terhadap Muslim dan kelompok sasaran lainnya di platform tersebut.

“Kami tidak mengizinkan ujaran kebencian di Facebook dan secara berkala bekerja dengan para ahli, organisasi nirlaba, dan pemangku kepentingan untuk membantu memastikan Facebook adalah tempat yang aman bagi semua orang, mengakui bahwa retorika anti-Muslim bisa dalam bentuk-bentuk yang berbeda,” kata juru bicara Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters. “Kami telah berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan untuk menghapus perkataan yang mendorong kebencian, dan kami secara proaktif mendeteksi 97 persen dari apa yang kami hapus.”

Gugatan, yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Distrik Columbia di Washington, menuduh bahwa Facebook, Chief Executive Mark Zuckerberg, Chief Operating Officer Sheryl Sandberg, dan eksekutif lainnya melanggar undang-undang perlindungan konsumen distrik itu melalui pernyataan mereka tentang penghapusan konten yang melanggar aturan.

Zuckerberg telah menghadiri pertemuan kongres tujuh kali sejak 2018. Dia mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perusahaan akan menghapus konten yang melanggar kebijakan Facebook, termasuk unggahan yang menyerukan kekerasan atau dapat menyebabkan risiko cedera fisik.

Namun, perusahaan tersebut dikritik oleh organisasi hak sipil, yang mengatakan tidak menegakkan aturan ini secara tidak konsisten.

Gugatan tersebut meminta hakim untuk menyatakan bahwa pernyataan eksekutif Facebook melanggar “Undang-Undang Prosedur Perlindungan Konsumen Washington DC” dan menuntut kompensasi bagi Muslim Advocates.

Muslim Advocates adalah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington. [na/ft]

Oleh: VOA

Senin, 05 April 2021

Pihak Facebook luncurkan fitur foto dukung vaksin COVID-19

Pihak Facebook luncurkan fitur foto dukung vaksin COVID-19
Bingkai ajakan ikut vaksinasi COVID-19 di foto profil Facebook. (about.fb.com)

BorneoTribun.com - Raksasa jejaring sosial Facebook mengumumkan fitur terbaru untuk foto profil, berupa bingkai untuk mendukung program vaksinasi COVID-19.

Melansir blog resmi Facebook, bingkai foto tentang vaksin COVID-19 saat ini tersedia di Amerika Serikat dan Inggris Raya, bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat. 

Bingkai foto yang baru ini berisi tulisan mengafjak pengguna lainnya untuk ikut divaksin COVID-19. 

Menurut Facebook, dalam siaran tersebut, orang akan mau divaksin begitu melihat orang-orang di sekeliling mereka juga divaksin.

Di Amerika Serikat, Facebook bekerja sama dengan Department of Health and Human Sevices (HHS) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) untuk bingkai foto ajakan ikut vaksin COVID-19 ini.

Sementara di Inggris Raya, media sosial ini bekerja sama dengan National Health Services (NHS).

"Dengan bekerja erat bersama otoritas kesehatan nasional maupun global dan menggunakan kemampuan kami untuk menjangkau orang secara cepat,"

"Kami menjalankan bagian kami untuk membantu orang mendapatkan informasi yang terpercaya, mendapatkan vaksin dan mendorong orang lain melakukan hal yang sama agar kita bisa sehat bersama," kata Facebook.

Setelah bingkai foto, Facebook dalam beberapa pekan ke depan akan menampilkan ikhtisar di laman Kabar Berita tentang siapa saja teman di jejaring sosial yang menggunakan foto profil berisi ajakan vaksin COVID-19. (*)

Sabtu, 27 Maret 2021

Facebook Berencana Buka Kembali Kantor Pusat Menlo Park California pada 10 Mei

Facebook Berencana Buka Kembali Kantor Pusat Menlo Park California pada 10 Mei
Aplikasi Facebook. Pixabay @Firmbee 

(BorneoTribun) -- Facebook Inc mengatakan pada hari Jumat (26/3) bahwa pihaknya berencana untuk membuka kembali kantor pusat Menlo Park, California dengan tingkat hunian 10 persen pada 10 Mei, jika situasi pandemi COVID-19 mulai membaik.

Dilansir Reuters, Sabtu, perusahaan media sosial itu juga mengatakan bahwa kantor mereka di Fremont dan Sunnyvale juga dijadwalkan untuk dibuka kembali dengan kapasitas 10 persen.

Kantor di Fremony akan dibuka pada 17 Mei, sedangkan kantor di Sunnyvale dijadwalkan dibuka pada 24 Mei. Sementara kantor mereka di San Francisco akan dibuka kembali pada 7 Juni.

Perusahaan teknologi besar termasuk Facebook adalah yang tercepat untuk menerapkan bekerja dari rumah selama lockdown pada tahun lalu dan secara teratur memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk terus melakukan hal tersebut.

Adapun perusahaan berbagi tumpangan Uber Technologies Inc mengatakan pada Kamis (25/3) bahwa pihaknya berencana untuk membuka kembali kantornya di Mission Bay, San Francisco, dengan tingkat hunian 20 persen pada 29 Maret, dan memberikan opsi bagi stafnya untuk kembali bekerja secara "sukarela".

Oleh: Antaranews

Selasa, 20 Oktober 2020

Siapkah Facebook Menghadapi Pilpres AS?

Beberapa iklan Facebook yang terkait dengan upaya Rusia untuk mengganggu proses politik Amerika dan memicu ketegangan seputar masalah sosial yang memecah belah, dirilis oleh anggota komite Intelijen DPR AS, difoto di Washington. (Foto: AP)


BorneoTribun - Sejak agen-agen intelijen Rusia dan kelompok oportunis lain menyalahgunakan platform Facebook untuk berupaya memanipulasi pemilu presiden Amerika tahun 2016, Facebok telah berulangkali menegaskan bahwa pihaknya telah belajar dari kejadian itu dan tidak lagi menjadikan platformnya untuk menyebarluaskan misinformasi, menekan pemilih dan mengganggu jalannya pilpres.  


Namun, jalan yang harus ditempuh Facebook masih berliku. Kritikus yang berada di luar perusahaan raksasa itu, atau bahkan sebagian karyawan Facebook sendiri, mengatakan upaya perusahaan itu untuk merevisi aturannya dan memperketat pengamanannya masih belum cukup; meskipun perusahaan itu telah menghabiskan miliaran dolar untuk melakukan hal itu. Para kritikus ini merujuk pada ketikdaksediaan perusahaan mengambil tindakan yang lebih tegas.  


“Apakah saya prihatin dengan pilpres?  Saya ketakutan!” ujar Roger McNamee, seorang pemodal ventura dan salah seorang dari sedikit investor Facebook yang pertama kali menyampaikan kritik tajam. “Pada skala perusahaan saat ini, jelas ini merupakan bahaya bagi demokrasi dan keamanan nasional,” tegasnya sebagaimana dilaporkan Associated Press.

CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di sidang House Financial Services Committee di Washington. (Foto: Reuters)


CEO Facebook Mark Zuckerberg dengan santai merujuk kemungkinan hasil yang tidak terbayangkan pada pilpres tahu 2016, juga kemungkinan kerusuhan sipil dan kemungkinan sengketa pemilu yang dapat dengan mudah bergulir menjadi lebih buruk, sebagai tantangan-tantangan yang kini dihadapi platform itu.  “Pilpres kali ini tidak akan seperti pilpres biasanya,” tulis Zuckerberg di akun Facebooknya pada bulan September lalu, di mana ia menggariskan upaya Facebook mendorong warga untuk memberikan suara dan menghapus informasi yang salah di platform itu.  “Kita semua bertanggungjawab melindungi demokrasi kita,” tegasnya.  


Eksekutif Facebook Tak Siap Platformnya Digunakan Untuk Tujuan Jahat


Meskipun demikian selama bertahun-tahun para eksekutif Facebook tampaknya tidak siap ketika platform mereka – yang diciptakan untuk menghubungkan warga dunia – digunakan untuk tujuan-tujuan jahat. Selama bertahun-tahun Zuckerberg telah menyampaikan beragam permohonan maaf, karena tidak seorang pun memperkirakan bahwa orang-orang akan menggunakan Facebook untuk menyiarkan secara langsung pembunuhan dan aksi bunuh diri, memicu pembersihan atau pemusnahan etnis, mempromosikan pengobatan kanker palsu atau memanipulasi hasil pemilu.  


Ketika platform lain seperti Twitter dan YouTube juga berupaya keras mengatasi misinformasi dan konten yang penuh kebencian, reaksi Facebook – yang tampil berbeda karena skala dan jangkauan luasnya dibanding banyak platform lain – dinilai lebih lambat; terutama untuk mengidentifikasi tantangan-tantangan yang dihadapi pada tahun 2016.  


Facebook mengeluarkan serangkaian permohonan maaf karena kelambatannya mengambil tindakan terhadap ancaman dalam pilpres 2016 dan berjanji akan bertindak lebih baik. “Saya kira mereka jadi pendengar yang lebih baik,” ujar David Kirkpatrick, penulis buku tentang kebangkitan Facebook.  “Yang berubah adalah semakin banyak orang yang memberitahu mereka bahwa mereka harus melakukan sesuatu.” 

Logo Facebook di sebuah ponsel pintar. (Foto: Reuters)


Facebook Ambil Langkah


Perusahaan telah mempekerjakan sejumlah orang untuk memeriksa fakta, menambahkan pembatasan dan lebih banyak lagi pembatasan terhadap iklan-iklan politik, juga membekukan ribuan akun, halaman dan kelompok yang dinilai telah terlibat dalam “perilaku tidak otentik yang terkoordinasi.”  Ini merupakan terminologi yang digunakan Facebook bagi akun-akun palsu dan kelompok-kelompok yang menarget diskursus politik di negara-negara, mulai dari Albania hingga Zimbabwe. 


Facebook juga mulai memberikan peringatan-peringatan tambahan pada pernyataan atau posting yang berisi informasi yang salah tentang pemungutan suara, dan sejak saat itu telah mengambil sejumlah tindakan untuk membatasi sirkulasi pesan-pesan yang menyesatkan.  


Dalam beberapa minggu terakhir ini platform itu juga melarang pesan-pesan yang membantah terjadinya holocaust. Facebook bersama Twitter juga membatasi menyebarnya laporan politik yang tidak dapat diverifikasi tentang Hunter Biden, putra calon presiden Partai Demokrat Joe Biden, yang dipublikasikan oleh suratkabar konservatif New York Post. 

Kantor baru Facebook seluas 130.000 kaki persegi, yang menempati tiga lantai teratas gedung Cambridge, 9 Januari 2019. (Foto: AP/Elise Amendola)


Hal-hal ini menempatkan Facebook di posisi yang lebih baik dibanding empat tahun lalu. Namun, tidak berarti ia benar-benar siap. Alih-alih mengetatkan aturan yang melarang, sejumlah milisi garis keras masih menggunakan platform Facebook untuk mengorganisir kelompok. Ini mencakup rencana menculik gubernur Michigan baru-baru ini, yang berhasil digagalkan aparat keamanan. 


Empat tahun setelah pilpres terakhir, pendapatan Facebook dan jumlah penggunanya meningkat pesat. Tahun ini sejumlah analis memperkirakan perusahaan itu akan meraih keuntungan $ 23,2 miliar dari pendapatan yang mencapai $ 80 miliar. Saat ini Facebook mengatakan memiliki 2,7 miliar pengguna di seluruh dunia, naik dari 1,8 miliar pengguna pada tahun 2016.  [em/jm]

Minggu, 04 Oktober 2020

Asli Bukan Hoax! Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 30 Jutaan

Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 33 Juta
Foto: Screenshot Facebook


BorneoTribun | Singkawang, Kalbar – Saat memiliki hewan peliharaan, lazimnya orang-orang akan mencurahkan kasih sayangnya terhadap binatang tersebut. 


Bahkan, tak sedikit yang memperlakukannya layaknya anak sendiri. Jika hewan peliharaan tersebut hilang atau pergi entah ke mana, tentu akan muncul perasaan sedih.


Malangnya, momen kurang mengenakkan tersebut juga dialami oleh salahsatu pengusaha bernama Edy Zulvian Wu yang beralamat di Singkawang, Kalbar. 


Edy Zulvian Wu kehilangan peliharaan kesayangannya, seekor anjing yang ia beri nama Bobi.


Mengetahui hal tersebut dari pemilik, salahsatu akun facebook atas nama Ivan yang juga diketahui ivan seorang anggota polri di kota Singkawang membuat status di berandanya pada hari Sabtu (3/10/2020) pukul 08.56 WIB mengatakan “Yang mau motor gratis silakan cari anjing ini yang hilang tadi pagi”.

Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 33 Juta
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan


Mengetahui hal ini,  sontak membuat netizen mengomentar status facebook ivan. Dan ada juga nizen membantu mencari anjing hilang tersebut.


Ada yang berkomentar bilang Hoax, komentar tersebut disanggah langsung Ivan dalam komentarnya “Ini postingan saya benar gak ada yang hoax pak, yang punya bos motor kawasaki klu gak mau cari jangan ya sudah jangan bilang hoax, saya gak tahu mau di kasik motor kawasaki apa tapi tadi ibunya datang kerumah bilang klu anjingnya ketemu mau di kasik motor baru kawasaki".


“Kdg susah jg ya... Sm org2... Udh jls2 yg post pak ivan tpi msh di blg hoax/bohong...apa gk bs menilai ya...mana yg benar dan mana yg tdk bnr 🤣🤣🤣 udh pd ngopi blm??,” komentar Angel Zhu.


Sementara, banyak nizen yang penasaran dengan motor Kawasaki apa yang dihadiahkan? Sehingga pemilik anjing meninggalkan komentar dan mengupload contoh gambar motor yang akan dihadiahkan bagi siapa yang menemukan anjing kesayangannya itu.


“Maaf saya pemilik anjing tersebut,tolong bagi saudara sekalian yang melihat dan bisa membantu menemukan anjing kesayangan saya info ke saya langsung 089620008882, Itu motor yang saya janji kan, Pak Ivan saksinya, kalau saya tidak memenuhi janji silahkan laporkan saya ke berwajib terima kasih,” tulis pemilik anjing dalam setatus Ivan.

Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 33 Juta
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan


“Kok sye heran sama org yg seperti di olok2. Inilah susah nyee kalo org iming2 dengan hadiah besar seperti di per olok kan. Namanya barang kesayangan hilang apapun di lakukan tuan nya. Kalo emg dia mampu utk memberikan imbalannya ya kenapa tidak , motor juga dia beli pakai uang. Dan baca postingan pak Ivan kalo yg hilang ini bos Kawasaki. Ya wajar dia bisa ngasi motor mau apa motor nya itu hak yg punya. Kalo rezeki gak akan kemana . Sekali2 Berpikirlah positif jangan ke negatif terus,” komentar Rumah Alfatih.

Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 33 Juta
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan


“Semoga yg menemukan hewan ini mempunyai hati nurani yg mulia dan menyadari bahwa hewan ini adalah hak orang lain dan di kembali kan kepada pemilik nya tanpa meminta imbalan apa pun...aminnn....” komentar Nadya Apip.

Anjingnya Hilang, Pemilik Tawarkan 1 Unit Motor Kawasaki Rp 33 Juta
Foto: Screenshot status akun Facebook Ivan


Hendra J. Gunawan, “Yg merasa mengambil anjing ini tolong kembalikan lah ...bukannya ap..jngan sampai masyarakat terlalu heboh n berantusias,trus jd viral.gak ketemu..eh..ujung2 nya pemilik yg jd terkenal krna berita ini ,ya memang sih..pemilik maksd nya betul2 ingin menemukan anjingnya...sdangkan yg nyari mati2an..ujung2nya hnya gigit jari.”


“Hendra J. Gunawan maaf saya tidak butuh ketenaran,saya cuma butuh KELUARGA ketemu,terima kasih.” Kata Edy Zulvian Wu/pemilik membalas komentar Hendra J. Gunawan.


Sampai berita ini ditayangkan, anjing yang diberi nama Bobi belum diketahui keberadaannya. (YK/ER)

Kamis, 20 Agustus 2020

Twitter Bersama Facebook Cegah Pengguna Bagikan Video Hoax Plandemic

Facebook dan Twitter Cegah Pengguna Bagikan Video Hoax Plandemic Foto: Unsplash/Kon Karampelas


BORNEOTRIBUN - Facebook dan Twitter mencegah penggunanya untuk menyebarkan video teori konspirasi Plandemic: Indoctornation. Video ini merupakan kelanjutan dari video Plandemic yang rilis pada Mei lalu dan berisi hoax dan teori konspirasi tentang virus Corona.


Dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (19/8/2020) Facebook mencegah pengguna yang ingin membagikan tautan untuk menonton video yang diunggah di situs eksternal.



Saat pengguna Facebook ingin mengunggah tautan tersebut akan muncul peringatan bahwa pengguna tidak bisa membagikan tautan tersebut. "Postingan Anda tidak bisa dibagikan, karena tautan ini melanggar Standar Komunitas kami," tulis peringatan Facebook.


Sementara itu Twitter tidak melarang pengguna untuk mengunggah tautan untuk menonton video tersebut. Tapi mereka mengarahkan pengguna yang mengklik tautan tersebut ke halaman yang berisi peringatan bahwa tautan tersebut berpotensi menjadi spam atau tidak aman.


Kepada The Verge, Twitter memastikan bahwa mereka hanya memberi peringatan kepada penggunanya, dan tidak memblokir tautan tersebut. Tapi mereka akan mengevaluasi klip pendek yang diunggah langsung dan mungkin akan menghapus klip yang berisi misinformasi berbahaya.


Bagi yang belum tahu, Plandemic adalah dokumenter berdurasi 26 menit yang sempat viral di media sosial beberapa bulan yang lalu. Awalnya media sosial enggan langsung menghapus video ini, sampai akhirnya viral dan telah ditonton jutaan kali.


Video ini berisi banyak klaim palsu dan misinformasi seputar virus Corona seperti menggunakan masker bisa mengaktifkan virus, pasir pantai bisa menyembuhkan virus Corona dan lain-lain.


Salah satu bintang dari video ini adalah Judy Mikovits, seorang peneliti yang telah didiskreditkan. Meski banyak membuat klaim yang telah dibantah, Mikovits justru menjadi idola bagi penggemar teori konspirasi dan orang-orang di politik sayap kanan.


Sedangkan dalam sekuelnya, Plandemic: Indoctornation, tokoh yang menjadi musuh utama adalah Bill Gates yang sejak mulainya pandemi ini jadi sasaran teori konspirasi. Video tersebut mengklaim bahwa Gates akan menanam mikrochip di manusia sampai menghalangi sinar matahari.(yk/dtk/vp/fy)

Selasa, 07 April 2020

Kini Facebook Rilis Wajah Baru di Android

Facebook Luncurkan Tampilan Baru di Android? [Foto: Facebook]

JAKARTA -- Facebook telah menguji banyak fitur serta memberikan peningkatan baru untuk layanan aplikasinya di perangkat seluler.

Salah satu yang diuji oleh Facebook sejak awal tahun ini adalah merombak ulang tampilan desain aplikasi untuk perangkat ponsel Android.

Dilansir detikINET dari PhoneArena meski Facebook belum merilis soal perubahan desain secara resmi, namun sudah banyak pengguna yang telah menerima user interface (UI) atau tampilan antarmuka pada ponsel mereka yang kemudian mereka bagikan di forum Reddit.

Pada desain tersebut ada perubahan yang paling jelas terlihat yakni diubahnya posisi fitur-fitur tab yang awalnya berada di atas kini dipindahkan ke bawah.

Tampilan antarmuka Facebook. (Foto: Dok. tboy2000 via Reddit)

Seperti diketahui ada enam fitur tab pada layanan Facebook mobile yaitu beranda, daftar teman, grup, profil, notifikasi dan menu.

Dengan diubahnya posisi tab tersebut sepertinya akan memudahkan pengguna saat berselancar di Facebook karena cukup mengoperasikannya dengan satu jari, berbeda jika posisi tab-tab ini di atas agak sulit untuk dijangkau satu jari.

Namun tampilan ini sepertinya masih dikembangkan oleh Facebook pasalnya banyak pengguna Facebook di Android yang melaporkan tampilan aplikasi mereka kembali ke tampilan yang lama setelah mendapatkan perubahan tampilan yang baru.

(yk/detik.com/jsn/fay)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno