Berita Borneotribun.com: Demam Berdarah Dengue Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Demam Berdarah Dengue. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Demam Berdarah Dengue. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 Januari 2024

27 Kasus DBD Tersebar, Kapuas Hulu Tekankan Pencegahan Melalui 3M Plus

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. ANTARA (Teofilusianto Timotius)
KAPUAS HULU - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menekankan pentingnya upaya pemberantasan sarang nyamuk sebagai langkah efektif dalam mencegah penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kepala Bidang Pencegahan dan Pengadilan Penyakit Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Kastono, menyampaikan bahwa melibatkan masyarakat dalam gerakan 3M plus merupakan strategi yang cukup berhasil, termasuk di lingkungan sekolah.

"Kami minta masyarakat turut serta melakukan pencegahan DBD dengan cara 3M plus, karena cara itu cukup efektif, termasuk di lingkungan sekolah," ujar Kastono di Putussibau Kapuas Hulu pada hari Selasa.

Gerakan 3M plus melibatkan kegiatan seperti menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang dapat menjadi tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

Kastono menjelaskan bahwa hingga pekan ketiga Januari 2024, Kabupaten Kapuas Hulu telah mencatat 27 kasus DBD yang tersebar di 10 kecamatan. Rincian sebaran kasus DBD melibatkan beberapa kecamatan, antara lain Putussibau Utara, Kalis, Mentebah, Boyan Tanjung, Pengkadan, Seberuang, Sekitau, Silat Hilir, Embaloh Hilir, dan Bunut Hilir.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu telah mengambil berbagai langkah untuk menangani dan mencegah penyebaran DBD, termasuk penyuluhan di lingkungan sekolah, sosialisasi kepada masyarakat, dan kunjungan ke rumah penduduk serta keluarga pasien di rumah sakit.

Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan prinsip 3M plus dianggap sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Kastono menekankan bahwa pengasapan juga dilakukan secara rutin, namun gerakan 3M plus secara massal dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif.

Tidak hanya itu, penyuluhan tentang pengenalan ciri-ciri penyakit DBD juga menjadi bagian dari upaya pencegahan. Oleh karena itu, masyarakat yang mengalami gejala DBD diminta untuk segera mencari penanganan medis.

"Jangan terlambat dalam penanganan pasien, jika ada keluarga atau anak mengalami demam tinggi segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat," tambah Kastono.

Sumber: Antara/Teofilusianto Timotius
Editor: Yakop

Senin, 18 Desember 2023

PMI Kabupaten Landak Laksanakan Fogging Di Kecamatan Ngabang

PMI Kabupaten Landak Laksanakan Fogging Di Kecamatan Ngabang
PMI Kabupaten Landak Laksanakan Fogging Di Kecamatan Ngabang.
LANDAK – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Landak melaksanakan fogging dan pembagian bubuk Abate di daerah Kecamatan Ngabang yang memiliki kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tinggi yakni di Desa Hilir Kantor, Desa Hilir Tengah, Desa Amboyo Inti, Desa Mungguk dan Desa Tebedak, serta fogging juga dilakukan diberbagai tempat seperti sekolahan, pasar jati, Pondok Pesantren Nurul Islam, PT. PMS Ngabang dn di rumah masyarakat.

Ketua PMI Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa mengatakan bahwa pelaksanaan fogging dan pembagian bubuk Abate sebagai bentuk kepedulian PMI kepada masyarakat dan membantu Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Landak untuk memberantas penyebaran kasus DBD di Kabupaten Landak.

"Hari ini (Senin.Red) kita dari PMI melaksanakan fogging di rumah masyarakat, sekolah, perkantoran serta daerah pasar dan pembagian bubuk Abate pada daerah-daerah yang kasus DBD nya tinggi di Kecamatan Ngabang, semoga dengan kegiatan ini kami dapat membantu pemerintah daerah dalam upaya menurunkan kasus DBD di Kabupaten Landak," ucap Karolin.

Lebih lanjut Karolin mengingatkan kepada masyarakat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan menjalankan program 3M plus agar secara bersama-sama dan bergotong royong memberantas DBD di Kabupaten Landak.

"Saya selalu mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama pemerintah memberantas penyebaran kasus DBD yakni dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan menjalankan program 3M plus. Kami PMI terus berusaha membantu baik dalam bentuk sosialisasi maupun melaksanakan fogging dan pembagian bubuk Abate, dan kegiatan ini akan kita rencanakan juga untuk di kecamatan lain di Kabupaten Landak," terang Karolin.

Kepala Puskesmas Ngabang Albertus Sujatmiko yang turut hadir pada pelaksanaan fogging dan pembagian bubuk Abate dari PMI Kabupaten Landak menjelaskan bahwa desa-desa yang dilakukan fogging tersebut merupakan desa yang memiliki kasus DBD tinggi pada wilayah kerja Puskesmas Ngabang.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada PMI Kabupaten Landak yang telah melaksanakan fogging dan pembagian bubuk Abate pada daerah-daerah yang kasus DBD tinggi, seperti di Desa Hilir Kantor ada 49 kasus, Desa Hilir Tengah 45 kasus dan Desa Tebedak 22 kasus DBD," jelas Sujatmiko.

Sabtu, 18 November 2023

SE KLB DBD Ditandatangani Plt. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot

Foto : Plt. Bupati Sanggau, Yohanes Ontot.
SANGGAU – Surat Edaran (SE) Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) telah ditandatangani Pelaksana tugas (Plt) Bupati Sanggau, Yohanes Ontot per 17 November 2023. Semua organisasi perangkat daerah (OPD) terkait diminta serius dalam menangani DBD.

“SE KLB sudah, positif mulai hari ini (Jumat 17/11/2023). Sudah saya tanda tangani. Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan baik, sebagai rambu-rambu bagi setiap OPD untuk menyesuaikan tindakkannya. Saya kira dinas-dinas terkait harus tunning dia, harus care dia, harus mampu mengakomodir dan mengkoordinir seluruh jajaran di bawah. Terkoordinir dan terintegrasi,” tegasnya Yohanes Ontot ditemui wartawan usai apel pencegahan dan kesiapsiagaan, penanggulangan DBD, Jumat (17/11/2023).

Ontot juga mewanti-wanti, OPD atau dinas terkait tidak bisa lagi landai-landai dalam hal penanggulangan DBD. KLB, kata dia, mengisyaratkan bahwa DBD sudah tidak dalam batas yang normal. Harus bergerak cepat, tegas, dan terkoordinasi.


“Kalau dia senyamannya berjalan, oh tidak bisa. Kalau kejadian luar biasa orang berjalan landai-landai saja seperti melihat situasi-situasi yang biasa saja, itu tidak bisa. Harus dia bergerak cepat, tegas, koordinasi, kiri-kanan, depan-belakang. Kalau kejadian luar biasa dianggap hal yang normal, tidak usah kita buat KLB,” tegasnya lagi.

Meski begitu, Ontot juga mengakui sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan DBD masih sangat kurang. Ia mengaku sudah menggelar rapat antar OPD, perbankan dan perusahaan.

“Paling tidak mereka bisa kongsi beli satu. Dari Pak Kajari ada (alat fogging). Sekali lagi kita semua terutama instansi teknis bekerja lebih efektif, lebih serius. Bukan mereka tidak serius, tapi ini kejadian luar biasa, harus gaspol,” terangnya.

Orang nomor satu di Kabupaten Sanggau itu berharap DBD dapat ditekan dan tak ada lagi kasus baru.

“Harapan kita dengan gerakan massal, gerakan moral kemanusiaan, mudah-mudahan wabah demam berdarah ini bisa kita tekan dan kita basmi bersama-sama masyarakat luas,” pungkasnya.

Plt. Bupati Sanggau Menandatangani Surat Edaran Darurat Terkait DBD

Foto : Plt. Bupati Sanggau Menandatangani Surat Edaran Darurat Terkait DBD.
SANGGAU – Dr. Yohanes Ontot M.Si, yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas Bupati Sanggau, telah mengambil langkah tegas dengan menandatangani Surat Edaran (SE) Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD). Langkah ini menandai kepedulian yang lebih serius dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menangani kasus DBD di Kabupaten Sanggau.

Pernyataan dari Plt. Bupati Sanggau ini disampaikan saat acara apel pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan DBD di Halaman Kantor Bupati Sanggau pada Jumat (17/11/2023). "SE KLB telah ditandatangani hari ini. Saya berharap langkah ini akan menjadi panduan bagi setiap OPD untuk bertindak. Dinas terkait harus bekerja sama, terkoordinasi, dan terintegrasi secara efektif dalam menangani masalah ini," ujar Plt. Bupati Yohanes Ontot.

Ditekankan juga bahwa semua dinas terkait tidak bisa lagi menganggap remeh penanggulangan DBD. KLB menunjukkan bahwa situasinya sudah di luar batas normal. Perlunya aksi yang cepat, tegas, dan terkoordinasi dari semua pihak terkait.

"Ketika ada kejadian luar biasa, kita tidak bisa berjalan dengan santai. Aksi harus cepat, tegas, dan terkoordinasi dari semua arah. Kita tidak bisa menganggap situasi luar biasa ini sebagai sesuatu yang biasa. Ini bukan waktu untuk bertindak lambat," tegasnya.

Yohanes Ontot juga mengakui keterbatasan sarana dan prasarana untuk pencegahan serta penanggulangan DBD di Kabupaten Sanggau. Dia telah mengadakan rapat antara OPD, perbankan, dan perusahaan untuk mengatasi hal ini.

"Dalam hal ini, setidaknya kita dapat berbagi sumber daya. Kita sudah memiliki bantuan fogging dari Kajari Sanggau. Semua pihak, terutama instansi teknis, harus bekerja lebih efektif dan serius. Ini bukan masalah kurangnya keseriusan, tetapi situasi luar biasa yang memerlukan respons maksimal," tambahnya.

Plt. Bupati Sanggau berharap untuk menekan angka kasus DBD dan menghentikan kasus baru. Untuk itu, kerjasama yang erat diperlukan, tidak hanya dari dinas terkait, tetapi juga dari masyarakat untuk memperhatikan lingkungan mereka sendiri.

"Marilah kita bersama-sama membasmi sarang nyamuk ini. Dengan gerakan bersama, semangat kemanusiaan, kita berharap wabah DBD dapat ditekan dan dibasmi bersama-sama dengan seluruh masyarakat," tandasnya.

Sumber : Diskominfo Sanggau

Selasa, 14 November 2023

320 Kasus, 5 Kematian di Sekadau: Henry Alpius Serukan Peran Aktif Masyarakat Cegah DBD

Foto: Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau, Henry Alpius, S.Kep., M.M.
SEKADAU – Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB Kabupaten Sekadau, Henry Alpius, S.Kep., M.M., Mengingatkan Pentingnya Peran Masyarakat dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Usai Rapat Paripurna di Kantor DPRD, Kadiskes Henry Alpius menyampaikan keprihatinannya terkait peningkatan kasus DBD di Kabupaten Sekadau. Dengan angka terkini mencapai 320 kasus dan 5 kematian, Alpius menekankan perlunya peran aktif masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit ini.

"Ini terus meningkat, karena memang Dinas Kesehatan sedang giatnya untuk melaksanakan survei dalam rangka penemuan kasus DBD," ungkapnya.

Alpius berharap adanya penemuan kasus dapat mempercepat penanganan, menghindari keterlambatan dalam upaya pencegahan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan sehat, khususnya dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui tindakan menutup, menguras, dan mendaur ulang barang-barang bekas.

"Fogging dilakukan dengan fokus di daerah-daerah yang memiliki kasus DBD. Kita usahakan dalam radius 300 meter melaksanakan foggingnisasi," tambahnya.

Selain itu, Alpius memberikan perhatian khusus kepada orangtua dengan anak kecil. Jika anak mengalami gejala demam, periksa secara cepat untuk memastikan penanganan dini.

"Dengan awal-awal penanganan, kita dapat mendeteksi kasus dengan baik, mencegah pendarahan, dan shock yang mungkin terjadi pada kasus DBD," tegas Henry Alpius.

Selasa, 03 Oktober 2023

Pj Wali Kota Singkawang ungkap 2 orang meninggal akibat DBD di Singkawang

Pj Wali Kota Singkawang ungkap 2 orang meninggal akibat DBD di Singkawang.
SINGKAWANG - Pj Wali Kota Singkawang Sumastro menjelaskan, dalam periode September 2023 hingga awal Oktober 2023 tercatat 68 kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu, dan dua orang warga yang terjangkit penyakit tersebut meninggal dunia.

"Saya mengimbau seluruh masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing dengan 3M, untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD di Kota Singkawang," katanya di Singkawang, Senin.

Intensitas curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini di Kota Singkawang dikhawatirkan berpotensi menjadi media berkembangbiaknya dan penyebaran kasus demam berdarah (DBD) di Kota Singkawang.

"Data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencatatkan per tanggal 27 September 2023 terdapat 3.047 kasus DBD dan menyebabkan 34 orang meninggal dunia, sementara di Singkawang, terdapat 68 kasus DBD dan 2 penderita meninggal dunia," katanya.

Disebutkan Sumastro, dengan menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, tong air dan tempayan.

"Membersihkan dan memanfaatkan kembali barang-barang bekas di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan," tuturnya.

Selain itu, lanjut Sumastro, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air. "Masyarakat bisa mendapatkan bubuk abate secara gratis di puskesmas-puskesmas di Kota Singkawang," katanya.

Ia juga mengimbau, apabila ada anggota keluarga terutama anak-anak yang mengalami demam untuk segera mendatangi puskesmas, klinik atau fasilitas kesehatan lainnya untuk dilakukan penanganan medis.

"Kepada masyarakat yang anggota keluarganya menderita DBD, mohon untuk bekerjasama dengan petugas puskesmas untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi di sekitar rumah penderita untuk menentukan tindakan pencegahan yang tepat seperti fogging atau tindakan lainnya," kata Sumastro.

Ia meminta kepada jajaran dinas kesehatan, puskesmas, camat, lurah, ketua RT dan ketua RW untuk mendorong peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD melalui kegiatan PSN secara berkesinambungan.

"Mari, jaga keluarga kita dari penyakit demam berdarah dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita," tuturnya. (Tim)

Kamis, 24 Agustus 2023

Lonjakan Kasus Demam Berdarah di Sekadau Kalbar, Tercatat 64 Kasus dan 1 Anak Meninggal Dunia

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Henry Alpius.
SEKADAU – Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, menghadapi tantangan serius dengan adanya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam laporan terbaru, tercatat 64 kasus DBD yang telah terjadi, dengan satu kasus yang tragis berakhir dengan kematian. Korban meninggal tersebut adalah seorang anak di Belitang.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sekadau, Henry Alpius, mengungkapkan permasalahan ini dalam sebuah wawancara pada tanggal 23 Agustus 2023. "Jika dilihat dari trennya, kasus DBD mengalami peningkatan," ungkap Henry.

Tanggapan serius terhadap situasi ini datang dari Bupati Sekadau, yang telah mengeluarkan surat edaran mengenai kewaspadaan terhadap DBD. Surat edaran tersebut juga mempromosikan gerakan "1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik" serta pelaksanaan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 Plus. Surat edaran ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus DBD di Kabupaten Sekadau.

"Langkah satu-satunya yang dapat kita lakukan dalam upaya penanganan DBD adalah dengan menggerakkan masyarakat mulai dari tingkat rumah. Kemudian, melakukan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk." jelas Henry.

Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk fasilitas pelayanan kesehatan dari puskesmas hingga rumah sakit.

Sebaran kasus DBD teridentifikasi di beberapa wilayah di Kabupaten Sekadau, seperti Belitang, Sungai Ayak Belitang Hilir, dan Sekadau Hilir.

Upaya pemberantasan nyamuk telah dilakukan melalui fogging di daerah-daerah tersebut, disertai dengan pendistribusian abate ke seluruh rumah tangga.

Henry juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap DBD. Jika gejala DBD terdeteksi, Henry menyarankan untuk segera mengunjungi pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dengan keluarnya surat edaran dari Bupati, diharapkan semua lapisan pemerintahan desa, kecamatan, serta masyarakat dapat bekerja sama dalam melaksanakan upaya pemberantasan sarang nyamuk. Semua pihak diharapkan berkontribusi untuk mengatasi ancaman serius ini demi kesejahteraan bersama.

(Tim/Yk/Hr)

Rabu, 23 Agustus 2023

Peningkatan Kasus DBD di Kapuas Hulu Mencemaskan, Masyarakat Diminta Waspada

Peningkatan Kasus DBD di Kapuas Hulu Mencemaskan, Masyarakat Diminta Waspada.
KAPUAS HULU - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, yang terletak di Kalimantan Barat, telah mengeluarkan seruan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tengah merebak di 13 kecamatan di wilayah tersebut. Hingga saat ini, terdapat 85 individu yang telah terjangkit penyakit ini.

Dalam keterangan pada hari Rabu di Putussibau, Kapuas Hulu, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, Kastono, mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. Fokus utama adalah pada genangan air yang memiliki potensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk penyebab DBD.

Kastono mengungkapkan bahwa sejak 21 Agustus 2023, DBD telah menyebar di 13 kecamatan dengan total 85 kasus yang terkonfirmasi positif. Dalam rincian sebarannya, Kecamatan Putussibau Utara melaporkan delapan kasus, Putussibau Selatan dengan 15 kasus, Kalis dua kasus, Bunut Hulu 10 kasus, Boyan Tanjung tiga kasus, Pengkadan empat kasus, Hulu Gurung satu kasus, Seberuang 18 kasus, Semitau enam kasus, Embaloh Hulu lima kasus, Batang Lupar enam kasus, Badau satu kasus, dan Kecamatan Empanang dengan enam kasus.

"Saat ini, belum ada laporan korban jiwa akibat DBD," ujar Kastono.

Dalam upaya menangani situasi ini, Kastono mengungkapkan bahwa selain merawat individu yang terinfeksi DBD, pihaknya juga sedang melaksanakan langkah-langkah pencegahan. Ini melibatkan pengasapan atau fogging untuk membasmi nyamuk, serta kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.

Namun, Kastono menegaskan bahwa pengasapan hanya dapat memberikan efek jangka pendek. Yang lebih krusial adalah peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan mereka dengan menerapkan gerakan 3M plus, yakni menguras, menutup, dan mengubur benda-benda yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Kastono juga mengingatkan masyarakat untuk segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala demam tinggi yang tidak mereda. "Jika demam tinggi diiringi gejala lain, ini bisa jadi tanda DBD, dan penanganan medis diperlukan segera," katanya.

Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman DBD. Dia mengingatkan agar masyarakat aktif membersihkan lingkungan di tempat tinggal masing-masing dan mengadopsi pola hidup yang bersih dan sehat, baik di tingkat masyarakat maupun keluarga.

"Kita tidak perlu menunggu petugas kesehatan untuk bertindak melawan DBD, upaya menjaga kebersihan lingkungan harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan meremehkan demam berdarah," pesannya."

Harap diperhatikan bahwa ini hanya merupakan hasil dari model bahasa dan tidak mewakili artikel berita asli.

(Tim Liputan)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno