|
Debat Pilkada Sekadau 2020. (Foto: PWI) |
BorneoTribun - Pelaksanaan Cek Fakta Debat Pilkada Kabupaten Sekadau Tahun 2020 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama Google New Initiative (GNI) dari sejumlah lokasi pada Kamis merupakan cek fakta pertama dari pilkada se-Indonesia.
Menurut Ketua AMSI Pusat Wens Manggut dari Jakarta, Kamis, cek fakta ini merupakan lanjutan dari pelatihan yang dilakukan beberapa waktu sebelumnya dengan melibatkan AMSI daerah.
"Melalui cek fakta ini, setidaknya para pasangan calon harus menyiapkan data dan fakta yang lengkap sebelum melontarkan pernyataan sehingga masyarakat memperoleh informasi yang benar," kata Wens Manggut.
Selain itu, ujar dia, sekaligus memperkuat sistem demokrasi dan literasi informasi ke masyarakat dari para calon pemimpin daerah.
Koordinator Mafindo Kalbar Dr Syf Ema Rahmaniah menambahkan, salah satu kelemahan masyarskat Indonesia adalah karena masih rendahnya literasi kepemiluan.
"Bukan tentang berapa banyak pemilih yang memberikan suaranya tetapi juga berapa banyak berapa besar kesadaran kolektif masyarakat untuk mengawal proses pilkada," kata dia.
Ia melanjutkan, AMSI Kalbar didukung AMSI Pusat selaku pemeriksa fakta telah melakukan upaya besar mendorong kesadaran kritis masyarakat dengan cara melakukan periksa fakta Debat Pilkada Kabupaten Sekadau.
"Upaya ini memberikan dampak yang baik untuk membuat masyarakat dan para konstentan pilkada bahwa mereka harus mengidentifikasi masalah dan menyusun progrsm kerja dan strategi berdasarkan data yang valid dan kredibel sumbernya," kata Ema.
Selain itu, ujar dia, tentunya para konstentan harus lebih berhati-hati dalam mengutip data dan membuat pernyataan karena mereka diawasi publik yang melakukan cek fakta. "Semoga upaya ini dapat mendongkrak literasi kepemiluan dan literasi politik masyarakat di Kabupaten Sekadau," katanya.
Guna mempersiapkan program Cek Fakta saat Debat Kandidat dan hari pemungutan suara pada Pilkada 2020, sejumlah jurnalis di Provinsi Kalimantan Barat telah mengikuti Training Cek Fakta yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan menggandeng Google News Initiative (GNI) secara daring atau virtual pada 27-29 Oktober 2020.
“Tujuan pelatihan ini bertujuan untuk mengecek dan memverifikasi kebenaran berita di Pilkada Serentak 2020. Cek fakta untuk melawan hoaks di Pilkada bulan Desember dan sudah mulai kampanye pada bulan November,” kata Ketua AMSI Wilayah Kalbar, Kundori saat membuka acara, Selasa (27/10) malam.
Ketua AMSI Pusat Wens Manggut melanjutkan, pelatihan cek fakta yang dilakukan penting karena beberapa alasan diantaranya untuk memberantas hoaks.
"Sebagaimana kita ketahui bahwa dari tren dan fakta selama ini, hoaks sering kali menumpang di peristiwa besar. Dan Indonesia saat ini sedang berada dalam dua peristiwa besar yaitu pandemi COVID-19 dan Pemilukada. Hoaks seputar dua peristiwa ini lumayan besar dan menganggu kenyamanan serta keadaban publik," ujar dia.
Selain itu, pelatihan cek fakta menjadi penting agar media menjadi "clearing house" bagi publik.
"Ada fakta yang tidak terbantahkan bahwa ketika ada peristiwa besar seperti bencana atau gempa bumi, jumlah pengunjung media online itu melonjak," kata dia.
Kondisi serupa terjadi ketika peristiwa sosial, peristiwa politik, atau pada saat pandemi, pengunjung media online melonjak. "Artinya, pada saat terjadi sesuatu yang memerlukan pegangan atau rujukan, publik datang ke media massa termasuk media online," kata dia.
Ia menambahkan, ada beragam alasan kunjungan ke media dari sekedar "update" informasi, mencari rujukan, hingga mencari kebenaran dari informasi yang beredar di platform sosial. "Media online seperti media-media AMSI harus menjawab kebutuhan itu," kata dia.
Wens Manggut menegaskan, tugas media adalah menjadi "clearing house", rumah bagi publik untuk mencari jawaban atas informasi yang diragukan kebenarannya, dan di situlah pentingnya wartawan memahami cara kerja cek fakta.
Pada Program Cek Fakta Pemilu 2020, kegiatan serupa melibatkan 14 AMSI Wilayah dari berbagai daerah di Indonesia. (Tim)