Berita Borneotribun.com: Carlo Ancelotti Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Carlo Ancelotti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Carlo Ancelotti. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 April 2025

Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti

Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti
Real Madrid Pertimbangkan Santiago Solari Sebagai Pelatih Sementara Jelang Era Baru Pasca-Ancelotti.

JAKARTA - Real Madrid kembali menjadi sorotan publik sepak bola dunia. Kali ini bukan karena aksi magis di lapangan, tapi karena situasi panas di kursi pelatih. 

Dengan masa depan Carlo Ancelotti yang semakin tak pasti, kabar terbaru menyebutkan bahwa klub raksasa Spanyol tersebut sedang mempertimbangkan nama lama: Santiago Solari, untuk mengisi posisi pelatih sementara.

Sejak kembali ke Santiago Bernabéu pada 2021, Carlo Ancelotti telah mempersembahkan berbagai gelar bergengsi, termasuk dua trofi Liga Champions. 

Namun, seperti yang sering terjadi di Real Madrid, keberhasilan masa lalu tidak selalu menjamin keamanan posisi saat ini. 

Musim ini, kegagalan di Liga Champions dan kehilangan dominasi di La Liga membuat Ancelotti kabarnya akan diputus kontraknya lebih cepat, bahkan sebelum masa kerjanya resmi berakhir pada tahun 2026.

Situasi ini semakin kompleks karena Ancelotti disebut-sebut akan segera melanjutkan kariernya sebagai pelatih tim nasional Brasil, menggantikan posisi yang sedang kosong menjelang Piala Dunia 2026.

Real Madrid dikabarkan menjadikan Xabi Alonso sebagai calon kuat pelatih baru mereka. 

Mantan gelandang Madrid itu kini tengah menikmati kesuksesan sebagai pelatih Bayer Leverkusen di Bundesliga. 

Sayangnya, proses negosiasi tak bisa instan. Alonso masih harus menyelesaikan musim bersama Leverkusen yang baru akan berakhir pada 17 Mei 2025, sementara kompetisi penting seperti Piala Dunia Antarklub 2025 akan dimulai pada 18 Juni di Amerika Serikat.

Sedangkan Madrid sendiri baru menyelesaikan musim domestik mereka pada 25 Mei 2025. Artinya, ada celah waktu yang sangat sempit untuk melakukan transisi dari Ancelotti ke pelatih baru, terutama jika kesepakatan dengan Alonso belum tuntas.

Dalam situasi serba mendesak ini, nama Santiago Solari muncul sebagai kandidat pelatih interim yang dinilai bisa mengisi kekosongan sementara waktu. 

Jurnalis sepak bola kenamaan Fabrizio Romano melaporkan bahwa Madrid membuka kemungkinan menunjuk pelatih sementara jika negosiasi dengan pelatih utama belum rampung sebelum Piala Dunia Antarklub.

COPE, media olahraga asal Spanyol, juga menegaskan bahwa Ancelotti diperkirakan akan meninggalkan klub tepat setelah musim La Liga berakhir. Jadi, opsi interim seperti Solari dianggap masuk akal.

Solari bukan nama asing bagi publik Bernabéu. Ia pernah menjadi pemain Los Blancos dari 2001 hingga 2005, mencatatkan lebih dari 200 penampilan. 

Pada Oktober 2018, ia juga pernah menjabat sebagai pelatih sementara setelah pemecatan Julen Lopetegui, lalu sempat dikontrak secara permanen meski akhirnya diberhentikan hanya beberapa bulan kemudian.

Meski masa kepemimpinannya singkat, Solari mencatat 22 kemenangan dari 32 pertandingan dan berhasil membawa Madrid meraih gelar Piala Dunia Antarklub versi lama.

Tahun 2025 akan jadi tonggak baru dalam sejarah Piala Dunia Antarklub, karena turnamen ini akan diperluas dan diadakan secara besar-besaran di Amerika Serikat. 

Madrid akan memulai perjuangannya pada 18 Juni melawan klub Arab Saudi, Al Hilal, di kota Miami. 

Turnamen ini menjadi penting bukan hanya karena gengsi, tetapi juga karena hadiah finansial yang sangat menggiurkan.

Menghadapi turnamen sebesar ini tanpa pelatih utama tentu jadi risiko. Oleh karena itu, nama Solari yang sudah paham atmosfer Madrid dan punya pengalaman turnamen internasional dianggap solusi yang masuk akal setidaknya untuk sementara waktu.

Pertanyaan berikutnya: apakah Solari hanya akan bertugas selama turnamen saja, atau justru bisa memperpanjang masa tugasnya jika tampil memukau? Jawabannya masih spekulatif. 

Tapi dalam sejarah Madrid, hal seperti ini pernah terjadi. 

Zinedine Zidane, misalnya, awalnya juga hanya sebagai pelatih sementara, namun sukses luar biasa membuatnya dipercaya sebagai pelatih tetap.

Namun, dalam kasus ini, Real Madrid tampaknya tetap memprioritaskan Xabi Alonso sebagai proyek jangka panjang. 

Solari kemungkinan besar hanya akan "menjaga gawang" sampai Alonso atau pelatih lain resmi ditunjuk.

Kondisi Real Madrid saat ini menggambarkan dilema klasik klub-klub besar: antara kebutuhan untuk bergerak cepat dan keharusan mengambil keputusan yang tepat. 

Dengan Carlo Ancelotti hampir pasti akan pergi dan proses negosiasi dengan calon pelatih baru yang masih berjalan, Santiago Solari bisa jadi pilihan masuk akal untuk menjaga stabilitas tim khususnya menghadapi Piala Dunia Antarklub.

Meski peran Solari kemungkinan hanya bersifat sementara, ini menunjukkan bahwa Madrid tetap ingin menjaga momentum dan tak ingin kehilangan arah di tengah masa transisi.

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey

Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey
Eduardo Camavinga Cedera, Real Madrid Kehilangan Satu Lagi Pilar Penting Jelang Final Copa del Rey.

JAKARATA - Real Madrid kembali mendapat kabar buruk jelang akhir musim 2024/25. Salah satu gelandang muda andalan mereka, Eduardo Camavinga, dipastikan harus menepi sampai musim ini berakhir akibat cedera groin yang dideritanya saat laga melawan Getafe. Kabar ini tentu menjadi pukulan berat buat skuad asuhan Carlo Ancelotti yang sedang berburu gelar juara di beberapa kompetisi besar.

Camavinga mengalami cedera saat Real Madrid menang tipis 1-0 atas Getafe dalam laga lanjutan LaLiga, Rabu lalu. Dalam pertandingan yang berlangsung cukup ketat itu, pemain asal Prancis ini terlihat kesakitan setelah melakukan sprint dan harus ditarik keluar lapangan. Setelah menjalani pemeriksaan medis, pihak klub mengonfirmasi bahwa Camavinga mengalami cedera pada bagian selangkangan (groin) yang cukup serius.

Pihak Real Madrid menyampaikan pengumuman resmi melalui situs klub dan media sosial mereka. Mereka menyebutkan bahwa sang pemain akan menjalani proses pemulihan dalam waktu yang tidak sebentar, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk tampil di sisa musim ini.

Dengan hanya lima pertandingan LaLiga tersisa, dan juga laga penting di final Copa del Rey melawan Barcelona yang sudah di depan mata, absennya Camavinga tentu jadi kehilangan besar buat Los Blancos. Pemain berusia 21 tahun itu telah memainkan 34 pertandingan musim ini di semua kompetisi dan menjadi salah satu pilar penting di lini tengah Madrid bersama Toni Kroos dan Luka Modric.

Bukan hanya di level klub, cedera ini juga berpotensi membuat Camavinga absen dari ajang Piala Dunia Antarklub yang akan digelar musim panas ini. Padahal, ia sebelumnya diprediksi bakal jadi andalan utama di turnamen tersebut.

Kondisi ini jelas menambah daftar panjang pemain Real Madrid yang sedang mengalami cedera. Selain Camavinga, beberapa nama penting lainnya juga tengah diragukan tampil karena kondisi fisik yang tidak ideal. Kylian Mbappe yang baru bergabung di musim panas ini juga tengah menjalani observasi medis, sementara Ferland Mendy dan David Alaba juga belum bisa dipastikan kebugarannya menjelang laga penting melawan Barcelona di final Copa del Rey.

Pelatih Carlo Ancelotti tentu harus memutar otak untuk menyusun strategi tanpa beberapa pemain kunci. Apalagi, laga final melawan rival abadi seperti Barcelona selalu menjadi pertandingan sarat gengsi dan tensi tinggi. Dalam kondisi normal, Camavinga biasanya menjadi pilihan utama Ancelotti untuk menjaga kestabilan lini tengah dan menyambung permainan antara lini belakang dan lini depan.

Meski usianya masih sangat muda, Camavinga telah menunjukkan kedewasaan dalam bermain dan konsistensi tinggi sepanjang musim. Ia mampu beradaptasi di berbagai posisi, mulai dari gelandang bertahan hingga bek kiri, saat tim membutuhkannya. Fleksibilitas dan semangat juangnya membuatnya menjadi pemain favorit fans Madrid dan juga menjadi kepercayaan pelatih.

Dalam 34 laga yang ia mainkan musim ini, Camavinga mencatatkan sejumlah kontribusi penting, baik dalam bentuk assist maupun peran krusial dalam membangun serangan dari lini belakang. Statistik juga menunjukkan bahwa ia termasuk pemain dengan tingkat intersepsi dan pemulihan bola tertinggi di timnya.

Real Madrid saat ini berada di posisi kedua klasemen sementara LaLiga dengan selisih empat poin dari pemuncak klasemen, Barcelona. Dengan lima laga tersisa, peluang untuk mengejar masih terbuka, tetapi tentunya tidak mudah—terlebih tanpa kehadiran Camavinga di lini tengah.

Di ajang Copa del Rey, Madrid akan menghadapi Barcelona di final yang akan digelar akhir pekan ini. Laga tersebut menjadi salah satu peluang terbesar mereka untuk meraih trofi musim ini. Namun, dengan beberapa pemain pilar absen atau belum fit sepenuhnya, tantangan menjadi jauh lebih berat.

Tak hanya itu, di musim panas nanti, Real Madrid juga dijadwalkan tampil di Piala Dunia Antarklub, sebuah turnamen prestisius yang mempertemukan juara dari berbagai benua. Absennya Camavinga bisa memengaruhi kekuatan Madrid secara keseluruhan, apalagi jadwal pertandingan di turnamen tersebut biasanya cukup padat dan intens.

Meskipun kecewa dengan kabar ini, para penggemar Madrid berharap Camavinga bisa menjalani pemulihan dengan lancar dan kembali dalam kondisi terbaiknya musim depan. Mengingat usianya yang masih muda dan rekam jejak cedera sebelumnya yang minim, peluang untuk pulih total tentu sangat besar.

Proses pemulihan cedera groin biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung pada tingkat keparahannya. Klub dipastikan akan memberikan penanganan medis terbaik agar sang pemain bisa pulih tanpa perlu menjalani operasi besar.

Kehilangan Eduardo Camavinga tentu menjadi tantangan besar bagi Real Madrid di sisa musim ini. Namun, seperti kata pepatah, “dalam setiap krisis, selalu ada peluang.” Cedera ini bisa membuka jalan bagi pemain muda lainnya untuk unjuk gigi dan menunjukkan kualitas mereka di saat tim membutuhkannya.

Bagi Madridista, saatnya untuk terus mendukung tim apa pun kondisinya. Dan buat Camavinga, semoga proses pemulihannya berjalan lancar dan bisa kembali lebih kuat musim depan.

Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia

Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia
Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia.

JAKARTA - Penyerang muda Real Madrid, Endrick, mendapat teguran keras dari pelatih kepala Carlo Ancelotti setelah tampil kurang maksimal dalam kemenangan tipis 1-0 atas Getafe pada laga La Liga yang berlangsung hari kamis dini hari kemarin. 

Momen ini menjadi sorotan bukan hanya karena menjadi laga debut starter Endrick di La Liga musim ini, tapi juga karena keputusannya yang dianggap “tidak tepat” oleh sang pelatih.

Momen yang Bikin Ancelotti Geram

Di menit ke-55, Real Madrid masih unggul tipis 1-0 lewat gol Arda Guler. Saat itulah Eduardo Camavinga mengirim umpan terobosan yang membelah pertahanan Getafe dan mengarahkan bola langsung ke Endrick. 

Dengan hanya tinggal menghadapi kiper David Soria, publik seolah menanti momen magis dari sang wonderkid asal Brasil itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Endrick mencoba men-chip bola melewati penjaga gawang Getafe, gaya eksekusi yang biasa disebut "scoop shot" atau “showboating” oleh sebagian pelatih. Sayangnya, eksekusi tersebut meleset jauh dari harapan. 

Bola yang seharusnya melambung melewati Soria justru mengarah lemah ke tangkapan sang kiper. Sebuah peluang emas terbuang percuma, dan tak lama kemudian, Endrick ditarik keluar lapangan.

Komentar Tajam dari Ancelotti

Setelah pertandingan, Ancelotti tidak menahan diri untuk mengomentari aksi anak asuhnya tersebut. Dalam konferensi pers, pelatih asal Italia itu berkata dengan nada serius, “Dia tidak boleh melakukan hal-hal seperti itu. Dia masih muda dan harus belajar. Tapi dalam sepak bola, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Dalam posisi seperti itu, seharusnya dia menendang sekeras mungkin, bukan bermain-main. Ini bukan klub teater drama.”

Pernyataan Ancelotti ini menjadi bukti bahwa ia tidak menyukai gaya main yang terlalu "atraktif" atau mencoba tampil gaya di saat yang tidak tepat. 

Terlebih lagi, ini adalah laga yang krusial di mana Madrid berjuang keras menjaga jarak poin dengan Barcelona di klasemen La Liga.

Bukan Hanya Endrick, Lini Serang Madrid Masih Kurang Efisien

Teguran kepada Endrick bukan satu-satunya kritik yang dilontarkan Ancelotti malam itu. Pelatih berusia 64 tahun itu juga mengungkapkan bahwa secara umum lini depan Los Blancos masih belum menunjukkan efektivitas maksimal. 

“Kami masih kurang efektif. Di babak pertama kami punya beberapa peluang, begitu juga saat serangan balik di babak kedua. Tapi tidak ada yang benar-benar dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.

Hal ini memang jadi perhatian tersendiri bagi Madrid yang tengah memburu gelar juara, baik di La Liga maupun Copa del Rey.

Arda Guler Jadi Penyelamat, Tuai Pujian dari Pelatih

Di tengah kritik terhadap penyelesaian akhir pemain depan Madrid, Ancelotti justru memberikan pujian setinggi langit kepada Arda Guler, gelandang muda asal Turki yang mencetak gol kemenangan. 

Gol itu tercipta di menit ke-21 lewat sepakan keras menggunakan kaki kanan – kaki yang bukan dominan bagi Guler.

“Dia bermain dengan kualitas, ketenangan, dan tampil sangat baik. Masa depannya lebih cocok di posisi gelandang tengah dalam formasi 4-4-2 atau 4-3-3. 

Ia punya kualitas luar biasa dalam membangun permainan,” kata Ancelotti.

Meski masih dianggap kurang kuat dalam duel fisik, pelatih veteran itu yakin Guler punya potensi besar untuk menjadi kreator permainan Real Madrid di masa depan.

Bagaimana Nasib Endrick ke Depannya?

Gagalnya Endrick memanfaatkan peluang emas serta gaya main yang dianggap tidak efisien oleh Ancelotti kemungkinan besar akan mempengaruhi menit bermainnya ke depan. 

Apalagi, Real Madrid akan segera menghadapi laga final Copa del Rey melawan Barcelona – pertandingan yang sangat menentukan musim mereka.

Jika Kylian Mbappe benar-benar pulih dari cedera tepat waktu, kehadirannya tentu akan memperkecil peluang Endrick untuk tampil, bahkan dari bangku cadangan sekalipun. 

Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang lebih memilih pengalaman dan efisiensi dalam pertandingan besar. 

Dan dengan komentar terbuka seperti itu, bisa jadi Endrick akan dipinggirkan lebih jauh untuk beberapa waktu ke depan.

Masa Depan Endrick Masih Cerah, Tapi Butuh Waktu

Meskipun mendapat kritik, bukan berarti masa depan Endrick di Madrid suram. Usianya yang baru 18 tahun masih memberi waktu panjang untuk berkembang dan belajar dari kesalahan. 

Teguran dari Ancelotti seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga agar ia bisa lebih matang dalam mengambil keputusan di lapangan.

Endrick dikenal memiliki potensi besar sejak masih membela Palmeiras. Skill individu, kecepatan, dan naluri mencetak golnya sempat membuat banyak pengamat menyebutnya sebagai "the next big thing" dari Brasil. 

Tapi bermain di klub sebesar Real Madrid tentu butuh adaptasi dan kedewasaan lebih.

Momen ini jadi pengingat bagi Endrick – dan juga semua pemain muda – bahwa bermain di level tertinggi membutuhkan lebih dari sekadar bakat. 

Disiplin, pengambilan keputusan, dan memahami konteks permainan adalah hal yang harus terus diasah.

Ancelotti, meskipun keras dalam komentarnya, sebenarnya sedang memberi pesan jelas: jangan sia-siakan kesempatan. 

Dalam sepak bola profesional, satu peluang bisa mengubah segalanya – baik karier maupun hasil pertandingan.

Bagi fans Madrid, insiden ini bukan akhir dunia. Justru bisa menjadi awal dari proses pendewasaan seorang bintang masa depan. Endrick hanya perlu waktu, dan yang terpenting, kemauan untuk belajar dari setiap kesalahan.

Rabu, 23 April 2025

Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey

Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey
Carlo Ancelotti Ungkap Peluang Jude Bellingham Bermain Sebagai False Nine di Final Copa del Rey.

JAKARTA - Menjelang final Copa del Rey yang mempertemukan Real Madrid dengan Barcelona, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, memberikan sedikit bocoran terkait strategi timnya. 

Ancelotti mengisyaratkan bahwa Jude Bellingham bisa tetap memainkan peran sebagai false nine di lini depan, posisi yang sudah ia coba sebelumnya dan memberikan hasil yang cukup menggembirakan.

Real Madrid sendiri saat ini sedang berada dalam tekanan setelah tersingkir dari perempat final Liga Champions oleh Arsenal dengan kekalahan agregat 5-1. 

Beberapa laporan bahkan menyebutkan bahwa Ancelotti bisa saja kehilangan pekerjaan setelah final Copa del Rey, tak peduli bagaimana hasilnya nanti. 

Namun, pelatih asal Italia ini tetap tenang dan menyatakan bahwa belum ada keputusan final mengenai masa depannya, dan ia bertekad untuk meraih gelar yang bisa memperkuat posisinya.

Bellingham Sebagai False Nine?

Ancelotti mengakui bahwa Bellingham, yang pada musim lalu berhasil mencetak 23 gol saat bermain di posisi false nine, bisa kembali tampil di posisi tersebut pada laga final Copa del Rey melawan Barcelona. 

Posisi ini awalnya memberikan banyak keuntungan bagi Madrid, dan Bellingham pun menunjukkan performa yang luar biasa saat ia kembali bermain di posisi tersebut dalam kemenangan 1-0 melawan Athletic Club.

“Posisi itu memberi kami banyak keuntungan musim lalu,” ujar Ancelotti. “Dia bermain sangat baik hari ini, terutama di babak kedua, karena kami menyerang lebih banyak, dan dia pantas mencetak gol,” tambah Ancelotti mengenai penampilan Bellingham di lini depan.

Perubahan Taktik yang Mungkin Terjadi

Selain itu, Ancelotti juga membuka kemungkinan untuk melakukan perubahan taktik, dengan berpindah dari formasi 4-2-3-1 ke formasi 4-4-2 yang lebih lebar. 

Namun, pelatih berusia 65 tahun ini menegaskan bahwa perubahan formasi tidak berarti ia akan bermain dengan empat gelandang. 

“Terkadang dua striker bisa saja Mbappe dan Vinicius, dengan Jude di kiri, tetapi itu tetap formasi 4-4-2. Kita bisa bermain seperti itu dengan enam gelandang, karena kami memiliki pemain sayap yang bisa bermain di tengah,” ujarnya.

Namun, formasi 4-4-2 bukanlah tanpa risiko. Di pertemuan sebelumnya, Real Madrid dihancurkan habis-habisan oleh Barcelona pada Oktober lalu ketika mereka mencoba menggunakan formasi ini dengan Mbappe dan Vinicius di depan, serta Bellingham, Federico Valverde, Aurelien Tchouameni, dan Eduardo Camavinga di lini tengah. 

Pada laga final Supercopa de Espana Januari lalu, Madrid juga harus menelan kekalahan telak 5-2 saat bermain dengan empat pemain depan.

Persiapan Final Copa del Rey

Sekarang, dengan final Copa del Rey di depan mata, Ancelotti dan timnya masih harus melewati pertandingan berat melawan Getafe di liga sebelum bisa fokus sepenuhnya pada final. 

Meski begitu, pelatih asal Italia ini tampaknya sudah mempersiapkan berbagai kemungkinan taktik untuk menghadapi Barcelona yang selalu menjadi lawan tangguh, terutama setelah dua kekalahan telak Madrid di musim ini.

Dengan performa Bellingham yang terus meningkat dan potensi perubahan strategi yang bisa terjadi, pertandingan akhir pekan ini semakin menarik untuk ditunggu. 

Apakah Ancelotti akan memilih untuk mempertahankan Bellingham sebagai false nine atau kembali mengubah taktiknya? Semua akan terjawab di final Copa del Rey pada hari Sabtu nanti.

Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona

Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona
Ancelotti Bocorin Kabar Gembira! Mbappe Comeback di Final Copa del Rey Lawan Barcelona.

JAKARTA - Real Madrid akhirnya dapet kabar baik yang udah ditunggu-tunggu banget! Sang mega bintang, Kylian Mbappe, dipastikan bakal comeback dan siap tampil buat laga panas final Copa del Rey lawan Barcelona akhir pekan ini. Kabar ini langsung dikonfirmasi sama pelatih Madrid sendiri, Carlo Ancelotti, yang bilang kalau Mbappe udah cukup fit buat tampil di partai puncak yang bakal digelar hari Sabtu.

Sebelumnya, Mbappe sempat absen waktu Real Madrid menang tipis 1-0 lawan Athletic Club gara-gara akumulasi kartu. Tapi ternyata, di balik itu, doi juga lagi ngeluh soal cedera engkel yang didapet waktu Madrid bentrok lawan Arsenal di leg kedua perempat final Liga Champions. Cedera itu terjadi pas dia gagal ngerebut bola dari Declan Rice.

Walau awalnya sempat bikin fans khawatir, laporan medis ternyata nunjukin kalau cederanya gak separah yang dipikirin. Ancelotti pun langsung gercep ngasih kepastian, “Dia gak bisa main Rabu lawan Getafe, tapi Sabtu dia siap tampil,” katanya dengan tegas. Selain Mbappe, Ferland Mendy juga masuk list pemain yang bakal balik buat final, walau keduanya gak bakal diturunin dulu tengah pekan ini.

Yang bikin agak panas, waktu kamera di Santiago Bernabeu nampilin wajah Mbappe pas nonton dari tribun, sebagian penonton malah nyorakin. Yup, si Mbappe disiulin! Padahal doi lagi berjuang buat pulih dan bantu tim. Ancelotti pun cuma nyengir datar pas ditanya soal itu, “Saya baca sih, tapi gak denger langsung,” ucapnya. “Yang jelas, dia lagi ngelakuin semua cara supaya fit buat hari Sabtu.”

Kalau ngomongin tekanan dari fans Madrid, ya Bernabeu emang terkenal galak! Bahkan Cristiano Ronaldo aja yang cetak gol tiap minggu bisa kena siulan juga. Dan sekarang Mbappe, walau musim ini statistiknya udah mirip-mirip CR7 di tahun-tahun emasnya, tetep belum bisa bikin semua orang puas.

Perjalanan Mbappe di Madrid musim ini juga gak mulus-mulus amat. Awal musim dia sempat lambat panas dan bulan ini sempat bikin ulah dengan tekel keras ke pemain Alaves, Antonio Blanco, yang bikin dia dapet kartu merah langsung. Kritikan pun berdatangan dari banyak arah.

Di sisi lain, Ancelotti lagi mikir buat ubah skema permainan tim buat final nanti. Salah satunya, dia pertimbangin buat majukan posisi Jude Bellingham jadi lebih ofensif. Bisa jadi, ini buat ngeimbangin permainan kalau Mbappe balik jadi starter. Tapi pelatih asal Italia itu juga ngaku kalau masuknya Mbappe musim ini sempat bikin tim sedikit "goyang", karena chemistry musim lalu masih belum 100% balik.

“Kita sedikit ubah cara main musim ini, dan itu bikin kita belum nemuin keseimbangan. Tapi mudah-mudahan di sisa musim ini kita bisa nemuin lagi. Kalau bisa, ya kita punya peluang besar buat menang,” ucap Ancelotti penuh harap.

Final Copa del Rey kali ini jelas bukan laga biasa. Selain status El Clasico yang selalu panas, ini juga bisa jadi ajang pembuktian buat Mbappe yang musim ini belum sepenuhnya nyatu sama tim. Kalau dia bisa comeback dan tampil gemilang lawan Barca, bukan cuma gelar yang diraih, tapi juga bisa balikin cinta dari publik Bernabeu yang sempat kecewa.

So, buat fans Madrid, siap-siap buat akhir pekan yang mendebarkan. Mbappe balik, laga final lawan rival abadi, dan harapan buat nambah trofi lagi di lemari Santiago Bernabeu. Gaspol, Madridistas!

Rabu, 16 April 2025

Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti

Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti
Real Madrid Butuh Keajaiban Lawan Arsenal, Duel Strategi Mikel Arteta vs Carlo Ancelotti.

JAKARTA - Arsenal udah bikin gebrakan gede banget di leg pertama perempat final Liga Champions. Gimana enggak? Mereka sukses gasak Real Madrid 3-0 di Emirates Stadium lewat dua tendangan bebas maut dari Declan Rice.

Dengan keunggulan segitu, The Gunners tinggal butuh hasil imbang atau bahkan kalah tipis buat lolos ke semifinal Liga Champions yang mana terakhir kali mereka raih tuh udah sejak tahun 2009. Tapi, apakah Real Madrid yang dikenal jago comeback bisa bikin keajaiban lagi? Yuk kita bongkar datanya bareng!

Statistik Berbicara: Comeback Itu Langka Banget

Dari total 47 kasus tim yang kalah 3 gol atau lebih di leg pertama fase gugur Liga Champions, cuma empat yang bisa bangkit dan lolos. Artinya, Arsenal punya peluang gede banget buat lanjut. Bahkan, menurut superkomputer Opta, mereka punya 92% kemungkinan buat ke semifinal.

Sementara itu, peluang Madrid cuma 8%, meskipun mereka dikasih 54,8% kemungkinan menang di leg kedua. Tapi menang doang gak cukup mereka harus menang dengan margin 3 gol atau lebih. Berat banget, kan?

Bernabeu: Tempat Keajaiban atau Sekadar Nostalgia?

Kalau ngomongin comeback legendaris, Madrid emang jagonya. Tahun lalu aja mereka sukses hajar Bayern di semifinal. Sebelumnya juga pernah comebacks keren lawan PSG, Chelsea, dan Man City di musim 2021-22.

Tapi, comeback dari kekalahan 3-0 di leg pertama? Itu udah kayak cari jarum di tumpukan jerami. Dalam sejarah mereka di Eropa, Madrid baru sekali berhasil ngebalik keadaan kayak gini—waktu lawan Derby County di tahun 1975-76. Dan itu pun butuh extra time.

Di tiga percobaan lainnya, mereka selalu gagal.

Masih Ada Harapan Madrid?

Jude Bellingham jadi harapan utama Madrid. Gelandang Inggris ini bukan cuma jago ngatur serangan, tapi juga punya kontribusi bertahan yang solid (sukses tekel 72%). Musim ini dia udah nyumbang 6 gol/assist di UCL dan siap tampil habis-habisan di Bernabeu.

Selain itu, Vinicius Junior juga jadi sosok yang harus diwaspadai. Dia udah cetak 49 kontribusi gol (28 gol, 21 assist) di Liga Champions dan bisa nyusul trio legenda Madrid: Ronaldo, Benzema, dan Raul kalau nambah satu lagi.

Gak cuma itu, Mbappe, yang sekarang berseragam Madrid, juga doyan banget cetak gol lawan tim Inggris—total 8 kontribusi dari 8 laga. Walau dia baru kena kartu merah di La Liga akhir pekan kemarin, jangan anggap enteng pengaruhnya.

Arsenal Bisa Mengunci Tiket Lebih Cepat?

Tapi jangan salah, Arsenal juga gak datang buat main aman. Statistik mereka musim ini di UCL mantap banget:

  • Rata-rata kebobolan cuma 0.55 gol per game.

  • Rata-rata bikin 2.55 gol per game nyaris nyamain rekor terbaik mereka di musim 2005-06.

Bukayo Saka dan Declan Rice jadi duet maut di leg pertama. Saka terus meneror David Alaba, sedangkan Rice ngontrol lini tengah kayak bos. Plus, Arsenal juga ngelakuin tekanan tinggi (high-intensity press) sebanyak 115 kali di wilayah Madrid, jauh di atas Madrid yang cuma 36.

Camavinga Absen, Madrid Tambah Berat

Kabar buruk buat Madrid: Eduardo Camavinga kena kartu merah dan harus absen. Padahal dia punya tingkat keberhasilan tekel tertinggi di UCL musim ini: 80.77% (21 dari 25). Tanpa dia, lini tengah Madrid bisa lebih gampang ditembus.

Pemain yang Wajib Diawasi

Real Madrid – Jude Bellingham
Kalau Madrid pengen bikin keajaiban, peran Bellingham bakal krusial. Selain bisa cetak gol, dia juga jago banget putus serangan lawan dan jadi penghubung antar lini. Gak kaget kalau dia bakal jadi motor serangan utama.

Arsenal – Myles Lewis-Skelly
Nama muda yang bikin kejutan. Di leg pertama, Lewis-Skelly jadi pemain remaja Inggris ketiga yang bisa bikin assist di fase gugur Liga Champions. Duel dia lawan Rodrygo bakal panas dan bisa jadi penentu siapa yang lolos.

Bisa Gak Nih, Madrid?

Arsenal punya modal besar, performa mantap, dan sejarah di pihak mereka. Tapi... ini Bernabeu. Tempat di mana keajaiban sering banget kejadian. Kalau ada tim yang bisa bikin comeback segila ini, ya cuma Madrid.

Tapi kalau ngeliat semua data, kemungkinan besar Arsenal bakal mengunci tiket semifinal. Madrid harus main tanpa cela, cetak gol cepat, dan berharap Arsenal goyah. Kalau enggak, mimpi mereka buat semifinal kelima berturut-turut bakal berakhir.

Apakah Real Madrid bisa jadi tim kelima dalam sejarah yang balikkan defisit 3 gol? Atau Arsenal yang akhirnya bangkit dari tidur panjang di Eropa? Jawabannya bakal kita tahu di tengah pekan ini.

Minggu, 02 Maret 2025

Carlo Ancelotti Beri Pengakuan Jujur Jelang Derby Liga Champions Melawan Atletico Madrid

Carlo Ancelotti Beri Pengakuan Jujur Jelang Derby Liga Champions Melawan Atletico Madrid
Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti.

JAKARTA - Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, secara jujur mengakui bahwa jika timnya tampil seperti saat kalah dari Real Betis pada Sabtu malam, mereka bisa mengalami nasib yang sama saat menghadapi Atletico Madrid dalam laga besar babak 16 besar Liga Champions, Selasa nanti.

Pada pertandingan melawan Real Betis di Estadio Benito Villamarin, Madrid sebenarnya sempat unggul lebih dulu. 

Namun, mantan pemain mereka, Isco, menjadi sosok kunci dalam kebangkitan tuan rumah. 

Ia memberikan assist untuk gol penyama kedudukan Johnny Cardoso dari situasi sepak pojok dan kemudian mencetak gol kemenangan melalui penalti, membuat Madrid harus kehilangan poin berharga.

Kekalahan tersebut semakin menambah catatan buruk Los Blancos di La Liga, di mana mereka hanya meraih lima poin dari 15 poin yang tersedia dalam lima pertandingan terakhir. 

Jelang duel sengit melawan Atletico, performa Madrid tentu menjadi perhatian utama.

“If we play like this we will not win,” kata Ancelotti dengan tegas setelah pertandingan. “Ini cukup jelas, saya harap kekalahan ini bisa membuat kami bangkit. Sebelumnya, saya merasa tim sudah lebih kompak.”

Fakta di lapangan memang tidak berpihak pada Madrid. Dalam laga melawan Betis, mereka kebobolan 17 tembakan, jumlah tertinggi dalam satu pertandingan La Liga musim ini.

“Kekalahan ini cukup menyakitkan,” lanjut pelatih asal Italia itu. “Kami harus segera bereaksi, ini sulit karena semua tim saat ini tampil sangat kompetitif. Kami tidak bermain dengan baik dalam laga ini.”

Madrid Harus Segera Berbenah

Ancelotti juga mengkritik kurangnya konsistensi timnya sepanjang laga. “Kami memulai dengan baik, tetapi kemudian tidak bisa mempertahankan level permainan, komitmen, dan sikap yang sama. Betis memang pantas menang.”

Pada laga tersebut, Madrid harus bermain tanpa Jude Bellingham yang masih menjalani hukuman larangan bertanding karena insiden dengan wasit La Liga. 

Namun, mereka tetap diperkuat oleh Vinicius Junior, Kylian Mbappe, dan Rodrygo. 

Brahim Diaz sempat membawa Madrid unggul lebih dulu di menit ke-10, tetapi kemudian tim mengalami penurunan performa. 

Ancelotti pun secara terbuka menyoroti buruknya kerja keras lini depan timnya dalam bertahan.

“Saat tampil bagus, kami mampu menekan lawan dengan efektif di babak pertama. Namun, di 70 menit selanjutnya, kami melakukannya dengan buruk,” tambahnya.

Atletico Madrid di Atas Angin?

Sementara itu, Atletico Madrid justru mampu memanfaatkan situasi. Tim asuhan Diego Simeone meraih kemenangan tipis 1-0 atas Athletic Club pada Sabtu malam, yang membawa mereka ke puncak klasemen La Liga.

Atletico juga punya catatan apik dalam derby Madrid belakangan ini. Mereka tak terkalahkan dalam empat pertemuan terakhir melawan Real Madrid, dengan dua pertandingan liga musim ini berakhir imbang 1-1.

Dengan kondisi Real Madrid yang masih belum stabil, mampukah mereka bangkit dan tampil maksimal saat menjamu Atletico di Liga Champions? Atau justru Atletico akan melanjutkan dominasinya di derby Madrid? Kita tunggu saja laga sengit ini!

Ancelotti: Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions

Ancelotti Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions
Ancelotti: Kekalahan dari Betis Harus Jadi 'Alarm' bagi Madrid di Liga Champions.

JAKARTA - Real Madrid harus segera bangkit setelah harapan mereka untuk mempertahankan gelar LaLiga mendapat pukulan telak usai dikalahkan Real Betis 1-2 pada Sabtu (2/3).

Pelatih Madrid, Carlo Ancelotti, mengingatkan timnya bahwa performa seperti ini tidak boleh terulang saat mereka menghadapi Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions pada Selasa (5/3) mendatang.

Kekalahan yang Menyakitkan

Bertandang ke Estadio Benito Villamarin, Madrid gagal memanfaatkan peluang untuk naik ke puncak klasemen. 

Kekalahan ini membuat mereka tetap mengoleksi 54 poin, sejajar dengan Barcelona dan tertinggal dua poin dari pemuncak klasemen, Atletico Madrid, yang pada hari yang sama menang atas Athletic Bilbao.

"Ini pukulan berat. Kami harus segera bangkit. Kekalahan di momen seperti ini sangat menyakitkan karena semua tim sedang dalam performa terbaiknya. Kami tidak bermain dengan baik," kata Ancelotti.

"Di babak pertama, kami kehilangan 27 kali penguasaan bola, dan itu membuat Betis bisa kembali ke permainan. Jika kami bermain seperti ini lagi, kami pasti akan kalah pada hari Selasa nanti."

Peringatan untuk Liga Champions

Ancelotti berharap kekalahan ini menjadi peringatan keras bagi timnya menjelang duel penting melawan Atletico Madrid di Liga Champions.

"Saya berharap ini menjadi alarm bagi kami. Seharusnya kami bisa lebih terorganisir dan lebih solid. Namun, di laga ini, kami gagal tampil seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya," tambahnya.

Keputusan Mengganti Mbappe dengan Endrick

Keputusan Ancelotti untuk menarik keluar Kylian Mbappe dan memasukkan Endrick di menit-menit akhir pertandingan sempat memicu pertanyaan. 

Namun, ia menjelaskan bahwa bintang asal Prancis itu tidak dalam kondisi terbaik karena mengalami masalah kesehatan.

"Mbappe mengalami masalah pada giginya minggu ini, sehingga dia tidak bisa berlatih dengan maksimal. Untuk menghindari risiko cedera, saya menggantinya dengan Endrick, yang belakangan ini tampil cukup baik," jelas Ancelotti.

Jadwal Madrid Berikutnya

Setelah pertandingan krusial melawan Atletico Madrid di Liga Champions, Los Blancos akan kembali berlaga di LaLiga dengan menjamu Rayo Vallecano pada Minggu (10/3). 

Sementara itu, Barcelona berpeluang mengambil alih posisi puncak klasemen jika mampu meraih kemenangan di laga mereka selanjutnya.

Madrid kini dihadapkan pada tantangan besar untuk segera bangkit dan menunjukkan performa terbaik mereka di level Eropa. 

Akankah mereka menjawab peringatan Ancelotti dengan kemenangan? Kita tunggu saja!

Carlo Ancelotti Ungkap Waktu Kembalinya Federico Valverde dari Cedera

Carlo Ancelotti Ungkap Waktu Kembalinya Federico Valverde dari Cedera
Carlo Ancelotti Ungkap Waktu Kembalinya Federico Valverde dari Cedera.

JAKARTA - Kabar baik datang bagi penggemar Real Madrid! Pelatih Carlo Ancelotti mengonfirmasi bahwa gelandang andalannya, Federico Valverde, akan kembali bermain dalam laga Liga Champions pekan depan melawan Atletico Madrid. 

Sayangnya, Valverde masih harus absen dalam pertandingan La Liga melawan Real Betis akhir pekan ini.

Valverde menjadi salah satu pemain favorit Ancelotti musim ini, terbukti dengan selalu tampil dalam 36 pertandingan pertama Madrid di semua kompetisi. 

Namun, pemain asal Uruguay itu tidak dimainkan dalam kemenangan Madrid atas Girona akhir pekan lalu dan bahkan tidak masuk skuad saat Los Blancos menghadapi Real Sociedad di semifinal Copa del Rey.

Banyak spekulasi muncul terkait kondisi Valverde, bahkan ada yang mengkhawatirkan bahwa ia mengalami cedera serius. Namun, Ancelotti dengan cepat membantah kabar tersebut.

"Dia tidak cedera dan ini juga bukan istirahat yang dijadwalkan," ujar Ancelotti kepada awak media. 

"Dia mengalami sedikit ketidaknyamanan dan belum pulih sepenuhnya, jadi dia tidak akan bermain melawan Betis. Tapi dia akan siap untuk pertandingan melawan Atletico."

Kembalinya Valverde tentu menjadi angin segar bagi Real Madrid, terutama di tengah badai cedera yang menimpa tim. 

Berbeda dengan Valverde, nasib Dani Ceballos justru lebih buruk. Gelandang kreatif ini diperkirakan absen hingga dua bulan karena cedera paha yang cukup parah.

"Sangat disayangkan tentang Ceballos, karena dia sangat membantu tim dengan sikap, permainan, dan komitmennya," kata Ancelotti. "Tapi seperti biasa, kami akan mencari solusi."

Selain Valverde, Madrid juga harus bermain tanpa Thibaut Courtois dan Kylian Mbappe dalam laga Copa del Rey melawan Real Sociedad. 

Mbappe sendiri absen karena baru saja menjalani pencabutan gigi. 

Namun, bintang asal Prancis ini dipastikan sudah siap kembali bermain akhir pekan ini.

"Giginya sudah hilang. Saya rasa dia tidak akan menemukannya kembali, tapi dia baik-baik saja," kata Ancelotti sambil tersenyum. "Dia siap bermain."

Dengan kabar baik ini, para fans Real Madrid tentu bisa bernafas lega. 

Dalam beberapa hari ke depan, Valverde akan kembali ke lapangan dan siap membantu Los Blancos dalam perburuan gelar di berbagai kompetisi!