Penembakan Membabi-buta di California, Sang Ibu Gagal Selamatkan Anaknya
Orang-orang saling menghibur sambil berdiri di dekat gedung perkantoran tempat penembakan di Orange, California, Rabu, 31 Maret 2021. (Foto: Jae C. Hong/AP Photo)) |
BorneoTribun.com -- Seorang pejabat mengatakan, Kamis (1/4), salah satu dari empat korban tewas dalam penembakan membabi-buta di pinggiran Kota Los Angeles, Rabu (30/3), adalah seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
Anak itu diperkirakan tewas dalam pelukan ibunya yang luka-luka ketika berjuang menyelamatkan anak itu.
“Tampaknya anak kecil itu meninggal dalam pelukan ibunya ketika ia berupaya keras menyelamatkannya dalam pembantaian mengerikan itu,” ujar Jaksa Distrik Orange County Todd Spitzer dalam konferensi pers.
Pertumpahan darah di Orange, California, sekitar 30 mil tenggara pusat kota Los Angeles, merupakan penembakan massal ketiga di Amerika dalam kurang dari satu bulan.
Dalam dua insiden penembakan lainnya pada Maret, seorang laki-laki membunuh delapan orang – termasuk enam perempuan Asia – di tiga spa di Atlanta, Georgia. Di Boulder, Colorado, seorang laki-laki lain melepaskan tembakan di sebuah supermarket, menewaskan 10 orang.
Tidak seperti dua insiden sebelumnya, tim penyelidik di California mengatakan mereka dapat segera mengetahui bahwa penembak mengenal para korban, sehingga ini bukan aksi kekerasan acak.
“Motif awalnya diyakini terkait dengan bisnis dan hubungan pribadi yang terjalin antara tersangka dan semua korban,” ujar Letnan Jennifer Amat di Kepolisian Orange dalam konferensi pers yang sama.
Para pejabat itu mengidentifikasi tersangka sebagai Aminadab Gaxiola Gonzalez, usia 44 tahun, penduduk Kota Fullerton di dekatnya.
Selain anak laki-laki berusia sembilan tahun itu, korban jiwa lainnya adalah seorang laki-laki dan dua perempuan. Amat mengatakan sang penembak dan perempuan yang melindungi anak itu masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis tapi stabil.
Polisi mengatakan tersangka pelaku memasuki kompleks perkantoran yang disebut “Unified Homes” yang membeli dan menjual mobile-home pada Rabu (31/3) sian dan mengunci pintu gerbang di bagian belakang dengan kunci sepeda. Mobile-home adalah tempat tinggal yang dibangun di atas sasis baja dan dilengkapi roda supaya mudah diangkut ke lokasi yang biasanya permanen.
Ketika polisi tiba letusan senjata masih terdengar, tetapi mereka tidak dapat masuk hingga mereka berhasil memotong rantai yang mengunci pintu gerbang itu. [em/jm/voa indonesia]