Brad Binder Alami Akhir Pekan Tersulit di MotoGP Qatar 2025, KTM Masih Cari Solusi
![]() |
Brad Binder Alami Akhir Pekan Tersulit di MotoGP Qatar 2025, KTM Masih Cari Solusi. |
JAKARTA - Gelaran MotoGP Qatar 2025 di Sirkuit Lusail ternyata menjadi momen yang penuh tantangan bagi pembalap andalan Tim Pabrikan KTM, Brad Binder. Pembalap asal Afrika Selatan tersebut menyebut balapan kali ini sebagai "akhir pekan tersulit sepanjang karier saya di MotoGP."
Harapan besar sempat menyelimuti garasi KTM menjelang balapan ini. Musim lalu, Binder berhasil meraih dua podium di trek yang sama. Namun sayangnya, performa KTM justru menurun drastis di musim ini. Bukannya tampil kompetitif, mereka malah kesulitan sejak sesi latihan hingga balapan utama.
Kualifikasi Buruk, Sprint Race Penuh Frustrasi
Performa Binder sudah terlihat tidak meyakinkan sejak sesi kualifikasi. Ia hanya mampu start dari posisi ke-18, yang tentu jauh dari ekspektasi tim maupun penggemar. Dalam sprint race yang berlangsung sehari sebelum balapan utama, Binder bahkan menyebut performanya sebagai “balapan terburuk dalam hidup saya.”
Masalah teknis menjadi biang keladi dari hasil buruk tersebut. Motor RC16 miliknya mengalami gangguan chatter getaran berlebih yang membuat motor sulit dikendalikan, terutama saat melibas tikungan. Binder merasa tidak pernah benar-benar nyaman di atas motornya sepanjang akhir pekan.
“Setiap kali saya coba dorong, entah ban depan terasa hilang grip atau ban belakang spin parah. Nggak ada momen di mana saya merasa bisa percaya diri penuh dengan motor ini,” ujar Binder.
Sprint race berakhir dengan posisi ke-14 untuk Binder jauh dari zona poin yang biasanya ia tempati.
Grand Prix Tak Jauh Berbeda
Harapan untuk bangkit di race utama pada hari Minggu juga pupus. Binder kembali mengalami kesulitan besar dan hanya mampu finis di posisi ke-14. Namun, ia mendapat promosi ke posisi 13 setelah Maverick Vinales dari tim Tech3 (juga bagian dari keluarga KTM) dijatuhi penalti akibat tekanan ban yang tidak sesuai regulasi.
Meski naik satu peringkat, hasil tersebut tetap mengecewakan. Binder finis lebih dari 17 detik di belakang pemenang lomba sebuah jarak yang cukup mencolok untuk ukuran pembalap pabrikan.
“Kami sudah coba banyak settingan berbeda, tapi nggak ada yang benar-benar bekerja. Sejak lap pertama saya merasa ban belakang tidak punya grip sama sekali,” tambahnya. “Akhir pekan ini benar-benar berat, dan sekarang saya cuma bisa fokus ke balapan selanjutnya di Jerez.”
Pedro Acosta Lebih Stabil, Tapi Belum Maksimal
Di sisi lain, rekan setim Binder di KTM, Pedro Acosta, juga tidak sepenuhnya lepas dari masalah. Setelah penampilan cemerlang pada debutnya di Qatar tahun lalu, banyak yang berharap Acosta bisa mengulang performa gemilang tersebut. Sayangnya, sprint race kali ini juga menjadi mimpi buruk bagi pembalap muda asal Spanyol itu.
Namun, Acosta berhasil memperbaiki performanya saat balapan utama. Ia mampu finis di posisi kesembilan, dan kemudian naik ke posisi delapan karena penalti Vinales.
“Saya anggap ini balapan yang bisa diterima, walaupun bukan yang terbaik. Saya start dari posisi jauh, dan butuh waktu buat menyalip banyak pembalap,” jelas Acosta. “Tapi perasaannya mirip kayak tahun lalu nggak ada chatter, motor juga lebih stabil.”
Meskipun belum sesuai target, Acosta tetap optimis. Menurutnya, ketika motor berada dalam kondisi optimal, KTM bisa bersaing di barisan depan.
KTM Harus Segera Temukan Jawaban
Performa yang kurang menggembirakan dari dua pembalap andalan ini menunjukkan bahwa KTM masih memiliki pekerjaan rumah besar jika ingin bersaing dengan Ducati, Yamaha, dan Honda di papan atas klasemen. Terutama, mereka harus segera menemukan solusi atas masalah chatter dan grip ban belakang yang dikeluhkan Binder.
Balapan selanjutnya di Jerez akan menjadi ujian penting bagi tim pabrikan Austria ini. Apakah mereka bisa bangkit dan menemukan kembali performa terbaiknya? Atau justru kembali kesulitan dan tertinggal lebih jauh dari pesaing utama?
Yang jelas, para penggemar berharap Brad Binder dan Pedro Acosta bisa kembali menunjukkan kemampuan terbaik mereka di atas lintasan. Dengan musim yang masih panjang, peluang untuk bangkit tetap terbuka lebar.