Berita Borneotribun.com: Banjir Bandang Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Banjir Bandang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banjir Bandang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Februari 2024

Kunjungan Ganjar Pranowo Respons Banjir Bandang Grobogan, Tekankan Prioritas untuk Ibu Hamil dan Balita

Calon Presiden RI Ganjar Pranowo saat mendatangi korban banjir bandang di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024). ANTARA/HO-Tim Media Ganjar
Calon Presiden RI Ganjar Pranowo saat mendatangi korban banjir bandang di Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (7/2/2024). ANTARA/HO-Tim Media Ganjar
JAKARTA - Calon Presiden RI, Ganjar Pranowo, dengan tegas meminta Pemerintah Kabupaten Grobogan dan semua sukarelawan dari Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud untuk memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil, kelompok rentan, serta balita yang terdampak banjir bandang di Grobogan, Jawa Tengah. 

Dalam kunjungannya ke Desa Cingkrong, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah pada Rabu, Ganjar Pranowo mengatakan, "Didata, dan paling penting ibu hamil, kelompok rentan dan balita bisa diutamakan." Ini merupakan respons atas situasi darurat akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.

Selama kunjungannya, Ganjar Pranowo secara langsung berdialog dengan warga setempat untuk mendengarkan informasi terkait dengan banjir dan aspirasi mereka terkait penanganan bencana alam tersebut. 

Menurut informasi yang diperoleh, banjir di Grobogan disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Jragung di Kecamatan Karangawen pada Senin (6/2) malam, yang tidak mampu menahan volume air yang meningkat karena curah hujan tinggi.

Ganjar Pranowo juga telah menyatakan kepada Bupati Grobogan Sri Sumarni agar pemerintah setempat merespons dengan cepat untuk menangani kondisi darurat ini. 

Ia juga mengajak seluruh sukarelawan di Kabupaten Grobogan untuk bergotong royong membantu korban banjir.

"Kami mau kampanye terbuka di sini, maka kami ajak sukarelawan untuk bergotong royong membantu," ujarnya.

Ganjar Pranowo menekankan pentingnya penanganan bencana banjir dari hulu, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. 

"Di sisi hulu mesti dibereskan daerah yang gundul perbaikan sungai yang tanggulnya rusak memang harus dilakukan. Ini biasanya BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai Brantas) yang akan banyak PR-nya (pekerjaan rumah). Hulunya harus diperbaiki," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Endang Sulistyoningsih, menjelaskan bahwa selain banjir akibat tanggul jebol, hujan deras juga menyebabkan luapan air di tiga daerah aliran sungai lainnya, yaitu Sungai Lusi, Sungai Serang, dan Sungai Tuntang di Grobogan.

Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah menunjukkan bahwa banjir di Grobogan telah merendam 2.662 rumah dan 56 hektar lahan persawahan, dengan dampak yang meluas ke 32 desa di 12 kecamatan di wilayah tersebut. 

Selain itu, fasilitas pendidikan, rumah ibadah, kandang sapi, serta infrastruktur jalan juga terdampak oleh banjir tersebut.

Oleh: Antara/M Baqir Idrus Alatas
Editor: Yakop

Senin, 28 Juni 2021

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel
123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

BORNEOTRIBUN.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan mencatat 40 keluarga atau 123 jiwa terdampak banjir bandang di Desa Inalipue, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bencana ini terjadi pada Sabtu (26/6/2021) kemarin.

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

Kepala BPBD Sulsel Nimal Lahamang di Makassar, Minggu, mengatakan ada pula lima keluarga atau 11 jiwa mengungsi. Lima rumah rusak berat, empat rumah rusak ringan, 40 rumah lainya terdampak, satu kantor desa dan dua sekolah terdampak.

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

"Dari informasi BPBD Kabupaten Wajo, hujan dengan intensitas sedang hingga deras, menyebabkan anak sungai di Lajokka, Desa Inalipue meluap sehingga mengakibatkan banjir bandang," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (27/6/2021).

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

123 Jiwa Terdampak Banjir Bandang di Desa Inalipue Sulsel.

Senin, 12 April 2021

Bencana Alam di NTT Timbulkan Trauma pada Anak

Bencana Alam di NTT Timbulkan Trauma pada Anak
Seorang perempuan menangisi kerabatnya yang ditemukan tewas usai hujan deras membawa banjir bandang di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 6 April 2021. (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra via REUTERS)

BorneoTribun Jakarta -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan bencana alam banjir bandang dan angin kencang yang melanda wilayah itu pada 4 April 2021 turut berdampak pada psikologis anak-anak.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi, melaporkan banyak anak-anak terdampak bencana yang mengalami trauma. Pemerintah daerah berupaya melakukan kegiatan pemulihan trauma dengan melibatkan para psikolog.

“Kemarin (7 April -red) sudah ditemukan satu anak yang umurnya dua tahun terendam oleh lumpur dan masih hidup, tetapi kita tahu banyak sekali anak-anak yang cukup trauma dengan banjir bandang akibat siklon tropis ini,” ungkap Josef Nae Soi dalam konferensi pers secara virtual yang digelar oleh BNPB dari Kabupaten Sikka pada Kamis (8/4).

Seorang nenek dan cucunya berdiri depan rumah mereka yang rusak akibat banjir bandang di Desa Haitimuk di Flores Timur pada 4 April 2021. Banjir bandang dan tanah longsor melanda Indonesia bagian timur dan negara tetangga, Timor Leste. (Foto: AFP/Joy Chr)

Situasi tersebut turut dibenarkan oleh Eben Ezer Sembiring, Zonal Manager Wahana Visi Indonesia (WVI) Nusa Tenggara Timur. Bencana banjir bandang disertai angin kencang yang melanda wilayah NTT menyebabkan trauma pada anak-anak yang mengalami peristiwa itu.

“Sepengamatan kami anak-anak memang mengalami trauma. Bahkan kita lihat dari keluarga staf Wahana Visi saja yang memiliki anak, ada yang mengalami trauma dengan menangis dan ketakutan ketika mendengar suara-suara yang mirip dengan situasi pada saat bencana,” kata Eben kepada VOA saat dihubungi dari Palu, Jumat (9/4).

Usia anak yang perlu mendapatkan perhatian dari dampak trauma berada di rentang usia lima hingga 18 tahun yang telah mengerti dengan situasi yang mereka alami pada saat bencana terjadi.

WVI Nusa Tenggara Timur sudah melakukan kajian cepat serta berkoordinasi dengan berbagai pihak yang memiliki kapasitas untuk kegiatan pemulihatan trauma anak-anak. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan rekreatif yang diisi dengan kegiatan bernyanyi dan kegiatan bermain yang dapat menghibur mereka yang berada di tempat-tempat pengungsian.

Antisipasi Penyebaran COVID-19

WVI Nusa Tenggara Timur mengatakan dampak bencana alam menyebabkan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal sehingga harus mengungsi ke tempat lain dengan bekal seadanya. Situasi ini memerlukan perhatian semua pihak untuk memastikan setiap keluarga yang terdampak bisa mendapatkan tempat perlindungan (shelter) yang aman, pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup serta mengantisipasi terjadinya infeksi COVID-19.

“Memastikan masyarakat yang terdampak banjir yang belum bisa tinggal di rumah masing-masing, mendapatkan shelter yang aman juga dalam situasi COVID saat ini. Supaya tidak juga menjadi rentan terhadap penularan COVID, memastikan ketahanan pangan, memastikan pelayanan medis,” harap Eben Ezer Sembiring.

Data BNPB yang dirilis pada Jumat (9/4) menyebutkan jumlah pengungsi dalam peristiwa bencana alam siklon tropis Seroja di NTT mencapai 15.531 jiwa yang tersebar di 14 kabupaten dan satu kota. [yl/ah]

Oleh: VOA

Senin, 05 April 2021

Banjir Bandang yang Menerjang Dua Desa di Flores Timur menewaskan 23 orang

Banjir Bandang yang Menerjang Dua Desa di Flores Timur menewaskan 23 orang
Banjir bandang menerjang Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur di Flores Timur pada Minggu, 4 April 2021. (Foto: Courtesy/BPBD Flores Timur)

BorneoTribun Jakarta -- Banjir bandang yang menerjang dua desa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA, menewaskan 23 orang, sembilan orang luka-luka dan dua orang masih dalam pencarian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur melaporkan banjir bandang itu dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam situs webnya, Minggu (4/4), melaporkan peristiwa nahas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK). Wilayah terdampak antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.

Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur. BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut. Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.

Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. [ah]

Oleh: VOA

Selasa, 22 September 2020

Banjir Bandang Di Kampung Cibuntu Menewaskan 3 Orang

Kolonel Inf Deddy Suryadi meninjau lokasi bencana alam banjir bandang di wilayah Sukabumi. (Foto: BT/LB)


BorneoTribun | Sukabumi, Jabar - Kolonel Inf Deddy Suryadi meninjau lokasi bencana alam banjir bandang di wilayah Sukabumi, tepatnya di Kampung Cibuntu Rt. 04 Rw.04 Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Senin malam (21/9/2020).


Kolonel Inf Deddy Suryadi mengatakan,, banjir Bandang di akibatkan luapan sungai Cibuntu Kabupaten Sukabumi.


"Intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah kecamatan Cicurug, sehingga mengakibatkan debit air sungai Cibuntu naik dan meluap ke pemukiman masyarakat." terang Deddy.

Kolonel Inf Deddy Suryadi meninjau lokasi bencana alam banjir bandang di wilayah Sukabumi. (Foto: BT/LB)


Deddy menerangkan, kerugian materil yang di akibatkan yaitu Fasilitas publik Jembatan Cibuntu rusak berat dan 43 rumah warga rusak berat, 95 rumah warga rusak ringan, 8 unit kendaraan roda empat dan 1 kendaraan roda dua terbawa arus.


"Sampai saat ini dilaporkan korban belum di temukan sebanyak 3 orang, serta 3 korban terbawa arus di antanya, 2 orang korban jiwa sudah di temukan atas nama Bapak Juned 60 tahun di temukan di Tenjojaya dan Bapak Hasyim usia 70 tahun di temukan di Sundawenang, sedangkan 1 orang atas nama Bapak Nanang Usia 21 tahun masih dalam pencarian. (Penrem 061/Sk)." terangnya. (YK/LB)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno