Berita Borneotribun.com: BMKG Hari ini
Tampilkan postingan dengan label BMKG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BMKG. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 April 2025

Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 4,1 yang Terjadi pada Kamis Malam

Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 41 yang Terjadi pada Kamis Malam
Warga Bogor Dikejutkan Gempa Magnitudo 41 yang Terjadi pada Kamis Malam.

JAKARTA - Pada Kamis malam, 10 April 2025, warga Kota Bogor dan sekitarnya dikejutkan oleh guncangan gempa bumi yang cukup terasa. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,1 dan terjadi pada pukul 22.16 WIB.

Menurut informasi resmi dari BMKG Kota Bandung, pusat gempa berada sekitar 2 kilometer di tenggara Kota Bogor, tepatnya pada koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,80 Bujur Timur. 

Gempa ini terjadi pada kedalaman yang cukup dangkal, yaitu hanya 5 kilometer di bawah permukaan tanah.

Guncangan Terasa di Sejumlah Wilayah

Meski magnitudonya tidak terlalu besar, gempa ini dirasakan cukup kuat oleh warga. Getarannya tidak hanya terasa di Kota Bogor, tapi juga menjalar hingga Kabupaten Bogor dan Kota Depok. 

Banyak warganet yang membagikan pengalaman mereka di media sosial, menyebutkan bahwa guncangan terasa seperti ada truk besar yang melintas di dekat rumah.

Berdasarkan peta tingkat guncangan atau shakemap BMKG serta laporan masyarakat, gempa ini tercatat pada skala intensitas III MMI. 

Artinya, getaran dirasakan nyata di dalam rumah, seolah-olah ada kendaraan besar yang melintas, namun belum sampai menyebabkan kerusakan bangunan.

Belum Ada Laporan Kerusakan

Hingga artikel ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai adanya kerusakan bangunan atau korban akibat gempa tersebut. 

Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, mengingat gempa dengan kedalaman dangkal seperti ini biasanya cukup terasa dan bisa memicu kepanikan.

BMKG juga belum menginformasikan secara pasti apa penyebab gempa kali ini, namun mengingat lokasinya berada di daratan dan cukup dangkal, kemungkinan besar ini merupakan gempa bumi tektonik yang terjadi akibat aktivitas patahan di sekitar wilayah Bogor.

Apa yang Perlu Dilakukan Saat Gempa?

Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu siap siaga menghadapi bencana, termasuk gempa bumi. 

Berikut beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan saat terjadi gempa:

  • Segera lindungi kepala dan tubuh dengan tangan atau benda pelindung seperti bantal atau helm.

  • Jika berada di dalam rumah, berlindunglah di bawah meja yang kokoh dan jauhi jendela atau benda yang bisa jatuh.

  • Jika sedang berada di luar ruangan, hindari bangunan tinggi, pohon besar, dan tiang listrik.

  • Jangan panik dan usahakan tetap tenang agar bisa berpikir jernih.

Gempa bumi memang tidak bisa diprediksi, tapi kita bisa meminimalkan risikonya dengan selalu waspada dan mengetahui langkah-langkah penyelamatan yang tepat. 

Tetap ikuti informasi resmi dari BMKG atau pihak berwenang lainnya, dan jangan mudah terpancing isu yang belum jelas kebenarannya.

Senin, 11 Maret 2024

Pontianak dan Kubu Raya Siaga, BMKG Proyeksikan Hujan Lebat

Pontianak dan Kubu Raya Siaga, BMKG Proyeksikan Hujan Lebat
Hujan lebat mengguyur Pontianak dan Kubu Raya. (ANTARA/Rizki Fadriani).
PONTIANAK - BMKG Pontianak, Kalimantan Barat, mengingatkan masyarakat bahwa cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Pontianak dan Kubu Raya pada 12 Maret mendatang.

"Hujan dengan intensitas lebat diprediksi akan terjadi pada 12 Maret mendatang," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Pontianak, Sutikno di Sungai Raya, Sabtu.

Diproyeksikan bahwa kelembapan udara pada hari pertama puasa tersebut akan mencapai 100 persen, sementara kecepatan angin dapat mencapai 10 km/jam.

Sutikno juga menambahkan bahwa cuaca untuk Sabtu (9/3) masih diprediksi akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

Berdasarkan pemantauan satelit cuaca, terlihat adanya awan penghujan di sebelah selatan Kalimantan Barat. Oleh karena itu, Pontianak dan Kubu Raya masih berpotensi mengalami hujan pada siang hingga sore hari, dengan kelembapan udara sekitar 60 persen.

"Kami memperkirakan Pontianak dan Kubu Raya akan mengalami hujan pada hari ini dengan intensitas sedang," ujarnya.

Sutikno juga menjelaskan bahwa cuaca hari ini diperkirakan aman karena tidak ada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

"Insyaallah cuaca akan aman untuk hari ini," katanya.

Hujan lebat yang terjadi di wilayah Pontianak dan Kubu Raya pada Jumat kemarin menyebabkan kemacetan akibat genangan air di beberapa jalan, bahkan penerbangan dari Jakarta-Pontianak pun terpaksa dialihkan ke Batam.

Berdasarkan informasi dari laman BMKG, pada Jumat 8 Maret 2024, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat, dilanda hujan lebat dengan kecepatan angin mencapai 10 km/jam dan kelembapan udara sekitar 60 persen. Pada pukul 14.50 WIB, terjadi hujan deras di wilayah Kota Pontianak, Kubu Raya, dan Kayong Utara.

Sumber: Antara/Rizki Fadriani
Editor: Yakop

Rabu, 04 Januari 2023

BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia

BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia
BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Di Sebagian Wilayah Indonesia.
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah di Indonesia pada Rabu.

Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan provinsi yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Aceh, Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu.

Kemudian, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat. Lalu, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sumatra Selatan.

BMKG juga meminta masyarakat pesisir waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter di beberapa perairan Indonesia.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo.

Ia mengatakan gelombang tinggi itu berpotensi terjadi pada 3-5 Januari 2023 seiring dengan pola angin di wilayah Indonesia.

Eko menjelaskan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 6-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-35 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa bagian timur, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Kupang, Laut Sawu, perairan Kupang-P. Rote, perairan P. Sabu, Laut Timor, Laut Arafuru bagian barat, dan Laut Sawu.

Gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-NTT, Laut Timor, perairan P. Sabu, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Kupang-P. Rotte, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Lombok-Sumbawa, perairan barat P. Sumba, hingga Laut Natuna Utara.

Oleh : Asep Firmansyah/Antara
Editor : Yakop

Sabtu, 13 Maret 2021

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pada Periode Peralihan Musim

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Pada Periode Peralihan Musim

BorneoTribun Jakarta -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang ditimbulkan selama memasuki masa pancaroba atau peralihan musim tahun ini.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin selama memasuki masa pancaroba tahun ini,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan pers tertulis, Kamis (11/03/2021).

Disampaikannya, sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau mulai akhir Maret 2021.

Salah satu ciri umum kejadian cuaca saat periode peralihan musim adalah adanya perubahan kondisi cuaca yang relatif lebih cepat, di mana pada pagi-siang umumnya cerah-berawan dengan kondisi panas cukup terik yang diikuti dengan pembentukan awan yang signifikan dan hujan intensitas tinggi dalam durasi singkat yang secara umum dapat terjadi pada periode siang-sore hari.

“Selama periode peralihan musim, ada beberapa fenomena cuaca ekstrem yang harus diwaspadai, yaitu hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang; puting beliung; waterspout, dan hujan es,” ujarnya dalam keterangan pers, Kamis (11/03/2021).

Guswanto mengatakan, fenomena hujan es merupakan fenomena yang umum terjadi selama periode peralihan musim, hal tersebut dipicu oleh pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang lebih signifikan selama periode peralihan musim.

Dalam sepekan ke depan, imbuhnya, juga diidentifikasi juga dinamika atmosfer yang  masih dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi,” ujarnya.

Wilayah tersebut adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Juga berpotensi terjadi di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui https://www.bmkg.go.id, follow media sosial @infoBMKG, aplikasi iOS dan android “Info BMKG”, atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat. (HUMAS BMKG/UN)

Oleh: Humas Setkab