Berita Borneotribun.com: Aung San Suu Kyi Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Aung San Suu Kyi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aung San Suu Kyi. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Februari 2021

Amerika Peringatkan Myanmar Pasca Penahanan Suu Kyi

Aung San Suu Kyi menghadiri KTT ASEAN-Jepang ke-22 di Bangkok, di sela-sela KTT Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-35, November 2019. (Foto: AFP/Lillian Suwanrumpha)

BorneoTribun | Internasional -  Amerika mendesak militer Myanmar untuk membebaskan para pejabat yang ditahan, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. AS juga memperingatkan akan respon dari Washington terkait upaya kudeta itu.

Suu Kyi dan presiden Myanmar dibawa ke tahanan setelah ketegangan berminggu-minggu antara militer dan pemerintah sipil mengenai dugaan kecurangan dalam pemilu pada bulan November lalu.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam pernyataan, Minggu (31/1/2021), "AS menentang upaya apapun untuk mengubah hasil pemilu baru-baru ini atau menghalangi transisi demokrasi Myanmar, dan akan mengambil langkah terhadap mereka yang bertanggung jawab, apabila aksi mereka tidak diubah." Ditambahkannya, Presiden Joe Biden telah menerima pengarahan mengenai situasi itu.

"Kami mendesak militer dan semua pihak untuk menghormati norma-norma demokrasi dan perundang-undangan, serta membebaskan mereka yang ditahan hari ini," tambah Psaki.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu (31/1/2021) mengatakan AS "sangat prihatin dan terkejut" dengan laporan mengenai penahanan para pejabat dan tokoh masyarakat. Blinken menyerukan militer agar segera membebaskan para pejabat yang ditahan.

"AS mendukung rakyat Burma dalam aspirasi mereka untuk demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan pembangunan. Militer harus mengubah sikap mereka segera," katanya dalam sebuah pernyataan.

Militer Myanmar pada pekan lalu mengisyaratkan bisa merebut kekuasaan setelah mengklaim terdapat kecurangan dalam pemilu yang dimenangkan oleh partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). [vm/ah]

Oleh: VOA Indonesia

Aung San Suu Kyi dan Tokoh Lain Partai NLD Ditangkap

Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi (foto: dok).

NAYPYITAW, MYANMAR - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan beberapa tokoh senior lain dari partai yang berkuasa telah ditahan dalam penggerebekan dini hari, kata juru bicara partai Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) hari Senin (1/2/2021).

Langkah itu terjadi setelah peningkatan ketegangan selama beberapa hari antara pemerintah sipil dan militer yang berkuasa. Ketegangan itu memicu kekhawatiran akan terjadinya kudeta pasca pemilu, yang menurut militer diwarnai kecurangan.

BorneoTribun dilansir dari Reuters, Juru bicara Myo Nyunt mengatakan bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan beberapa pemimpin lain telah "dibawa" pada dini hari.

"Saya ingin memberitahu rakyat agar tidak menanggapi dengan gegabah dan saya ingin mereka beraksi sesuai hukum," katanya, seraya menambahkan bahwa dia memperkirakan dirinya akan ditangkap.

Reuters kemudian tidak bisa lagi menghubunginya.

Sambungan telepon ke Naypyitaw, ibukota, tidak bisa dilakukan pada Senin dini hari (1/2). Parlemen sedianya memulai sesi pada Senin (1/2) setelah pemilu bulan November di mana NLD menang telak.

Seorang juru bicara militer tidak menjawab telepon untuk dimintai komentar.

TV MRTV yang dikelola pemerintah mengatakan lewat Facebook bahwa mereka tidak bisa siaran karena alasan teknis.

Seorang anggota parlemen dari NLD, yang tidak bersedia disebut identitasnya, mengatakan seorang tokoh lain yang ditahan adalah Han Thar Myint, anggota komite eksekutif pusat partai.

Suu Kyi, 75 tahun, berkuasa pasca kemenangan telak partai NLD dalam pemilu 2015, setelah sebelumnya ditahan puluhan tahun dalam perjuangan bagi demokrasi yang menjadikannya sebagai ikon internasional.

Reputasi internasional pemenang Hadiah Nobel Perdamaian ini terpuruk setelah ratusan ribu warga Rohingya lari menyelamatkan diri dari negara bagian Rakhine pada 2017. Tapi Suu Kyi tetap populer di dalam negeri.

NLD menang besar dalam pemilu November lalu, mengalahkan partai pro-militer.

Militer Myanmar mengatakan hari Sabtu (30/1) akan melindungi dan mematuhi konstitusi dan bertindak sesuai hukum setelah komentarnya sebelumnya menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kudeta.

Komisi pemilu Myanmar telah menolak tuduhan terjadinya kecurangan, mengatakan tidak ada kesalahan besar yang mempengaruhi kredibilitas pemilu. [vm/pp]

Oleh: VOA Indonesia

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno