Berita Borneotribun.com: Ahok Hari ini
Tampilkan postingan dengan label Ahok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ahok. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Februari 2024

Pengamat: Ahok Potensial Gerus Pemilih Prabowo-Gibran

Pengamat: Ahok Potensial Gerus Pemilih Prabowo-Gibran
Politikus PDI-Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok.
JAKARTA – Narasi yang berusaha menyudutkan Politikus PDI-Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok menyeruak di media sosial Twitter (kini X), belum lama ini. Ahok disebut-sebut sebagai "kuda putih" Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditugaskan untuk membuat kekacauan di koalisi parpol pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Salah satu tujuan Ahok diterjunkan ke pentas Pilpres 2024, menurut narasi itu, ialah untuk menggagalkan Ganjar-Mahfud berkoalisi dengan pasangan capres-cawapres 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) di putaran kedua pilpres. Koalisi itu dianggap tak mungkin terjadi karena Ahok punya sejarah kelam ketika berkompetisi dengan Anies di Pilgub DKI Jakarta pada 2017. 

Politikus PDI-Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok
Politikus PDI-Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok
Analisis itu dianggap keliru oleh guru besar ilmu politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi. Ia berpandangan keputusan Ahok untuk terang-terangan mendukung Ganjar-Mahfud justru potensial menggerus pendukung Jokowi ke kubu Prabowo-Gibran. Menurut dia, simpatisan Ahok yang dikenal Ahokers bisa ikut berlabuh mendukung Ganjar-Mahfud. 

"Semula mereka masih ragu ingin mendukung 02 atau 03 sebab Ahokers ini juga pendukung Pak Jokowi pada Pemilu 2019. Dengan Ahok ke 03, pendukung Pak Jokowi juga berkurang karena Ahokers ke 03," kata Muradi kepada wartawan di Jakarta, belum lama ini. 

Beberapa jam sebelum debat terakhir Polpres 2024, Ahok mengumpulkan para pendukungnya di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud), Jakarta, Minggu (4/2). Bersama sekitar 2.000 pendukung Ahok alias Ahokers yang hadir, Ahok mendeklarasikan dukungannya terhadap pasangan Ganjar-Mahfud. 

Ahok sebenarnya sudah menyatakan dukungan terhadap Ganjar sejak Oktober lalu. Ahok tak mau aktif berkampanye lantaran masih memegang jabatan sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina. Pekan lalu, Ahok memutuskan mundur dari jabatan di Pertamina supaya bisa aktif mempromosikan Ganjar-Mahfud. 

Menurut Muradi, analisis yang menyebut Ahok bakal menjadi kuda putih Jokowi untuk mengacau internal PDI-P tidak berdasar. Ia berpendapat Jokowi justru ketar-ketir lantaran keputusan Ahok mendukung Ganjar- Mahfud. 

Kehadiran Ahok--selama ini disebut-sebut sebagai sobat Jokowi--justru bisa memupus wacana pilpres satu putran. "Adanya narasi ini memperlihatkan Jokowi dan pasangan nomor urut 02 (Prabowo-Gibran) belum terlalu yakin bakal bahwa mereka bisa menang di putaran pertama dengan berbagai survei dan berbagai kelompok pendukung dia," kata Muradi. 

Jokowi, lanjut Muradi, sedang kelimpungan menghadapi sentimen negatif kalangan akademikus di berbagai kampus. Alih-alih surut, gelombang protes dari akademiku dan mahasiswa terhadap cawe-cawe Jokowi justru kian membesar. Jokowi harus memutar otak agar kubu 01 dan 03 tidak bersatu pada putaran kedua. 

"Sebenarnya, kalau melihat kondisi hari ini, memang ada pemisahan antara yang dulu punya harapan lebih ke Jokowi, tapi kemudian dengan berbagai dinamika yang ada itu, menjadi menarik diri dari  Pak Jokowi. Ditambah dengan adanya Ahok, saya kira buat pasangan 03 itu jadi positif," ucap Muradi.

Menyoal peluang kerja sama politik kubu Ganjar-Mahfud dan AMIN, Muradi mencermati keberadaan Ahok hanya menjadi persoalan bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dua parpol pengusung AMIN lainnya, relatif tidak punya masalah dengan Ahok.  

"Bila pemilu berjalan dua putaran, dengan asumsi Ganjar-Mahfud, lolos ke putaran kedua, maka PKS kemungkinan tidak akan mendukung Ganjar- Mahfud karena berbeda ideologi dengan PDI-P. Menurut saya, PKS akan lebih ke Prabowo- Gibran," ucap Muradi.

Kamis, 08 Februari 2024

Kunjungan Mantan Gubernur DKI Jakarta ke Kupang, Ajak Warga Perkuat Demokrasi

Kunjungan Mantan Gubernur DKI Jakarta ke Kupang, Ajak Warga Perkuat Demokrasi
Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok dalam dialog kebangsaan di Kota Kupang, NTT, Rabu (7/2/2024). (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengunjungi Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam sebuah upaya untuk mendorong masyarakat memilih pemimpin tanpa tekanan dari pihak manapun dalam Pemilu 2024. 

Dalam kunjungannya, Ahok menyelenggarakan dialog kebangsaan dengan masyarakat setempat di mana ia menegaskan pentingnya kebebasan dalam menentukan pilihan pada proses demokrasi.

"Saya ke Kupang untuk bersilaturahmi dan ingin memastikan masyarakat bisa berani menentukan hak pilihnya, karena pemilu ini kan langsung, umum, bebas, rahasia, tidak boleh ada tekanan siapa pun, paksaan siapa pun," kata Ahok di Kota Kupang, Rabu.

Ahok menekankan bahwa kedatangannya bukan untuk berkampanye karena ia tidak terlibat dalam tim kampanye salah satu pasangan calon presiden RI. 

Tujuan kunjungannya adalah untuk bersilaturahmi dengan masyarakat, termasuk mengunjungi gereja.

Di gereja, Ahok berdialog dengan sinode dan masyarakat, memperingatkan agar mereka tidak terjebak dalam isu yang bisa memecah belah persaudaraan. 

Ia menyoroti dampak negatif dari polarisasi politik yang bisa menghancurkan hubungan pertemanan dan persaudaraan akibat perbedaan pilihan politik.

"Oleh karena itu, gereja harus berani menyatakan kebenaran dan keadilan dalam memilih sesuai hati nurani," tegasnya.

Ahok juga menekankan pentingnya masyarakat memilih tanpa adanya penyesatan atau manipulasi dalam proses politik. 

"Biarkan rakyat memilih dengan nurani, jangan ada penyesatan yang membuat rakyat salah pilih," katanya.

Dalam dialog kebangsaan, Ahok menerima dua pertanyaan dari warga Kota Kupang tentang kriteria pemimpin yang baik dan tepat. 

Namun, ia mengembalikan tanggung jawab pemilihan kepada warga sendiri, menegaskan bahwa keputusan akhir ada di tangan mereka setelah menonton debat antara para calon pemimpin.

"Keputusan ada di bapak dan ibu," demikian pesannya kepada masyarakat.

Oleh: Antara/Fransiska Mariana Nuka
Editor: Yakop

Kamis, 20 Agustus 2020

Dibangun Kembali Kampung Akuarium, Ahok Katakan Pak Anies Miliki Cara Langgar Perda

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Rifkianto Nugroho/detikcom)


BORNEOTRIBUN | JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok mempertanyakan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali membangun Kampung Susun Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Sebagaimana diketahui, Kampung Akuarium pernah digusur ketika Ahok masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.


"Mungkin Pak Anies punya caranya melanggar perda dan UU tentang cagar budaya," kata Ahok melalui pesan singkat, Rabu (19/8/2020).


Sebelumnya, keputusan Anies kembali membangun Kampung Akuarium juga menuai kritik dari sejumlah fraksi di DPRD DKI. Menurut pihak Pemprov DKI Jakarta, pembangunan kembali Kampung Susun Akuarium itu sudah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Zonasi.


"Berdasarkan Perda 1/2014 tentang RDTR & Zonasi, lokasi pembangunan (Kampung Akuarium) berada di Sub Zona Pemerintah Daerah (P3), dan diizinkan untuk kegiatan rumah susun yang diselenggarakan oleh pemerintah," ujar Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko kepada wartawan


Namun, diketahui, Perda tentang RDTR dan Zonasi itu telah diajukan ke DPRD DKI untuk direvisi. Terkait hal itu, Sarjoko enggan menjelaskannya.


Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono menilai pembangunan Kampung Susun Akuarium melanggar Perda tentang RDTR dan Zonasi. Sebab, sebut dia, hingga kini belum ada perubahan dalam perda tersebut.


"Kalau saat ini Anies melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kampung Akuarium, berarti Pak Anies (Gubernur DKI Anies Baswedan) melanggar Perda RDTR, karena sampai saat ini belum ada perubahan RDTR," ucap Gembong kepada wartawan, Senin (17/8).


Pada Senin (17/8), Anies melakukan peletakan batu pertama pembangunan Kampung Susun Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Kampung Akuarium ini dulu pernah digusur.


"Bismillahirrahmanirrahim, dengan memohon rida kepada Allah SWT dan dengan rasa rendah hati, proses pembangunan Kampung Susun Akuarium dinyatakan dimulai," ujar Anies di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakut.(yk/dt/an)

Hukum

Peristiwa

Kesehatan

Pendidikan

Kalbar

Tekno