![]() |
Tembok Raksasa di Alam Semesta Ternyata Lebih Dekat dan Lebih Besar dari Perkiraan! |
JAKARTA - Pernah dengar soal struktur terbesar di alam semesta? Yup, namanya Great Wall Hercules–Corona Borealis atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Tembok Besar Hercules–Mahkota Utara.
Struktur ini adalah kumpulan super besar galaksi yang ternyata lebih dekat dan lebih luas dari yang selama ini kita duga. Fakta ini baru-baru ini terungkap lewat penelitian terbaru berbasis data lebih dari 500 ledakan sinar gamma (gamma-ray burst/GRB).
Apa Itu Great Wall Hercules–Corona Borealis?
Struktur ini pertama kali ditemukan pada tahun 2013 oleh sekelompok ilmuwan dari Hungaria dan Amerika Serikat.
Bayangkan saja, struktur ini membentang sejauh lebih dari 10 miliar tahun cahaya!
Awalnya, para ilmuwan memperkirakan struktur ini berada sangat jauh dari Bumi, tapi studi terbaru menunjukkan bahwa ternyata bagian dari struktur ini menjangkau wilayah yang lebih dekat ke Bumi daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Tembok galaksi ini mencakup area langit yang sangat luas, dari rasi bintang Boötes (Vulpecula) hingga ke Gemini. Meski namanya menyebut “Hercules” dan “Corona Borealis”, nyatanya struktur ini jauh melampaui batas kedua rasi bintang itu.
Apa Peran Ledakan Gamma?
Yang bikin penemuan ini makin menarik adalah metode pengamatannya. Para ilmuwan memanfaatkan ledakan sinar gamma fenomena super dahsyat yang biasanya terjadi saat bintang-bintang raksasa meledak atau saat dua bintang neutron bertabrakan.
Karena pancarannya sangat terang dan bisa dilihat dari jarak yang sangat jauh, para astronom bisa mendeteksi galaksi di area-area yang sulit dijangkau teleskop biasa.
Dengan memetakan lokasi ledakan-ledakan ini, para peneliti bisa mengidentifikasi bahwa struktur Tembok Besar ini bukan cuma luas, tapi juga punya bagian-bagian yang ternyata berada lebih dekat ke Bumi daripada sebelumnya diduga.
Tantangan Ilmiah: Melawan Prinsip Kosmologi?
Penemuan ini cukup bikin geger di dunia ilmiah karena menantang prinsip kosmologis yang selama ini diyakini: bahwa alam semesta itu seragam dan isotropis dalam skala besar.
Tapi jika struktur seperti ini benar-benar eksis, dengan panjang mencapai 1,2 miliar tahun cahaya lebih, maka muncul pertanyaan: Bagaimana mungkin struktur sebesar itu terbentuk hanya dalam 13,8 miliar tahun usia alam semesta?
Apa Selanjutnya?
Penelitian ini menggunakan data dari dua teleskop luar angkasa terkenal: Fermi dan Swift, yang telah mengumpulkan data selama lebih dari 20 tahun. Meski begitu, para ilmuwan masih butuh lebih banyak data untuk bisa memetakan batas struktur ini dengan lebih akurat.
Kabar baiknya, ada misi luar angkasa baru dari Eropa bernama THESEUS yang direncanakan akan diluncurkan dalam beberapa tahun ke depan. Misi ini diharapkan bisa memberikan data lebih lengkap soal GRB dan membuka lebih banyak rahasia tentang struktur misterius ini.
Penemuan ini menunjukkan bahwa alam semesta masih menyimpan banyak kejutan yang belum kita pahami sepenuhnya. Siapa sangka, “tembok” terbesar di kosmos ternyata bisa lebih dekat dari yang kita kira?
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS