![]() |
Stoke City Jadi Contoh Klub Besar yang Sulit Bangkit Usai Terdegradasi dari Premier League. |
JAKARTA - Dalam dunia sepak bola Inggris, pergerakan tim antara Premier League dan Championship sering kali terasa seperti naik-turun di atas trampolin.
Banyak yang menganggap promosi atau degradasi sebagai proses alami, tetapi kenyataannya tidak semudah itu.
Di balik nama besar dan harapan tinggi, banyak klub yang justru terjebak dalam siklus sulit untuk kembali ke papan atas.
Salah satu contohnya adalah Stoke City, yang saat ini sedang berjuang untuk tetap bertahan di Championship.
Sementara itu, perjuangan Sheffield United dan Leeds United memberikan gambaran kontras yang menarik.
Kedua klub tersebut mencoba bangkit kembali setelah terdegradasi, dan apa yang mereka lakukan sejauh ini patut diapresiasi, apalagi jika melihat bagaimana klub seperti Stoke terus berjuang tanpa hasil signifikan sejak turun kasta.
Realita Pahit Klub yang Terdegradasi
Stoke City pernah menjadi klub yang cukup disegani di Premier League. Bahkan, mereka sempat tampil di final Piala FA pada 2011 dan berlaga di Liga Europa pada musim berikutnya.
Namun sejak terdegradasi pada musim 2017-2018, The Potters seperti kehilangan arah.
Padahal, saat itu mereka memiliki skuad dengan banyak pemain yang pernah menjuarai Liga Champions.
Tapi ketika degradasi datang, para pemain bintang langsung pergi, dan sejak saat itu Stoke belum pernah finis lebih tinggi dari posisi ke-14 di Championship.
Kini, mereka butuh kemenangan atas Sheffield United hanya untuk memastikan tidak turun ke League One musim depan.
Fenomena "Trampolin" di Sepak Bola Inggris
Fenomena “trampolin” ini cukup menarik untuk diamati. Beberapa klub bisa langsung memantul kembali ke Premier League, sementara yang lain justru tenggelam lebih dalam.
Musim lalu, dua dari tiga klub yang terdegradasi Leicester City dan Southampton langsung promosi lagi.
Sheffield United berharap bisa mengikuti jejak tersebut tahun ini, meski mereka harus melalui jalur play-off.
Leeds United, yang menjadi satu-satunya dari tiga tim degradasi yang gagal promosi otomatis musim ini, masih punya peluang di babak play-off.
Namun, apa yang mereka capai tetap patut diapresiasi, apalagi jika dibandingkan dengan tim seperti Luton Town yang kini justru berada di zona degradasi Championship dan terancam terlempar ke League One musim depan.
Sudut Pandang Chris Wilder: Promosi Bukan Hal yang Mudah
Pelatih Sheffield United, Chris Wilder, memahami betul bahwa promosi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.
Ia mengatakan bahwa banyak orang menganggap klub besar seperti Leeds atau Sheffield United pasti bisa langsung promosi, tapi kenyataannya tidak semudah itu.
“Kalau promosi itu semudah yang dibayangkan, Stoke City pasti sudah kembali ke Premier League sejak lama,” ujar Wilder.
“Realitanya, ini adalah perjuangan berat. Lihat saja bagaimana mereka sekarang masih harus berjuang untuk bertahan di Championship.”
Wilder juga menambahkan bahwa meskipun timnya hanya finis di posisi ketiga dan harus melalui play-off, itu bukanlah sebuah kegagalan. “Kami tidak terpuruk seperti yang dialami beberapa klub lain. Kami masih kompetitif dan terus berjuang.”
Soal Rivalitas dan Permintaan Maaf Patrick Bamford
Dalam dunia sepak bola, persaingan antar klub memang sudah jadi hal biasa. Bahkan, kadang-kadang rivalitas itu terbawa ke luar lapangan. Patrick Bamford dari Leeds sempat memimpin chant yang mengejek Wilder, tetapi kemudian menelepon langsung untuk meminta maaf. Wilder menerima permintaan maaf tersebut dengan lapang dada.
“Aku ini orang yang besar hati,” kata Wilder sambil tertawa. “Kalau kamu bisa mengejek orang lain, kamu juga harus siap diejek. Bamford meneleponku dan kami ngobrol selama 20 menit. Aku hargai sikapnya.”
Ia juga sempat berbincang dengan pelatih Leeds, Daniel Farke. “Kami bicara selama setengah jam. Dia orang yang luar biasa.”
Fokus Menuju Play-off: Kesempatan Terakhir Menuju Premier League
Sekarang, fokus utama Wilder dan timnya adalah menyelesaikan dua pertandingan sisa di musim reguler dengan baik. Ini penting untuk menjaga momentum jelang babak play-off.
Untuk menjaga kebugaran skuad, Wilder akan memberi kesempatan bermain kepada pemain muda seperti Ryan One agar mereka bisa menambah pengalaman, sekaligus memberikan waktu istirahat bagi pemain utama. Tom Davies, yang baru pulih dari cedera, juga akan diberi waktu bermain lebih banyak.
Wilder tahu bahwa play-off bukan hanya soal taktik, tapi juga soal mental. “Kita harus masuk ke play-off dengan percaya diri dan semangat. Tidak ada yang mudah di sini, tapi kami akan memberikan segalanya.”
Jangan Remehkan Perjuangan Klub di Championship
Apa yang terjadi dengan Stoke City, Sheffield United, dan Leeds United adalah pengingat bahwa naik-turun di dunia sepak bola bukan sekadar soal nama besar atau sejarah klub.
Promosi dan degradasi menyimpan banyak tantangan yang sering kali tak terlihat dari luar.
Stoke City menjadi contoh nyata betapa sulitnya mempertahankan performa setelah terdegradasi.
Sebaliknya, Sheffield United dan Leeds United menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang baik, tekad kuat, dan dukungan fans, sebuah klub bisa tetap kompetitif meski sempat terpuruk.
Buat para fans sepak bola, ini adalah pelajaran penting: jangan pernah anggap remeh perjuangan klub di Championship. Karena di sinilah, di liga yang keras dan penuh kejutan ini, mental juara benar-benar diuji.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS