![]() |
Sisi Tersembunyi Valentino Rossi dari Karisma Sang Legenda hingga Konflik Panas dengan Marc Marquez. |
JAKARTA - Valentino Rossi dikenal sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah MotoGP. Dengan kepribadiannya yang karismatik, gaya balapnya yang penuh aksi, serta kemampuan menghidupkan atmosfer balapan, Rossi benar-benar jadi sosok tak tergantikan.
Tapi di balik semua pencapaiannya, ternyata ada sisi kontroversial dari sang legenda yang sempat muncul ke permukaan, terutama saat ia terlibat konflik dengan rival beratnya, Marc Marquez.
Dalam sebuah wawancara di podcast Motorsport Republica, mantan pebalap MotoGP, Scott Redding, membuka kembali kisah panas antara Rossi dan Marquez yang meledak pada pertengahan 2010-an.
Redding, yang pernah berada di grid yang sama dengan keduanya, menyebut bahwa meskipun Rossi sangat pandai membangun hubungan dengan para fans, ia juga sempat menunjukkan sisi gelapnya dalam konflik tersebut.
Drama Rossi vs Marquez: Konflik yang Tak Terlupakan
Konflik antara Valentino Rossi dan Marc Marquez menjadi salah satu rivalitas paling terkenal dan kontroversial dalam sejarah MotoGP.
Puncaknya terjadi pada musim 2015, tepatnya di GP Sepang, Malaysia, saat insiden saling senggol membuat hubungan keduanya benar-benar memanas.
Menurut Redding, Rossi kala itu sangat pintar dalam “mengendalikan” opini publik dan fans. "Dia itu jago banget dalam memainkan emosi fans. Baik itu dalam konteks positif atau negatif, dia tahu cara menggunakannya," ujar Redding.
Namun, Redding juga mengkritik cara Rossi “menghasut” fans untuk berbalik melawan Marquez.
Bahkan, Marquez sempat mengalami teror dari oknum fans yang datang ke rumahnya hanya karena ketegangan yang terus dibakar di luar lintasan.
“Itu sebenarnya bisa dicegah kalau Rossi mau. Tapi dia membiarkan itu terjadi, dan menurut saya itu menunjukkan sisi buruk dari dirinya,” lanjut Redding.
Saat Fans Mulai Berlebihan
Insiden tersebut ternyata masih membekas, bahkan hingga bertahun-tahun kemudian. Redding menyinggung kejadian di sirkuit Misano tahun lalu, di mana Marc Marquez mendapat cemoohan dari sebagian fans saat berada di podium.
Rekan setim Rossi saat ini di Ducati, Pecco Bagnaia, bahkan secara terbuka meminta fans untuk lebih sportif.
"Kalian nggak perlu sampai mengejek begitu," ujar Pecco saat itu, yang membuat banyak orang mengapresiasi sikapnya.
Era MotoGP yang Berubah: Dulu Panas, Sekarang Lebih Ramah
Scott Redding juga membandingkan era MotoGP saat ini dengan zamannya dulu. Ia mengatakan bahwa dulu rivalitas terasa lebih nyata dan personal.
“Saya ingat banget zaman Rossi lawan Sete Gibernau. Wah, itu beneran panas, bukan sekadar drama buat media. Mereka bener-bener nggak akur,” katanya.
Redding mengaku lebih suka atmosfer yang penuh persaingan ketimbang sekarang, di mana para rider terlihat terlalu bersahabat.
“Sekarang semua kayak makan malam bareng, latihan bareng, dan itu ngebuat kompetisi jadi kurang greget. Dulu, saya kalau punya teman di grid, itu pun tetap susah buat akur karena saat balapan, saya merasa kayak lagi perang.”
Menurutnya, perubahan ini juga dipengaruhi oleh aturan MotoGP yang kini lebih ketat. "Kalau kamu kasih jari tengah ke lawan saat balapan, bisa langsung kena denda. Ngomong kasar dikit aja bisa kena sanksi," kata Redding.
Sosok Rossi: Antara Legenda dan Manusia Biasa
Tak bisa dipungkiri, Valentino Rossi adalah legenda yang berjasa besar dalam mempopulerkan MotoGP ke seluruh dunia.
Tapi seperti halnya manusia biasa, Rossi pun tak luput dari sisi kontroversial yang pernah menodai kariernya.
Kehebatannya dalam membangun citra diri dan mempengaruhi opini publik memang luar biasa, tapi terkadang, strategi tersebut bisa berdampak negatif jika tidak dikendalikan dengan bijak.
Kini, meskipun Rossi sudah pensiun dari MotoGP dan fokus sebagai pemilik tim VR46 serta mentor bagi para pembalap muda, bayang-bayang konflik lamanya dengan Marquez masih sering dibicarakan.
Terlebih lagi, Marquez kini membalap di tim pabrikan Ducati bersama anak didik Rossi sendiri, Pecco Bagnaia.
Rivalitas lama mungkin akan hidup kembali, meski dalam bentuk yang berbeda.
Kisah antara Valentino Rossi dan Marc Marquez bukan hanya tentang persaingan di lintasan, tapi juga menggambarkan bagaimana pengaruh besar seorang tokoh publik bisa berdampak ke banyak hal, termasuk perilaku fans.
Di satu sisi, Rossi adalah pahlawan yang membawa MotoGP ke level tertinggi, tapi di sisi lain, ia juga manusia biasa yang bisa berbuat salah.
Sebagai penonton dan penggemar, penting buat kita untuk tetap objektif, sportif, dan tidak larut dalam fanatisme berlebihan.
Karena pada akhirnya, yang membuat MotoGP menarik bukan hanya rivalitas panas, tapi juga semangat sportifitas yang jadi jiwanya balapan sejati.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS