Sampah Antariksa Makin Parah! ESA Ungkap Orbit Bumi Jadi "Tempat Sampah" Luar Angkasa | Borneotribun.com

Rabu, 23 April 2025

Sampah Antariksa Makin Parah! ESA Ungkap Orbit Bumi Jadi "Tempat Sampah" Luar Angkasa

Sampah Antariksa Makin Parah! ESA Ungkap Orbit Bumi Jadi Tempat Sampah Luar Angkasa
Sampah Antariksa Makin Parah! ESA Ungkap Orbit Bumi Jadi "Tempat Sampah" Luar Angkasa.

JAKARTA - Pernah bayangin nggak sih, kalau luar angkasa — khususnya di sekitar orbit Bumi — sekarang udah kayak tempat sampah raksasa? Yup, itu bukan bualan. Badan Antariksa Eropa alias ESA baru aja merilis data mengejutkan: lebih dari 6.600 ton sampah luar angkasa sekarang ngorbit di sekitar Bumi!

Orbit yang dimaksud ini ada di ketinggian 160 hingga 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi. Di sanalah satelit-satelit diluncurkan buat berbagai keperluan, mulai dari komunikasi, navigasi, sampai pantauan cuaca. Tapi masalahnya, satelit yang udah nggak dipakai atau rusak itu sering dibiarkan begitu aja—nggak ditarik kembali atau dibuang dengan aman.

Jumlah Sampah Antariksa Terus Meningkat

Data terbaru dari ESA menyebutkan, berat total sampah luar angkasa melonjak dari 6.000 ton di tahun 2023 jadi lebih dari 6.600 ton di tahun ini. Ini termasuk satelit rusak, bagian roket peluncur, pecahan-pecahan akibat tabrakan di luar angkasa, bahkan benda-benda kecil kayak obeng atau alat yang terlepas dari tangan astronot.

Bisa dibilang, sekarang ini di orbit ada lebih dari 1,2 juta objek berukuran lebih dari 1 cm. Kedengarannya kecil, tapi benda sekecil itu bisa bikin satelit aktif rusak parah kalau sampai nabrak. Bayangin aja: serpihan logam kecil melaju dengan kecepatan ribuan kilometer per jam. Nggak main-main, kan?

Bahaya Buat Satelit dan Kehidupan Kita

Padahal, satelit punya peran penting banget di kehidupan sehari-hari. Kita bisa pakai GPS, nonton TV satelit, cek prakiraan cuaca, bahkan akses internet di pelosok, semua berkat satelit. Tapi kalau sampah luar angkasa terus bertambah, risiko tabrakan juga makin tinggi. Kalau satu satelit kena, bisa nimbulin lebih banyak pecahan lagi. Ini disebut efek domino—dan itu serius.

Seperti yang disampaikan oleh Direktur Jenderal ESA, Josef Aschbacher, masalah ini memang nggak kasat mata buat kebanyakan orang, tapi ancamannya nyata. Kita bisa kehilangan layanan penting kalau satelit kita hancur karena tabrakan di luar angkasa.

Solusi: “Tukang Bersih-Bersih” Luar Angkasa

Untungnya, ESA nggak tinggal diam. Mereka berencana meluncurkan misi bernama ClearSpace-1 pada tahun 2028. Misi ini dikembangkan bareng perusahaan asal Swiss bernama ClearSpace. Alat yang akan diluncurkan punya berat sekitar 112 kg dan dilengkapi empat "cakar" buat nangkep dan narik sampah luar angkasa keluar dari orbit.

Bukan cuma ESA, perusahaan Jepang bernama Astroscale juga lagi kembangkan teknologi serupa. Semakin banyak yang ikut bersihin langit, semakin besar harapan kita buat nyelametin orbit Bumi dari tumpukan sampah yang bisa jadi bencana.

Masalah sampah luar angkasa ini bukan cuma urusan ilmuwan atau astronot, tapi juga berkaitan sama hidup kita sehari-hari. Kalau satelit rusak gara-gara sampah, kita juga yang rugi. Jadi, penting banget buat dukung upaya pembersihan ini dan lebih sadar soal dampak teknologi terhadap lingkungan, bahkan yang ada jauh di atas langit.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.