![]() |
Polisi Bongkar Jaringan Narkoba Fredy Pratama di Kalimantan dan Sulawesi: Ribuan Gram Sabu dan Ekstasi Diamankan. |
KALSEL - Kepolisian kembali menunjukkan taringnya dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Kali ini, Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan berhasil mengungkap jaringan narkotika besar yang diduga terafiliasi dengan nama besar di dunia hitam, yakni Fredy Pratama. Nama Fredy sendiri bukan nama asing lagi bagi aparat penegak hukum karena dikenal sebagai salah satu gembong narkoba paling dicari di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Dalam pengungkapan terbaru ini, polisi berhasil meringkus empat orang tersangka yang diduga kuat menjadi kaki tangan dari jaringan tersebut. Jumlah barang bukti yang diamankan pun tidak main-main, mencapai hampir 9 kilogram sabu, puluhan ribu butir ekstasi, hingga serbuk ekstasi yang siap edar.
Rangkaian Penangkapan yang Terstruktur
Penangkapan para tersangka dilakukan dalam rentang waktu yang berdekatan. Tersangka pertama berinisial SP ditangkap pada 17 April 2025 di kawasan Jalan Ahmad Yani Km 17, Banjarbaru. Dari penangkapan ini, polisi berhasil menyita 3.002,63 gram sabu yang diduga akan diedarkan ke berbagai wilayah di Kalimantan Selatan.
Selanjutnya, aparat kembali bergerak dan mengamankan tersangka kedua berinisial HM di Jalan Sungai Pahalau, Banjarmasin, tepatnya pada 24 April 2025. Dari tangan HM, polisi berhasil menemukan 1.581,72 gram sabu.
Keesokan harinya, tepatnya pada 25 April 2025, polisi meringkus tersangka ketiga berinisial MF di Jalan Trikora, Banjarbaru. Dari hasil penggeledahan, ditemukan 3.918,20 gram sabu, 10.049 butir ekstasi, dan 24,14 gram serbuk ekstasi. Jumlah ini menjadi yang terbanyak dari seluruh penangkapan dalam operasi ini.
Tak berhenti sampai di situ, di hari yang sama, polisi kembali menangkap tersangka keempat, MS, di Jalan Martapura Lama, Kabupaten Banjar. Ia kedapatan membawa 209,28 gram sabu.
Jaringan Besar yang Terkoneksi Hingga Sulawesi
Menurut Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel, Kombes Kelana Jaya, keempat tersangka ini bukan pelaku kecil. Mereka merupakan bagian dari jaringan besar yang dikelola oleh seorang operator yang memiliki keterkaitan erat dengan Fredy Pratama.
“Jaringan ini tidak hanya beroperasi di Kalimantan Selatan, tapi juga mencakup Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, hingga menjangkau wilayah Sulawesi seperti Makassar, Palu, dan Kendari,” ujar Kombes Kelana dalam konferensi pers pada Selasa, 29 April 2025.
Artinya, operasi peredaran narkoba yang mereka jalankan sudah tergolong lintas pulau dan terorganisir dengan rapi. Fredy Pratama sendiri dikenal memiliki sistem jaringan yang canggih dengan banyak kaki tangan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Ancaman Hukuman Berat dan Jerat TPPU
Keempat tersangka saat ini telah resmi ditahan dan dijerat dengan Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pasal ini mengatur mengenai peredaran narkotika golongan I dalam jumlah besar, dengan ancaman hukuman paling ringan 6 tahun dan maksimal 20 tahun penjara, serta denda maksimal Rp13 miliar.
Namun bukan hanya itu. Polda Kalsel juga tengah menggali lebih dalam soal aliran dana dan aset kekayaan yang terkait dengan jaringan ini. Tujuannya adalah untuk menerapkan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
"Kami tidak hanya ingin menangkap pelaku, tapi juga ingin memiskinkan para bandar. Jadi, kami sedang telusuri semua aset dan uang yang berkaitan dengan jaringan ini untuk dikenakan TPPU," tegas Kombes Kelana.
Langkah ini memang menjadi strategi penting dalam pemberantasan narkoba modern. Tak cukup hanya menjerat pelaku, tapi juga mematikan sumber kekuatan mereka, yaitu finansial.
Dampak Sosial Peredaran Narkoba
Peredaran narkoba, terutama jenis sabu dan ekstasi, punya dampak besar buat masyarakat, apalagi generasi muda. Barang haram ini sering jadi biang kerok kehancuran masa depan anak-anak muda, merusak kesehatan mental, dan memperburuk keamanan lingkungan.
Dengan jaringan sebesar ini, bayangkan berapa banyak nyawa yang bisa rusak karena sabu dan ekstasi yang berhasil diedarkan. Untungnya, operasi Polda Kalsel kali ini berhasil menggagalkan distribusi dalam jumlah besar yang bisa menyebar ke banyak wilayah.
Perlu Dukungan Masyarakat
Keberhasilan pengungkapan jaringan besar seperti ini tentu bukan hanya karena kerja keras polisi, tapi juga berkat informasi dari masyarakat. Kombes Kelana juga mengajak warga untuk tidak ragu melapor jika melihat aktivitas mencurigakan di lingkungannya.
“Kalau ada yang mencurigakan, entah itu pengiriman paket aneh, tamu yang mondar-mandir tak jelas, atau aktivitas mencurigakan lainnya, segera laporkan ke polisi. Kita perlu kerja sama semua pihak untuk melawan peredaran narkoba ini,” ujarnya.
Apa Selanjutnya?
Polda Kalsel memastikan pengembangan kasus masih terus berjalan. Mereka mendalami peran masing-masing tersangka dan memburu operator utama yang menghubungkan jaringan ini dengan gembong Fredy Pratama.
Dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin akan ada penangkapan baru, termasuk pihak-pihak yang terlibat secara finansial atau logistik. Fokus penyelidikan juga akan diperluas ke Sulawesi dan Kalimantan lainnya, mengingat cakupan wilayah operasi jaringan ini sangat luas.
Pengungkapan jaringan narkoba yang terafiliasi dengan Fredy Pratama oleh Polda Kalsel ini menunjukkan bahwa aparat tidak tinggal diam. Dengan jumlah barang bukti yang fantastis dan keterlibatan jaringan lintas pulau, kasus ini patut jadi perhatian kita semua.
Bagi masyarakat, mari jadikan momen ini sebagai pengingat pentingnya peran aktif dalam menjaga lingkungan dari bahaya narkoba. Sedikit informasi dari warga bisa jadi kunci besar dalam membongkar sindikat kejahatan.
Gulir ke atas untuk lanjut membaca
Link nonton film terbaru pilihan kami
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS