Pertamina Lubricants tindaklanjuti dugaan kasus pelumas palsu | Borneotribun.com

Jumat, 18 April 2025

Pertamina Lubricants tindaklanjuti dugaan kasus pelumas palsu

Pertamina Lubricants tindaklanjuti dugaan kasus pelumas palsu
Pertamina Lubricants tindaklanjuti dugaan kasus pelumas palsu. (ANTARA)
Pontianak - Corporate Communication (Corpcomm) Lubricant Pertamina, Zaesar Prasetyo menyampaikan saat ini pihaknya melakukan koordinasi dengan kepolisian dan pihak terkait lainnya dalam menindaklanjuti peredaran oli/pelumas yang dikeluarkan Pertamina yang diduga dipalsukan yang beredar di Kalimantan Barat.

"Kami menyampaikan keprihatinan atas maraknya dugaan peredaran pelumas palsu bermerek Pertamina di wilayah Kalimantan Barat. Kami berharap adanya tindak lanjut dari aparat penegak hukum terkait hal ini karena pemalsuan oli adalah tindakan ilegal yang tidak hanya merugikan konsumen dan mencoreng reputasi brand kami, tapi juga menghantam industri pelumas nasional," kata Zaesar, di Pontianak, Jumat.

Ia mengungkapkan, Pertamina Lubricants sangat mengapresiasi perhatian Wakil Gubernur Kalbar, Krisantus Kurniawan, atas temuan ini dan mendukung penuh upaya penegakan hukum yang sedang dilakukan pihak berwenang. Perusahaan pelat merah itu juga terus berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menindak lanjuti kasus tersebut.

Terkait itu, Zaesar memaparkan empat langkah strategis yang telah dilakukan Pertamina Lubricants untuk menghadapi peredaran oli palsu, yaitu, Pertamina aktif mengedukasi masyarakat untuk membeli produk resmi hanya melalui jaringan seperti SPBU Pertamina, Fastron Auto Service, Enduro Motor Service, dan bengkel resmi lainnya.

Pihaknya juga terus memperkuat sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian produk melalui fitur-fitur keamanan seperti QR Code unik, hologram, nomor batch, dan teknologi triple layer botol.

Dia mengatakan konsumen dapat mengecek keaslian pelumas melalui situs resmi www.lubes.id dan www.pertaminalubricants.com.

"Kami secara aktif mendukung langkah-langkah hukum yang dilakukan aparat dan terus berkolaborasi dengan pemerintah serta asosiasi pelumas dalam pemberantasan oli palsu.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Kalbar Krisantus Kurniawan mengungkapkan bahwa transaksi dari peredaran pelumas palsu tersebut diperkirakan mencapai angka fantastis, yakni sekitar Rp85 miliar per bulan. Ia mendesak pihak Pertamina untuk segera melapor dan menempuh jalur hukum agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban.

"Bisa jadi mobil saya atau Pak Juliansa sudah pakai oli itu. Ini membahayakan keselamatan kita semua," kata Krisantus.

Ia menyebutkan, oli palsu tersebut diduga berasal dari luar negeri dan masuk ke Kalbar melalui jalur tidak resmi. "Kabar yang saya terima, pabriknya di China. Ini sudah merugikan negara,” tambahnya.

Lebih jauh, Wakil Gubernur mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan cerdas dalam memilih produk pelumas. Ia menegaskan pentingnya memastikan keaslian pelumas yang digunakan, demi keselamatan kendaraan dan perlindungan konsumen.

"Jangan sampai kita jadi korban karena ketidaktahuan. Kita harus dukung aparat untuk menindak tegas oknum-oknum pelaku kecurangan ini," katanya.

Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.