JAKARTA – Awal musim MotoGP 2025 menjadi angin segar bagi Honda. Setelah beberapa musim terakhir tampil kurang menggigit, kini tim pabrikan asal Jepang itu mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Dalam tiga seri pertama, Honda sukses menempati posisi kedua di klasemen konstruktor. Meski selisih poin dengan KTM dan Aprilia masih tipis, pencapaian ini tetap layak diapresiasi. Bahkan Yamaha pun masih mengintai dari belakang, membuat persaingan semakin panas.
Salah satu faktor penting di balik peningkatan performa Honda adalah kemajuan teknologi yang mereka terapkan, terutama di sektor elektronik.
Luca Marini, salah satu pembalap utama Honda musim ini, menyoroti hal tersebut dengan penuh optimisme.
“Kalau soal elektronik, menurut saya Honda sudah selangkah lebih maju. Para teknisi bekerja luar biasa, dan kemajuan dibandingkan musim lalu sangat terasa,” kata Marini.
Marini melihat bahwa sistem elektronik Honda kini menjadi salah satu yang paling canggih di grid MotoGP.
Ini memberikan kepercayaan diri tambahan bagi para pembalap untuk tampil maksimal di lintasan.
Joan Mir, rekan setim Marini yang sebelumnya membela Suzuki, juga memberikan pandangan serupa.
Ia menilai engine brake dan traction control Honda kini sudah jauh lebih baik.
Namun, ia tetap menekankan bahwa ada ruang untuk penyempurnaan.
Meski begitu, Mir masih mengeluhkan soal kecepatan maksimum motor Honda.
Ia mencontohkan pengalamannya di Sprint Race GP Austin, di mana ia merasa sudah tampil cepat, tetapi tetap disalip di trek lurus karena kalah dalam top speed.
“Kalau pembalap lain lebih lambat setengah detik, mereka masih bisa menyalip saya di trek lurus. Saya harus lebih cepat setengah detik per lap hanya untuk bertahan,” jelas Mir.
Ia bahkan mengaitkan hal ini dengan insiden jatuh yang dialaminya, karena harus mengambil risiko lebih besar saat mengerem demi menutup kekurangan tenaga mesin.
Menurutnya, mesin Honda, khususnya RC213V, masih perlu ditingkatkan untuk bersaing di lintasan lurus.
Menariknya, Marini memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, top speed bukan satu-satunya faktor penentu.
“Kami mulai sadar bahwa banyak aspek lain seperti aerodinamika dan perangkat pengatur tinggi belakang motor juga perlu diperhatikan,” ujarnya.
Sementara itu, Johann Zarco dari tim LCR Honda juga mengakui adanya perkembangan.
Di GP Argentina, ia berhasil finis keempat di Sprint dan keenam di balapan utama.
Zarco menilai karakter mesin Honda kini lebih stabil dan gejala spin di roda belakang sudah lebih terkendali.
“Perubahannya mungkin tidak langsung terasa di atas motor, tapi hasil akhirnya terlihat jelas,” ucap Zarco.
Ke depan, Honda dijadwalkan menjalani sesi tes resmi usai GP Spanyol. Meski belum diketahui pasti komponen apa yang akan diuji, para pembalap berharap ada peningkatan signifikan termasuk hadirnya spesifikasi mesin baru yang lebih bertenaga.
Jika perkembangan positif ini terus berlanjut, bukan tak mungkin Honda akan kembali menjadi kekuatan dominan di MotoGP. Kita tunggu saja, apakah kebangkitan ini bisa bertahan hingga akhir musim!
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS