![]() |
Penemuan Menarik: Mars Dulu Pernah Diguyur Hujan dan Salju!. |
JAKARTA - Bagi banyak orang, Mars mungkin terbayang sebagai planet yang gersang dan tandus, dengan suhu yang sangat dingin dan angin yang kencang.
Namun, sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Colorado, Amerika Serikat, mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan.
Mereka mengonfirmasi bahwa di masa lalu, Mars bukanlah planet yang sepenuhnya kering.
Bahkan, planet merah ini pernah diguyur hujan dan salju! Tentu saja, penemuan ini membuka lebih banyak pertanyaan tentang bagaimana kehidupan mungkin bisa berkembang di Mars.
Menurut penelitian ini, Mars dulunya memiliki iklim yang lebih moderat, hampir mirip dengan Bumi dalam beberapa hal.
Para ilmuwan menggunakan teknologi canggih berupa pemodelan komputer untuk menyimulasikan iklim purba Mars, dengan memperhitungkan kondisi lanskap yang ada sekarang.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada zaman dulu, Mars memiliki musim-musim yang mempengaruhi cuaca di planet tersebut. Ada hujan, salju, dan bahkan aliran sungai serta saluran air yang terbentuk di permukaan Mars.
Para ilmuwan menyarankan bahwa curah hujan dan salju yang cukup tinggi bisa saja menjadi penyebab terbentuknya jaringan saluran yang ada di Mars saat ini.
Jaringan saluran ini terbentuk miliaran tahun yang lalu, dan sekarang bisa dilihat oleh para peneliti menggunakan satelit dan pesawat ruang angkasa.
Sebagian besar ilmuwan sebelumnya sudah sepakat bahwa Mars memiliki sedikit air di permukaannya sekitar 4,1 hingga 3,7 miliar tahun yang lalu.
Namun, sumber air tersebut masih menjadi misteri besar. Ada teori yang mengatakan bahwa pada saat itu, Matahari masih lebih muda dan hanya bersinar sekitar 75% lebih redup daripada sekarang.
Hal ini memungkinkan adanya lapisan es yang menutupi daerah pegunungan Mars di sekitar ekuator. Es-ese tersebut mungkin mencair dan menyebabkan air mengalir ke permukaan.
Namun, penelitian terbaru ini menambah pemahaman kita dengan menggunakan pendekatan yang berbeda.
Para ilmuwan menggunakan simulasi komputer untuk memodelkan kondisi iklim Mars di dekat ekuator pada zaman dulu.
Mereka memodelkan skenario dengan menambahkan hujan sebagai sumber air, serta menganggap bahwa pencairan es mungkin juga turut menyumbang.
Mereka kemudian mengamati bagaimana air mengalir selama puluhan hingga ratusan ribu tahun.
Dari hasil simulasi tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa lembah-lembah besar yang ada di Mars sekarang bisa saja terbentuk oleh hujan atau salju yang turun pada masa itu.
Menariknya, penelitian ini menunjukkan bahwa pencairan es yang terjadi secara musiman mungkin tidak cukup untuk membentuk lembah-lembah tersebut.
Dengan kata lain, keberadaan curah hujan dan salju yang lebih stabil mungkin menjadi penjelasan yang lebih masuk akal.
Beberapa lembah dan saluran air yang ditemukan di permukaan Mars ternyata dimulai pada ketinggian yang berbeda-beda.
Hal ini cukup sulit dijelaskan jika hanya mengandalkan pencairan es saja. Dengan kata lain, teori bahwa hujan dan salju pernah ada di Mars semakin kuat.
Untuk memastikan hasil penelitian ini akurat, tim ilmuwan tersebut membandingkan hasil simulasi mereka dengan data yang telah dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa NASA, seperti Mars Global Surveyor dan Mars Odyssey.
Hasil simulasi yang melibatkan hujan dan salju ternyata lebih cocok dengan gambaran nyata permukaan Mars yang sudah dipetakan oleh NASA.
Walaupun begitu, para ilmuwan menekankan bahwa penelitian ini tidak memberikan jawaban pasti mengenai iklim Mars di masa lalu.
Beberapa aspek masih menjadi misteri, salah satunya adalah bagaimana Mars bisa mempertahankan suhu yang cukup hangat untuk mendukung curah hujan dan salju, mengingat kondisi Mars yang sangat dingin sekarang ini.
Penemuan ini sangat penting bagi para ilmuwan yang ingin memahami lebih dalam tentang kondisi Mars di masa lalu. Terlebih lagi, pemahaman ini bisa membuka peluang baru dalam pencarian kehidupan di Mars.
Jika Mars benar-benar pernah memiliki air dalam bentuk hujan dan salju, mungkin saja ada kemungkinan kehidupan mikroskopis pernah berkembang di sana, meskipun saat ini tidak ada tanda-tanda kehidupan di permukaannya.
Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menjawab banyak pertanyaan yang muncul. Namun, satu hal yang pasti, penemuan ini membuka perspektif baru tentang sejarah planet merah kita.
Mungkin saja Mars dulunya bukanlah planet yang sepenuhnya kering dan tandus seperti yang kita bayangkan, melainkan planet yang pernah mengalami siklus musim dan hujan yang cukup intens.
Dengan penelitian terbaru ini, kita mendapatkan gambaran yang lebih jelas bahwa Mars mungkin pernah memiliki iklim yang lebih ramah bagi kehidupan.
Meskipun masih banyak yang perlu dipelajari, temuan ini menunjukkan bahwa Mars memiliki sejarah iklim yang jauh lebih kompleks daripada yang kita bayangkan sebelumnya.
Ke depannya, penelitian ini bisa memberi petunjuk tentang bagaimana kehidupan bisa muncul di planet lain, dan apakah suatu hari nanti Mars bisa menjadi tempat yang ramah bagi manusia.
Jadi, siapa tahu? Mungkin saja di masa depan, kita akan menemukan lebih banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa Mars benar-benar pernah menjadi rumah bagi kehidupan, atau bahkan bisa menjadi rumah baru bagi umat manusia!
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS