Pontianak - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar akan menyalurkan subsidi pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) kepada 21 ribu pelajar SMA/SMK swasta yang tidak mampu.
"Program ini dirancang sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap akses pendidikan yang merata dan berkeadilan, khususnya bagi siswa-siswi dari keluarga kurang mampu yang tidak tertampung di sekolah negeri," kata Kepala Disdikbud Kalbar, Rita Hastarita, di Pontianak, Kamis.
Rita menjelaskan bahwa bantuan akan diberikan kepada pelajar di 274 sekolah swasta prioritas, dengan besaran Rp100 ribu per bulan untuk siswa SMA dan SMK, serta Rp200 ribu per bulan untuk siswa Sekolah Luar Biasa (SLB).
"Bantuan ini memang tidak menanggung penuh biaya SPP. Kalau misalnya SPP sekolah SMA/SMK swasta itu di atas Rp100 ribu, maka selisihnya tetap ditanggung oleh siswa masing-masing," tuturnya.
Saat ini, Pemprov Kalbar tengah menyusun Peraturan Gubernur (Pergub) sebagai dasar hukum penyaluran subsidi tersebut. Proses harmonisasi bersama Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Dalam Negeri pun sedang berjalan.
"Target kami, bantuan ini bisa mulai disalurkan pada Juli 2025," kata Rita.
Adapun kriteria sekolah swasta yang menjadi sasaran bantuan adalah yang memiliki jumlah peserta didik di bawah 200 orang, mengalami penurunan jumlah siswa, serta memiliki pelajar dari keluarga yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Kami prioritaskan sekolah dengan jumlah siswa kecil dan tingkat kebutuhan tinggi. Ini upaya konkret agar mereka tetap bisa bertahan dan menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara pendidikan," katanya.
Langkah ini juga diharapkan mampu menopang keberlangsungan pendidikan di sekolah swasta yang selama ini turut berperan besar dalam menjangkau peserta didik hingga ke daerah-daerah terpencil.
"Dengan program subsidi ini, Pemprov Kalbar menegaskan komitmennya dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkelanjutan, sekaligus meringankan beban ekonomi masyarakat prasejahtera di Bumi Khatulistiwa," kata Rita.*
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS