Pontianak - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Ria Norsan menyatakan akan melanjutkan kembali pembangunan Hotel Rumah Melayu yang terletak di Jalan Sutan Syahrir Pontianak sebagai sarana pendukung pariwisata budaya di Kalbar.
"Bangunan hotel tersebut sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, namun terbengkalai. Untuk itu kami akan menganggarkan pembangunan hotel rumah adat Melayu pada APBD Perubahan atau tahun depan," kata Norsan saat meninjau kondisi bangunan Hotel Rumah Adat Melayu Kalbar di Pontianak, Sabtu.
Namun, katanya, pihaknya terlebih dahulu ingin memastikan apakah bangunan tersebut masih memiliki masalah hukum termasuk kualitas konstruksinya.
"Kita banyak ahli konstruksi, nanti akan dicek terlebih dahulu termasuk masih ada tidaknya permasalahan hukum bangunan tersebut, saya lihatnya sakit mata sebelah karena mulai rusak bangunannya," tuturnya.
Menurut dia, jika nantinya sudah dibangun, gedung tersebut bisa difungsikan untuk penginapan warga kabupaten/kota di Kalbar termasuk menjadi pemasukan yang bisa dikelola oleh MABM Kalbar.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Chairil Effendy, mengungkapkan, bangunan ini memiliki potensi besar sebagai aset budaya dan ekonomi masyarakat Melayu.
Menurutnya, jika difungsikan dengan tepat, bangunan setinggi empat lantai tersebut bukan hanya menjadi tempat penginapan, melainkan juga bisa menjadi lembaga pendidikan berbasis keislaman.
"Sehingga, betul-betul dapat menjaga kebudayaan Melayu yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam," tuturnya.
Chairil menjelaskan, bangunan ini mulai dibangun sejak 15 tahun lalu, bersamaan dengan Rumah Radakng. Namun, proyek sempat tertunda akibat persoalan konstruksi dan kekhawatiran terkait potensi masalah hukum.
"Gubernur yang lalu juga tidak berani melanjutkan pembangunan sebelum ada opini dari BPK. Karena kalau tidak, kan bisa jadi ada masalah hukum, itu yang harus kita selesaikan terlebih dahulu," tuturnya.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS