Jakarta - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan kuliner khas Minang dari Sumatera Barat layak untuk mewakili kuliner Indonesia ke kancah internasional.
Pernyataan tersebut ia kutip dari diskusi bersama dengan para ahli dan organisasi kuliner, termasuk Chef Ragil hingga William Wongso. Menurut Fadli, kuliner menjadi salah satu bagian dari identitas budaya yang tidak terpisahkan dari orang Minang.
"Luar biasa sebenarnya apa yang dapat dilakukan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). OPK ini sangat banyak, ada 10, termasuk kuliner lokal dan lain-lain. Kebudayaan itu tidak hanya kesenian. Kesenian hanya salah satu unsur dari kebudayaan," katanya dalam keterangan di Jakarta pada Senin.
Dia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Silaturahmi Budaya Ikatan Keluarga Minang (IKM) dan Halal Bihalal dengan pengurus dan anggota IKM se-Indonesia.
Fadli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP IKM menyampaikan harapannya agar IKM semakin maju dan budaya Minang tidak bisa dipisahkan dari identitas, yakni budaya, adat istiadat, dan agama.
Dia juga menjelaskan jika warisan budaya tak benda dari Sumatera Barat termasuk salah satu yang terbanyak, begitu juga dengan cagar budayanya.
Selama menjadi Menteri Kebudayaan, Fadli menyampaikan bahwa ia sudah meresmikan tiga museum di Sumatera Barat, yaitu Museum Sastra Indonesia yang berlokasi di rumah puisi Taufik Ismail, Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Koto Tinggi, dan juga rumah Tan Malaka menjadi Museum Tan Malaka beberapa waktu yang lalu.
Menbud juga menyampaikan peran tokoh-tokoh Minang yang berkiprah dalam pembentukan Indonesia dimana tiga dari empat tokoh pendiri bangsa adalah orang Minang.
"Ada sebuah majalah terkenal yang mengatakan di Indonesia ini ada empat tokoh Republik, yang pertama adalah Soekarno, kedua Muhammad Hatta, ketiga adalah Sutan Syahrir, dan yang keempat adalah Tan Malaka," kata dia.
"Tiga dari empat para pendiri republik ini kebetulan orang Minang, jadi tentu nasionalisme orang Minang ini tidaklah bisa diragukan, karena ikut mendirikan Republik ini,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Fadli juga menyampaikan rencana penulisan sejarah masa PDRI. Sejarah PDRI akan dimasukkan ke dalam buku sejarah yang akan diluncurkan pada bulan Agustus mendatang.
“Kita nanti masukkan PDRI ini di dalam buku sejarah yang akan diluncurkan di bulan Agustus, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan bagian penting dalam perang mempertahankan kemerdekaan," ujarnya.
Oleh : Farhan Arda Nugraha/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS