Jejak Kepemimpinan yang Kuat di Argentina: Warisan Paus Fransiskus yang Tak Terlupakan | Borneotribun.com

Selasa, 22 April 2025

Jejak Kepemimpinan yang Kuat di Argentina: Warisan Paus Fransiskus yang Tak Terlupakan

Jejak Kepemimpinan yang Kuat di Argentina Warisan Paus Fransiskus yang Tak Terlupakan
Jejak Kepemimpinan yang Kuat di Argentina: Warisan Paus Fransiskus yang Tak Terlupakan.

JAKARTA - Kepergian Paus Fransiskus menjadi momen penuh duka, tidak hanya bagi umat Katolik, tapi juga bagi banyak orang di seluruh dunia. 

Ia bukan hanya seorang pemimpin agama, tapi juga simbol harapan, keadilan, dan kepedulian bagi mereka yang kerap terpinggirkan. 

Namun di balik sosoknya yang dikenal di dunia internasional, ada jejak kepemimpinan yang kuat yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya, Argentina.

Paus Fransiskus, yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, memulai jejak kepemimpinannya di Argentina sejak tahun 1973. 

Saat itu, ia diangkat menjadi pimpinan Ordo Jesuit di negara tersebut, tepatnya pada masa yang sangat sulit. 

Argentina sedang berada dalam situasi politik yang penuh tekanan, di mana hak asasi manusia kerap terabaikan dan suara rakyat banyak dibungkam.

Namun di tengah kondisi yang mencekam itu, Bergoglio tampil sebagai sosok pemimpin yang tegas namun tetap penuh kasih. 

Ia dikenal berani bersuara untuk membela mereka yang tertindas, tapi tetap rendah hati dan mengutamakan dialog. 

Kepemimpinannya selama periode 1973 hingga 1979 menjadi awal dari perjalanan panjang yang mengukuhkan reputasinya sebagai pemimpin yang punya prinsip kuat dan empati tinggi.

Perjalanan karier Bergoglio terus menanjak setelah itu. Pada tahun 1998, ia diangkat menjadi Uskup Agung Buenos Aires, posisi penting yang membuatnya semakin dekat dengan rakyat kecil. 

Ia sering terlihat menggunakan transportasi umum dan hidup dengan sangat sederhana, jauh dari kemewahan. 

Gaya hidupnya yang bersahaja membuat banyak orang merasa dekat dan terhubung secara emosional dengannya.

Pada tahun 2001, Bergoglio diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II. Sejak saat itu, namanya mulai dikenal lebih luas di tingkat internasional. 

Banyak pihak yang kagum dengan dedikasinya terhadap kaum miskin, keberaniannya menyuarakan keadilan sosial, serta komitmennya dalam mendorong dialog antaragama.

Ketika akhirnya ia terpilih sebagai Paus pada tahun 2013 dan memilih nama Fransiskus, dunia menyambutnya dengan penuh harapan. 

Nama “Fransiskus” sendiri diambil dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang dikenal sebagai pelindung kaum miskin dan pecinta damai, nilai-nilai yang sangat lekat dengan kehidupan Bergoglio sendiri.

Kini, meskipun beliau telah tiada, warisan dan jejak kepemimpinannya tetap hidup. Di Argentina, namanya tidak hanya dikenang sebagai tokoh gereja, tapi juga sebagai simbol perjuangan bagi mereka yang lemah. 

Kepemimpinannya yang penuh kasih, sederhana, dan berani akan terus menginspirasi generasi mendatang.

Paus Fransiskus telah menunjukkan bahwa menjadi pemimpin bukan hanya soal kekuasaan, tapi tentang melayani, memahami, dan mencintai sesama manusia tanpa memandang latar belakang. Dan dari Argentina-lah, jejak kepemimpinan itu bermula, meninggalkan warisan yang abadi.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.