Pontianak - Inovator teknologi konversi energi asal Kalimantan Barat (Kalbar) Amin Suwarno menerima penghargaan sebagai Mitra Dharma Pengabdian kepada Masyarakat dari Kelompok Keahlian Sistem Manufaktur (KKSM) Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk periode 2013–2025.
"Penghargaan tersebut diberikan atas kontribusi aktif Amin dalam mengembangkan, menguji, dan menerapkan teknologi Konverter Kit Amin Ben Gas (ABG), sebuah alat konversi mesin berbahan bakar minyak (BBM) menjadi gas, yang dinilai mampu menekan biaya operasional secara signifikan, terutama bagi nelayan dan petani," kata Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung, Prof. Dr. Ir. Anas Ma'ruf, MT saat dihubungi melalui telepon di Pontianak, Senin.
Menurut Prof Anas, teknologi konverter dari sistem bensin dan gas yang dikembangkan Amin memungkinkan mesin berbasis BBM untuk bekerja secara hibrida menggunakan gas dan bensin secara bergantian, tergantung kebutuhan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan konverter kit ABG mampu menghemat biaya operasional hingga 70 persen dibandingkan dengan penggunaan BBM sepenuhnya.
"Ini adalah teknologi lokal yang terbukti andal. Rancangannya telah berkembang hingga generasi kesembilan, dan setiap versi baru membawa peningkatan signifikan, terutama dalam hal kestabilan pembakaran dan efisiensi energi," ujar Prof Anas.
Ia menambahkan meskipun beberapa produk impor dari Eropa dan Jepang pernah masuk ke Indonesia, belum ada yang mampu menandingi kualitas dan ketahanan konverter kit rancangan Amin.
"Inovasi ini tidak hanya menawarkan efisiensi, tetapi juga menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk luar dan menekan penggunaan bahan bakar fosil yang berkontribusi terhadap pencemaran udara," katanya.
secara terpisah, inovator Konverter Kit ABG, Amin mengatakan dari sekian banyak penghargaan yang diterimanya selama ini, penghargaan dari ITB adalah yang paling membanggakan, karena datang dari lembaga pendidikan tinggi ternama yang fokus pada pengembangan teknologi, khususnya teknologi mesin.
Amin menyampaikan kerja sama pengembangan konverter kit ABG bersama ITB telah berlangsung sejak tahun 2012 dan terus berjalan hingga kini. Selama lebih dari satu dekade, teknologi tersebut mengalami berbagai penyempurnaan, baik dari sisi desain maupun efisiensi sistem pembakarannya.
Amin menegaskan bahwa teknologi ABG bukan hanya bermanfaat bagi sektor perikanan dan pertanian, tetapi juga mampu membuka lapangan kerja baru serta membantu pemerintah dalam mengurangi beban subsidi BBM melalui transisi ke LPG.
"Dengan beralih ke LPG, kita tidak hanya menghemat pengeluaran, tetapi juga turut menjaga lingkungan dari pencemaran gas buang. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi-inovasi baru sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Ia juga mendorong generasi muda di daerah untuk berani berinovasi dan melakukan riset, serta tidak ragu untuk menampilkan karya mereka ke tingkat nasional.
"Kita ingin membangun semangat bahwa anak-anak daerah juga bisa menciptakan teknologi yang bermanfaat luas. Yang penting, mereka harus didukung dan tidak dibiarkan berjalan sendiri," kata Amin.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS