Google Umumkan Pembaruan Gmail: 3 Miliar Pengguna Harus Ambil Keputusan Penting | Borneotribun.com

Jumat, 11 April 2025

Google Umumkan Pembaruan Gmail: 3 Miliar Pengguna Harus Ambil Keputusan Penting

Google Umumkan Pembaruan Gmail 3 Miliar Pengguna Harus Ambil Keputusan Penting
Google Umumkan Pembaruan Gmail: 3 Miliar Pengguna Harus Ambil Keputusan Penting.

JAKARTA - Gmail baru saja mengumumkan dua pembaruan besar yang berdampak pada lebih dari 3 miliar penggunanya di seluruh dunia. 

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), Google mencoba membawa email ke era yang lebih aman dan cerdas. 

Tapi di balik inovasi ini, ada keputusan penting yang harus diambil pengguna: pilih privasi atau kecanggihan AI?

Ancaman Baru dari Serangan Berbasis AI

Perusahaan keamanan siber seperti Hoxhunt dan Cofense memperingatkan bahwa serangan siber kini semakin canggih berkat AI. 

Serangan phishing tidak lagi menyasar massal secara acak, tapi disesuaikan secara khusus untuk korban tertentu. 

Teknik baru yang disebut “precision-validated phishing” memungkinkan penjahat siber hanya menargetkan email yang benar-benar aktif dan bernilai tinggi.

Dengan kemampuan AI membuat email jebakan yang terlihat sangat meyakinkan, banyak sistem keamanan yang kewalahan. 

Meskipun Google dan Microsoft mengklaim mampu menyaring lebih dari 99% spam dan phishing, tetap saja ada jutaan email berbahaya yang lolos.

Pembaruan Gmail: Keamanan dan Kecerdasan

Di tengah ancaman ini, Google merilis dua fitur baru untuk Gmail:

  1. End-to-End Encryption (E2EE) untuk Organisasi

    Google mengumumkan bahwa Gmail kini mendukung enkripsi ujung ke ujung (E2EE) bagi organisasi yang menggunakan layanan Workspace. 

  2. Artinya, email yang dikirim dan diterima akan dienkripsi, sehingga Google maupun pihak ketiga tidak bisa membacanya. 

  3. Sayangnya, fitur ini belum tersedia untuk pengguna individu. 

  4. Selain itu, menurut laporan Ars Technica, E2EE Gmail ini belum sepenuhnya “true E2EE”, karena kunci enkripsi masih berada dalam infrastruktur klien, bukan sepenuhnya di tangan pengirim dan penerima.

  5. AI Relevancy Search

    Google juga memperkenalkan pencarian pintar yang didukung AI. Fitur ini membantu pengguna menemukan email yang paling relevan berdasarkan seberapa sering mereka membukanya, waktu terbaru, dan seberapa sering berinteraksi dengan pengirim. 

  6. Namun, ada catatan penting: fitur ini tidak berlaku untuk email yang dienkripsi E2EE. 

  7. Karena Google tidak memiliki akses ke isi email tersebut, maka AI tidak bisa “membaca” dan menganalisisnya.

Pilih AI atau Privasi?

Kedua fitur ini menunjukkan dilema yang dihadapi pengguna. Di satu sisi, AI bisa membuat Gmail lebih pintar dan efisien. 

Di sisi lain, jika memilih fitur keamanan seperti E2EE, maka pengguna harus rela melepas sebagian kecanggihan AI.

Inilah alasan mengapa banyak orang mulai beralih dari email ke platform pesan instan yang lebih cepat, aman, dan dirancang untuk zaman sekarang. 

Email, dengan arsitekturnya yang sudah lama, mulai terasa ketinggalan zaman jika tidak segera direvolusi.

Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?

Pengguna kini dihadapkan pada pilihan penting: apakah ingin memprioritaskan keamanan dan privasi dengan E2EE, atau memilih kemudahan dan efisiensi dengan AI? Tak ada jawaban yang benar atau salah, tapi penting bagi setiap orang untuk memahami risikonya dan mengambil keputusan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Di tengah maraknya serangan siber berbasis AI dan teknik phishing yang makin canggih, kesadaran dan kewaspadaan pengguna jadi kunci utama dalam menjaga keamanan data pribadi.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.