Duel Klasik Al Ahli Melawan Al Ittihad Suguhkan Drama Seru dan Gol di Menit Menit Akhir | Borneotribun.com

Sabtu, 12 April 2025

Duel Klasik Al Ahli Melawan Al Ittihad Suguhkan Drama Seru dan Gol di Menit Menit Akhir

Duel Klasik Al Ahli Melawan Al Ittihad Suguhkan Drama Seru dan Gol di Menit Menit Akhir
Duel Klasik Al Ahli Melawan Al Ittihad Suguhkan Drama Seru dan Gol di Menit Menit Akhir.

JAKARTA - Kalau Riyadh dikenal sebagai pusat pemerintahan dan keuangan Arab Saudi, maka Jeddah bisa dibilang adalah ibukota sepak bola negara ini. Saya berkesempatan melakukan perjalanan ke pesisir barat Semenanjung Arab untuk menyaksikan salah satu laga paling panas: Derbi Laut Merah antara Al-Ahli dan Al-Ittihad.

Pertandingan ini bukan sembarang laga. Al-Ahli dan Al-Ittihad adalah dua klub tertua di Arab Saudi, bahkan lebih dulu eksis dibanding rival-rival dari Riyadh. Maka tak heran jika laga ini dianggap sebagai pertandingan paling prestisius di negeri ini. Para penggemar sangat serius dalam mendukung tim mereka, dan atmosfernya benar-benar luar biasa.

“Saya rasa ini derbi terbesar di Arab Saudi,” kata Fawad, seorang penggemar Al-Ahli yang saya temui di taman penggemar sebelum pertandingan. “Kami punya tim terbaik dan fans terbaik. Lihat saja stadion nanti, ini salah satu derbi terbesar di dunia.”

Pendapat ini diamini oleh Salem, pendukung Al-Ittihad yang datang dengan seragam kuning-hitam. “Ini pertandingan spesial. Yang paling spesial di seluruh Arab Saudi. Ini laga yang tak terlupakan.”

Stadion King Abdullah Sports City yang megah menjadi panggung pertandingan ini. Meski baru dibangun sekitar 10 tahun lalu, stadion ini punya aura khas yang tidak saya rasakan saat berada di Riyadh. Dengan kapasitas hampir 65.000 penonton, suasananya sangat meriah bahkan sejak empat jam sebelum kick-off.

Ketika saya masuk ke stadion, suasana makin panas. Para ultras Al-Ahli tampil total: mereka menabuh genderang, menyanyikan yel-yel, dan memimpin koreografi tribun seperti orkestra. Di sisi lain, fans Al-Ittihad tak mau kalah, meski jumlah mereka lebih sedikit karena status tandang.

Saat para pemain memasuki lapangan, dua koreografi besar muncul. Fans Ittihad membentangkan banner raksasa bergambar conquistador, sementara fans Ahli membentuk gambar naga besar dengan tulisan “Caution”. Lucunya, beberapa huruf di tulisan itu berwarna kuning — sindiran halus untuk Al-Ittihad yang dijuluki "The Tigers".

Laga berlangsung ketat dan penuh emosi. Ada dorong-dorongan, diving, hingga dua momen VAR dalam dua menit yang membuat penonton makin bersuara lantang. Babak pertama berakhir tanpa gol, tapi atmosfer tetap panas.

Di babak kedua, Roger Ibañez mencetak gol untuk Al-Ahli, sebelum Moussa Diaby menyamakan kedudukan. Saat pertandingan seolah akan berakhir 1-1, kesalahan kecil dari N’Golo Kanté dimanfaatkan Ivan Toney untuk membawa Al-Ahli unggul lagi. Namun drama belum selesai — di menit ke-90+5, Karim Benzema mencetak gol penyeimbang untuk Ittihad. Skor akhir: 2-2.

Saat pertandingan usai dan saya berjalan keluar dari stadion di tengah malam yang tetap panas, saya teringat obrolan sebelumnya dengan dua fans muda. “Kami mungkin belum sebesar liga Inggris,” kata Fawad. “Tapi kenapa tidak lebih besar dari Liga Prancis atau Jerman?”

Dengan bintang seperti Cristiano Ronaldo, Benzema, hingga Toney bermain di liga ini, dan derbi semegah ini tersaji di Jeddah, saya mulai berpikir mungkin mereka memang punya alasan untuk bermimpi besar.

*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  

Bagikan artikel ini

Tambahkan Komentar Anda
Komentar

Konten berbayar berikut dibuat dan disajikan Advertiser. Borneotribun.com tidak terkait dalam pembuatan konten ini.