![]() |
Ancelotti Murka Endrick Dinilai Main Gaya Saat Peluang Emas Real Madrid Terbuang Sia Sia. |
JAKARTA - Penyerang muda Real Madrid, Endrick, mendapat teguran keras dari pelatih kepala Carlo Ancelotti setelah tampil kurang maksimal dalam kemenangan tipis 1-0 atas Getafe pada laga La Liga yang berlangsung hari kamis dini hari kemarin.
Momen ini menjadi sorotan bukan hanya karena menjadi laga debut starter Endrick di La Liga musim ini, tapi juga karena keputusannya yang dianggap “tidak tepat” oleh sang pelatih.
Momen yang Bikin Ancelotti Geram
Di menit ke-55, Real Madrid masih unggul tipis 1-0 lewat gol Arda Guler. Saat itulah Eduardo Camavinga mengirim umpan terobosan yang membelah pertahanan Getafe dan mengarahkan bola langsung ke Endrick.
Dengan hanya tinggal menghadapi kiper David Soria, publik seolah menanti momen magis dari sang wonderkid asal Brasil itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Endrick mencoba men-chip bola melewati penjaga gawang Getafe, gaya eksekusi yang biasa disebut "scoop shot" atau “showboating” oleh sebagian pelatih. Sayangnya, eksekusi tersebut meleset jauh dari harapan.
Bola yang seharusnya melambung melewati Soria justru mengarah lemah ke tangkapan sang kiper. Sebuah peluang emas terbuang percuma, dan tak lama kemudian, Endrick ditarik keluar lapangan.
Komentar Tajam dari Ancelotti
Setelah pertandingan, Ancelotti tidak menahan diri untuk mengomentari aksi anak asuhnya tersebut. Dalam konferensi pers, pelatih asal Italia itu berkata dengan nada serius, “Dia tidak boleh melakukan hal-hal seperti itu. Dia masih muda dan harus belajar. Tapi dalam sepak bola, hal seperti ini tidak boleh terjadi. Dalam posisi seperti itu, seharusnya dia menendang sekeras mungkin, bukan bermain-main. Ini bukan klub teater drama.”
Pernyataan Ancelotti ini menjadi bukti bahwa ia tidak menyukai gaya main yang terlalu "atraktif" atau mencoba tampil gaya di saat yang tidak tepat.
Terlebih lagi, ini adalah laga yang krusial di mana Madrid berjuang keras menjaga jarak poin dengan Barcelona di klasemen La Liga.
Bukan Hanya Endrick, Lini Serang Madrid Masih Kurang Efisien
Teguran kepada Endrick bukan satu-satunya kritik yang dilontarkan Ancelotti malam itu. Pelatih berusia 64 tahun itu juga mengungkapkan bahwa secara umum lini depan Los Blancos masih belum menunjukkan efektivitas maksimal.
“Kami masih kurang efektif. Di babak pertama kami punya beberapa peluang, begitu juga saat serangan balik di babak kedua. Tapi tidak ada yang benar-benar dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Hal ini memang jadi perhatian tersendiri bagi Madrid yang tengah memburu gelar juara, baik di La Liga maupun Copa del Rey.
Arda Guler Jadi Penyelamat, Tuai Pujian dari Pelatih
Di tengah kritik terhadap penyelesaian akhir pemain depan Madrid, Ancelotti justru memberikan pujian setinggi langit kepada Arda Guler, gelandang muda asal Turki yang mencetak gol kemenangan.
Gol itu tercipta di menit ke-21 lewat sepakan keras menggunakan kaki kanan – kaki yang bukan dominan bagi Guler.
“Dia bermain dengan kualitas, ketenangan, dan tampil sangat baik. Masa depannya lebih cocok di posisi gelandang tengah dalam formasi 4-4-2 atau 4-3-3.
Ia punya kualitas luar biasa dalam membangun permainan,” kata Ancelotti.
Meski masih dianggap kurang kuat dalam duel fisik, pelatih veteran itu yakin Guler punya potensi besar untuk menjadi kreator permainan Real Madrid di masa depan.
Bagaimana Nasib Endrick ke Depannya?
Gagalnya Endrick memanfaatkan peluang emas serta gaya main yang dianggap tidak efisien oleh Ancelotti kemungkinan besar akan mempengaruhi menit bermainnya ke depan.
Apalagi, Real Madrid akan segera menghadapi laga final Copa del Rey melawan Barcelona – pertandingan yang sangat menentukan musim mereka.
Jika Kylian Mbappe benar-benar pulih dari cedera tepat waktu, kehadirannya tentu akan memperkecil peluang Endrick untuk tampil, bahkan dari bangku cadangan sekalipun.
Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang lebih memilih pengalaman dan efisiensi dalam pertandingan besar.
Dan dengan komentar terbuka seperti itu, bisa jadi Endrick akan dipinggirkan lebih jauh untuk beberapa waktu ke depan.
Masa Depan Endrick Masih Cerah, Tapi Butuh Waktu
Meskipun mendapat kritik, bukan berarti masa depan Endrick di Madrid suram. Usianya yang baru 18 tahun masih memberi waktu panjang untuk berkembang dan belajar dari kesalahan.
Teguran dari Ancelotti seharusnya bisa menjadi pelajaran berharga agar ia bisa lebih matang dalam mengambil keputusan di lapangan.
Endrick dikenal memiliki potensi besar sejak masih membela Palmeiras. Skill individu, kecepatan, dan naluri mencetak golnya sempat membuat banyak pengamat menyebutnya sebagai "the next big thing" dari Brasil.
Tapi bermain di klub sebesar Real Madrid tentu butuh adaptasi dan kedewasaan lebih.
Momen ini jadi pengingat bagi Endrick – dan juga semua pemain muda – bahwa bermain di level tertinggi membutuhkan lebih dari sekadar bakat.
Disiplin, pengambilan keputusan, dan memahami konteks permainan adalah hal yang harus terus diasah.
Ancelotti, meskipun keras dalam komentarnya, sebenarnya sedang memberi pesan jelas: jangan sia-siakan kesempatan.
Dalam sepak bola profesional, satu peluang bisa mengubah segalanya – baik karier maupun hasil pertandingan.
Bagi fans Madrid, insiden ini bukan akhir dunia. Justru bisa menjadi awal dari proses pendewasaan seorang bintang masa depan. Endrick hanya perlu waktu, dan yang terpenting, kemauan untuk belajar dari setiap kesalahan.
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS